Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang
mempunyai potensi sumber daya alam yang besar, salah
satu

di

antaranya

yang

mempunyai

potensi

untuk

dimanfaatkan adalah sumber daya mineral logam. Sebagai


negara yang sedang membangun di segala bidang, tentu saja
potensi sumber daya mineral logam sangat dibutuhkan agar
pembangunan dapat berjalan dengan sempurna. Salah satu
jenis

logam

yang

mempunyai

banyak

kegunaan

dan

mempunyai potensi besar untuk dikembangkan adalah logam


Nikel (Ni). Nikel terutama digunakan untuk industri logam
dasar, industri otomotif, pesawat terbang, alat-alat berat,
listrik, dan industri lainnya yang mendukung perekonomian
negara.

Nikel

mempunyai

potensi

sangat

besar

untuk

dikembangkan di Indonesia karena terdapat dibeberapa lokasi


dalam jumlah sumberdaya yang cukup besar untuk mensuplai
kebutuhan nikel dalam negeri maupun untuk diekspor ke luar
negeri. Sumberdaya nikel, terutama nikel laterit, di Indonesia
sampai saat ini masih termasuk besar di dunia. Lokasi
sebaran nikel di Indonesia terutama di Sulawesi Selatan dan
Maluku Utara, serta beberapa lokasi di Papua (Yapen, Waigeo,
dan Raja Ampat). Potensi sumberdaya nikel yang diketahui
berada di daerah Halmahera Timur, Maluku Utara kurang
lebih 220.000.000 ton (Pemda Maluku Utara), tersebar di
beberapa

lokasi

yaitu

Tanjung

Buli,

Pulau

Pakal,Pulau Gebe, Pulau Obi, dan Teluk Weda.

Gee,

Pulau

Nikel adalah suatu komponen yang banyak ditemukan


dalam meteorit dan menjadi suatu ciri yang membedakan
meteorit dengan mineral lainnya. Meteoritsendiri ialah batu
meteor yang berhasil mencapai permkaan bumi,Nikel ini
diperoleh

dari

pentlandit

dan

pirotit

secara

komersial

dikawasan Sudbury Ontario, yaitu suatu kawasan yang


menghasilkan 30% kebutuhan nikel dunia.
Nikel adalah suatu logam yang berwarna putih keperakperakan, ringan, kuat anti karat, bersifat keras, mudah
ditempa, sedikit feromagnetis, merupakan konduktor yang
baik dan termasuk dalam grup logam besi-kobal dan dapat
menghasilkan alloy yang sangat berharga. Suatu logam Nikel
mempunyai titik lebur 145300C serta memiliki titik didih yang
sangat tinggi yaitu 27320 0C. Nikel ini juga mempunyai sifat
mudah ditarik oleh magnet, resisten terhadap oksidasi, larut
dalam asam nitrit, tidak larut dalam air dan amoniak, sedikit
larut dalam hidrokhlorik dan asam belerang. Mempunyai
berat jenis 8,8 untuk logam padat dan 9,04 untuk kristal
tunggal.
Pengolahan adalah sebuah proses mengusahakan atau
mengerjakan sesuatu (barang dsb) supaya menjadi lebih
sempurna. Kemudian Apa itu nikel? Pengertian Nikel adalah
salah satu zat padat metalik yang memiliki sifat tahan karat.
Dalam keadan tidak bercampur, wujud nikel adalah sebagai
zat yang lembek, tapi nikel bisa menjadi baja tahan karat
(stainless steel) apabila dipadukan dengan krom, besi, dan
zat logam lainnya.Contoh peralatan yang memakai campuran
nikel diantaranya adalah benda yang terbuat dari stainless
steel seperti peralatan masak, peralatan gedung dan rumah
yang memakai logam tahan karat lainnya. Sehingga proses

pengolahan Nikel adalah suatu proses mengubah biji nikel


menjadi suatu barang yang mempunyai nilai jual yang lebih
tinggi.
I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang penelitian di atas maka dapat
dirumuskan beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Pengertian Nikel secara umum
2. Proses-proses yang terjadi dalam pengolahan fero
Nikel sehingga menghasilkan Fe-Ni Ingot dan Fe-Ni
Shoot
I.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui proses-proses dalam pengolahan Fero
Nikel (Fe-Ni)
2. Mengetahui pembagian dan pengertian Nikel secara
umum.
3. Mengetahui perbedaan Fe-Ni Ingot dan Fe-Ni Shoot.
4. Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam
pengolahan Nikel.
I.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
tentang proses pengolahan Nikel yang ada di Indonesia. Yang
meliputi serangkaian proses dimulai dari proses komunisi
sampai dengan granulasi dan pengemasan.

