BAB 2
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1
Lingkungan kerja
Menurut Ahyari dalam Susilo (2008), bahwa lingkungan kerja adalah merupakan
suatu lingkungan dimana karyawan tersebut bekerja. Menurut Sedarmayanti dalam
Susilo (2008), menyatakan lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan
yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang, metode kerjanya, serta
pengaturan kerjanya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.
Menurut Akinyele Samuel Taiwo (2010) dalam journalnya yang berjudul The
influence of work environment on workers productivity : A case of selected oil and gas
industry in Lagos,Nigeria berpendapat bahwa bayaran yang tinggi, lingkungan kerja
yang baik dan kondusif dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Menurut Angraini,Putri (2012) dalam journalnya yang berjudul Pengaruh
Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Perusahaan Brem
Bali Firma Udiyana Di Sanur, Denpasar menyimpulkan bahwa tidak ada seorangpun
karyawan yang menyatakan lingkungan kerjanya sempurna sekali dan begitu juga tidak
seorangpun yang menyatakan lingkungan kerjanya kurang sekali, sehingga lingkungan
kerja dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan
Menurut Kekalainen,Pirjo et al (2010) dalam journal yang berjudul Effect of
reduced summer indoor temperature on symtoms, perceived work environment and
productivity in office work menyimpulkan bahwa dengan adanya renovasi, kenyamanan
ruangan, suhu ruangan dan kualitas udara dapat meningkatkan produktivitas kerja
sebesar 4,4 persen.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan
kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar tempat para pekerja bekerja, baik fisik
maupun non fisik yang dapat mempengaruhi proses pekerjaan yang dikerjakan oleh
pekerja tersebut.
10
keselamatan dan kelancaran kerja, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan
(cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas
mengakibatkan penglihatan menjadi kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat,
banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam
melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. Pada dasarnya, cahaya
dapat dibedakan menjadi empat yaitu :
a)
Cahaya langsung
b)
Cahaya setengah langsung
c)
Cahaya tidak langsung
d)
Cahaya setengah tidak langsung
2.
Temperatur di tempat kerja
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur yang
berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal,
dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan dirinya dengan
temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi
panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.
Menurut hasil penelitian, untuk berbagai tingkat temperatur akan memberi pengaruh
yang berbeda. Keadaan kemampuan beradaptasi tiap karyawan berbeda, tergantung di
daerah bagaimana karyawan dapat hidup.
3.
Kelembaban di Tempat Kerja
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasa
dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh
temperatur udara, dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan
11
udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh
manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan
dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan
pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh
lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai
keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu disekitarnya.
4.
Sirkulasi Udara di Tempat Kerja
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menjaga
kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar dikatakan kotor
apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan
gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara
segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil
oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Dengan cukupnya oksigen di sekitar tempat
kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman di sekitar
tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa
sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat
lelah setelah bekerja.
5.
Kebisingan di Tempat Kerja
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya
adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki,
karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan
bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan
menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena
pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar
pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
12
Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentukan tingkat
gangguan terhadap manusia, yaitu :
a)
Lamanya kebisingan
b)
Intensitas kebisingan
c)
Frekwensi kebisingan
Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk akibatnya,
diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.
6.
sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang
tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena
ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekwensinya.
Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekwensi ala mini
beresonasi dengan frekwensi dari getaran mekanis. Secara umum getaran mekanis dapat
mengganggu tubuh dalam hal :
a)
Konsentrasi bekerja
b)
Datangnya kelelahan
c)
Timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap :
7.
karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus
menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian air condition yang
tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan
yang mengganggu di sekitar tempat kerja.
8.
Tata Warna di Tempat Kerja
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaikbaiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan
dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadp
13
perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih,
dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan dan emosional
manusia.
9.
Dekorasi di Tempat Kerja
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi
tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara
mengukur tata letak, tata warna, perlengkapan, kebersihan dan lainnya untuk bekerja.
Upaya untuk menjaga dekorasi tempat kerja ini tetap terjaga, bisa menggunakan jasa
office boy (OB).
10.
Musik di Tempat Kerja
Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu
dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh karena
itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dibunyikan di tempat kerja. Tidak
sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan mengganggu konsentrasi
kerja.
11.
Keamanan di Tempat Kerja
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkunga kerja tetap dalam keadaan aman
maka perlu diperhatikan adanya keberadaanya. Salah satu upaya untuk menjaga
keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan
(SATPAM).
Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan kerja non fisik (psikologis)
menurut Simamora (2004,p.609) yaitu:
a.
erat antar pegawai. Hubungan kerja yang erat antar pegawai dapat meningkatkan
semangat kerja. Menurut Pabundu (2006,p.79) menyatakan bahwa hubungan manusiawi
dalam organisasi dapat terjadi secara horizontal, vertikal dan diagonal. Hubungan
horizontal adalah hubungan antar sesama rekan kerja baik hubungan antar sesama
14
bawahan maupun hubungan antar sesama atasan. Hubungan vetikal adalah hubungan
antar atasan dengan bawahan, sementara hubungan diagonal adalah hubungan antar
atasan dari suatu organisasi dengan seseorang atau sekelompok bawahan dari unit
organisasi lainnya. Dalam menjalin hubungan antar pribadi tersebut diprlukan
keramahan, suasana saling mempercayai, selaras, kerjasama yang baik sehingga tercipta
lingkungan kerja psikologis yang nyaman yang dapat mendorong semangat kerja
pegawai.
b.
Supervisi. Peranan supervisi dalam suatu lingkungan kerja cukup penting,
terutama dalam hal memotivasi bawahan dan memperlancar komunikasi. Supervisor
hendaknya seorang yang berpengalaman, cakap dan manusiawi sehingga mampu
melatih, mengarahkan, mendorong, bersikap simpatik serta menunjukkan masalah dan
jalan pemecahannya terhadap bawahan. Supervisi harus mampu membangun
komunikasi yang baik dan bersifat bebas antara atasan dan bawahan sehingga dapat
mengungkapkan sesuatu secara jujur tanpa rasa takut. Hal tersebut dapat membuat
supervisor dapat memahami perasaan, aspirasi, serta tujuannya. Adanya supervisi yang
baik dapat mempengaruhi lingkungan kerja yang nyaman sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
c.
Peraturan dan Kebijakan. Peraturan dan kebijakan lembaga yang berimbang
dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga menjadi faktor pendorong
semangat kerja. Peraturan merupakan tata tertib atau pedoman perilaku dalam
pengambilan keputusan bagi pimpinan tingkat bawah. Peraturan dan kebijakan kantor
serta keputusan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban pegawai hendaknya
memberikan rasa keadilan serta dapat menciptakan perasaan aman dan nyaman bagi
pegawai. Peraturan dan kebijakan tersebut antara lain tentang jam kerja perminggu, etika
15
di tempat kerja, jam istirahat, disiplin kerja, waktu libur, sikap dan tingkah laku, serta
sanksi pelanggaran.
2.1.2
Stres Kerja
16
17
stress dan kepuasan adalah faktor yang mempengaruhi produktivitas seseorang dalam
bekerja.
Menurut Nash, James (2010) dalam journal yang berjudul Taking the Stress Out
of Work menyimpulkan bahwa pekerja yang memiliki tingkat stress yang tinggi di
dalam menjalankan pekerjaannya dapat mempengaruhi jalannya perusahaan.
Menurut Donna M. et al (2011) dalam journalnya yang berjudul Violence
Against Nurses and its impact on stress and productivity menyimpulkan bahwa
kekerasan yang ada di tempat kerja merupakan masalah yang signifikan bagi perawat
karna dapat mempengaruhi tingkat stress kerja yang tinggi dan dapat menurunkan
produktivitas kerja perawat tersebut.
Dan menurut Muhammad Nassem Shadid, Khalid latif, DR. Nadeem sohail dan
Muhammad Allem Ashraf (2012) dalam journal yang berjudul Work Stress and
Employee Performance in Banking Sector Evidence From District Faisalabad, Pakistan
berpendapat bahwa stres kerja adalah masalah yang meningkat dalam organisasi dan
sering menimbulkan efek negatif bagi kinerja pekerja.
Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa terjadinya stres kerja adalah
dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan
dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaanya dan dapat terjadi pada semua kondisi
pekerjaan.Adanya beberapa atribut tertentu sperti tuntutan efisiensi dalam pekerjaan atau
beban kerja dapat mempengaruhi daya tahan stres seorang karyawan.
