Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah pembangunan dan pembinaan desa menjadi pusat perhatian
pemerintah karena daerah pedesaan merupakan bagian integral dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Membangun desa berarti membangun sebagian
besar penduduk indonesia. hal ini mudah dimengerti karena lebih dari 80%
penduduk Indonesia tersebar di Indonesia diseluruh kepulauan nusantara. Dengan
demikian pembangunan desa harus dijadikan titik sentral pembangunan nasional.
Desa desa di tanah air menghadapi berbagi masalah yang cukup
kompleks. Masalah tersebut antara lain rendahnya tingkat pendidikan dan
perekonomian serta kurangnya sarana pendukung. Pada umumnya desa- desa di
Indonesia masih bersifat agraris belum maju dan Industri pedesaanya belum
berkembang.
Keadaan desa desa di Indonesia masih belum seragam ada yang masih
tertinggal, sedang berkembang, hingga yang sudah maju. Hal ini disebabkan
keragaman letak geografis, sosial budaya, dan potensi alam yang berbeda.
Keadaan demikian tentu saja kurang menguntungkan bagi Negara,baik dilihat dari
segi

sosial,

politik

maupun

ketahanan

nasional.

Dengan

tertinggalnya

pembagnunan desa dari kota akan menimbulkan arus urbanisasi yang melonjak.
Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan demografis.
Penduduk dan kegiatan perekonomian akan berpusat di kota, sementara desa
semakin sepi karena sebagian besar warga menetap dikota.
Mengingat tujuan pembangunan Indonesia terpusat pada peningkatan
kehidupan perekonomian yang adil dan makmur, berarti hasil pembangunan ini
harus dapat dinikmati secara merata. Hasil pembangunan tidak hanya dinikmati
kelompok tertentu saja, tetapi oleh seluruh warga Negara baik di desa maupun di
kota. Dengan demikian dapat tercipta keamanan dan ketertiban yang dinamis.
Memusatkan

pembangunan

kearah

pembangunan

desa

berarti

melaksanakan amanat dan cita-cita kemerdekaan Indonesia dalam menciptakan


kesejahteraan sosial yang adil, makmur, dan merata. Dalam upaya mempercepat

perkembangan desa, pembangunan dan pembinaannya perlu mendapat perhatian


semua pihak. Dengan cara ini dapat diantisipasi dengan mudah segala
permasalahan yang ada di desa. Sumberdaya alam yang ada diupayakan
penggunaannya secara optimal.
Keberhasilan dari suatu poses pembangunan ditentukan oleh usnsur-unsur
yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Unsur-unsur tersebut antara lain
keterampilan dan pengetahuan warga yang ditunjang kebijaksanaan pemerintah
dalam mengalokasikan proyek-proyek ke desa serta keuletan dan kesungguhan
dari para penggerak pembangunan desa. Ujung tombak penggerak pembangunan
desa antara lain penyuluh lapangan, baik dari instansi terkait, maupun instansi
lintas sektoral melalui program-program yang ada.
Berangkat dari permasalahan yang ada dalam hal pembangunan nasional
khususnya yang ada di daerah pedesaan maka diperlukan penyelesaian yang
membutuhkan kerja sama dari semua pihak.
Sebagai masyarakat ilmiah, Mahasiswa harus mampu menunjukkan karya
nyata dalam setiap langkah gerak pembangunan hadir dengan program Kuliah
Kerja Nyata (KKN) dimana Mahasiswa memiliki kesempatan lebih banyak untuk
mengambil peranan dalam bidang masing-masing. Sesuai dengan tujuan
pembangunan pendidikan nasional mahasiswa dituntut untuk memiliki sikap
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kecerdasan dan keterampilan
dengan kepribadian dan budi pekerti yang luhur serta semangat kebangsaan.
Dengan bekal sikap mental, pengetahuan, keterampilan, mahasiswa dapat
berperan aktif dan dinamis dalam membangun bangsa ini sesuai dengan tuntutan
jaman.
Mahasiswa sebagai bagian dari aktivitas akademik mempunyai fungsi dan
peranana dalam proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Hal
tersbut tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pendidikan merupakan
fungsi utama dari mahasiswa, yatiu proses kegiatan belajar mengajar dalam arti
yang luas. Kegiatan belajar meliputi kegiatan perkuliahan dalam rangka menyerap
ilmu dan propesi yang ditekuni. Selain itu, mahasiswa perlu juga belajar dari
lingkungan melalui kegiatan kemahasiswaan dan kegiatan di luar kampus untuk

