Manajemen SDM - P8 - Isu Gender Dalam SDM
Manajemen SDM - P8 - Isu Gender Dalam SDM
Bidang Komunikasi
Stereotip
Contoh:
Jurnalis olahraga laki-laki secara otomatis
mendapatkan kepercayaan dan respek yang layak
karena asumsinya laki-laki paham olahraga tersebut.
Di sisi lain, jurnalis olahraga perempuan harus terus
membuktikan dirinya paham tentang apa yang
dibicarakan. (Women in Sports Journalism: Equality in the Last Male Frontier, 2011)
Stereotip
A sideline reporter's qualifications are often overlooked
for the one crucial aspect: attractiveness. According
to a local sports journalist, An awful lot of players,
coaches, and media members consider female
sideline reporters as nothing more than pretty faces.
[] [T]heir contributions are often overlooked and
passed off as coming about because of that very
quality
(Women in Sports Journalism: Equality in the Last Male Frontier, 2011)
Kondisi Ketenagakerjaan
Mencakup: Gaji yang tidak adil, kurangya akses
untuk mendapatkan pelatihan, prosedur
promosi jabatan yang tidak fair, minimnya
kesempatan untuk menempati posisi
pengambil keputusan, pembatasan usia,
pemisahan kerja
Kondisi Ketenagakerjaan
Kondisi gaji (pendapatan kotor) jurnalis perempuan di berbagai
negara:
* Belgia, menerima 25 persen lebih rendah dari jurnalis laki-laki
* Indonesia, menerima 22 persen lebih rendah dari jurnalis lakilaki
* Belanda, menerima 20 persen lebih rendah dari jurnalis lakilaki
(Gender Pay Gap in Journalism, Wage Indicator Global Report 2012)
Kondisi Ketenagakerjaan
1. Jurnalis perempuan di Uni Eropa dan bekas
negara Uni Soviet merasa kurang puas
dengna pekerjaan mereka
2. Dibandingkan dengan jurnalis laki-laki,
jurnalis perempuan yang puas dengan gaji,
kondisi kerja, dan juga rekan kerja lebih kecil.
(Gender Pay Gap in Journalism, Wage Indicator Global Report 2012)
Kondisi di Indonesia
Indikator untuk menilai kesejahteraan jurnalis perempuan
di Indonesia (Jejak Jurnalis Perempuan, 2012):
a.Kondisi jam kerja, b.Kondisi jam istirahat, c.Fasilitas
perlindungan kerja, d.Gaji rutin, e.Fasilitas asuransi,
f.Fasilitas jamsostek, g.Tunjangan uang makan,
h.Tunjangan uang transport, i.Kondisi cuti tahunan,
j.kondisi cuti melahirkan, k.kondisi cuti haid,
l.kesempatan laktasi, m.fasilitas penitipan anak,
n.kesempatan sebagai pengambiul kebijakan,
o.kesempatan mendapatkan pendidikan tambahan
Kondisi di Indonesia
Penelitian menunjukkan sebanyak 6,59%
jurnalis perempuan mengalami diskriminasi
dan 14,81% mengalami pelecehan ketika
bertugas. Tak jarang narasumber mengajak
berkencan jurnalis perempuan.
Kondisi di Indonesia
Persoalan lain yang masih dialami jurnalis
perempuan adalah belum banyaknya jumlah
jurnalis perempuan yang duduk sebagai
pengambil kebijakan di media. Padahal untuk
merubah sebuah kebijakan, lebih baik ada
banyak jurnalis perempuan lagi yang
menduduki posisi ini.
Harapan Jurnalis
Perempuan di Indonesia
Berdasarkan Indeks Importance Performance Analysis urutan
indikator-indikator yang harus dibenahi adalah:
Prioritas 1: cuti haid, kesempatan untuk menyusui, tempat penitipan
anak dan pemberian waktu istirahat;
Prioritas 2: kondisi jam kerja, perlindungan kerja, asuransi, jamsostek,
cuti melahirkan dan kesempatan menjadi pengambil kebijakan;
Priorotas 3: gaji rutin, tunjangan makan, tunjangan transportasi, cuti
tahunan dan kesempatan mendapatkan pendidikan tambahan.
Kondisi di Indonesia
Dilihat perlokasi responden riset, Jakarta merupakan
daerah tertinggi yang fasilitas bagi jurnalis
perempuan paling banyak dipenuhi oleh medianya,
disusul Medan, Jayapura, dan Pontianak di peringkat
kedua. Di posisi selanjutnya tercatat Surabaya,
sementara Makassar dan Yogyakarta fasillitas
jurnalisnya tergolong paling sedikit dibandingkan
daerah lain.