BAB II
ISI MATERI
Pengolahan Nikel
Nikel dapat diolah dengan beberapa metode pengolahan.
Dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.1Produk pengolahan Nikel
Ferronikel
Ferronikel yaitu suatu produk olahan dari Nikel yang
menggunakan teknologi pyrometalurgy. Pyrometalurgy
yaitu suatu proses ekstraksi bijih Nikel yang mempunyai
kadar tinggi.
Nikel Matte
Nikel Matte adalah nikel sulfida yang diproduksi dari
hasil smelting (peleburan). Nikel matte utamanya terdiri
dari 2 buah komponen yaitu sebuah paduan Nikel
Tembaga

dan

heazlewoodite

(Ni3S2).

Nikel

dapat

diekstraksi melalui proses metalurgi, biji sulfida dari


Nikel biasanya telah diolah/ diekstraksi menggunakan
pyirometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada
temperatur tinggi). Untuk menghasilkan liquid matte
yang

akan

berikutnya.

digunakan
Untuk

pada

pemurnian

memproses

Nikel

tahap
Matte

menggunakan ektraksi logam hydrometalurgy (proses

ekstraksi) yang dilakukan pada temperatur yang relatif


rendah dengan cara pelindian dengan media cairan.
Nikel
Produk olahan dari Nikel yang menggunakan proses
hidrometalurgi. Proses pengolahan bijih nikel dengan
penggunkan teknologi hidrometalurgi adalah proses
ekstraksi

bijih

nikel

dengan

menggunakan

proses

pelindian (leaching) dengan menggunakan reagentreagent tertentu. Teknologi ini biasanya digunakan
untuk pengelohan bijih nikel dengan kadar rendah. Hasil
akhir pengolahan ini berupa nikel (Ni).
1.2Mineral bijih
Secara umum mineral bijih dibagi menjadi 2 jenis yaitu
a.
Mineral oksida (laterit)
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat
persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur
tertentu. Mineral oksida umumnya lebih keras
dibanding mineral lainnya, kecuali silikat. Mereka juga
lebih berat, kecuali Sulfida. Unsur yang paling utama
dalam oksida adalah Besi (Fe), Chrom (Cr),
Mangan(Mg), Timah (Pb), dan Alumunium (Al).Mineral
Oksida dibagi menjadi 2 yaitu
Saprolite
Saprolit adalah produk pelapukan pertama
meninggalkan sedikitnya 20% fabric dari batuan
aslinya. Bijih saprolit mempunyai kandungan Fe
rendah dan Mg tinggi, bijih saprofit dibagi dalam 2
jenis berdasarkan kadarnya yaitu HGSO (High
Grade Saprolit Ore) dan LGSO (Low Grade Saprolit
Ore). Biasanya HGSO mempunyai kadar Ni 2%

sedangkan kadar LGSO 2% (diganti pada file


Nikel Laterit)
Limonite
Limonite adalah hasil pelapukan lanjut dari
batuan

beku

ultrabasa.

Komposisinya

meliputi

oksidasi besi yang dominan, goethit, dan magnetit.


Ketebalan lapisan ini rata-rata 8-15 meter. Dalam
Limonite dapat dijumpai adanya akar tumbuhan,
meskipun dalam presentase yang sangat kecil.
Kemunculan

bongkah-bogkah

batuan

beku

ultrabasa pada zona ini tidak dominan atau hampir


tidak ada, umumnya mineral-mineral dibatuan
beku

basa-ultrabasa

telah

terubah

menjadi

serpentin, akibatnya hasil dari pelapukan yang


belum tuntas. Fine grained, merah coklat atau
kuning, lapisan kaya besi (Fe) dari limonite soil
menyelimuti seluruh area. Lapisan ini tipis pada
daerah yang terjal, dan sempat hilang karena erosi.
Sebagian dari Nikel pada zona ini hadir didalam
mineral
terkadang

Manganese
terdapat

oxide,
mineral

lithioporite.
talc,

Dan

tremolite,

chromiferous, quartz, gibsite, maghemite.


b.