2.1.2.3 Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja
Cooper dalam Arnold (2005:P395-410), terkait dengan seluruh jenis pekerjaan,
menjabarkan tujuh faktor yang menyebabkan terjadinya stres kerja, antara lain:
18
yang
mungkin
menyebabkan
gangguan-gangguan
perut.
seseorang.
Tingkat resiko dan bahaya yang dihadapi
Pekerjaan yang mempunyai resiko atau bahaya yang tinggi akan
menghasilkan tingkat stres yang tinggi.
Teknologi baru
Mengajarkan teknologi baru dengan cara dan metode yang lama akan
19
20
21
bakatnya.
6. Budaya dan Iklim Organisasi
Bagaimana para tenaga kerja mempersepsikan kebudayaan, kebiasaan, dan
iklim dari organisasi adalah penting dalam memahami sumber-sumber stres
potensial sebagai hasil dari beradanya mereka dalam organisasi: kepuasan dan
ketidakpuasan kerja berkaitan dengan penilaian dari struktur dan iklim
7.
organisasi.
Home-Work Interface
Home-Work Interface atau pekerjaan rumah antar muka biasanya diberi
label konflik dalam literatur stres. Konflik ini dapat berupa salah satu atau dari
dua arah gangguan bekerja dengan keluarga (di mana tuntutan pekerjaan
menciptakan kesulitan untuk kehidupan rumah) dan gangguan keluarga dengan
22
23
Pendekatan Individu
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi tingkatan
stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu ;
pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial.
Dengan pengolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat
menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang
tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar
lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat.
Selain itu untuk mengurangi stres yang dihadapi pekerja perlu dilakukan
kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi
stres adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan
b.
24
tugas
secara
tepat,
dan
kalau
perlu
ia
25
reaksi
yang
diberikan.
Demikian
juga
terhadap
dan
melepas
ketegangan
otor.
Olahraga
juga
membantu
26
Bila bayi prematur dapat berkembang lebih baik setelah dipijat, orang
dewas pun ternyata dapat memperoleh efek yang sama. Hal ini sangat
baik untuk relaksasi dan penormalan tekanan darah yang akan
memperbaiki kualitas tidur. Dengan cara-cara tertentu orang dapat
meraskan manfaat yang besar dalam meredakan stres.
c) Meditasi-Relaksasi
Terapi yang asalnya dari budaya timur ini juga tampaknya mulai banyak
digunakan dan diketahui dapay mengatur arus hormon stres dan
membantu menormalkan detak jantung dan tekanan darah. Namun tentu
saja pelaksanaan meditasi ini perlu dibimbing oleh ahlinya sebab
sensitifitas setiap orang berbeda.
d) Dukungan Sosial
Kehadiran orang lain dapat membantu kita mengatasi stres. Dengan
berbagai perasaan (terutama dengan teman senasib) akan membantu
meringankan beban yang dirasakan. Seperti penelitian pada penderita
kanker yang kemudian lebih menerima dan mempersiapkan keadaan
dirinya secara rasional daripada meratapi nasib.
e) Aromaterapi
Terapi ini dapat memberikan ketenangan dalam mengurangi stres, dengan
cara meneteskan aromaterapi pada kapas dan diletakkan ditempat seperti :
f)
27
ii.
iii.
h) Berdoa
Memohon doa kepada Tuhan yang maha Esa sangat berfungsi sebagai
pelindung dan merupakan penyembuhan yang paling baik agar terhindar
dari stres.
2.1.3
Produktivitas Kerja
28
29
kuantitas dan waktu. Sedangkan dimensi kedua berkaitan dengan upaya membandingkan
masukan dengan realisasi penggunanya atau bagaimana hal tersebut dilaksanakan.
Dari definisi-definisi di atas secara umum produktivitas mengandung pengertian
perbandingan anatara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan, atau dapat diformulasikan sebagai berikut :
30
pada hasil kerja atau kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan dan output
sebagai keluarannya yang merupakan indicator daripada kinerja karyawan dalam
menentukan bagaimana usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi dalam suatu
organisasi.
