Anda di halaman 1dari 10

Tugas 5

Komposisi Kimia Biogas


Zaenal Abidin (4209100102)
Teknik Sistem Perkapalan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1. Pendahuluan
Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahanbahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara)
(Anonim, 2009). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk
menghasilkan bio-gas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti
kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana.
Salah satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem
bio-gas adalah dengan mengetahui perbandingan karbon (C) dan nitrogen (N) atau disebut
rasio C/N. Beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa aktivitas
metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N.
Pada umumnya biogas terdiri atas gas metana (CH4) 50% sampai 70%, gas karbon dioksida
(CO2) 30% sampai 40%, hidrogen (H2) 5% sampai 10%, dan gas-gas lainnya dalam jumlah
yang sedikit. Biogas kira-kira memiliki berat 20% lebih ringan dibandingkan dengan udara
bebas. Biogas memiliki suhu pembakaran antara 650OC 750OC. Biogas tidak berbau dan
tidak berwarna. Apabila dibakar, akan menghasilkan nyala api biru cerah seperti gas LPG.
Nilai kalor gas metana adalah 20 MJ/m3 dengan efisiensi pembakaran sebesar 60% pada
konvensional kompor biogas.
2. Komposisi Kimia Biogas
Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari bahan-bahan alami,
seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah organik lain. Komponen biogas
antara lain sebagai berikut : 60 % CH4 (metana), 38 % CO2 (karbon dioksida) dan 2 %
N2, O2, H2, & H2S. Sumber energi Biogas yang utama yaitu kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi
dan Kuda.
Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis
tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di
atmosfer bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biogas juga tidak menghasilkan limbah
yang bisa mencemari lingkungan. Gas metana dalam biogas bisa terbakar sempurna.
Sebaliknya, gas metana dalam bahan bakar fosil tidak bisa terbakar sempurna dan akan
membahayakan lingkungan. Seperti kita ketahui, metana termasuk dalam gas-gas rumah kaca
yang bisa menyebabkan pemanasan global (global warming).
Biogas yang terbentuk dapat dijadikan bahan bakar karena mengandung gas metan (CH4)
dalam persentase yang cukup tinggi. Komponen biogas tersajikan pada Tabel 1.

Jenis Gas
Metan (CH4)
Karbondioksida (CO2)
Air (H2O)
Hidrogen sulfide (H2S)
Nitrogen (N2)
Hidrogen
Tabel 2.1. Komponen penyusun biogas

Persentase
50-70%
30-40%
0,3%
Sedikit sekali
1- 2%
5-10%

Sebagai pembangkit tenaga listrik, energi yang dihasilkan oleh biogas setara dengan 60
100 watt lampu selama 6 jam penerangan. Kesetaraan biogas dibandingkan dengan bahan
bakar lain dapat dilihat pada Tabel 3.
1m3 Biogas setara dengan
Elpiji 0,46 kg
Minyak tanah 0,62 liter
3
1 m biogas
Minyak solar 0,52 liter
Kayu bakar 3,50 kg
Tabel 2.2. Nilai kesetaraan biogas dan energi yang dihasilkan
Sumber : Wahyuni, 2008
Aplikasi

Potensi produksi gas dari berbagai jenis kotoran dan hasil produksinya per kg(m3):
Sapi/kerbau 0,023 0,040
Babi 0,040 0,059
Unggas 0,065 0,116
Manusia 0,020 0,028

Tabel. 2.2. Aplikasi Biogas


Peningkatan kualitas biogas dapat dilakukan dengan beberapa parameter yaitu
menghilangkan hidrogen sulfur, kandungan air, dan karbon dioksida. Hidrogen
sulfur mengandung racun dan zatyang menyebabkan korosi. Apabila gas ini dibakar, maka a
kan membentuk senyawa baru bersama oksigen yaitu sulfur dioksida (SO2)
atau sulfur trioksida (SO3) dan pada
saat yang samaakan membentuk sulfur acid (H2SO3) yaitu
senyawa yang lebih korosif. Konsentrasi hidrogen sulfuryang masih ditoleransi yaitu 5 ppm.
Penghilangan karbondioksida bertujuan untuk meningkatkan kualitas biogas
sehingga gas tersebut dapat juga digunakan untuk bahan bakarkendaraan, sedangkan kandun
gan air berpotensi pada menurunnya titik penyalaan biogas serta dapat menimbulk
an korosif (Switenia, dkk 2008).