Mineral sulfida ( Pentlandit)


Mineral sulfida adalah mineral yang terbentuk dari
kombinsi

antara

unsur

tertentu

dengan

sulfur

(belerang). Pada umumnya unsur utamanya adalah


logam. Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya
terbentuk

diwilayah gunung berapi yang memiliki

kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya


terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber
sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur

tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi


oleh

sulfur

yang

ada

disekitarnya.

Pembentukan

mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat


terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya
dikenal

sebagai

pembentukan

alterasi

yang

terkait

mineral
dengan

dengan

sifat

hidrotermal(air

panas). Beberapa penciri kelas mineral ini adalah


memiliki kilap logam karena unsur utamanya logam,
berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai
kekerasan

yang rendah. Beberapa contoh mineral

sulfida yang terkenal adalah pyrit (FeS3) , Chalcocite


(Cu2S), Galena (PbS), Sphalerite (ZnS).

2. Pengolahan Nikel Laterite


2.1Kominusi
Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran
suatu bahan galian menjadi lebih kecil, hal ini bertujuan
untuk

memisahkan

atau

melepaskan

bahan

galian

tersebut dari mineral pengotor yang melekat bersamanya.


Kominusi bahan galian meliputi kegiatan berikut:
a. Crusher
Yaitu suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi
mineral yang di inginkan agar terpisah dengan mineral
pengotor yang lain. Dimana proses ini bertujuan juga
untuk reduksi ukuran dari bahan galian atau biji yang
langsunga dari tambang dan mempunyai ukuran yang
besar-besar (diameter 100 cm) menjadi ukuran 2025cm, bahkan sampai pada ukuran 2,5 cm. Alat yang
digunakan

pada

Primary

crusher yaitu antara lain:

Crusher

dan

Secondery

Jaw Crusher

Jaw Cruher

Gyr
ator

y
Cru

she
r

Gyrator
Crusher

e
Cru

she
r

Con

Cone
Roll
Crusher
Cru

she

Cru

she
r

Rot
ary
Bre

Impact
ake
Crusher
r

Roll
Crusher

Imp

act

Ha
mm
erm

Rotary
Braker

10

ill

Hamm
er mill

b. Grinding
c.Yaitu tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran halus
yang diinginkan. Tujuan grinding yaitu mengadakan liberalisasi
mineral berharga, mendapatkan ukuran yang memenuhi ukuran
industri, mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan
proses.
3. Sizing
d.

Merupakan proses pemilihan bijih yang telah melalui

proses chrominusi sesuai ukuran yang dibutuhkan. Kegiatan sizing


meliputi screening yaitu salah satu pemisahan berdasarkan
ukuran, proses ini disebut dengan proses pengayakan. Sizing
dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Pengayakan atau penyaringan (screening/sieving)
e.
Pengayakan atau penyaringan adalah

proses

pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran


partikel. Pengayakan (screening) dipakia dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk
skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan atau penyaringan ada 2
yaitu:
Ukuranlebih besar daripada ukuran lubang-lubang

ayakan (oversize)
Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-

lubang ayakan (undersize)


Saringan (sieve) yang sering dipakai dilaboratorium
yaitu:
Hand sieve
Vibrating sieve series
Sieve shaker atau rotap
Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri yaitu:
Estationary grizzly
Roll grizzly

f.
g.

Sieve bend

grizzly

h.
Revolving screen
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
Vibrating
screen
Revolving
q.

screen

Vibrating
screen

Shaking screen
Rotary shieter
r.

Rotary
shifter
b. Klasifikasi

s. Yaitu proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan


pengendapannya dalam suatu media (udara atau air).
Klasifikasi

dilakukan

dalam

suatu

alat

yaitu

disebut

classifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 yaitu:
Produk yang berukuran kecil atau halus (slimes)

mengalir dibagian atas disebut overflow.