mematangkan jiwa dan mental. Hal ini sangat diperlukan untuk mempersiakan
diri menjadi pemain dalam pembangunan bangsa dan Negara.
Mahasiswa sebagai masyarakat ilmiah harus berperan dalam penelitian
ilmiah yang dapat menghasilkan penemuan penemuan ilmiah yang bermanfaat
langsung ataupun tidak langsung bagi kehidupan masyarakat. Disamping fungsi
pendidikan dan penelitian, mahasiswa berkewajiban untuk melakukan kegiatan
yang besifat pengabdian kepada masyarakat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari Kuliah Kerja Nyata adalah
1. Memberikan pengalaman belajar tentang pembangunan masyarakat dan
pengalaman kerja nyata pembangunan.
2. Menjadikan lebih dewasa keperibadian mahasiswa dan bertamba luasnya
wawasan mahasiswa.
3. Memacu pembangunan masyarakat dengan menumbuhkan motifasi
kekuatan sendiri.
4. Mendekatkan perguruan tinggi dimasyarakat.
1.3 Manfaat
Manfaat dilakukannya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah :
1. Diharapkan memberikan dampak dan kesan yang positif dalam dinamika
pembangunan desa.
2. Mendidik agar mahasiswa berjiwa pangabdian dan bertanggungjawab
serta menggiatkan mahasiswa untuk ikut serta dalam pembangunan
nasional.

PROPIL DESA BAAY

2.1 Keadaan Desa Baay


Desa Baay adalah salah satu dari sebagaian nama sungai yang menjadi
tempat pemukinan penduduk pada masa pemerintahan Jepang. sebagaian nama
berasal dari bahasa SUKU KUTAI yang artinya Pasir yang menjadi tempat
pemukinan penduduk koloni kecil masyarakat Suku Dayak basap merimigran ke
Desa Muara Bulan (Baay). Sungai Baay terletak tepat di desa Baay, Konon
sungai tersebut merupakan salah satu tempat pemukinan dan perladangan
berpindah pada masa itu, walau pun sebenarnya masyarakat semakin bertambah
dan menetap sampai dengan sekarang.
Dengan kondisi yang agak memencar, kehidupan penduduk tidak lah
terlalu asing antara satu dengan yang lain, semangat persaudaraan/sekeluargaan,
persatuan, ketertiban dan keamanan antar penduduk selalu terkoordinasi dengan
baik. kehidupan masyarakat setempat sangat dipengaruhi oleh kebutuhan dan
semangat yang besar, dimanapun mereka tidaklah heran kehidupan penduduk
waktu itu banyak meninggalkan kenangan bagi anak cucu mereka di kehidupan
yang baru. Hampir di setiap acara Erau umpamanya mereka selalu mengundang
untuk hadir walaupun harus berjalan kaki sampai tiga hari tiga malam menembus
hutan belantara menuju desa yang mengundang mereka. Tetepi sekarang
kehidupan seperti itu tidak lagi kita temui disebabkan keadaan lingkungan dan
banyaknya pendatang dari daerah luar sehingga sedikit demi sedikit menghapus
tradisi penduduk asli setempat. Pada masanya, penduduk Karangan untuk
melengkapi kebutuhan sehari-hari harus membeli di desa Benua Baru
( Sangkulirang ) dengan membawa hasil hutan seperti rotan,sarang burung walet,
madu dan buah buahan menggunakan perahu yang hanya di dayung dengan waktu
tempuh kadang-kadang sampai tiga hari tiga malam tergantung keadaan air.
Sungai Karangan masih mempunyai berbagai kehidupan alami yang floranya
banyak memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat dulu dan sekarang.
Walaupun sudah ada jalan darat sungai Karangan masih merupakan tempat

