PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak Bumi merupakan salah satu sumber energi yang paling sering
digunakan oleh manusia. Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy
Model), permintaan minyak dunia pada periode jangka menengah (20022010) diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel per hari (bph) menjadi
89 juta bph atau tumbuh rata-rata 1.8% per tahun. Sedangkan pada periode
berikutnya (2010-2020), permintaan naik menjadi 106 juta bph dengan
pertumbuhan sebesar 17 juta bph.
Tak hanya untuk bahan bakar mesin, namun minyak bumi juga
digunakan untuk sumber energi dalam memasak, bahkan lilin pun terbuat
dari minyak bumi. Minyak bumi merupakan energi yang tak terbarukan.
Beberapa teori menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari mikro
organisme yang mengalami perubahan komposisi dan struktur karena proses
biokimia di bawah pengaruh tekanan dan suhu tertentu dalam rentang waktu
yang sangat panjang sehingga butuh waktu yang lama untuk bisa terbentuk
kembali.
Sementara itu tingginya tingkat ketergantungan masyarakat dunia pada
minyak bumi. Mendorong eksplorasi yang besar-besaran sehingga
menyebabkan cepat habisnya cadangan minyak bumi. Minyak bumi yang
telah diolah dan dimanfaatkan oleh manusia contohnya seperti pelumas,
plastik, karet, bahan bakar minyak, bitumen, lilin, pestisida, cat.
Minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon. Sifat dan karakteristik
dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya untuk
mengolah minyak bumi itu. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang
dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut. Maka dari itu pengetahuan
tentang minyak bumi sangat penting, mengingat SDA yang paling banyak
digunakan ini tidak dapat diperbahrui sehingga kita harus berusaha mencari
alternatif dan berusaha menghemat minyak bumi ini
Dan oleh karena itu, Dalam penulisan makalah ini akan di bahas
lengkap segala sesuatu yang berhubungan dengan minyak bumi.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Minyak Bumi
Minyak bumi adalah campuran komplek hidrokarbon plus senyawaan
organik dari Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang
mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga. Minyak
bumi
sendiri
bukan
merupakan
bahan
yang
uniform,
melainkan
Karbon
Hidrogen
Nitrogen
Oksigen
Sulfur
: 83,0-87,0 %
: 10,0-14,0 %
: 0,1-2,0 %
: 0,05-1,5 %
: 0,05-6,0 %
golongan parafinik
golongan naphthenik
golongan aromatik
sedangkan golongan olefinik umumnya tidak ditemukan dalam crude oil,
demikian juga hidrokarbon asetilenik sangat jarang.
Crude oil mengandung sejumlah senyawaan non hidrokarbon, terutama
senyawaan Sulfur, senyawaan Nitrogen, senyawaan Oksigen, senyawaan
Senyawaan Sulfur
Senyawaan Oksigen
Senyawaan Nitrogen
2.3.4
Konstituen Metalik
(viskositas rendah).
Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar
logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga
harus dipanaskan agar meleleh.
mudah
untuk
memisahkan
komponen-komponennya,
yakni
Distilasi Bertingkat
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak
distilasi.
Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas
melewati pelat-pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang
yang dilengkapi dengan tutup gelembung (bubble cap) yang
lebih
banyak
hidrokarbon
rantai
bercabang/
minyak solar/diesel.
Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus
menjadi rantai bercabang/alisiklik/aromatik. Sebagai contoh,
komponen rantai lurus (C5 & C6) dari fraksi bensin diubah menjadi
aromatik.
Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil menjadi
molekul besar. Contohnya, penggabungan molekul propena dan
Menara
asam
sulfat,
yang
berfungsi
untuk
memisahkan
memisahkan air.
Scrubber, yang berfungsi untuk memisahkan belerang/senyawa
belerang.
2.4.4
Pencampuran Fraksi
Pencampuran fraksi dilakukan untuk mendapatkan produk
akhir sesuai dengan yang diinginkan. Sebagai contoh:
Fraksi
bensin
dicampur
bercabang/alisiklik/aromatik
dengan
dan
hidrokarbon
berbagai
aditif
rantai
untuk
Crude Oil
Storage (Penyimpanan)
Penghilangan garam
Destilasi Fraksinasi
Proses Hidrokarbon:
1)
2)
3)
4)
5)
Cracking
Reforming
Alkilasi dan Polimerasi
Pemurnian
Pencampuran
2.5 Bensin
Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang
peranan penting sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis
hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung
tidak maksimum.
Alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin seperti
isooktana tidak terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang
dihasilkan, dan energi yang ditransfer ke piston lebih besar. Oleh karena
itu, bensin dengan kualitas yang baik harus mengandung lebih banyak
alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dibandingkan alkana rantai
lurus. Kualitas bensin ini dinyatakan oleh bilangan oktan.
bensin
Karakteristik
untuk
tersebut
memperoleh
kemudian
karakteristik
dibandingkan
pembakarannya.
dengan
karakteristik
fraksi bensin.
Menambahkan
aditif
anti
ketukan
ke
dalam
bensin
untuk
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Senyawa hidrokarbon yang biasanya ditemukan dalam minyak bumi
berupa hidrokarbon alifatik jenuh (alkana dan isoalkana), hidrokarbon siklo
alkana (siklopentana dan sikloheksana), hidrokarbon aromatik (etilbenzena),
senyawa belerang, nitrogen, oksigen, dan organo logam.
Standar mutu bensin dinyatakan dengan angka oktan. Untuk menaikkan
angka oktan, biasanya bensin diberi zat aditif (zat tambahan), misal-nya
TEL (Tetra Etil Lead) atau Pb(C2H5)4, 1,2-dibromoetana, dan MTEB (Metil
Tersier Butil Eter).
Dalam bidang industri, bahan atau zat yang berasal dari minyak bumi
dinamakan petrokimia. Contoh hasil industri petrokimia yaitu pengolahan
residu minyak bumi.Residu minyak bumi antara lain berupa aspal, minyak
pelumas, lilin, dan parafin.
3.2 Saran
Pembakaran yang terjadi pada senyawa karbon berupa pembakaran
sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna senyawa karbon
menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan air, sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan padatan karbon, gas CO, gas CO 2, dan
air.
Dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan antara lain yaitu
adanya gas CO yang sangat berbahaya karena dapat mengikat hemoglobin
dan menyebabkan penyempitan saluran pernapasan.
DAFTAR PUSTAKA
Sherman, Alan dan Sharon J. Sherman. 1996. Basic Concept of Chemistry. 6th
Edition. New Jersey: Houngton Mipplin Company
Purba Michael. 2004. Kimia Untuk SMA : Jakarta. PT Erlangga.
Pusat Penerjemah FSUI. 1997. Jendela IPTEK: Kimia. Edisi Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Keenan. 2005. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: PT Erlangga
Fessenden & Fessenden. 2007. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Binarupa
Aksara