Case Jiwa
Case Jiwa
Nama Pasien
: Tn. AA
: 13 Januari 2015
Rujukan/datang sendiri/keluarga
: Diantar Keluarga
STATUS PSIKIATRI
I.
IDENTITAS
Nama (inisial)
: Tn. AA
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Umur
: 23 tahun 9 bulan
Tanggal Lahir
: 8 April 1991
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Bugis
Status Pernikahan
: Belum Menikah
: Tidak bekerja
Alamat
: Cilincing
II.
RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis dilakukan di ruang Elang, RSJSH pada 14 Januari 2015 pukul
11.00 WIB.
Alloanamnesis dilakukan langsung dengan ibu pasien pada 15 Januari 2015 pukul
12.00 WIB.
a. Keluhan Utama
Pasien mengamuk dan menyerang kakak laki-lakinya 3 jam yang lalu
b. Keluhan Tambahan
Marah-marah, sulit tidur, gelisah, curiga, sering berbicara sendiri, sering
bepergian tanpa pamit
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan pada tanggal
13 Januari 2015 diantar oleh keluarga pasien karena pasien mengamuk dan
menyerang kakak laki-lakinya 3 jam yang lalu hingga mengalami lukaluka. Menurut ibu pasien, emosi pasien sulit dikontrol dan sering
mengamuk tiba-tiba. Pasien sering terlihat berbicara sendiri. Pasien sering
2
bepergian dan jarang pulang. Keluhan ini dirasa makin lama makin
memburuk. Pasien juga kesulitan untuk tidur malam hari.
Menurut keterangan pasien, awal masuk ke RS, pasien diajak
masuk ke mobil dan diiming- imingi akan dibawa ke Sukabumi. Pasien
menurut dan merasa bingung mengapa dirinya berada di RS. Pasien
merasa dirinya tidak sedang dalam keadaan sakit. Pasien mengatakan luka
di wajahnya akibat perkelahian dengan kakak laki- lakinya. Pasien
mengatakan bahwa dirinya melindungi ibunya dari cekikan kakaknya.
Pasien tidak dapat menjelaskan alasan kakaknya ingin mencekik ibunya.
Pasien membantah sering marah dan mengamuk. Pasien mengatakan
sehari- hari dirinya adalah anak yang baik karena dia adalah orang yang
dititipkan pesan untuk mengajarkan agama oleh Tuhan. Pasien mengaku
sering mendengar bisikan, dimana bisikan tersebut menyuruh pasien untuk
solat dan mengaji. Pasien juga diperintahkan untuk membakar bendabenda yang bertentangan dengan Tuhan. Pasien juga mengaku bahwa
pohon- pohon di sekitarnya sering berbicara padanya. Pohon tersebut
memuji pasien sebagai anak yang sholeh. Pasien juga merasa rekan
kerjanya iri terhadapnya karena ia mempunyai kedudukan yang lebih
tinggi. Perasaan ini membuat dirinya sukar tidur pada malam hari dan
memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya.
Pasien sekolah hingga tamat SMK jurusan pelayaran. Pasien
pernah bekerja di toko kue selama 2 tahun. Namun mendadak pasien
berhenti dari pekerjaaannya.
Saat ditanya, pasien sesekali terdiam beberapa waktu, tiba- tiba
berbicara sendiri dan mengaji, namun tiap pertanyaan pasti dijawab. Bila
ditanya kenapa pasien tiba- tiba mengaji, pasien menjawab bahwa dia
diminta untuk selalu mengingat Tuhan. Pasien berulang kali menyebutkan
betapa dirinya ingin memperdalam agama dan menjadi kiai suatu saat
nanti. Pasien juga berkali- kali mengatakan ingin melakukan jihad. Pasien
tidak banyak melakukan kontak mata dengan pemeriksa. Saat di
anamnesis pasien mengaku tidak sakit, dan ingin pulang ke rumah.