berlabuh bagi masyarakat untuk menuju luar daerah dan menjadi sarana
transportasi bagi perusahaan kayu log untuk mengangkut hasil kayunya dengan
menggunakan rakit maupun ponton. Sungai Karangan memang kelihatannya
tenang tapi didalamnya banyak terdapat binatang buas seperti buaya umpamanya.
Baru baru ini ada terjadi dimana dua warga desa disambar buaya yang
mengkibatkan luka parah dan setelah empat hari meninggal dunia. Atas dukungan
masyarakat akhirnya Pemerintahan Desa mendatangkan pawang sehingga
tertangkaplah empat ekor buaya yang dianggap nakal oleh pawang tersebut.
Selain sungai Karangan desa Baay masih mempunyai hutan yang dulunya
sebagian besar dikuasai oleh Perushaan PT. SAGITA, PT. INOVASI yang banyak
menghasilkan hasil hutan seperti rotan, damar dan kayu log. Khusus rotan dan
damar saat ini tidak laku dijual karena tidak ada pembeli yang berminat. Hutan
Baay juga banyak memiliki aneka Pauna seperti : Ayam Hutan, Landak, Pelanduk,
Payau ( rusa ) dll.
2.2 Sejarah Pemerintahan Desa Baay
Sejak zaman penjajahan Belanda di Tanah air Karangan sudah dipimpin
oleh seorang Petinggi kampung yang berasal dari Kampung Baay sendiri dan
Pendatang dari daerah lain, pemerintahan dipusatkan di Tenggarong Kabupaten
Kutai, yang lama kelamaan Petinggi itu diganti dengan sebutan Kepala desa
hingga sekarang. Sejalan dengan kesaksian yang ada di masyarakat desa Baay
sudah mengalami pergantian kepala kampung sebanyak 06 ( lima ) kali. Adapun
urutannya sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Abdul Djalil (periode 1980 )


Husaini (periode 2000-2006 )
Pjs. Husaini (periode 2006-2010 )
Plt Syamsul (periode 2010- s/d sekarang)
Dimasa Pemerintahan Husaini beliau yang Formasi Pemerintahan berubah

sebagaimana tuntutan kebutuhan Pemerintahan pada masa itu, menjadi :

1. Kepala Desa

: Syamsul

2. Sekretaris Desa

: Jaini

3. Kaur Pemerintahan

: Abdul Gani

4. Kaur Pembangunan

: Alekandir

5. Kaur Umum

: Paran

5. Kaur Kesra

: M. Tarmizi

7. Bendahara

: Jalaludin

Ditambah Rukun Tetangga (RT) menjadi 7 ( tujuh ) antara lain :


1. Ketua RT 1

: ARBANI

2. Ketua RT II

: BAEN

3. Ketua RT III

: SARIF BUGA

4. Ketua RT IV

: JAMALUDIN SIMON

5. Ketua RT V

: SYAHBUDIN M.T

6. Ketua RT VI

: TAHIR

7. Ketua RT VII

: CHASWIN FANS

Pada tahun 2010 diadakan Poting secara aklamasi Ketua , Sekretaris dan
Anggota Badan Perwakilan Desa Baay, dan terpilihlah 5 ( lima ) orang, masingmasing :
Ketua

: Syamsudin

Wakil Ketua

: Abdul Muin

Sekretaris

: Parhansyah

Anggota

: 1. Reni
2. Jainudin

2.3 Sejarah Pembangunan Desa Baay


Pembangunan di Desa Baay dilihat dari perkembangannya dalam era
kepemimpinan Petinggi dan para kepala-kepala Desa yang menonjol antara lain :
Masa pemerintahan Syamsul, dengan fasilitas pemerintahan dan
sarana,sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Pembangunan Kantor BPD


