Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dimana, makalah ini dibuat untuk memenuhi
persyaratan Ujian Akhir Semester dalam mata kuliah Dinamika Kawasan Asia Pasifik dan
Australia. Dimana bahan atau sumber-sumber yang saya dapatkan atau diperoleh, berasal
dari sumber-sumber yang baik dan terpercaya. Baik dari buku, referensi, media massa,
hingga website. Sehingga kualitas makalah ini sesuai dengan standar penulisan ilmiah.
Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan tugas ini. Sehingga saya berharap untuk kritikan dan saran
yang membangun terhadap makalah ini. Dan penulis ingin mengucapkan terima kasih
banyak kepada Ibu Yusy Widarahesty selaku dosen dalam mata kuliah Dinamika Kawasan
Asia Pasifik dan Australia yang selalu memberikan ilmu serta pengetahuan baru kepada
penulis sehingga penulis bisa menerapkan ilmu serta pengetahuan tersebut dalam makalah
ini. Akhir kata, Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan berguna bagi
para pembaca makalah ini. sekian dan terimakasih.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Hormat Saya,

Muhammad Reza Mackulau

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................1
BAB I............................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................................4
1.4. Manfaat Penulisan..................................................................................................4
1.5. Sistematika Penulisan............................................................................................4
BAB II .........................................................................................................................6
2.1 Kerangka Pemikiran................................................................................................6
BAB III ........................................................................................................................7
3.1. Sejarah dan Perkembangan Praktik Korupsi di Tiongkok..8
3.2. Penerapan Hukuman Mati Bagi Praktik Korupsi di
Tiongkok....8
3.3. Efektivitas Penerapan Hukuman Mati ...........9
BAB IV.........................................................................................................................11
Kesimpulan...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

BAB I

2
ii

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pidana mati atau yang lebih dikenal sebagai hukuman mati, dewasa ini menjadi
topik menarik dalam berbagai diskursus politik, kemanusiaan, akademik, hingga
keagamaan. Fenomena hukuman mati begitu booming seiring dengan bertambahnya
jumlah orang yang dijerat pidana mati karena telah melakukan tindak pidana tertentu yang
secara yuridis telah memenuhi syarat untuk dipidana dengan pidana mati 1 Hukuman mati
tampil sebagai jargon yang sangat mengerikan. Betapa tidak, hak yang paling asasi, yaitu
hak hidup, harus dirampas oleh tangan hukum yang memiliki jerat bagi siapa saja yang
berani menantangnya.
Hukuman mati merupakan salah satu bentuk hukuman yang telah ada dan
dipraktikkan, terutama sejak abad pertengahan, terhadap berbagai macam kejahatan.
Terdapat beberapa cara pelaksanaan hukuman mati yang pernah diterapkan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan sistem hukum yang dianut suatu negara. Cara pelaksanaan
hukuman mati tersebut antara lain adalah salib, bakar, penggal, gantung, tembak, kamar
gas, kursi listrik, dan injeksi. Hukuman mati dengan cara disalib merupakan cara
pelaksanaan hukuman mati yang telah dikenal sejak masa sebelum Kristus hingga saat ini
di beberapa negara. Eksekusi hukuman mati mengalami pergeseran dari yang sifatnya
disertai dengan maksud penyiksaan menuju pada cara yang dipandang lebih manusia tanpa
melibatkan unsur penyiksaan Hal biasa yang selalu muncul adalah ada pihak yang pro dan
kontra terhadap hukuman tersebut. Berbagai sudut pandang digunakan guna memperkuat
argumen mereka tentang sah atau tidaknya hukuman mati ini, mulai dari sisi agama,
hukum social budaya dan tentu saja hak asasi manusia. 2
Sehubungan dengan tema yang diangkat makalah ini tentang Penerapan Hukuman
Mati Dalam Rangka Pemberantasan Korupsi (Studi Kasus : Hukuman Mati Bagi
Koruptor di Negara Tiongkok), Makalahiniberusahamembahaspertanyaanpertanyaan
1 Ali Mansyur, 2007, Aneka Persoalan Hukum, Semarang, Unissula Press. hal 23
2 Prof. A. Mansyur Effendi, SH.M.S dan Taufani Sulimana Evandri, SH.MH. 2007. HAM dalam
Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik dan Proses Penyusunan/Aplikasi Ha-Kham dalam Masyarakat.
Bogor: Ghalia Indonesia. hal.10

