Beberapa waktu lalu saya berkesempatan berkunjung ke Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Duriangkang, salah satu IPA yang dikelola oleh PT. Adhya Tirta Batam (ATB). Selain
berkeliling melihat secara langsung proses pengolahan air, saya juga berkesempatan
mengobrol cukup banyak dengan bapak/ibu yang bertugas di bagian produksi ATB.
Dok Pribadi/Ground tank untuk menyimpan air bersih yang sudah diolah sebelum
diditribusikan kepada pelanggan
Setelah melewati tahap penyaringan, air baku yang sudah diolah menjadi air bersih tersebut
akan disimpan di tanki penyimpanan sementara (ground tank) setelah sebelumnya kembali
dibubuhi klorin untuk memastikan kuman-kuman yang ada di dalam air mati, air yang sudah
siap konsumsi tersebut kemudian di simpan di tanki reservoir, setelah itu baru didistribusikan
kepada pelanggan, dalam hal ini pelanggan ATB yang tersebar di Pulau Batam.
Dok Pribadi/Klorin yang digunakan ATB. Bentuknya berupa gas dan disimpan di tabung
seperti gas untuk memasak, hanya saja ukurannya lebih besar.
Bahan kimia yang biasanya digunakan oleh operator penyedia air bersih di Kota Batam
tersebut berupa zat kimia koagulan seperti tawas, PAC, dan koagulan pembantu lainnya, zat
kimia untuk menaikan Ph seperti soda ash dan kapur, dan disinfektan seperti kaporit, klorin,
dan PW 55.
Meski dijual lebih rendah ke pelanggan dominan, ATB masih tetap mendapatkan marjin yang
cukup untuk mengelola perusahaan air bersih tersebut karena ke pelanggan industri, niaga,
pelabuhan dll, dijual lebih tinggi. Ada subsidi dari kategori pelanggan lain sehingga tidak
terlalu memberatkan, apalagi kawasan industri di Kota Batam cukup banyak. (*