Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Paparan Konsep Menuju World Class Maintenance ini kami sadur berdasarkan
konsep dari Marshall Institute dan Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM)
mengenai alur kegiatannya, sedangkan yang terkait dengan organisasi kami
sarikan dari tutorial tentang Learning Organization oleh Doreen Warren.
Ada dua bahasan yang akan dipaparkan di bawah ini dalam rangka memotret
sistem manajemen perawatan industri, dalam upaya agar suatu sistem
perawatan industri dapat mencapai kategori World Class Maintenance.
Bahasan pertama bersifat filosofis dan bahasan kedua adalah hal-hal praktis
yaitu: tahapan, metode dan teknik perawatan yang harus diterapkan secara
konsisten untuk dapat mencapai World Class Maintenance tersebut.
Bahasan pertama mengacu pada anjuran yang diberikan oleh Marshall
Institute, dengan sedikit tambahan tentang Learning Organization yang perlu
untuk mempertahankan status World Class, dan bahasan kedua mengacu pada
salah satu anjuran dari Tokutaro Suzuki pada bukunya TPM for Process
Industries.
Kita tahu bahwa jenis perawatan yang paling primitif adalah perawatan reaktif
(reactive maintenance) yang berprinsip bahwa kita hanya akan melakukan
penanganan tertentu apabila telah terjadi kegagalan pada asset tersebut. Oleh
karena itu domain dari kegiatan ini disebut sebagai reaktif. Domain ini adalah
stabil dalam arti bahwa kita akan selalu melakukan kegiatan reaktif yang sama
terus menerus selama kita tidak mau berubah. Sifat pekerjaan ini atau sifat
penanganan ini disebut sebagai responsive work .
Implikasi dari penanganan seperti ini adalah sangat rendahnya reliability,
availability, dan kondisi serta kinerja dari asset yang didapat yang pada
gilirannya menjurus ke prestasi bisnis yang paling rendah. Domain ini tetap
akan bertahan apabila pemilik asset tidak merasa disaingi dalam bisnisnya.
Lihat Gambar 1 (Marshall Institute).
10
suatu organisasi pekerja keras, cukup staf, yang dirancang dengan baik dari
mereka-mereka yang memiliki kompetensi, yang bekerja secara harmonis satu
sama lainnya dalam melayani pabrik;
prosedur, metode, teknik perekaman yang dikembangkan secara baik yang
digunakan untuk secara cerdas dan efektif mengontrol kegiatan-kegiatan
perawatan dan sumber daya;
standar-standar kualitas dan prosedur yang tinggi untuk medapatkan kegiatankegiatan perawatan dengan prestasi tinggi;
kemampuan memproduksi melalui optimasi reliability peralatan dan utilisasi
asset dengan tetap memenuhi seluruh persyaratan-persyaratan pemasaran,
produksi dan compliance.
11
Peter Drucker menyatakan bahwa tugas dari bisnis adalah untuk membuat sumber
daya -- tenaga kerja, material, modal -- supaya produktif. Defisiensi yang paling
signifikan yang terkait dengan proses perawatan di kebanyakan pabrik adalah
sesuatu yang "systemic". Ini bukan merupakan masalah kompetensi manajemen,
kemampuan atau kegagalan, tetapi pada dasarnya merupakan kekurangan dalam
praktek dan sistem manajemen dengan mana sumberdaya secara produktif
dikendalikan. Jadi pada dasarnya, adalah kurangnya pemahaman yang jelas dan
konsisten dari peran strategik perawatan yang harus bermain dalam percaturan
produksi maupun bisnis (melalui reliability dan availabilty, kualitas dan unit cost yang
lebih rendah).
12
Maintenance Requests
Maintenance Planning and Scheduling
Work Management System; Work Order System
Information Management Systems (CMMS)
Preventive Maintenance Systems
Predictive Maintenance Systems
Inventory & Stores (Materials Control)
Supervisory/Leadership Skills
Training and Development
Organizational Structures
Maintenance and Reliability Engineering
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Klarifikasi, kaji dan perjelas tentang ada pada kondisi apa pelaksanaan
operasi saat ini dan penuhi syarat penggunaannya (konteks operasi),
mencipta (creating),
mengakuisisi (acquiring),
mentransfer (transferring), dan
mempertahankan (retaining) pengetahuan (knowledge) dan
melakukan modifikasi (modifying) perilaku yang ada saat ini (current
behaviour) untuk meningkatkan efisiensi (to increase efficiency).
26
27
Organisasi Konvensional
Terpaku pada pandangan manajemen
tentang methode dan goals
Membuat keputusan berdasarkan apa yang
saat ini terbaik diterapkan pada struktur
organisasi
Learning Organization
Fleksibel dan terbuka bagi ide-ide baru
1. Bersedia untuk mengabaikan status
quo demi innovasi
2. Management mendorong seluruh
anggautanya untuk secara terus
menerus memikirkan kembali apa
yang mereka kerjakan, bagaimana
mereka mengerjakan, dan
bagaimana seharusnya mereka
dapat mengerjakannya dengan lebih
baik
Mengantisipasi masa depan dan berjuang
untuk menciptakan services dan produk
sebelum yang lain sadar akan ini.
28
29
30