sebagaiberikut:Sepertiapakahhukumanmatiitu?,Apakahhukumanmatilayakuntuk
dipergunakan?Danapasajaprodankontradalampenerapanhukumanmatiini?Makalah
iniakanmembahaspertanyaanpertanyaantersebutsecaramendetaildanlebihmendalam
1.2. Rumusan Masalah
1. Seberapa efektifkah penerapan hukuman mati dalam upaya pemberantasaan
permasalahan korupsi dalam suatu Negara?
1.3. Tujuan Pembahasan
1. Untuk memahami apa saja kelebihan dan kekurangan dari penerapan hukuman mati
didalam hokum suatu Negara.
1.4. Manfaat Penulisan
Pembaca diharapkan mendapat wawasan dan pengetahuan yang lebih ketika
membaca makalah yang berjudul Penerapan Hukuman Mati Dalam Rangka
Pemberantasan Korupsi (Studi Kasus : Hukuman Mati Bagi Koruptor di Negara
Tiongkok).
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I
Berisikan tentang latar belakang masalah yang terdapat dalam Penerapan
Hukuman Mati Dalam Rangka Pemberantasan Korupsi. Beserta rumusan masalah, tujuan
pembahasan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan yang akan dijelaskan secara
rinci dan teratur.

BAB II
Berisikan kerangka pemikiran sebagai pembuka sebelum memasuki isi dari
makalah.

BAB III

Berisikan Isi / Pembahasan dari makalah ini yang membahas tentang Penerapan
Hukuman Mati Dalam Rangka Pemberantasan Korupsi (Studi Kasus : Hukuman Mati
Bagi Koruptor di Negara Tiongkok),
BAB IV
Berisikan kesimpulan dari seluruh pembahasan yang ada dimakalah ini.

BAB II

2.1. Kerangka Pemikiran


Sejarah telah membuktikan bahwa korupsi sangatlah susah untuk dikendalikan. Akan
selalu ada celah dalam sistem kekuasaan yang memungkinkan orang-orang dengan
ketamakan dan kesempatan untuk menyalahgunakan kedudukan mereka. Perang terhadap
korupsi merupakan fokus yang sangat signifikan dalams uatu negara berdasarkan hukum,
bahkan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu pemerintahan. Salah satu unsur yang
sangat penting dari penegakan hukum dalam suatu negara adalah perang terhadap korupsi,
karena korupsi merupakan penyakit kanker yang imun, meluas, permanen dan merusak
semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk perekonomian serta penataan
ruang wilayah. Banyak cara dilakukan pemerintahaan untuk menekan kemungkinan dan
menutup celah aktivitas korupsi di negaranya. Salah satunya adalah upaya penerapan
hukuman mati dalam menciptakan efek jera para pelaku dan calon pelaku korupsi. 3
Dilihat dari bahasa Hukuman mati adalah suatu hukuman atau vonis yang dijatuhkan
pengadilan (atau tanpa pengadilan) sebagai bentuk hukuman terberat yang dijatuhkan atas
seseorang akibat perbuatannya. Hukuman mati resmi diakui bersamaan dengan adanya
hukum tertulis, yakni sejak adanya undang-undang Raja Hamurabi di Babilonia pada abad
ke-18 Sebelum Masehi. Saat itu ada ada 25 macam kejahatan yang diancam dengan
hukuman mati.Hukuman mati merupakan pidana yang paling keras dalam sistem
pemidanaan. Sungguhpun demikian, hukuman mati paling banyak dimuat dalam hukum
pidana di banyak negara dengan cara eksekusi dengan berbagai bentuk mulai dari di
pancung, digantung, disetrum listrik, disuntik hingga di tembak mati. 4 Dengan
menerapkan hukuman mati sebagai dasar hukum yang mengikat setiap warga Negara,
diharapkan akan menghentikan upaya-upaya tindakan korupsi dan pelanggaran hukum
berat lainnya.

BABIII
3 Gunawan Ilham, 1993,Postur Korupsi di Indonesia: Tinjauan Yuridis,Sosiologis, Budaya dan
Politis.Bandung: Angkasa.: hal : 21
4 Erdianto Effendi, 2011. HUKUM PIDANA INDONESIA. Bandung: PT Refika Aditama: hal 7.

