Anda di halaman 1dari 4

GAMBARAN KLINIK

Gambaran klinis abses otak adalah demam, tanda-tanda peningkatan tekanan


intracranial (khususnya mual, muntah dan penurunan tingkat kesadaran), dan deficit
neurologic fokal bervariasi. CSS mengandung hanya sedikit sel, banyak protein, dan
kadar glukosa normal. Penyulit abses otak mencakup herniasi otak dan rupture abses
ke dalam ventrikel atau ruang subarachnoid (Kumar, 2007).
Kumpulan pus menyebabkan gambaran yang dapat diprediksi yaitu gambaran
massa yang membesar di otak (Ginsberg, 2008) :
-

Peningkatan tekanan intracranial

Tanda fokal (disfasia, hemiparesis, ataksia)

Kejang

Demam sering terjadi tetapi tidak selalu, progresivitas gejala dan tanda, terutama
dalam hitungan hari bahkan beberapa minggu, dapat menyerupai gambaran
neoplasma otak (Ginsberg, 2008).
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Melalui anamnesis diperoleh gejala klinis abses otak antara lain nyeri kepala,
demam, muntah atau kesadaran menurun
2. Pemeriksaan Fisik
Didapatkan kaku kuduk, kejang, kelumpuhan sebelah badan, seta tanda-tanda
peningkatan tekanan dalam kepala. Kadang kala ditemukan infeksi pada
bagian tubuh lain, misalnya pada telinga tengah, tulag mastoid, sinus, paruparu, atau jantung, yang di curigai sebagai sumber pernanahan (Hakim, 2005).
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan sel darah putih yaitu
10.000-20.000/cm3 dan peningkatan laju endap darah (LED) hingga 45
mm/jam. Lumbal punksi tidak dianjurkan (tidak spesifik untuk abses otak),
karena dengan cepat menunjukkan tanda-tanda herniasi otak (Hakim, 2005).

4. Biopsi
Dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan tumor atau stroke dan untuk
menentukan organism penyebab terjadinya abses (Nadalo, 2011).
5. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan yang terbaik dilakukan pada abses otak adalah CT scan
dan MRI. Pilihan utama pada pasien abses otak adalah MRI dengan atau tanpa
gadolinium. Hasil diagnostik serupa juga diharapkan pada CT scan tengkorak
dengan atau tanpa pemberian kontras iodine intravena. Kedua pencitraan
membantu mendeteksi efek massa abses, namun MRI dengan protocol difusi
memberikan hasil lebih spesifik dalam membedakan tumor cerebral, stroke,
dan abses (Nadalo, 2011).
Foto polos sinus paranasal hanya bisa disarankan adanya kemungkinan
penyebab dari abses otak. Penemuan dini pada pemeriksaan CT scan tidak
spesifik untuk abses otak. Gambaran edema dan efek massa lunak tidak dapat
dibedakan dari tumor atau stroke. Hasil MRI pada pasien cerebritis dapat
menyerupai gambaran stroke, sedangkan temuan infark yang diakibatkan oleh
vaskulitis dan serebritis bisa menyerupai stroke emboli (Nadalo, 2011).

Gambar : Abses serebral akibat Streptococcus pada lobus frontal


kiri
a) Gambar T2-weighted MR potongan coronal. Tampak lesi
hiperintens di tengah dan dikelilingi cincin konsentrik.
b) T1-weighted Gadolinium. Lesi menunjukkan peningkatan
cincin.
c) Gambar DW. Lesi homogen hiperintens.
d) ADC map menunjukkan hipointens, dengan difusi air

DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding abses yang utama dengan gambaran esensial berupa pada
peningkatan cincin pada lesi, meliputi (Gaillard, 2011):
1. Metastasis serebral atau glioma stadium berat
-

Abses cenderung memiliki dinding dalam yang halus

Lesi satelit mendukung adanya infeksi

Abses mungkin memiliki capsul intensitas rendah

Elevasi rCBV pada glioma stadium berat, abses berkurang

2. Infark sub akut/hemoragik/contusion


3. Demyelination
4. Radionekrosis
Jika lesi menampakkan peningkatan cincin dan difusi sentral yang terbatas, abses
otak merupakan diagnosis yang paling mungkin, namun harus tetap disertakan
diagnosis banding berupa metastasis serebral adenokarsinoma nekrotik.

DAFTAR PUSTAKA
Gaillard F. Cerebral Abscess. Available at: URL: http://creativecommons.org.
Accessed 30 november, 2011.
Ginsberg L. Infeksi Neurologis. In: Safitri A, Astikawati R, editors. Lecture Notes
Neurologi. 8 ed. Jakarta: Erlangga; 2008. p. 124-125.
Hakim AA. Abses Otak. Majalah Kedokteran Nusantara 2005;38:324-327.
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Sistem Saraf. In: Hartanto H, editor. Buku Ajar
Patologi. 7 ed. Jakarta: EGC; 2007. p. 922-923.
Mueller C, Castillo M, Mang TG, Cartes F, Weber M. Fungal versus bacterial brain
abscess : is diffusion-weihted MR imaging a useful tool in the differential
diagnosis? Diagnostic Neuroradilogy 2007:651-657.
Nadalo LA. Brain Abscess Imaging. Medscape reference 2011.

Anda mungkin juga menyukai