Komposisi gas yang dikeluarkan dari digester tergantung pada substrat, beban bahan organik,
dan tingkat pemberian makan digester
Komponen
Sampah
Pengolahan
Limbah
Limbah
rumah tangga air
limbah pertanians industri
tanaman
pangan
lumpur
pertanian
CH4% vol
50-60
60-75
60-75
68
CO2% vol
38-34
33-19
33-19
26
N2% vol
5-0
1-0
1-0
O2% vol
1-0
<0,5
<0,5
H2O% vol
6 ( 40 C)
6 ( 40 C)
6 ( 40 C) 6 ( 40 C)
Jumlah% vol
100
100
100
100
H2S mg/m3
100-900
1000 - 4000
3000-10
400
000
NH3 mg/m3
50 - 100
Aromatik mg/m3 0-200
Organochlorinated 100-800
atau
organofluorated
mg/m3
Karakteristik fisik
Menurut komposisinya, biogas menyajikan karakteristik menarik untuk membandingkan
dengan gas alam dan propana. Biogas adalah gas yang lumayan lebih ringan dari udara,
menghasilkan dua kali lebih sedikit kalori oleh pembakaran dengan volume yang sama dari
gas alam.
Jenis gas
Komposisi

PCS kWh/m3
PCI kWh/m3
Kepadatan
Mass (kg/m3)
Indiex dari Wobbe

Biogas
1 Biogas
2
Sampah rumah Agrifood industri
tangga
60%
CH4 68%
CH4
33%
CO2 26%
CO2
1%
N2 1%
N2
0%
O2 0%
O2
6 H2O%
5 H2O%
6,6
7,5
6,0
6,8
0,93
0,85
1,21
1,11
6,9
8,1

Gas alam
97,0%
CH4
2,2%
C2
0,3%
C3
0,1% C4 +
0,4% N2
11,3
10,3
0,57
0,73
14,9

Meskipun mirip dengan gas alam, biogas mentah memiliki sifat tertentu undesireable kimia
dan fisik yang dapat menghambat pengolahan dan pemanfaatan sebagai sumber energi
terbarukan. Di bawah ini adalah rincian dari characterisctics dari biogas yang dihasilkan dari
limbah susu digester anaerobik kotoran dibandingkan dengan gas alam.

Constituents

Units

Methane (CH4)

Vol%

91

Ethane (C2H6)

Vol%

5.1

Propane (C3H8)

Vol%

1.8

Butane (C4H10)

Vol%

0.9

Pentane (C5H12)

Vol%

0.3

Carbon Dioxide (CO2


)
Nitrogen (N2)

Vol%

0.61

Vol%

0.32

0-2

Volatile Organic
Compunds (VOC)
Hydrogen (H2)

Vol%

Vol%

Hydrogen Sulfide
(H2S)
Ammonia (NH3)

ppm

~1

>500

ppm

~100

Carbon Monoxide
(CO)
Water Dew Point

ppm

Heating Value

BTU/SCF

Natural Gas

<-5

Biogas
55-70

30-45

Saturated

1031

~600

Tabel 2.2 Perbandingan konstituen dalam gas alam dan biogas.


Karakteristik Kimia
Metana
Metana (CH4) gas terdiri dari satu karbon dan empat atom hidrogen dan merupakan
komponen utama dari gas alam. Keduanya tidak berbau dan tidak berwarna, CH4
menyediakan sekitar
1.000 BTU energi panas per kaki kubik ketika dibakar. Satu BTU adalah energi yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu pon air satu derajat Fahrenheit. Metana diproduksi
sebagai bahan bakar fosil yang tidak terbarukan yang dihasilkan selama periode ribuan atau
jutaan tahun. Membusuk tumbuhan dan hewan pun terperangkap jauh di bawah batuan dasar
diubah menjadi produk minyak bumi (batubara, minyak dan gas alam) oleh tekanan yang
ekstrim dan panas. Dengan tidak adanya oksigen, bakteri metanogen yang bertanggung jawab
untuk mengubah bahan organik menjadi CH4 (proses yang sama yang terjadi pada
pencernaan anaerobik dibahas sebelumnya). Setelah sumber daya ini diambil dari waduk
penyimpanan alami di bawah permukaan, maka tidak ada lagi tersedia, setidaknya tidak
sampai proses berulang selama seribu tahun lagi atau lebih. Batas ledakan metana adalah 515% saat
dicampur dengan air.9 Proses pencernaan anaerobik menghasilkan antara 50-60% CH4 untuk