PEMBAHASAN
3.1.SejarahdanPerkembanganPraktikKorupsidiTiongkok
Korupsi di Tiongkok bukan dianggap sebagai sesuatu yang baru. Korupsi di
Tiongkok sudah ada sejak zaman Dinasti Zhou (1027-771 SM). Kasus korupsi sudah
sangat sering ditemukan di Tiongkok pada saat itu sampai-sampai sejarawan Tiongkok
yaitu Wang Yanan menyimpulkan bahwa seluruh sejarah Tiongkok adalah sejarah
penyelewengan. 5Pada masa dinasti tersebut, praktik korupsi banyak dilakukan oleh para
kasim. Para kasim ini bertugas untuk melayani selir kaisar dan memimpin urusan rumah
tangga. Adapun hukuman bagi para pelaku korupsi pada saat itu adalah dipecat dari
jabatannya dan mendapat sanksi hukum penjara. Setelah melewati periode kekaisaran dan
periode revolusi nasional akhirnya Republik Tiongkok Nasionalis berdiri pada tahun 1912.
Pada masa ini, korupsi di Tiongkok tetap saja berlangsung bakan menjadi penyakit pada
masa pemerintahan nasionalis. Bentuk korupsi yang terjadi pada masa ini adalah
pemerasan secara terang-terangan.
Pada tahun 1949, Republik Rakyat Tiongkok dibentuk. Pada masa ini kekuasaan
komunis berkuasa. Dan ada satu partai komunis besar yang menguasai pemerintah yaitu
Partai Komunis Cina. Pada awal pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok, praktik korupsi
banyak dilakukan oleh para pejabat yaitu dengan menerima suap dan melakukan praktik
kolusi. Untuk memeranginya pemerintah melakukan gerakan san fan (tiga anti) dan wu
fan (lima anti) untuk melawan korupsi dan inefisiensi birokrasi. Pemerintah menghukum
mati, memenjarakan dan memecat pejabat-pejabat yang melakukan korupsi. 6Namun pada
akhirnya gerakan ini mengendur karena gerakan dilakukan berdasarkan kriteria yang tidak
jelas. Komitmen kuat penguasa Tiongkok tersebut dimulai sejak masa Zhu Rongji. Dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Tiongkok juga diatur mengenai hukuman mati
tersebut. Hukuman mati diberikan bagi penerima suap sedangkan hukuman seumur hidup
diberikan bagi pemberi suap. Saat ini, hukuman mati ini masih dipraktikkan di negara

5 Linda Yueh, China's corruption drive, (online),2013 <http://www.bbc.co.uk/news/business-23541923> ,


24 Desember 2015
6 B. Brugger 1994, Politics, Economy and Society in Contemporary China, Macmillan, Hampshire , hal. 9.

Tiongkok. Bahkan sudah banyak sekali koruptor yang dihukum mati di negara ini. 7 Saat
ini Tiongkok menerapkan tiga langkah untuk memberantas korupsi, yaitu memperbaiki
sistem birokrasi, meningkatkan penyidikan terhadap pegawai negeri, dan mengawasi
kekuasaan. Pengawasan ditingkat administrasi pemerintahan dilakukan oleh Kementrian
Pengawasan, sedangkan pengawasan internal di tubuh partai dijalankan oleh Direktorat
Disiplin