2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Menurut Timpe, Dale A (dalam Sri Budi Cantika Yuli 2005 : 205)
mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang sekaligus sebagai faktor kunci untuk
mencapai produktivitas dan kreativitas yang tinggi, yaitu :
a) Keahlian dan manajemen yang bertanggung jawab
Manajemen adalah faktor utama dalam setiap produktivitas perusahaan dan
merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh semua perusahaan dalam
mencapai puncak produktivitas. Untuk mencapai produktivitas tinggi, setiap
anggota manajemen harus diberi motivasi tinggi, positif, dan secara penuh ikut
melaksanakan pekerjaan (bertanggung jawab) sesuai keahlian yang dimiliki.
b) Kepemimpinan yang luar biasa
Dari semua faktor, kepemimpinan manajerial memiliki pengaruh terbesar dalam
produktivitas. Pemimpin sejati menghasilkan orang-orang dan organisasiorganisasi terbaik karena pemimpin mengeluarkan reaksi-reaksi emosional
positif yang kuat, dan orang cenderung memenuhi kebutuhan mereka dan
tumbuh di bawah kepemimpinan yang efektif. Oleh karena itu, penting sekali
bahwa manajemen bertindak sebagai katalis dalam meningkatkan potensi
kepemimpinan yang sudah ada dalam organisasi.
c) Kesederhanaan organisasi dan operational
Susunan organisasi harus diusahakan agar sederhana, luwes, dan dapat
disesuaikan dengan perubahan, selalu berusah mengadakan jumlah tingkat
31
32
1) Beban kerja
Berhubungan langsung dengan beban fisik, mental maupun social yang
mempengaruhi tenaga kerja sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai
dengan kemmpuannya perlu diperhatikan.
2) Kapasitas kerja
Kapasitas kerja adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya
pada waktu tertentu. Kapasitas kerja sangat bergantung pada jenis kelamin,
pendidikan, ketrampilan, usia dan status gizi.
3) Beban tambahan akibat lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang buruk akan memberikan dampak berupa penurunan
produktivitas kerja
Menurut M.Sinungan (2003, p.56) ada beberapa yang mempengaruhi
produktivitas kerja, antara lain :
1) Manusia
33
kemampuan
bersikap,
minat,
struktur,
pekerjaan,
dan
dunia,
masalah-masalah
perdagangan
34
Perbaikan pengupahan pada akhirnya akan dapay menjamin perbaikan gizi dan
kesehatan. Rendahnya tingkat pendapatan menyebabkan karyawan tidak dapat
memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, perumahan dan kesehatan
yang memadai, yang lebih lanjut menyebabkan produktivitas rendah.
c) Pemilihan teknologi sarana pelengkap untuk berproduksi
Seseorang yang menggunakan peralatan yang lengkap dan sempurna lebih tinggi
produktivitasnya disbanding denga orang yang menggunakan peralatan yang
lebih sederhana.
d) Peningkatan kemampuan pimpinan
Kemampuan dan tingkat produktivitas kerja yang tinggi dari karyawan tidak ada
begitu saja jika tidak didukung oleh pemimpin yang kreatif dan partisipatif.
Sedangkan M. Sinungan (2003,p.24-40), mengatakan bahwa ada beberapa
indicator yang dapat dijadikan dasar umtuk mengetahui tingkat produktivitas karyawan,
antara lain :
1) Tingkat absensi
Produktivitas suatu perusahaan dapat dilihat dari tingkat absensi yang ada.
Diamana semakin seringnya karyawan tidak masuk akan mengakibatkan
produksi menurun dan pengaruhnya akan menurunkan kesejahteraan pegawai.
Dalam arti kata semakin besar persentase dari tingkat absensi, maka
produktivitas kerja semakin menurun, semakin kecil persentase dari tingkat
absensi, maka produktivitas kerja semakin baik.
2) Tingkat produksi
Produksi merupakan salah satu indikasi bagi naik dan turunnya produktivitas
kerja. Produktivitas kerja yang meningkat dan ditunjukkan oleh timbulnya
motivasi kerja dan semangat kerja. Produktivitas yang naik tidak hanya
ditunjukkan oleh produksi naik, melainkan dari segi mutu atau kualitasnyapun
35
menggambarkan
adanya
produktivitas
naik.
Untuk
melihat
besarnya
4) Pemogokan
Pemogokan merupakan salah satu indicator dari produktivitas kerja. Pemogokan
merupakan suatu ungkapan ketidakpuasan bawahan terhadap pimpinan dimana
pemogokkan dapat menghambat produktivitas kerja dari perusahaan.
