Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Bumi ini tersusun dari beberapa lapisan yaitu lapisan barisfer, lapisan

antara,dan lapisan litosfer. Barisfer merupakan lapisan inti bumi yang tersusun
dari lapisannife (nikel dan ferum). Sedangkan lapisan antara adalah lapisan yang
terletak di atasnife (nikel dan ferum) yang merupakan bahan cair dan berpijar.
Adapun litosfer adalah lapisan paling luar yang berada di atas lapisan antara.
Litosfer merupakan lapisan bumi paling atas yang merupakan tempat
tinggal mahkluk hidup, baik oleh manusia, hewan dan tanaman. Semua akifitas
manusiadilakukan di lapisan litosfer. Manusia tinggal, berkembang biak, bekerja
dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar di lapisan ini.
Lapisan litosfer memiliki beragam bentuk, ada yang berupa
pegunungan,dataran tinggi, dataran rendah, maupun sungai. Perbedaan bentuk ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor alam yaitu tenaga endogen dan eksogen bumi.
Perbedaan bentuk muka bumi ini menyebabkan pengaruh yang berbeda terhadap
kehidupan manusia. Oleh sebab itu, kita perlu mengkaji lebih dalam mengenai
litosfer, bahan-bahan penyusunnya serta pengaruhnya terhadap kehidupan
manusia.
Dalam kaitannya dengan Studi Pengideraan Jauh, Litosfer erat kaitannya
dengan persebaran batuan, pembuatan peta topografi, pengukuran sesar melalui
citra satelit.
Penggunaan data penginderaan jauh dalam bidang kebumian (bagian
khusus dari Litosfer) pada dasarnya adalah mengenal dan memetakan obyek
dan parameter kebumian yang spesifik, menafsirkan proses
pembentukannya dan menafsirkan kaitannya dengan aspek lain. Data
penginderaan jauh dicirikan oleh data yang dikumpulkan dari suatu daerah yang
sangat luas dalam waktu yang sangat singkat. Data yang diperoleh adalah
data hasil radiasi dan emisi energi elektromagnetik yang berasal dari
semua obyek yang ada dipermukaan bumi dan direkam diatas pita magnetik.

1|Penginderaan Jauh Terapan

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan litosfer?
2. Bagaimana struktur dan lapisan bumi itu?
3. Apa saja yang dapat dianalisis dalam citra Geologi?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas kelompok Penginderaan Jauh Terapan.
2. Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi.
3. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Litosfer serta aplikasi
Penginderaan Jauh Terapan dalam bidang Ilmu Litosfer.

BAB II

2|Penginderaan Jauh Terapan

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LITOSFER
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata
Yunani, litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan.
Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut
dengan kulit bumi. Litosfer merupakan lapisan batuan/ kulit bumi yang bulat
dengan ketabalan kurang lebih 1200 km. Ahli- ahli geofisika menggunakan istilah
litosfer dalam pengertian yang lebih terbatas yaitu kulit luar bumi yang tipis,
disebut kerak (crust).
Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02,
itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki
ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas
(merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah
(merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Bumi tersusun dari beberapa lapisan yaitu :
a.

Kulit bumi (lithosfer)

Lapisan ini pada kedalaman 50-200 km, tebalnya sekitar 1200 km, dengan masa
jenis rata-rata 2,9 gram/cc. Lithosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian
yaitu:

Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Lapisan ini

memilikiketebalan rata-rata 35Km.


Lapisan Sima yaitu lapisan bumi yang disusun oleh logam-logan sillisium
dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan ini
mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial, karena
mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferromagnesium dan
batuan basalt. Lapisan ini bersifat elastis dan mempunyai ketebalan ratarata 65Km.

3|Penginderaan Jauh Terapan

b.

Selimut (Mantel)

Lapisan ini mempunyai 2 bagian berturut-turut :


Mesosfer : Lapisan ini dikedalaman sekitar 2900 km, wujudnya padat terletak
dibawah atenosfer dengan ketebalan 2400-2750 km.
Astenosfer : Lapisan ini dikedalaman 700 km, wujudnya agak kental tebalnya
100-400km. Diduga lapisan ini tempat formasi magma.
c.

