PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesehatan jiwa dan gangguan jiwa sering kali sulit didefinisikan. Orang
tidak
pantas.
Kebudayaan
setiap
masyarakat
sangat
kesehatan
jiwa
seseorang
dapat
vitalitas,
menemukan
arti
hidup,
kegembiraan
atau
daya
tahan
hubungan sosial.
Mampu mengetahui sumber koping dari gangguan hubungan social.
Mampu memahami mekanisme koping dari gangguan hubungan sosial.
Mampu memahami pohon masalah dari gangguan hubungan sosial.
Mampu memahami, menganalisa dan mengidentifikasi asuhan keperawatan dari
gangguan hubungan sosial.
1.4
Manfaat
Diharapkan dengan adanya makalah ini, mahasiswa mampu mengetahui, menganalisa,
dan mengidentifikasi penyebab, gejala, dan factor pencetus terjadinya gangguan hubungan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Stuart and Sudden (1998), hubungan interpersonal yang sehat terjadi
pribadi
masih
tetap
dipertahankan.
Menurut
Rogers,
sepanjang
siklus
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
Menyendiri
Kesepian
Manipulasi
Otonomi
Menarik Diri
Impulsif
Kebersamaan
Ketergantungan
Narsisisme
Saling Ketergantungan
Tabel 1.1 Rentang Respon Sosial
2.4
Faktor Predisposisi
Berbagai factor bisa menimbulkan respon social yang maladaptive.
c.
Hal
ini
akibat
dari
transiensi;
norma
yang
tidak
mendukung
Stressor Pencetus
Stressor pencetus pada umumnya mencakup peristiwa kehidupan yang
rumah sakit.
Stressor Psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan
kemampuan
untuk
mengatasinya.
Tuntutan
untuk
Mekanisme Koping
Individu yang mengalami respon social maladaptive menggunakan
2.8
Pohon Masalah
Resiko kambuh
Koping keluarga
tidak efektif
Kurangnya
pengetahuan
Resiko perubahan
sensori persepsi :
halusinasi
Deficit
perawatan diri
Gangguan
Hubungan Sosial
Intoleransi
aktifitas
Gangguan konsep
diri : harga diri
rendah
Koping individu
tidak efektif
Pasca trauma
Resiko tinggi
bunuh diri
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Meliputi nama klien, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status
marital, no.medrec, tanggal masu rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis,
ruangan alamat klien. Data penanggung jawab meliputi nama, usia, agama,
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
Pemeriksaan fisik
a. Kebutuhan fisiologis dan biologis
1) Nutrisi : menolak makan atau sebaliknya, makan secara berlebihan.
2) Istirahat dan tidur : melamun dan timbul kecemasan dan gelisah
menyebabkan gangguan tidur.
3) Eliminasi : kurangnya aktivitas menurunkan metabolisme tubuh dan
peristaltik usus sehingga menyebabkan kontipasi.
f. Status mental
1) Penampilan, meliputi cara berpakaian, cara berbicara, aktivitas motorik,
interaksi klien selama wawancara.
2) Status emosi, alam perasaan klien biasanya pasien sedih, apatis, cemas,
menyalahkan diri sendiri, afek tumpul.
3) Halusinasi, disebabkan karena keterbatasan
dan
kegagalan
dalam
No.
Dx
1
Diagnose
Tujuan
Keperawatan
Gangguan
Kriteria Evaluasi
berinteraksi
menarik
orang
diri dengan
lain
Intervensi
berhubungan
maupun
petugas
nyaman.
TUK :
1. Terbinanya
hubungan
percaya
perawat.
Setelah
berinteraksi,
saling
dengan
mampu :
a. Berkenalan dengan
terhadap
perawat.
b. Klien
dengan
mau
tersenyum dengan
perawat.
c. Klien
mau
menyapa
dan
disapa.
perawat
melakukan
pendekatan
secara
terapeutik :
a. Sapa
klien
dengan ramah.
b. Perkenalkan diri
secara sopan.
c. Tanyakan nama
lengkap
nama
panggilan
yang
disukai klien.
d. Tunjukkan sikap
empati
menerima
apa adanya.
dan
klien
tentang
interaksi
social.
klien
a. Menyebutkan
interaksi social.
2.2 Berdiskusi
dengan
pengertian
interaksi social.
b. Mengetahui
manfaatnya
kehidupan.
c. Mengetahui
mengenai
bagi
klien
tentang
keuntungan
berinteraksi
orang lain.
cara 2.3 Berdiskusi
dengan
dengan
klien
tentang
tidak
kerugian
apabila
melakukan
interaksi social.
tidak
berinteraksi
Klien
terlibat
dalam
kelompok.
a. Berinteraksi
dengan orang lain
maupun petugas.
b. Mampu
untuk
klien
melakukan
aktifitasnya.
3.2 Memberikan
kesempatan
klien
hubungan dengan
mempraktekkan cara
bekerja sama.
untuk
berkenalan
dengan
satu orang.
3.3 Pembagian
tugas
dalam
Klien
pada
membina
orang lain.
c. Mau untuk diajak
dalam
kegiatan
kelompok.
akan Setelah 6x berinteraksi, 4.1 Berikan umpan balik
membina
menjalin kembali
satu
hubungan
interpersonal
yang adaptif dan
saling
memuaskan.
a.
yang
Mengetahui
perilaku
perilaku
dan
dan maladaptive.