Ibu pasien mengatakan pasien mulai sakit seperti ini sejak 1 tahun
yang lalu dan gejala-gejalanya makin berat sejak 2 bulan terakhir. Selama
3
ini pasien belum pernah dibawa kemana- mana untuk berobat. Menurut
ibu pasien, keluhan ini mulai muncul pertama kali 1 tahun yang lalu. Ibu
pasien mengatakan bahwa pasien awalnya kecewa karena dirinya tidak
diangkat menjadi pegawai tetap toko tersebut. Pasien merasa rekan
kerjanya iri terhadapnya karena ia mempunyai kedudukan yang lebih
tinggi padahal rekan kerja yang dimaksud adalah kepala toko dan pasien
adalah pegawainya. Pasien tiba-tiba keluar dari pekerjaannya. Sejak itu
pasien menjadi jarang keluar rumah dan berkumpul dengan teman- teman.
Pasien menjadi sering bepergian tanpa pamit. Pasien sudah tiga kali
meninggalkan rumah yaitu ke Sukabumi, Tangerang, dan Balaraja tanpa
membawa uang sepeserpun. Pasien juga pernah membakar kaos
keponakannya yang bergambar tengkorak karena menurut pasien itu tidak
sesuai dengan agama. Lalu pasien sering menegur wanita di tempat umum
agar memakai jilbab. Pasien pernah dikeroyok segerombolan pemuda
karena tiba- tiba mengatai mereka berbuat dosa. Pasien juga pernah
memukuli seorang pemuka agama karena ditegur mengenai cara
ibadahnya yang salah.
d. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Menurut ibu pasien, pasien baru pertama kali mengalami hal
seperti ini.
e. Riwayat Medis Lainnya
Tidak ada riwayat trauma kepala, kejang, maupun penyakit lain
pada pasien. Pasien tidak pernah mengalami kejang demam saat balita.
Pasien pernah berobat ke RSUD Koja 6 bulan yang lalu dan didiagnosis
menderita TB paru, namun pasien tidak menyelesaikan pengobatannya
lagi.
f. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien merokok dan minum kopi setiap hari. Pasien mengaku tidak
memakai zat psikoaktif serta minuman berakohol.
g. Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien lahir spontan, cukup bulan, ditolong oleh bidan di Klinik
Bersalin, BB lahirnya 3 kg, tidak ada komplikasi kelahiran, tidak
ada trauma dan tidak ada cacat bawaan. Ibu pasien tidak pernah
perkembangan.
Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien merupakan anak yang pintar. Pasien selalu juara di
kelasnya. Pasien adalah anak yang rajin. Pasien mempunyai
lakinya. Ayah pasien sudah meninggalkan rumah sejak dua tahun yang
lalu tanpa sebab. Pasien masih sering bertemu dengan ayahnya dan pasien
tidak pernah bertanya mengenai ayahnya kepada ibunya. Pasien merasa
paling dekat dengan ibunya, sementara dengan kakaknya, pasien mengaku
sering berselisih paham. Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara.
Saudara kandung pasien tumbuh dengan normal dan tidak ada yang
menampilkan gejala yang serupa dengan pasien. Ibu pasien termasuk
bersikap lembut kepada pasien namun dulu terkadang Ayah pasien
memarahi pasien bila pasien sulit dinasehati. Kakak pasien pada dasarnya
memperhatikan dan sayang dengan pasien, hanya memarahi bila pasien
menjengkelkan dan masih dalam batas sewajarnya.
Genogram
Tn. S
Ny.
Su
6
Tn. AA
Tn. An
Keterangan gambar:
Pria
Wanita
Keterangan :
Tn. S, ayah pasien, usia 55 tahun, laki-laki. Ayah
Pasien
Serumah
III.
STATUS MENTAL
: Terbatas
Keserasian
: Serasi
: Baik
(pasien
mengetahui
sedang
dapat
menggambar
jam
: Baik
: Halusinasi auditorik 2nd order
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Cukup
: kohern
: Tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi
: tidak ada
Waham
E. Pengendalian impuls
Kemampuan mengendalikan impuls cukup baik (pasien tidak marah bila
pada saat sesi wawancara ada pasien lain yang bertanya kepada
pewawancara).
F. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Cukup baik (pasien tidak makan atau mengorek
tempat sampah)
2. Uji daya nilai
menyeberang jalan)
3. Daya nilai realita : Terganggu
G. Tilikan
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan di ruang Elang, RSJSH : 14 Januari 2015 pukul 16.00 WIB
a.
Status Generalis
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Napas
: 18 x/menit
Nadi
: 78 x/menit
Suhu
: 36,7C
Status gizi
: BB: 48,2kg TB: 1,7 m IMT: 16,67 -> kesan gizi kurang
Kulit
Kepala
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
10
Leher
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas
b. Status Neurologis
GCS
: 15 (E4V5M6)
Kaku kuduk
: (-)
Pupil
: Bulat, isokor
Kesan parese nervus kranialis : (-)
Motorik
: Kekuatan 5, tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni
(-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan
koordinasi
Sensorik
: Tidak ada gangguan sensibilitas
Refleks fisiologis
: Normal
Refleks patologis
: (-)
Gejala ekstrapiramidal
: (-)
Stabilitas postur tubuh
: Normal
Tremor di kedua tangan
: (-)
V.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 13 Januari 2015, di
laboratorium RSJSH.
Hematologi
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
LED
Kimia Darah
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinin
Hasil
14
8.400
405.000
44
26
Nilai Normal
14 16 g/dL
4.000-10.000 /mm3
150 400 ribu /mm3
40 50 %
15 mm/jam
14
9
17
0.8
< 42 U/I
< 47 U/I
10-50 mg/dL
0,7-1,4 mg/dL
11
Glukosa Sewaktu
Natrium
Kalium
Klorida
103
144
4,5
105
gangguan fungsi otak. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09)
dapat disingkirkan.
Pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif dan
alkohol, sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.
Berdasarkan
ikhtisar penemuan bermakna dan Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi III (PPDGJ III) maka
Gangguan skizoafektif
Gangguan skizoafektif dipikirkan sebagai diagnosis karena
didapatkan gejala definitif skizofrenia dan gangguan afektif yang terjadi
bersamaan, dimana gangguan afektif yang terjadi tidak memenuhi kriteria
PPDGJ III untuk episode manik atau depresif. Dijadikan sebagai diagnosis
banding, karena gejala definitif yang terjadi memenuhi kriteria untuk
skizofrenia, dan kemungkinan gejala afektif yang terjadi dipikirkan
sebagai gejala positif dan negatif dari skizofrenia.
Diagnosis Aksis II
Pada hasil autoanamnesis didapatkan pasien sejak kecil merupakan
anak yang baik dan rajin. Dari keterangan tersebut tidak dapat
menegakkan adanya gangguan kepribadian ataupun ciri gangguan
kepribadian yang khas, sehingga diagnosis aksis II ialah tidak ada
diagnosis.
Diagnosis Aksis III
13
IX.
X.
Aksis I
Aksis II
Aksis III
: A15.0 TB paru
Aksis IV
: Masalah pekerjaan
Aksis V
: GAF : 60-51
DAFTAR PROBLEM
Organobiologi : Tidak ada faktor herediter
Psikologis
: Terdapat perilaku kacau, halusinasi auditorik, dan waham
Sosiobudaya : Hendaya dalam fungsi sosial
DIAGNOSIS BANDING
14
XI.
Gangguan Skizoafektif
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam
: Ad bonam
: Ad bonam
: Dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN
a. Psikofarmaka
Risperidon 2 x 2 mg
b. Intervensi psikososial
i. Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga mengenai
perjalanan penyakit, pengenalan gejala, pengelolaan gejala,
pengobatan, manfaat, dan efek samping
ii. Melibatkan keluarga sejak awal terapi meliputi edukasi
keluarga,
meningkatkan
keterampilan
penyelesaian
15