susu pupuk limbah (Pellerin et al., 1987). Semakin tinggi kandungan CH4 dalam biogas,
semakin tinggi kandungan panas dan tersedia dengan BTU yang lebih besar itu.
Karbon Dioksida
Karbon dioksida adalah gas atmosfer yang terdiri dari satu karbon dan dua atom oksigen.
Seperti metana, keduanya tidak berbau dan tidak berwarna. CO2 diproduksi baik oleh
pembakaran bahan organik dengan adanya oksigen atau oleh fermentasi mikroba dan
respirasi tanaman. Dalam biogas, CO2 diproduksi ketika bakteri metanogen memecah
senyawa organik sederhana, melalui proses fermentasi. Yang utama dua
komponen biogas yang CH4 dan CO2, produk dari konversi senyawa organik sederhana oleh
bakteri metanogen. Karena CO2 dapat dengan mudah diukur di lapangan, keseimbangan
biasanya dianggap CH4. Dengan demikian tingkat tinggi CO2 adalah indikasi dari konten
metana miskin dan karena itu nilai energi yang lebih rendah. Meskipun konsentrasi CO2
tinggi dalam biogas dapat menghalangi beberapa aplikasi energi, Scott dan Minott (2003)
mencatat CO2 yang relatif tinggi dalam biogas dapat bantuan yang sebenarnya dalam
pengisian elektrolit karbonat penting dalam sel bahan bakar karbonat cair. Di sisi lain, tingkat
tinggi CO2 dapat menambah lingkungan asam dalam generator diesel dan mungkin
memerlukan penghapusan lebih pemanfaatan biogas volume tinggi kegiatan seperti
mengintegrasikan biogas menjadi komersial aliran pipa gas alam. Menghapus kontaminan
CO2 dan lainnya dari aliran biogas bisa mahal, terutama untuk operasi pertanian kecil.
Lacak Komponen
Komponen jejak membuat kurang dari 2% dari biogas kotoran-susu dicerna. Komponen jejak
umum dari pupuk susu digester anaerobik termasuk amonia, hidrogen sulfida (H2S), dan uap
air. Tergantung pada penggunaan biogas, komponen yang paling jejak harus dihapus dari
biogas. Uap air dapat sangat berbahaya karena sangat corrossive bila dikombinasikan dengan
komponen asam seperti hidrogen sulfida (H2S) dan pada tingkat lebih rendah, karbon
dioksida (CO2). Kontaminan utama dalam biogas adalah H2S. Komponen ini bersifat
beracun dan korosif, dan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada pipa, peralatan dan
instrumentasi. Dalam pembakaran, H2S hadir dalam gas juga dirilis sebagai belerang
dioksida, berkontribusi terhadap polusi udara.
Selama pencernaan anaerobik, kepala gas yang mengandung lebih dari 6% H2S dapat
membatasi metanogenesis (Chynoweth dan Isaacson, 1987). Pengukuran di Dairy AA di
Candor, NY menunjukkan konsentrasi H2S rata-rata 1500 ppm (0,15%), jauh dari tingkat
membatasi (Zicari, 2003). Setelah pencernaan anaerobik, terdapat banyak bahan kimia, fisika
dan metode biologi yang digunakan untuk menghilangkan H2S dari aliran biogas. Banyak
dari metode ini adalah padat karya dan menghasilkan aliran limbah yang menimbulkan
kekhawatiran pembuangan lingkungan dan risiko. Salah satu metode umum untuk
menghilangkan H2S pada sistem AD pedesaan adalah dengan teknologi yang disebut "Iron
Sponge", yang menggunakan chip terhidrasi besi kayu diresapi untuk mengikat dengan
belerang.
3. Rasio C/N

Hubungan antara jumlah karbon dan nitrogen yang terdapat pada bahan organik dinyatakan
dalam terminologi rasio karbon/nitrogen (C/N). Apabila rasio C/N sangat tinggi, nitrogen
akan dikonsumsi sangat cepat oleh bakteri metanogenik sampai batas persyaratan protein dan
tak lama bereaksi ke arah kiri pada kandungan karbon pada bahan. Sebagai akibatnya,
produksi metan akan menjadi rendah. Sebaliknya, apabila rasio C/N sangat rendah, nitrogen
akan bebas dan berakumulasi dalam bentuk amoniak (NH4). Amoniak ini akan meningkatkan
derajat pH bahan dalam digester/ruang reaksi. pH lebih tinggi dari 8,5 akan mulai
menunjukan akibat racun pada polusi bakteri metan.
Kotoran hewan, khususnya kotoran sapi, mempunyai rata-rata rasio C/N sekitar 24. Bahan
tanaman seperti jerami dan limbah gergajian mengandung persentase karbon lebih tinggi.
Rasio C/N dari beberapa limbah komoditas terdapat pada tabel 1. Bahan dengan rasio C/Nnya rendah sehingga didapatkan rata-rata rasio campuran input pada tingkat yang
dikehendaki.
Bahan
Rasio C/N
Kotoran bebek
8
Kotoran manusia
8
Kotoran ayam
10
Kotoran kambing
12
Kotoran babi
18
Kotoran domba
19
Kotoran kerbau/sapi
24
Air hyacinth
25
Kotoran gajah
43
Jerami (jagung)
60
Jerami (padi)
70
Jerami Gandum
90
Tahi gergaji
di atas 200
Tabel 3.1. Rasio C/N dari beberapa bahan organik.
4. Jenis Biogas dan Kandungannya
Ada dua macam Biogas yang dikenal saat ini, yaitu Biogas (yang juga sering disebut gas
rawa) dan Biosyngas. Perbedaan mendasar dari kedua bahan diatas adalah cara
pembuatannya.
4.1