Produk yang berukuran lebih besar atau kasar
(sand)

mengendap

dibagian

dasar

disebut

underflow.
t.
Proses pemisahan ini dibagi menjadi 3 cara
yaitu:
- Particion concept
- Tapping concept
- Rein concept
4. Drying (pengeringan)
u. Yaitu proses untuk membuang seluruh kandungan air dari
padatan

yang

carapaenguapan

berasal

dari

konsentrat

dengan

(evaporation/evaporization).

meggunakan

Alat-alat

yang

digunakan dalam proses drying ini antara lain:


a. Hearth type drying/ air dried/ air baked
v.
Yaitu suatu pengeringan yang dilakukan diatas lantai
oleh sinar matahari, dalam proses ini harus sering diaduk
(dibolak-balik).
w.

Hearth type hot air


circulation
b. Shaft drier
x.
Shaft drier ada 2 macam yaitu:
Tower drier
y.
Mineral yang basah dijatuhkan dalam saluran
silindris vertikal yang dialiri udara panas (800-1000)

z.

Tower
Drier
Rotary drier
aa. Mineral yang basah dialirkan ke dalam suatu
silindris panjang yang diputar pada posisi agak miring
dan dialiri udara panas yang berlawanan arah.
ab.

Rotary Drier
5. Kalsinasi dan reduksi di tanur Pereduksi
ac.
Kalsinasi adalah proses penghilangan kandungan air
kristal atau inherent moisture pada suatu bijih, temperatur yang
digunakan dalam proses ini lebih tinggi daripada pada proses
drying. Namun temperaturnya tidak melebihi temperatur lelehnya,
dan juga adanya penambahan reagen. Proses ini disebut juga
dengan dekomposisi termal. Proses kalsinasi berlangsung dalam
tanur reduksi. Bijih dari gudang dimasukkan dalam tanur reduksi
dengan komposisi pencampuran menggunakan ratio tertentu
untuk menghasilkan komposisi silika magnesia dan besi yang
sesuai dengan operasional tanur listrik. selain itu dimasukkan

batubara yang berfungsi sebagai bahan pereduksi pada tanur


reduksi maupun pada tanur pelebur. Untuk mengikal Nikel dan Besi
reduksi yang telah tereduksi agar tidak teroksidasi kembali oleh
udara maka ditambahkan belerang (S). Hasil akhir dari proses ini
disebut kalsin yang bertemperatur sekitar 7000 0C. Tujuan kalsinasi
dan reduksi ada 3 yaitu :
Menghilangkan air didalam bijih
Meareduksi sebagian Nikel Oksida menjadi Nikel logam
Sulfidasi
ad.

Tujuan utama proses ini adalah menghilangkan air

kristal yang ada dalam bijih,air kristal yang biasa dijumpai adalah
serpentine (3MgO.2SiO2.2H2O) dan goethite (Fe2O3.H2O). Proses
dekomposisi ini dilakukan dalam Rotary Kiln dengan tempetatur
sampai 850

C menggunakan pulverized coal secara Counter

Current. Reaksi dekomposisi air kristal yang terjadi adalah sebagai


berikut:
a. Serpentine
Reaksi dekomposisi dari serpentine adalah sebagai berikut:
ae.
af.

3MgO.2SiO2.2H2O = 3 MgO + 2 SiO2 + 2 H2O


Reaksi ini terjadi pada temperatur 460-650

C dan

tergolong reaksi endotermik. Pemanasan lebih lanjut MgO dan


SiO2 akan membentuk forsterite dan enstatite yang merupakan
reaksi eksotermik.
ag. 2MgO + SiO2 = 2MgO.SiO2
ah. MgO + SiO2 = MgO.SiO2
b. Goethite
Reaksi dekomposisi dari goethite adalah sebagai berikut:
ai.