5) Tingkat tuntutan
Semakin banyak tuntutan menunjukkan bahwa adanya ketidakselarasan antara
keinginan atau harapan perusahaan terhadap karyawannya. Hal ini akan
mengakibatkan penurunan terhadap motivasi dan semangat kerja karyawan yang
mengakibatkan penurunan terhadap produktivitas kerja. Artinya besar atau
kecilnya tuntutan akan dapat mempengaruhi kerja.
2.1.4
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Judul
The influence of
Sumber
African Journal of Business
Hasil penelitian
Hasil dari penelitian ini
work environment
menunjukkan 70,49%
on workers
responden berpendapat
productivity : A
(2010)
36
meningkatkan produktivitas
Lagos,Nigeria
menunjukkan bahwa
masalah produktivitas kerja
karyawan terletak pada
lingkungan kerjanya.
Disimpulkan bahwa tidak
ada seorangpun karyawan
yang menyatakan
Pengaruh
lingkungan kerjanya
Lingkungan Kerja
Fisik Terhadap
Produktivitas Kerja
Karyawan Pada
Perusahaan Brem
menyatakan lingkungan
dapat mempengaruhi
Di Sanur, Denpasar
produktivitas kerja
karyawan
Effect of reduced
Setelah renovasi,
summer indoor
Building International 2,
kenyamanan ruangan
temperature on
symtoms, perceived
work environment
Tuomainen,Sari Kemppila,
and productivity in
office work
(2010)
produktivitas Tujuan
dilakukan dengan beberapa
karyawan melakukan kerja
37
solo menunjukkan
peningkatan 4,4 persen dari
efisiensi kerja di musim
Employee
Performance in
Banking Evidence
from District
Faisalabad,
Pakistan
(2012)
panas.
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa semua
komponen dari stress
menyebabkan stress besar
yang diderita oleh para
Bankir, sehingga
mengakibatkan
produktivitasnya menurun.
Hasil penelitian
International Journal of
menunjukkan bahwa
Productivity and
produktivitas serius
Performance Management
Halkos, Dimitrios
kepuasan
Bousinakis. (2010)
Taking the Stress
35 % populasi pekerja
Out of Work
memiliki pengalaman
Violence Against
jalannya perusahaan.
Kekerasan yang ada di
impact on stress
and productivity
38
(2011)
Productivity, New
Paradigm for
Management,
Accountant and
Business
Environment
International Journal of
Business and Management
Vol. 6, No. 6 : Daghani
Reza, Nasr Mohammadali,
Ahmad Mostafa .(2011)
Financial
bahwa perkembangan
Intermediation
Development and
secara signifikan
Total Factor
Productivity
Growth: Evidence
from Chinese
dipengaruhi oleh
produktivitas,pertumbuhan
mengontrol variabel lain,
seperti tingkat
Mainland
pembentukan modal,
Provincial Panel
Data
39
2.2
Kerangka Pemikiran
Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja
Fisik
Fisik
((
(X1)
(X1)
Produktivitas
Produktivitas
kerja
kerja Karyawan
Karyawan
(Y)
(Y)
Stres Kerja
Stres Kerja
(X2)
(X2)
2.3 Hipotesis
Menurut Sekaran (2006, p.135), hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan
yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variable yang diungkapkan dalam
bentuk pertanyaan yang dapat diuji. Hubungan tersebut dapat diperkirakan berdasarkan
jaringan asosiasi yang dapat ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk
studi penelitian.
Berikut ialah hipotesis yang peneliti rancang di dalam penelitian ini :
a) Untuk T-1
40
Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Lingkungan kerja fisik terhadap
Produktivitas kerja karyawan PT. Bank Bukopin Tbk kantor pusat.
Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara Lingkungan kerja fisik terhadap
Produktivitas kerja karyawan PT. Bank Bukopin Tbk kantor pusat.
b) Untuk T-2
Ho = Tidak ada pengaruh negatif yang signifikan antara Stres kerja terhadap
Produktivitas kerja karyawan PT. Bank Bukopin Tbk kantor pusat.
Ha = Ada pengaruh yang negatif signifikan antara Stres kerja terhadap
Produktivitas kerja karyawan PT. Bank Bukopin Tbk kantor pusat.
c) Untuk T-3
Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Lingkungan kerja fisik dan Stres
kerja terhadap Produktivitas kerja karyawan PT. Bank Bukopin Tbk kantor pusat.
Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara Lingkungan kerja fisik dan Stres kerja
terhadap Produktivitas kerja karyawan PT. Bank Bukopin Tbk kantor pusat.