Pembangunan Rumah Guru Agama
Pembangunan Kantor LPM
Sekolah Dasar

5. Perkebunan Kepala Sawit, Kakao, Anggrek, Gaharu, dan sarang burung


walet
6. Kantor Desa dibangun permanen
7. Pengadaan Motor Dinas..
8. Koperasi Serba Usaha
9. Pengadaan Listrik Desa
10. Pembagian Plasma Perkebunan Kelapa Sawit
Dengan lengkapnya persyaratan yang telah ditentukan maka berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 12 Tahun 2005 tentang
Pembentukan Kec. Sengatta Selatan, Kec. Teluk Pandan, Kec. Rantau Pulung,
Kec. Kaubun, Kec. Karangan, Kec. Batu Ampar dan Kec. Long Masengat dalam
wilayah Kab. Kutai Timur tertanggal 31 Oktober 2005

secara resmi ke 7 desa

yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Desa Karangan Dalam


Desa Batu Lepoq.
Desa Mukti Lestari.
Desa Baay.
Desa Pengadan
Desa Persiapan Karangan Seberang.
Desa Persiapan Karangan HiIir
Menjadi satu kecamatan yaitu Kecamatan Karangan yang dulunya dalah

merupakan bimbingan dari Kecamatan Sangkulirang, Kemudian dengan


dimekarkannya Kecamatan Karangan Desa Baay terbagi menjadi 2 ( dua ) Kepala
Dusun yaitu ;
1. Kepala Dusun I

: Yansyah

2. Kepala Dusun II

: Idar

Sedangkan Rukun Tetangga menjadi 7 ( tujuh ) yaitu ;


1. Ketua RT 1

: ARBANI

2. Ketua RT II

: BAEN

3. Ketua RT III

: SARIF BUGA

4. Ketua RT IV

: JAMALUDIN SIMON

5. Ketua RT V

: SYAHBUDIN M.T

6. Ketua RT VI

: TAHIR

7. Ketua RT VII

: CHASWIN FANS

3. Masa Pemerintahan Syamsul


Difasilitasi dengan sarana dan fasilitas yang ada dan adanya rehab
diberbagai Sarana dan penyempurnaan Administrasi. Sarana yang menunjang
antara lain yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Pembangunan Kantor BPD


Pembangunan Rumah Guru Agama
Pembangunan Kantor LPM
Sekolah Dasar
Perkebunan Kepala Sawit, Kakao, Anggrek, Gaharu, dan sarang burung

walet
6. Kantor Desa dibangun permanen
7. Pengadaan Motor Dinas.
8. Koperasi Serba Usaha
9. Pengadaan Listrik Desa
10. Pembagian Plasma Perkebunan Kelapa Sawit

STRUKTUR
DESA BAAY

2.
BPD

Kepala Desa

Sekretaris Desa

Bendaharan
Desa

Kaur Pemerintahan Kaur


Umum

Kaur
Kesra

Kaur
Pembangunan

4. Kondisi Desa Baay


2.4.1. Kondisi Umum Desa Baay
2.4.2. Keadaan Geografis Desa Baay
Desa Baay adalah salah satu desa di Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur,
dengan batas wilayah sebagai berikut :
A.

Batas Wilayah

- Sebelah Selatan

: Pengadan

- Sebelah Timur

: Gunung Sepatan

- Sebelah Utara

: Karangan Seberang

- Sebelah Barat

: Bengalon

B.
-

Ditinjau dari orbitasi Desa Baay


Jarak ke ibukota kecamatan terdekat
Lama tempuh ke ibukota kecamatan
Kendaraan umum ke ibukota kecamatan
Jarak ke Ibu Kota Kabupaten
kendaraan umum ke ibukota kabupaten

:
:
:
:
:

20 Km
30 menit
Angkutan Darat
150 Km
Angkutan

Umum
Kondisi Fisik Desa Baay
Prasarana Transportasi Darat Transportasi jalan yang merupakan lintasan 1 ruas jalan yang
saling berhubungan yang mempunyai fungsi sebagai jalur lalu lintas ( Desa - Kecamatan Kabupaten - Desa disekitar ) 1 ruas jalan tersebut. Jalan tersebut yang berhubungan langsung
dengan jalur jalan kemitraan yang dibangun menuju Areal Perkebunan Sawit PT. Telen, PT.
Gunta Samba dan PT. BAS dan dilintasi jalur jalan Provinsi menuju Kecamatan Kaubun,
Kecamatan Kaliorang, Kec. Bengalon dan Kabupaten Kutai Timur.