Fe2O3.H2O = Fe2O3 + H2O

aj.
Reaksi ini terjadi pada 2600C 3300C dan merupakan reaksi
endotermik. Disamping menghilangkan air kristal, pada proses ini
juga biasanya didesain sudah terjadi reaksi reduksi dari NiO dan
Fe2O3. Dalam teknologi Krupp rent, semua reduksi dilakukan
dalam rotary kiln dan dihasilkan luppen. Sedangkan dalam

technology Electric Furnace, hanya sekitar 20% NiO tereduksi


secara tidak langsung dalam rotary kiln.
ak.
6. Peleburan dengan tanur listrik (smalting)
al.

Untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga

terbentuk fasa lelehan matte dan Slag. Kalsin panas yang keluar
dari tanur reduksi sebagai umpan tanur pelebur dimasukkan
kedalam surge bin lalu kemudian dibawa dengan transfer car ke
tempat penampungan. Furnace bertujuan untuk melebur kalsin
hingga terbentuk fase lelehan matte dan slag. Dinding furnace
dilapisi dengan batu tahan api yang didinginkan dengan media air
melalui

blok

tembaga

(Cu).

Matte dan

slag akan terpisah

berdasarkan berat jenisnya. Slag kemudian diangkut kelokasi


pembuangan dengan kendaraan khusus.Proses peleburan dalam
electric furnace adalah proses utama dalam rangkaian proses ini.
Reaksi reduksi 80% terjadi secara langsung dan 20% secara tidak
langsung pada temperature sampai 1650 C. Reaksi reduksi
langsung yang terjadi adalah sebagai berikut:
am.
NiO(l) + C(s) = Ni(l) + CO(g)
an.

FeO(l) + C(s) = Fe(l) + CO(g)


Beberapa material yang mempunyai afinitas yang tinggi

terhadap oksigen juga tereduksi dan menjadi pengotor dalam


logam.
ao.

SiO2(l) + 2C(s) = Si(l) + 2CO(g)


Cr2O3(l) + 3C(s) = 2Cr(l) + 3CO(g)
P2O5(l) + 5C(s) = 2P(l) + 5CO(g)

aq.

3Fe(l) + C(s) = Fe3C(l)


ap.
Karbon disupplay dari Antracite (tergantung desain),

dan reaksi terjadi pada zona leleh elektroda. CO (g) yang dihasilkan
dari reaksi ini ditambah dengan CO(g) dari reaksi boudoard
mereduksi NiO dan FeO serta Fe 2O3 melalui mekanisme solid-gas
reaction (reaksi tidak langsung):

ar.

NiO(s) + CO(g) = Ni(s) + CO2(g)


CoO(s) + CO(g) = Co(s) + CO2(g)
FeO(s) + CO(g) = Fe(s) + CO2(g)

at.

Fe2O3(s) + CO(g) = 2FeO(s) + CO2(g)


as.
Oksida stabil seperti SiO2, Cr2O3 dan P2O5 tidak tereduksi

melalui reaksi tidak langsung. Sampai di sini Crude Fe-Ni sudah


terbentuk dan proses sudah bisa dikatakan selesai.
au.
7. Pengkayaan di tanur pemurni
av.

Proses ini bertujuan untuk menaikkan kadar Nikel (Ni)

didalam matte dari sekitar 27% menjadi diatas 75%. Matte yang
memiliki berat jenis lebih besar dari slag diangkut ke tanur
pemurni/converter

untuk

menjalani

tahap

pemurnian

dan

pengayaan. Proses yang terjadi dalm tanur pemurni adalah


peniupan udara dan penambahan silika. Silikia ini akan mengikat
besi oksida dan membentuk ikatan yang memiliki berat jenis lebih
rendah dari matte sehingga menjadi mudah untuk dipisahkan.
aw. Pada
proses
ini
yang
paling
utama
adalah
menghilangkan/memperkecil kandungan sulfur dalam crude Fe-Ni
dan sering disebut Desulfurisasi. Dilakukannya proses ini berkaitan
dengan kebutuhan proses lanjutan yaitu digunakannya Fe-Ni
sebagai umpan untuk pembuatan Baja dimana baja yang bagus
harus mengandung Sulfur maksimal 20 ppm sedangkan kandungan
Sulfur pada Crude Fe-Ni masih sekitar 0,3% sehingga jika
kandungan sulfur tidak diturunkan maka pada proses pembuatan
baja membutuhkan kerja keras untuk menurunkan kandungan
sulfur ini.
ax.