Biogas

Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik dengan bantuan bakteri
anaerob pada lingkungan tanpa oksigen bebas. Energi biogas didominasi oleh Komposisi
biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%, Nitrogen (N2) 00.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%. Nilai
kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter
minyak diesel.
4.2

Biosyngas

Biosyngas (atau lebih sering disingkat Syngas atau Producer Gas) adalah produk antara
(intermediate) yang dibuat melalui proses gasifikasi termokimia dimana pada suhu tinggi
material kaya karbon seperti batubara, minyak bumi, gas alam atau biomassa dirubah menjadi
Karbon monoksida (CO) dan Hidrogen (H2). Apabila bahan bakunya batubara, minyak bumi
dan gas alam, maka disebut Syngas, sedangkan jika bahan bakunya biomassa maka disebut
Biosyngas. Biosyngas dapat digunakan langsung menjadi bahan bakar atau sebagai bahan
baku untuk proses kimia lainnya. Kandungan energi biosyngas kurang lebih 3 8
MJ/N.m3 (mega joules per normal meter kubik), tetapi dapat mencapai 10 20 NJ/N.m3 jika
menggunakan oksigen murni digunakan dalam proses gasifikasi. Jika dalam proses gasifiksi
ditambahkan uap/steam, yang disebut reforming, gas yang dihasilkan akan mengandung
hidrogen (H2) dalam konsentrasi tinggi.
Gasifikasi biomassa adalah substoichiometric kontinyu (oksigen kelaparan) pembakaran
proses yang "terbakar" biomassa (misalnya, serpihan kayu) dengan udara dan uap dalam
reaktor menghasilkan syngas dan cairan pirolisis (ter) sebagai bahan bakar.
Komposisi:
Batubara Gas-1
Hidrogen (H 2)
14,0%
Karbon Monoksida (CO)
27,0%
Karbon Dioksida (CO 2)
4,5%
Oksigen (O 2)
0,6%
Metana (CH 4)
3,0%
Nitrogen (N 2)
50,9%
Etana (C 2 H 6)
HHV (Btu / scf)
163
Tabel 4.2.1. komposisi berbagai macam biogas

Bio-Gas2
18,0%
24,0%
6,0%
0,4%
3,0%
48,6%
135

Nat. Gas 3
90,0%
5,0%
5,0%
1,002

Catatan:
(1) Meskipun kandungan hidrogen total gas alam yang tinggi, jumlah hidrogen bebas
rendah. Karena gas ini, karakteristik alam tidak mudah untuk membakar beberapa gas
diproduksi dengan kandungan hidrogen yang tinggi bebas mereka.
Kandungan hidrogen yang tinggi dari hasil gas alam di banyak uap air yang dihasilkan dalam
gas pembakaran dengan efisiensi Sejalan rendah.
5. Karagenan
Karagenan merupakan nama yang diberikan untuk keluarga polisakarida
linear bersulfat yangdiperoleh dari alga merah dan penting untuk pangan. Dalam bidang ind
ustri, karagenan berfungsi
sebagai stabilisator (pengatur keseimbangan), thickener (bahan pengentalan), pembentuk gel
, dan lain-lain.Karagenan dapat diperoleh dari hasil pengendapan dengan alkohol,
pengeringan dengan alat (drumdrying), dan dengan proses pembekuan. Jenis alkohol ya
ng dapat digunakan untuk pemurnian hanyaterbatas pada methanol, etanol dan isopropanol
(Winarno, 1996).
Berdasarkan kandungan sulfatnya, Doty(1987) membedakan
karagenan menjadi dua fraksi yaitu kappakaragenan yang mengandung