3.2.PenerapanHukumanMatiBagiPraktikKorupsidiTiongkok
Hukuman mati merupakan hukuman yang biasa dilakukan di Tiongkok. Hukuman
mati di Tiongkok dijatuhkan untuk kasus kejahatan yang amat berat. Hukuman mati bagi
para koruptor sudah dilakukan sejak era Mao Tse Tung. Namun komitmen penguasa untuk
memberantas korupsi melalui hukuman mati gencar dilakukan sejak masa kepemimpinan
Perdana Menteri Zhu Rongji.Sampai saat ini hukuman mati tersebut masih diandalkan
untuk memberantas kasus korupsi di Cina. Statistik menunjukkan bahwa Cina meraih
rekor pemberian hukuman mati terbanyak di dunia. Amnesti Internasional memperkirakan
angka 6000 hingga 8000 eksekusi mati setiap tahunnya. Namun jumlahnya makin tahun
semakin berkurang karena adanya kampanye mengenai perlindungan Hak Asasi Manusia. 8
Hukuman mati bagi koruptor di dikenakan pada masyarakat maupun pejabat tanpa
pandang bulu. Bagi pemerintah Cina, perang melawan korupsi itu sangat penting. Cina
ingin menunjukkan pada dunia bahwa ideologi komunisme mereka tidak menghalangi
mereka. mencapai kemakmuran. Oleh karena itu, pemberlakukan hukuman mati ini
dianggap Cina dapat memberikan efek jera bagi para koruptor.
Saat ini, kepemimpinan RRC berada dibawah Presiden Hu Jintao. Presiden Hu Jintao
sangat tidak menyukai perilaku korup di jajarannya. Beliau menindak tegas bagi para
pejabat korup yaitu dengan memberikan hukuman mati. Saat ini, jumlah pemberian
hukuman mati bagi para koruptor di Tiongkok berusaha dikurangi karena adanya
kampanye HAM. Pemberian hukuman bagi koruptor yang semulanya hukuman mati ada
7 Darini, Ririn. 2010. Korupsi di China : Perspektif Historis Bogor: Ghalia Indonesia, hal 33.
8 Ervan Hardoko. Tahun Lalu, China Terbanyak Gelar Eksekusi Mati. (online),2013.<
http://www.internasional.kompas.com/23221321>,24 Desember 2015

yang diturunkan menjadi penjara seumur hidup. Namun, tentu saja pemberian hukuman
mati tetap menjadi langkah hukum nomor satu di Cina untuk pemberian efek jera bagi
para koruptor. Banyak negara cukup tercengang atas keberanian China dalam usaha
melawan korupsi. Dengan hukuman mati yang dikenakan kepada koruptor, tak heran jika
Negara ini telah menjadi model dalam pemberantasan korupsi di Asia. Negara ini mampu
mengubah reputasi negara yang bergelimang korupsi menjadi negara yang rendah
korupsinya dalam rentang waktu 10 tahun ke belakang. Para pejabat yang terbukti
melakukan tindak pidana korupsi tidak segan-segan dibawa ke tiang gantungan. Tindakan
ini cukup efektif mengurangi praktik korupsi di kalangan pejabat.
3.3.EfektivitasPenerapanHukumanMati
Pro dan kontra pidana mati menjadi pengkajian dan perdebatan yang tidak henti,
baik di kalangan akademisi hukum, praktisi hukum, pemerintahan, lembaga swadaya
masyarakat,

masyarakat,

bahkan

dunia

Internasional.

Penjatuhan

pidana

mati

menimbulkan pro dan kontra dikalangan para ahli hukum, bahkan dikalangan filsuf dan
kaum Agama. Pro dan kontra pidana mati ini memberikan pendapat yang berbeda-beda.
Ada pembela pidana mati yang mengatakan pidana mati itu perlu untuk menjerakan dan
menakutkan penjahat, dan relatif tidak menimbulkan sakit jika dilaksanakan dengan tepat.
Yang menentang pidana antara lain mengatakan bahwa pidana mati dapat menyebabkan
ketidakadilan, tidak efektif sebagai penjara, karena sering kejahatan dilakukan karena
panas hati dan emosi yang diluar jangkauan kontrol manusia. Ada negara-negara yang
belum menghapuskan pidana mati, tetapi pelaksanaannya dipersukar sehingga menurun
seperti Amerika Serikat, antara tahun 1930-1934 sebanyak 155 eksekusi, antara tahun
1961-1865 sebanyak 26 eksekusi. Adapula negara yang telah menghapuskan pidana mati
seperti : Belanda, Jerman, Italia, Portugal, Austria, Swis dan negara-negara Skandinavia
lainnya, ada pula negara-negara yang pernah menghapuskan pidana mati tetapi kemudian
mengadakan lagi, seperti Rusia, Republik Rakyat China, termasuk negara yang masih
menerapkan pidana mati terhadap terpidana yang melakukan kejahatan-kejahatan berat
seperti perampok bersenjata, pembunuh maupun pemerkosa serta koruptor.9
9 Kamal Mustafa. Negara-Negara Yang Menerapkan Hukuman Mati (online),2013.<
http://www.kompasiana.com/alchemist/negara-negara-ini-dukung-hukumanmati_55485cef547b61f40b25246d>,24 Desember 2015

