Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN JURNAL

Pertanyaan klinis

Apakah pemberian besi + seng + vitamin A pada anemia defisien besi lebih efektif
meningkatkan kadar Hb dan retikulosit dibandingkan besi saja?
P

: Pasien anemia defisiensi besi

: pemberian besi + seng + vitamin A

: pemberian besi saja

: peningkatan kadar Hb dan retikulosit

Latar belakang
Anemia defisiensi besi lebih sering ditemukan di negara yang sedang berkembang. Hal ini
disebabkan oleh kemampuan ekonomi yang terbatas, konsumsi protein hewani yang rendah,
serta makanan pokoknya berupa padipadian/biji-bijian (tumbuhan) yang rendah kandungan

Apakah bukti tentang aspek terapi ini valid ?

Apakah alokasi pasien pada penelitian ini


dilakukan secara acak? Dan apakah daftar
randomisasi ini disembunyikan
(concealed) (terhadap dokter yang terlibat
dalam penelitian, penentuan pasien secara
acak? Atau apakah pada penelitian
tersebut penjelasan pengambilan sampel
secara acak dijelaskan secara rinci dan
lengkap?

Ya. Pada penelitian ini pengambilan sampel


diambil secara tersamar tunggal.
Kriteria Inklusi adalah pada semua anak usia
5-11 tahun yang dicurigai ADB dengan pucat
dilakukan pengambilan darah vena 5 ml oleh
petugas laboratorium untuk pemeriksaan
darah rutin, retikuilosit, SI, TIBC.pada semua
anak yang positif ADB dilakukan
pengambilan tinja untuk oemeriksaan darah
samar (tes bensidin) dan telur cacing. Anak
menderita cacingan diberi terapi dan tetap
diikutsertakan dalam penelitian, sedangkan
yang positifa darah samar dikeluarkan dari
penelitian.
Kriteria eksklusi meliputi ADB berat, penyakit
kronis, gizi buruk, obesitas, telah mendapat
terapi dengan salah satu preparat tersebut,

perdarahan gastrointestinal dan sedang


menderita sakit
Penelitian dilakukan di beberapa panti asuhan
di Manado dari Desember 2006-Maret 2007.
2

Apakah pengamatan pasien dilakukan


secara panjang dan lengkap?

Ya. Pengamatan terhadap pasien dilakukan


secara lengkap. Outcome yang diukur adalah
peningkatan kadar Hb dan retikulosit setelah
pemberian preparat besi + vitamn A + seng

Apakah semua pasien dalam kelompok


yang diacak, dianalisis (bila drop out
terlalu besar>20% dilakukan intention to
treat analysis dengan mengambil
kemungkinan terburuk?

Ya.
4 anak akhirnya dikeluarkan dari penelitian
karena 1 anak tidak minum obat teratur, 2
anak tidak ada saat pemeriksaan akhir dan 1
anak telah keluar dari panti asuhan, sehingga
di akhir penelitian didapatkan 52 anak dari 60
sampel awal (26 kelompok I dan 26 kelompok
II).
Nilai drop out hanya 13%

Apakah pasien dan dokter tetap blind


dalam melakukan terapi yang diberikan?

Tidak, karena dokter mengetahui terapi dan


dosis yang diberikan pada kelompok kontrol.

Apakah semua kelompok diperlakukan


sama, selain dari terapi yang diuji?

Ya. Semua pasien mendapat perlakuan yang


sama selama penelitian, termasuk jenis
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan.

Apakah kelompok terapi dan kelompok


kontrol sama/mirip?

Ya. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada


kedua kelompok dalam distribusi jenis
kelamin, umur dan status gizi.

Kesimpulan, penilitian ini valid namun, tidak double blinded

II

Apakah bukti tentang aspek terapi yang valid ini penting?

Seberapa besar pengaruh terapi tersebut


(besaran penting ditunjukkan dengan
menghitung jumlah yang dibutuhkan
untuk diobati)?

Tidak dapat dihitung

Seberapa besar presisi estimasi dari


pengaruh terapi tersebut?

Tidak dapat dihitung

Kesimpulan, penilitian ini tidak dapat dibuktikan kepentingannya

II
I

Apakah kita dapat menerapkan bukti tentang aspek terapi yang valid dan
penting ini pada pasien kita?

Apakah pada pasien kita terdapat


perbedaan bila dibanding dengan yang
terdapat pada penelitian sehingga hasil
penelitian tersebut tidak dapat diterapkan
pada pasien kita?

Tidak.
Pasien kita mempunyai kesamaan
dengan penelitian ini.

Apakah terapi tersebut mungkin dapat


diterapkan pada pasien kita?

Ya.

Apakah pasien kita mempunyai potensi


Apabila terapi ini diterapkan pada
yang menguntungkan atau merugikan bila pasien kita akan menguntungkan,
terapi tersebut diterapkan?
sebab :
Pada kelompok I didapatkan gizi
kurang 19 anak (73,1 %) dan
kelompok II/kontrol didapatkan gizi
kurang 15 anak (57,7 %). Terdapat
kenaikan kadar Hb yang sangat
bermakna sebelum dan sesudah
pemberian besi + vitamin A + seng (p
< 0,001).
Hasil uji perbedaan kadar retikulosit
sebelum dan sesudah pemberian besi
+ vitamin A + seng memperlihatkan
kenaikan retikulosit yang sangat
bermakna (p<0,001)
Hasil uji perbedaan kadar Hb antara
kelompok I dan kelompok II secara
statistik memperlihatkan perbedaan
bermakna. < 0,001

Namun, Pada uji perbedaan kadar


retikulosit antara kelompok I dan

Kelompok II secara statistik tidak


didapatkan perbedaan (p>0,05)

Kesimpulan, penilitian ini dapat diterapkan

Anda mungkin juga menyukai