Anak balita merupakan salah satu populasi paling beresiko untuk terkena berbagai macam
gangguan kesehatan (kesakitan) dan kematian. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Balita di Indonesia sebesar 44/10.000
Kelahiran Hidup. Bila dihitung secara matematis, berarti dalam setiap jam terjadi 22
kematian balita di Indonesia, suatu jumlah yang tergolong fantastis untuk ukuran di era
globalisasi. Oleh karena itu Kementerian Kesehatan RI telah meluncurkan berbagai program
kesehatan untuk menanggulangi hal ini, antara lain: Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita.
Mungkin masyarakat menganggap ini program yang biasa-biasa saja, tetapi sesungguhnya
Kelas Ibu Balita memiliki keistimewaan tersendiri. Mari kita simak penjelasnnya berikut ini.
Ada banyak sekali program kesehatan yang telah diimplementasikan pemerintah mulai dari
pusat, provinsi hingga kabupaten/kota. Salah satu program kesehatan yang diharapkan dapat
turut berperan aktif dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak balita (anak
bawah lima tahun) adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA). Buku KIA adalah suatu
buku yang berisi catatan kesehatan Ibu mulai kehamilan hingga anak berusia 5 tahun yang
berisi berbagai informasi tentang kondisi kesehatan ibu dan anak serta pendidikan cara
menjaga kesehatan ibu dan anak. Namun tidak semua ibu dan keluarga mau/dapat membaca
buku KIA karena berbagai sebab atau alasan, misalnya malas membaca, tidak punya waktu
membaca, sulit mengerti atau memang tidak mampu membaca (buta aksara).
Berdasarkan pertimbangan ini, maka dianggap sangat perlu mengajari ibu-ibu tentang isi
buku KIA dan cara menggunakan buku KIA, salah satu solusinya yaitu melalui
penyelenggaraan Kelas Ibu Balita. Sasaran Kelas ibu Balita ditujukan bagi ibu yang
mempunyai anak balita (0-59 bulan) sedangkan Kelas ibu Hamil ditujukan bagi ibu hamil.
PENGERTIAN KELAS IBU BALITA
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan menggunakan buku KIA dalam
mewujudkan tumbuh kembang Balita yang optimal
2. Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI dan gizi seimbang kepada
Balita
Meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara perawatan gigi balita dan mencuci tangan
yang benar
Kelas ibu balita diselenggarakan secara partisipatif artinya para ibu tidak diposisikan hanya
menerima informasi karena posisi pasif cenderung tidak efektif dalam merubah perilaku.
Oleh karena itu kelas ibu balita dirancang dengan metode belajar partisipatoris, dimana si ibu
tidak dipandang sebagai murid melainkan sebagai warga belajar. Dalam prakteknya para ibu
didorong untuk belajar dari pengalaman sesama, sementara fasilitator berperan sebagai
pengarah kepada pengetahuan yang benar.
Fasilitator kelas ibu balita adalah bidan/perawat/tenaga kesehatan lainnya yang mendapat
pelatihan fasilitator kelas ibu balita
Mempersiapkan materi
Mengundang ibu yang mempunyai anak yang berusia antara 0-5 tahun
Jarak pertemuan kelas ibu balita dapat disesuaikan dengan kesepakatan masingmasing wilayah.