Inti Bumi (Barisfer atau Centrosfer)

Terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar (outer core) dan inti dalam (core). Lapisan
inti luar merupakan satu-satunya lapisan cair. Inti luar terdiri atas besi, nikel, dan
oksigen. Lapisan ini mempunyai tebal 2.255 kilometer. Adapun lapisan inti
dalam setebal 1.200 kilometer. Inti dalam merupakan bola logam yang padat dan
mampat, bersuhu sangat panas sekitar 4.500C. Lapisan ini terbentuk dari besi dan
nikel padat. Lapisan inti dalam merupakan pusat bumi.
B. MENGENAL DAN MENAFSIR OBYEK GEOLOGI PADA CITRA
Kondisi geologi suatu daerah biasanya sangat komplek, oleh karena itu
untuk memperoleh hasil penafsiran yang maksimal diperlukan suatu penafsiran
yang sifatnya analisis. Berikut ini beberapa obyek geologi yang yang bisa dikenal
dan ditafsirkan diatas selembar citra.
A. Struktur Patahan (Sesar)
Seringkali suatu patahan dicirikan oleh suatu kelurusan yang dikenal sebagai
lineament. Pada dasarnya lineament itu sendiri tidak selalu berbentuk garis lurus
(linear). Suatu patahan yang besar dapat memberikan bentuk yang linear dan
sangat tipis, terutama apabila patahan itu terjadi di daerah yang morfologinya
berbukit bukit atau berupa dataran aluvial.
Kelurusan itu sendiri tidak selalu berkaitan dengan patahan dan tidak dapat
dipakai sebagai bukti adanya patahan. Jadi hanya kelurusan-kelurusan yang
diakibatkan oleh pergerakan tektonik saja yang dapat menunjukan suatu
kenampakan tertentu yang bisa dipakai sebagai indikator suatu patahan atau sesar.

4|Penginderaan Jauh Terapan

1) Penafsiran patahan berdasarkan jejak-jejak lapisan.


Adanya perbedaan jejak-jejak lapisan dapat dikembangkan untuk mengenal suatu
patahan, yaitu:
a) Pergeseran suatu jejak lapisan (displaced structural pattern of bedding
trace);
b) Jejak perlapisan yang terputus (bedding trace off set);
c) Jejak perlapisan yang membentuk sudut lancip (acute angel of bedding
trace);
d) Pola jejak perlapisan yang berbeda (different pattern of bedding trace);
e) Jejak perlapapisan yang menghilang pada satu sisi (no pattern on one side
of bedding trace).

5|Penginderaan Jauh Terapan

6|Penginderaan Jauh Terapan

7|Penginderaan Jauh Terapan

8|Penginderaan Jauh Terapan

2). Penafsiran patahan berdasarkan arah kemiringan dan inklinasi


Perbedaan arah kemiringan dan inklinasi pada daerah yang berdampingan
dapat dipakai petunjuk adanya suatu patahan (sesar) diantara kedua daerah
tersebut.

9|Penginderaan Jauh Terapan

3).

Penafsiran patahan berdasarkan perbedaan warna


Untuk mendeliniasi jenis batuan adalah dengan cara melihat penyebaran
warna yang ada pada citra, akan tetapi umumnya citra mempunya probalitasnya
warna yang sangat bervariasi. Adanya pergeseran yang terjadi pada batuan dasar
dapat juga dipakai sebagai pengenal perkembangan dari suatu patahan / sesar.

10 | P e n g i n d e r a a n J a u h T e r a p a n

Napal
batu pasir
batugamping
konglomerat
lempung

B. Struktur Perlipatan
Kenampakan suatu lapisan batuan pada citra merupakan informasi kunci
yang sangat penting untuk mengetahui suatu bentuk lipatan. Analisa jenis lipatan
akan menjadi lebih akurat lagi, terutama pada satuan batuan yang homogen sudut
kemiringan lapisannya tampak jelas di kedua sayapnya.
1). Penafsiran struktur lipatan berdasarkan suksesi dan kemiringan
lapisan
Ada 2 pola perlapisan, yaitu pola perlapisan yang berbentuk oval dan yang
berbentuk paralel, seperti yang diperlihatkan pada gambar 1-13. Pola perlapisan
yang berbentuk cekung dapat dipakai sebagai petunjuk bahwa lipatannya
berbentuk asimetri. Metoda superimpose dari peta topografi dan citra satelit dapat
juga dipakai untuk menentukan jurus dan kemiringan lapisan, metoda ini adalah
metoda yang konvensional.