10

Komponen Pemukinan Di Desa Baay :


1.

Rumah penduduk

2.

Tempat Ibadah

3.

Kios sembako

4.

Kantor Kepala Desa

5.

Parit Pembuangan air.

6.

Persawahan

7.

Saluran Persawahan

8.

Perkebunan

9.

Peternakan

10.

Koperasi

11.

Sungai

12.

Gedung SD

13.

Gilingan padi

2.4.3 Keadaan Topografi


Secara

umum

keadaan

topografi

Desa Baay adalah dataran rendah dan yang

merupakan daerah pertanian, perkebunan dan perikanan darat / tambak sehingga sangat
cocok untuk pengembangan dan pembukaan lahan persawahan, perkebunan Kelapa Sawit,
dan perikanan. Desa Baay mempunyai prospek untuk dijadikan untuk pertanian sehingga
sangat memungkinkan untuk menjadi desa yang mandiri dan desa Baay. juga merupakan
penghasil padi sawah dan gunung

yang sangat potensial, karena hampir penduduknya

mempunyai lahan pertanian dan perkebunan.


2.4.4. Iklim
Mempunyai iklim tropis ( dua musim ) yaitu Hujan dan Panas
Klimatologi
Curah hujan

Jumlah bulan hujan

: 5 Bulan

Suhu rata-rata

: 28 Derajat Selsius

Letak Ketinggian :
2.5. Keadaan sosial Ekonomi Penduduk Desa Baay
2.5.1 Jumlah Penduduk

11

Desa Baay berpenduduk 230 jiwa dengan luas wilayah 660 Ha. dengan klasifikasi
Laki-laki 150 Jiwa , perempuan 80, dan terbagi dalam 78 KK (Kepala keluarga) berdasarkan
hasil pemetaan oleh Ketua RT dan Aparat Desa di dapat
2.5.1 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

No

Jenjang Pendidikan

Jumlah

Belum Sekolah

25 Jiwa

Usia 7 45 tahun tidak pernah sekolah

Jiwa

Pernah sekolah SD tapi tidak tamat

Jiwa

SD / Sederajat

28 Jiwa

SLTP / sederajat

14 Orang

SLTA / sederajat

16 Orang

Lulusan DI

- Orang

Lulusan D2

- Orang

Lulusan D3

1 Orang

10

S-I

- Orang

2.5.2 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia


No

Umur

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

0- 3 Bulan

28

20

48

4 6 Tahun

7 12 Tahun

19

28

13 15 Tahun

10

16 18 Tahun

14

19 Tahun Keatas

80

70

151

2.5.3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian


No

Pekerjaan

Jumlah

Petani

88

PNS

orang
orang

12

Pedagang

2 orang

Polri

- orang

Jasa Medis

1 orang

Bidan desa

1 orang

Nelayan

- orang

Montir

- orang

Karyawan

10

Honorer

11

Lain-lain

10 orang
4 orang
128 orang

2.5.4 Jumlah Penduduk Menurut Suku dan Agama


No

Suku/Agama

Jumlah

Agama Islam

230 jiwa

Agama Kristen

Jiwa

Agama Khatolik

Jiwa

Suku Banjar

Jiwa

Suku Bugis

Jiwa

Suku Jawa

Dayak Basab

200 jiwa

Batak

- jiwa

Nias

- jiwa

10

Sunda

11

Flores

- jiwa

12

Tator

- jiwa

13

Bima

- jiwa

14

Kutai

jiwa

- jiwa

15 jiwa

13

2.5.5.

