Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
semua
system
penginderaan
(pendengaran,
penglihatan,
paling
maladaptif.
Jika
klien
sehat
persepsinya
akurat,
mampu
gambar
monster.
Penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu
d)
e)
F. Fase Halusinasi
persepsi meningkat.
Fase Kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman
internal dan eksternal, klien berada pada tingkat listening pada
halusinasi.
Pemikiran internal menjadi menonjol, gambaran suara dan sensasi
halusinasi dapat berupa bisikan yang tidak jelas klien takut apabila
orang lain mendengar dan klien merasa tak mampu mengontrolnya.
Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasi dengan
3)
4)
Fase Keempat.
Klien merasa terpaku dan tak berdaya melepaskan diri dari kontrol
halusinasinya. Halusinasi yang sebelumnya menyenangkan berubah menjadi
mengancam, memerintah dan memarahi klien tidak dapat berhubungan
dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan halusinasinya klien berada
dalam dunia yang menakutkan dalam waktu singkat, beberapa jam atau
selamanya. Proses ini menjadi kronik jika tidak dilakukan intervensi.
G.
2)
3)
membedakan
antara
halusinasi
dengan
realitas.
Tahap III
Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
halusinasinya daripada menolaknya
Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain
Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik
Gejala fisik dari ansietas berat seperti
berkeringat,
4)
Tahap IV
Prilaku menyerang teror seperti panik
Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang
lain
Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti amuk,
agitasi,menarik diri atau katatonik
Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang kompleks
Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang
H.
Pohon Masalah
Resiko tinggi mencedera diri sendiri ,orang lain & lingkungan
J. Kesimpulan
Jadi dari beberapa pendapat dapat di simpulkan bahwa halusinasi
ialah adanya rangsang apapun pada panca indera seorang, yang terjadi
dalam kehidupan sadar atau bangun, atau bentuk kesalahan pengamatan
tanpa pengamatan objektivitas penginderaan dan tidak disertai stimulus fisik
yang adekuat.