4.2 Dukung klien unutk
maladaptive.
b. Mengungkapkan
perasaannnya.
c. Membina
hubungan
dan
berinteraksi
menjelaskan
pengalaman
tentang
keberhasilan
dan
kegagalan
hubungannya dengan
orang
lain/petugas.
d. Klien
mampu
berkomunikasi
dengan
tentang
social
adaptif
dengan
konsisten
orang
lain/petugas secara
verbal maupun non
verbal.
unutk
mengawali
memulai
atau
kembali
tersebut
dengan klien.
4.5 Dukung respon social
pasien yang adaptif.
4.6 Evaluasi
bersama
pasien
alternative
Tgl
No.
Dx
2
Diagnose
Tujuan
Keperawatan
Defisit
perawatan
berhubungan
diri meningkatkan
perawatan dirinya.
Kriteria Evaluasi
Intervensi
dengan
kurangnya minat
dan
motivasi
terhadap
perawatan
diri,
intoleransi
aktivitas.
TUK :
1. Klien
mengetahui
efek-efek
yang
dapat
ditimbulkan dari
klien mampu :
a. Mengetahui
dari
menjaga kebersihan
efek
diri.
deficit Menjelaskan
perawatan diri.
b. Mampu melakukan
perawatan diri.
c. Mengetahui cara
deficit
perawatan diri.
2. Pengetahuan
menjaga
menjaga kebersihan
diri.
Menjelaskan pada klien
cara
kebersihan
baik.
diri Membantu
yang
dan
baik
cara
makan
yang
klien
mempraktekkannya.
benar.
Setelah 3x berinteraksi, Evaluasi
pengetahuan
keberhasilan
dalam
klien
menjaga
3. Klien
memenuhi
kebutuhan
kebersihan dirinya.
perawatan diri.
dapat Setelah 4x berinteraksi, Observasi cara klien
klien mampu :
a. Melakukan
dalam
melakukan
perawatan dirinya.
perawatan
perawatan
dirinya.
klien
untuk
teratur.
b. Membedakan
meningkatkan
kotor.
c. Melakukan
berhasil
kebersihan dirinya.
antara bersih dan Beri pujian apabila klien
perawatan
menjaga
kebersihan
diri
secara
dirinya
baik
dan
benar.
benar.
Tgl
No.
Dx
3
Diagnose
Keperawatan
Gangguan
konsep
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Intervensi
TUM : Diharapkan
koping
tidak
efektif.
TUK :
1. Klien
mengungkapkan
klien mampu :
a. Berinteraksi
perasaannya pada
dengan
perawat,
perawat.
berbincangbincang.
b. Mampu
mengeksplorasi
perasaannya.
c. Mampu
memahami makna
dari konsep diri.
dengan
klien
dan
yang
menyebabkan
merasa salah pada
dirinya.
1.3 Beri
mengenai
penjelasan
konsep
unsur-
diri.
mau Setelah 4x berinteraksi, 2.1 Beri penjelasan pada
mengetahui
penyebab
penilaiannya
yang salah pada
dirinya.
konsep
klien mampu :
a. Mengetahui
pengertian
klien
konsep diri.
dari 2.2 Identifikasi
konsep diri.
b. Mengetahui
penyebabnya.
c. Menerima bahwa
penilaiannya
tersebut salah.
mengenai
kemampuan
aspek
positif
dan
yang
dimiliki klien.
2.3 Bantu klien dalam
menilai
kemampuannya.
2.4 Beri dukungan atas
keberhasilan
yang
klien.
Setelah 5x berinteraksi, c.1 Evaluasi pengetahuan
terhadap
keberhasilan klien.
4. Rasa percaya diri Setelah 6x berinteraksi, 4.1 Bantu klien untuk
klien meningkat.
klien mampu :
a. Berinteraksi
dengan
orang
lebih
yang
ada
disekitarnya.
b. Berkomunikasi
dengan baik secara
verbal
meningkatkan
maupun
tertulis.
c. Menerima
kekurangannya.
komunikasi
klien.
4.3 Kembangkan
dengan
aspek
rasa
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Gangguan hubungan social adalah suatu keadaan dimana seorang
individu tersebut tidak dapat melakukan hubungan social secara
efektif/tingkah lakunya maladaptive ataupun sebaliknya, individu
tersebut berpartisipasi dalam kuantitas yang berlebihan.
4.1.2 Tanda dan gejala dari gangguan hubungan social adalah apatis,
ekspresi
sedih,
afek
tumpul,
menghindar
dari
orang
yang
menimbulkan
gangguan
ini,
meliputi
factor
dalam
kelurga
dan
teman,
hubungan
dengan
hewan
upaya
mengatasi
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika Aditama.
http://fajarnoverdi.blogspot.com/2012/03/gangguan-hubungan-sosial.html#
http://mitanurse.blogspot.com/2011/12/askep-pada-klien-dengangangguan.html
http://sehatjiwa-6.blogspot.com/2008/04/gangguan-hubungan-sosial.html