Fasilitas Lembaga Pemerintahan


Di Desa Baay Kecamatan Karangan ini Baru membangun Kantor Kepala

Desa Partner kerja pemerintahan desa yang dibentuk Pemerintah Kabupaten


adalah Badan Permusawaratan Desa ( BPD ) yang beranggotakan 7 orang ,
sekaligus merupakan mitra kerja Kepala Desa. Disamping itu juga ada Aparat
Keamanan yang berpos persis di samping Kantor Kepala Desa. Untuk menunjang
Pemerintahan Desa , Kepala Desa dibantu oleh aparat-aparat Desa atau staf yang
membidangi yaitu :
1. 1 (satu) orang Sekretaris Desa
2. 1 (satu) orang Kaur Pemerintahan
3 1 (satu) orang Kaur Pembangunan
4. 1 (satu) orang Kaur Umum
5. 1 (satu) orang Kaur Kesra
6. 2 (dua) orang Staf Tata Usaha
7. 2 (dua ) orang Kepala Dusun
8. 7 (tujuh) Orang Ketua Rukun Tetangga
2.5.6. Organisasi Desa diantaranya :
1. Organisasi Pemuda Karang Taruna
2. Remaja Mushola
3. Organisasi Keagamaan Kelompok Yasinan
4. Organisasi Kepemerintahan PKK
Untuk kegiatan PKK sudah melaksanakan seluruh program PKK. dan
mendapat bantuan dana dari Ketahanan Pangan dari Distanak untuk
pengembangan usaha di bidang pangan tradisional sedangkan kelompok yasinan
dan PKK sudah ada kegiatan yang dilaksanakan selain dana melalui sepuluh
program pokok organisasi, PKK juga mendapat batuan dana anggaran rutin ADD
serta Program pengembangan Kecamatan (PPK) yang bertujuan membantu
menambah pendapatan keluarga yang diperuntukan bagi kegaitan simpan pinjam
yang merupakan dana bergulir.

14

BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam kehidupan bermasyarakat yang kondisi sosialnya sangat perluh


diperhatikan, tentu memilki beberapa permasalahan yang harus menjadi perhatian
dan penyelesaian bersama demi terciptanya suasana yang kondusif di tingkat desa,
tempat dimana segala kepentingan masyarakat yang agraris terakomodir. Dari
prolog yang dijelaskan di atas, maka ada beberapa permasalahan di beragam
bidang baik pada pembagunan inprastruktur, pertanian, perkebunan dan perikanan
yang lahir dari proses identifikasi di tingkat desa Baay, Kecamatan Karangan
tempat diadakannya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Beberapa masalah
tersebut diantaranya adalah :
3.1. Inprastruktur
Pembangunan inprastruktur yang ada di desa Baay masih sangat
memprihatinkan disegala bidang baik dari pembangunan sarana dan prasarana
tempat ibadah, pendidikan, penerangan desa, dan air bersih. Desa Baay
merupakan desa yang paling tertinggal diantara desa yang ada di kecamatan
Karangan, maka dari itu desa ini perluh diperhatikan secara khusus oleh
pemerintah yang terkait mengenai pembanguana sarana dan prasarana demi
kemajuan desa baay yang akan datang. di antara permasalahan diatas ada
permasalahan yang paling mendasar sehingga pembangunan didesa baay menjadi
terlambat dan tertinggal, yaitu permasalahan masih kurangnya sumberdaya
manusia yang berada didesa baay salah satu indikatornya adalah sebagian dari
masyarakat atau aparat desa Baay masih memiliki pendidikan yang rendah hanya
seorang saja yang memiliki pendidikan tammatan SMA.
Pembangunan desa baay yang selama ini selalu ditunggu-tunggu dan
diharapkan oleh masyarakat desa baay adalah penerangan desa dan penyediaan air
bersih didesa baay karna didesa ini ketika malam hari desa ini gelap gulita
bagaikan desa yang tidak berpenghuni, dan ketika ingin memasak masyarakat
setempat sangat kesulitan medapatkan air bersih,itu pun ketika ingin mendapatkan

15

air bersih masyarakat setempat relah menempuh berpuluh-puluh kilometer untuk


mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi setiap harinya.
3.2. Pertanian