sulfat kurang dari 28% dan iota karagenan jika lebih dari 30%. SedangkanWinarno (1996),
membagi karagenan menjadi tiga fraksi berdasarkan unit penyusunnya yaitu kappa, iota,dan
lambda karagenan. Menurut Reen (1986) kappa karagenan dihasilkan dari rumput laut jenis
Eucheuma cottonii, sedangkan iota karagenan dihasilkan dari Eucheuma spinosum.
Struktur Molekul karagenan
Karagenan merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri dari ester,
kalium, natrium, magnesium, dankalsium sulfat dengan galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa kopo
limer (Winarno, 1996). Sedangkan menurutArifin (1994) menyatakan bahwa karagenan mer
upakan senyawa kompleks polisakarida yang dibangunoleh sejumlah unit galaktosa dan 3,6anhidrogalaktosa, baik yang mengandung sulfat maupun yangtidak mengandung sulfat, den
gan ikatan -1,3-D galaktosa dan -1,4-3,6 anhidrogalaktosa secarabergantian.
Sifat-sifat karagenan
Di pasaran, karagenan merupakan tepung yang berwarna kekuningkuningan, mudah larut dalam airdan membentuk larutan kental atau gel. Menurut Suryaning
rum (1988), sifat-sifat karagenan meliputi
kelarutan, stabilitas pH, pembentukan gel dan viskositas. Sifat-sifat
karagenan dapat dilihat pada Tabel 5.1
Kappa
Ester Sulfat

25-30 %

3,6-anhidrogalaktosa

28 38 %

Iota

Lambda

28 35 % 32 34 %
-

30 %

Larut pada

Larut

Kelarutan
Air Panas

Larut pada

suhu > 70 0C suhu > 70 0


C
Larut Na+
Larut Na+ Larut dalam semu
a

Air dingin

Susu Panas
Susu
Dingin

Larut

Larut

garam
Larut

Kental

Kental

Tspp
Larutan Gula

Larut (panas)

Susah larut Larut (panas)

Larutan garam

Tidak Larut

Larutan organik

Tidak Larut

Tidak Laru Larut (panas)


t
Tidak larut Tidak larut

Gel

Lebih Kental

Pengaruh kation

Membentuk

Gel sangat Tidak membentuk


gel
gel kuatdengan kuat Ca+
K+

Tipe gel

Rapuh

Elastis

Tidak membentuk
gel

PH netral dan basa

Stabil

Stabil

Stabil

Asam (pH 3,5)

Terhidrolisa

Terhambat Terhidrolisa

Stabilitas

dengan pan
as
.Tabel 5.1. Sifat-sifat Karagenan
6. Bahan Baku Biogas
Pada umumnya semua bahan organik yang mudah membusuk seperti jerami padi yang m
emiliki rasioC/N 68, kotoran hewan, serta kotoran manusia dapat dijadikan biogas. Hanya
saja biogas kotoranmanusia terkendala pada aspek kepantasan (sosial).
Kotoran unggas maupun hewan ternak dipilih karenaketersediaannya yang melimpah, memili
ki keseimbangan nutrisi, mudah dicerna, dan relatif dapatdiproses secara biologi.
Hardyanti (2007) menyebutkan bahwa biogas dengan zat penyusun yang
berbeda (variasibahan baku)
akan menghasilkan nilai kalor yang berbeda pula, tergantung pada mutu substrat. Potensibiog
as berbagai jenis bahan diperlihatkan oleh Tabel 6.1.

Table 5.1. komposisi gas metan dari berbagai bahan


7. Kesimpulan
Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari bahan-bahan alami,
seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah organik lain. Komponen biogas
antara lain sebagai berikut : 60 % CH4 (metana), 38 % CO2 (karbon dioksida) dan 2 %
N2, O2, H2, & H2S. Sumber energi Biogas yang utama yaitu kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi
dan Kuda.

Hubungan antara jumlah karbon dan nitrogen yang terdapat pada bahan organik dinyatakan
dalam terminologi rasio karbon/nitrogen (C/N). Apabila rasio C/N sangat tinggi, nitrogen
akan dikonsumsi sangat cepat oleh bakteri metanogenik sampai batas persyaratan protein
8. Referensi
http://yusufzae.blogspot.com/2012/02/makalah-pembuatan-biogas.html
http://peternakan99.blogspot.com/2012/02/biogas.html
http://septinalove.blogspot.com/2010/06/biogas.html
http://mateik.blogspot.com/2011/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://www.biogas-renewable-energy.info/biogas_composition.html
http://www.treepower.org/fuels/biomasssyngas.html

Anda mungkin juga menyukai