11 | P e n g i n d e r a a n J a u h T e r a p a n

2). Penafsiraan struktur perlipatan berdasarkan suksesi lapisan


Kasus ini seringkali dijumpai pada citra, penelusuran perlapisan tidak
melibatkan gawir-gawir lapisan tertentu. Pada daerah yang relatif agak datar,
seperti perbukitan dengan daerah dataran aluvial umumnya sering dijumpai.
Kedua lipatan baik sinklin maupun antiklin dapat diketahui dari citra.

12 | P e n g i n d e r a a n J a u h T e r a p a n

13 | P e n g i n d e r a a n J a u h T e r a p a n

C. IDENTIFIKASI LITOLOGI DAN DELINIASI SEBARAN BATUAN


Identifikasi obyek dan parameter jenis-jenis batuan (kelompok batuan) dan
penyebaran satuan batuan pada citra dilakukan secara fotomorfik artinya
mengandalkan apa yang nampak pada citra, dengan menggunakan unsur-unsur
dasar penafsiran citra yaitu rona warna, tekstur, bentuk, pola, ukuran, dan asosiasi.
Warna/rona merupakan unsur yang paling dominan digunakan untuk
mengenali persebaran batuan atau mendeliniasi dalam penafsiran visual ini.
Tampilan citra yang komposit akan lebih mempermudah untuk mengenali satuan
batuan. Citra komposit merupakan citra yang mampu memperlihatkan perbedaan
informasi geologi maupun geografi yang sangat jelas dan citra komposit ini telah
dibuktikan sebagai citra yang paling baik untuk pemetaan fenomena geologi.
Penarikan (deliniasi) batas sebaran batuan (litologi) atau satuan batuan
pada citra dapat dilakukan dengan mendasarkan sifat-sifat dari fotomorfik citra,
yaitu antara lain mendasarkan pada kenampakan rona warna yang sama, tekstur
yang sama, pola atau bentuk yang sama, atau berdasarkan hubungan diantara
asosiasi rona warna, tekstur dan bentuk obyek geologi di dalam citra. Berikut ini
beberapa contoh penarikan (deliniasi) batas persebaran batuan atau satuan batuan
yang tampak pada suatu citra, yaitu :

14 | P e n g i n d e r a a n J a u h T e r a p a n

1) Penarikan batas litologi (batuan) berdasarkan rona warna dan tekstur

15 | P e n g i n d e r a a n J a u h T e r a p a n

2) Penarikan batas dan penyebaran batuan berdasarkan rona warna dan tekstur

16 | P e n g i n d e r a a n J a u h T e r a p a n

3). Penarikan batas dan penyebaran satuan batuan berdasarkan rona warna,
tekstur, dan jejak-jejak lapisan.

17 | P e n g i n d e r a a n J a u h T e r a p a n

18 | P e n g i n d e r a a n J a u h T e r a p a n

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata
Yunani, litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan.
Studi Geologi merupakan salah satu bidang ilmu yang mmbahas litosfer
secara mendalam, khususnya mengenai batuan dan persebarannya.
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam menentukan posisi atau
tempat persebaran batuan, salah satunya dengan menggunakan citra satelit dengan
beberapa model penfsiran, seperti penfsiran struktur lipatan dalam citra dan
identifikasi litologi dan deliniasi sebaran batuan.

19 | P e n g i n d e r a a n J a u h T e r a p a n

REFERENSI :
Anonim ,http://taufikhidayat93.blogspot.com/2012/05/makalahlitosfer.html diakses 14 Maret 2014.
PDF,http://www.docstoc.com/myoffice/recommendations?
docId=159719865&download=1 diakses 14 Maret 2014.

20 | P e n g i n d e r a a n J a u h T e r a p a n

Anda mungkin juga menyukai