Pertanian di desa baay cukup baik dari segi lahan dan struktur tanah yang
didominan oleh pertanian padi gunung, namun yang terdapat masalah didalam
bidang pertanian didesa Baay sekarang yaitu padi gunung karena didalam
pengairannya hanya mengharapkan tada hujan. Serta kurangnya pembuatan irigasi
didalam areal persawahan.
Dukungan dari pemerintah belum maksimal seperti penyediaan Tenaga
Penyuluh SP2B di desa Baay,sehingga kesadaran masyarakat dalam membidangi
suatu pertanian tidak berkomitmen dalam melakukan suatu bidang pertanian yang
kususnya berfokus dalam satu bidang, kondisi yang ada di desa Baay didalam hal
pertanian, hanya ada yang membidangi pertanian padi gunung.
Terkadang ada juga masyarakat yang tidak memanfaatkan bantuan yang
diberikan oleh pemerintah khususnya dari Dinas pertanian kabupaten kutai timur,
seperti bibi-bibitan, pupuk, herbisida, dikarenakan kurangnya penyuluhan yang
datang ke lokasi pertanian. Dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum tau
alur yang harus dilewati didalam membuat permohonan sehingga masyarakat
masih memiliki kebingungan dalam membuat permohonan bantuan kepada dinasdinas terkait.
Diantaranya petani banyak yang mengerjakan pekerjaan yang instan dalam
hal menghasilkan dana untuk kehidupan sehari-hari, seperti kerja buruh harian
dan borongan disetiap perusahaan yang membutukan tenaga burunya.
3.1 Perkebunan

Ada pun permasalahan Perkebunan di desa Pelawan yaitu:


-

Perkebunan kelapa sawit Etam Bersama Lestari (EBL) masih


mempunyai berbagai masalah dengan masyarakat desa pelawan

Khusunya menyangkut perkebunan Plasma.


Sampai saat ini perkebunan warga Masyarakat

Pelawan

mengalami masalah dalam hal pemeliharaan seperti kurangnya

16

suplai pupuk bahkan tidak adannya bantusn pupuk baik dari


perusahaan setempat dan pemerintah daerah.

3.2 Perikanan
Perikanan merupakan salah satu potensi yang ada di desa
Pelawan selain itu juga salah satu mata pencaharian warga desa
Pelawan .potensi perikanan desa Pelawan diantaranya, Perikananan
yang ada di RT 01 dan 02 desa Pelawan adapun permasalahan yang
dihadapi oleh nelayan perikanan seperti adanya penangkapan ikan
yang dilakukan oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab,
melakukan

penangkapan

ikan

dengan

cara

penangkapan

ikan

mengunakan Potasium dan pengeboman secara liar di kawasan


perairan kec. Sangkulirang. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya
pengawasan dari warga desa Pelawan dan aparatur setempat yang ada
di desa pelawaan.
Potensi perikanan Desa Pelawan sangat baik namun yang menjadi
kendala saat ini adalah kurannya peralatan pengakapan ikan, sebagian
besar masyarakat Desa Pelawan masih menangkap ikan dengan alatalat tradisional sehingga berdampak pada hasil tengakap tiap harinnya
hampir tidak sesuai dengan permintaan warga atau konsumen dengan
hasil tangkapan.
Permasalahan di desa Pelawan sangat komplek untuk bidang
kelautan dan perikanan dikarenakan tidak adannya petugas PPL dari
DKP yang sampai ke dasa Pelawan untuk menyampaikan seminar atau
penyuluhan

pertsnian

sehingga

masyarakat

disana

cenderung

melakukan penagkapan ikan masih menggunakan tangkapan yang bisa


dikonsumsi oleh satu atau dua KK saja.
3.3 Perternakan
Sampai saat ini peternakan desa Pelawan masih dilakukan oleh
perseorangan, hal ini menjadi PR besar bagi pemerintah kec,kab
maupun pripinsi untuk lebih jeli melihat kekurangan-kekurangan yang
di miliki oleh berbagai desa dan lebih adil dalam mensuplai bantuan ke
berbagai desa yang ada di Kutai Timur.

17

18

Anda mungkin juga menyukai