Dilihat dari sudut pandang kemanusiaan penerapan pidana mati seolah-olah kejam
dan tidak berprikemanusiaan, namun jika direnungkan secara , sebenarnya pidana mati
memberikan efek jera yang sangat efektif, baik terhadap si pelaku, maupun terhadap
masyarakat yang berpotensi melakukan kejahatan-kejahatan berat. Dari beberapa
perspektif pidana mati masih memiliki tempat dan memberikan harapan agar masyarakat
berfikir ribuan kali untuk melakukan kejahatan-kejahatan berat yang diancam pidana mati,
antara lain, kejahatan narkoba, terorisme, korupsi, pembunuhan berencana dan
perampokkan dengan kekerasan. penerapan pidana mati secara filosofis adalah untuk
melenyapkan kejahatan-kejahatan besar sehingga akan dirasakan keadilan dan
kemanfaatan bagi masyarakat banyak meskipun harus kehilangan satu nyawa, sulit
mencapai kesempurnaan, namun demikian setidak-tidaknya hukum bisa mendekati
kesempurnaan dengan ukuran keadilan berdasarkan kemampuan nalar dan hati nurani
manusia.

BAB IV
KESIMPULAN

10

Praktik korupsi sudah merajalela di pemerintahan Republik Rakyat Cina. Praktik korupsi
ini berlangsung di Cina sejak zaman kekaisaran sampai dengan saat ini. Berbagai upaya
dilakukan oleh pemerintah untuk memerangi praktik tersebut. Salah satu caranya dengan
pemberian hukuman mati. Hukuman mati dijatuhkan pada semua pelaku korupsi tanpa
pandang bulu apakah pejabat tinggi atau pejabat rendah. China bisa dijadikan salah satu
contoh ideal bagi Indonesia dalam bidang pemberantasan korupsi. Hukuman mati,
walaupun belum dapat menghilangkan perilaku korupsi sepenuhnya, terbukti secara
signifikan mampu menguranginya. Dengan berkurangnya korupsi di China serta
penegakan hukum yang ketat terhadap koruptor, kesejahteraan masyarakat China
meningkat, dan perekonomian China diprediksi segera menggusur Amerika Serikat yang
saat ini berada di puncak. Pemerintah Cina berharap bahwa dengan pemberian hukuman
mati ini akan memberikan efek jera bagi para masyarakat sehingga masyarakat akan
enggan atau takut untuk melakukan korupsi

DAFTARPUSTAKA
BUKU:
1. Ali Mansyur, Aneka Persoalan Hukum, Semarang, Unissula Press.
2. Prof. A. Mansyur Effendi, SH.M.S dan Taufani Sulimana Evandri, SH.MH. 2007. HAM
dalam Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik dan Proses Penyusunan/Aplikasi HaKham dalam Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia.

3. Gunawan Ilham, 1993,Postur Korupsi di Indonesia: Tinjauan Yuridis,Sosiologis,


Budaya dan Politis.Bandung: Angkasa.

4. Erdianto Effendi, 2011. HUKUM PIDANA INDONESIA. Bandung: PT Refika


Aditama.

11

5. B. Brugger 1994, Politics, Economy and Society in Contemporary China, Macmillan,


Hampshire
6. Darini, Ririn. 2010. Korupsi di China : Perspektif Historis Bogor: Ghalia Indonesia

WEBSITE:
1. Linda Yueh, China's corruption drive, (online),2013
<http://www.bbc.co.uk/news/business-23541923> ,24 Desember 2015
2. Ervan Hardoko. Tahun Lalu, China Terbanyak Gelar Eksekusi Mati. (online),2013.<
http://www.internasional.kompas.com/23221321>,24 Desember 2015
3.Kamal Mustafa. Negara-Negara Yang Menerapkan Hukuman Mati (online),2013.<
http://www.kompasiana.com/alchemist/negara-negara-ini-dukung-hukumanmati_55485cef547b61f40b25246d>,24 Desember

12

Anda mungkin juga menyukai