Sedangkan reaksi yang

terjadi adalah sebagai berikut:


CaC2(S) + S = CaS

ay.

2C

(Sat)

Na2CO3 + S + Si = Na2S + (SiO2) + CO


Na2Co3 + SiO2 = Na2O . SiO2 + CO2

(S)

az.Proses selanjutnya adalah converting, sebenarnya proses ini


masih dalam bagian refining hanya untuk membedakan antara
menurunkan sulfida dengan menurunkan pengotor lain seperti Si, P,
Cr dan C sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan prosesnya sama
hanya saja reaksi lebih dominan oksidasi dari oksigen.
ba.
bb. Si (l) + O2 (g) = SiO2 (l) SiO2 (l) + CaO (l) = CaO . SiO2 (l)
Cr (l) + 5O2 (g)= 2Cr2O3 (l)
4P (l)+ 5O2 (g)= 2P2O5 (l) CaO (l)+P2O5 (l)= CaO. P2O5 (l)
C(l) + O2(g)= CO (g)
C(l) + O2 (g)= CO2 (g)
bc.
bd.
Proses Oksidasi ini
tujuannya adalah untuk mengurangi/menurunkan zat zat pengotor
(Imfurities) di dalam crude feni, diantaranya Carbon, Silika, Phospor,
Chrom dll menjadi produk ferro nikel sesuai spesifikasi atau
kebutuhan pelangggan.
be.

Proses oksidasi crude

Feni dilakukan di dalam Ladle Oksidasi (Shaking Converter) dengan


menghembuskan (blowing) Oksigen pada cairan crude feni melalui
lance yang didinginkan air didalam ladle Oksidasi (SC).
bf.
Proses Oksidasi ini
terdiri dari 2 tahap yaitu Tahap De- Silikonisasi dan tahap DeCarbonisasi
bg.
bh.
bi.
bj.
bk.
8. Granulasi dan pengemasan
bl.
Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi
butiran-butiran

yang

siap

diekspor

setelah

dikeringkan

dan

dikemas. Matte dituang kedalam tandis sembari secara terus


menerus disemprot dengan air bertekanan tinggi. Proses ini
menghasilkan nikel matte yang dingin yang berbentuk butiranbutiran halus. Butiran-butiran ini kemudian disaring, dikeringkan
dan siap dikemas.

bm. Pada prinsipnya proses ini adalah mencetak, ferronikel


yang telah dimurnikan berdasarkan standard produk menjadi
bentuk ingot atau shot.
bn.
bo.
bp.
bq.
br.
bs.
bt.
bu.
bv.
bw.
bx.
by.
bz.
ca.
cb.
cc.
cd.
ce.
cf.
cg.
ch.
ci.
I.
Penutup
a. Kesimpulan
cj.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah adalah:
1. Nickel ore adalah bijih nikel, yaitu mineral atau agregat mineral
yang mengandung nikel. Ferronickel adalah produk metalurgi
berupa alloy (logam paduan) antara besi (ferrum) dan nikel.
2. Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan proses
pengelolahan nikel melalui beberapa tahap utama yaitu, crushing,
Pengering, Pereduksi, peleburan, Pemurni, dan Granulasi dan
Pengemasan.
ck.
cl.
b. Saran

cm.

Adapun saran yang penulis sampaikan yaitu semoga apa yang

telah kita pelajari pada pelajaran Ekstraksi Metalurgi ini dapat kita
terapkan dengan kemampuan kita masing-masing.
cn.
co.
cp.
cq.
cr.
cs.
ct.
cu.
cv.
cw.
cx.
cy.
cz.
da.
db.
dc.
dd.
de.
df.

DAFTAR PUSTAKA

dg.
dh.

Rudhysuryadhy.blogspot.com/2012/03.proses.pengo

lahan-nikel.html
di.

Extractivemetallurgy.blogspot.com/2008/12proses-

pengolahan-nikel-menjadi-feni.html
dj.
www.pt-inco.co.id/ind/02_produk/pengolahan.html
dk.
industri17krisna.blog.mercubuana.ac.id/tag/prosespembuatan-nikel-dan-terjadinya-terak-nikel/

Anda mungkin juga menyukai