Anda di halaman 1dari 14

Kesetimbangan Kimia dalam Industri

Banyak proses industri zat kimia yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan. Agar
efesien, kondisi reaksi harus menggeser kesetimbangan ke arah produk dan
meminimalkan reaksi balik. Misalnya:
1. Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch, Nitrogen terdapat melimpah di
udara, yaitu sekitar 78% volume. Walaupun demikian, senyawa nitrogen tidak
terdapat banyak di alam. Satu-satunya sumber alam yang penting ialah NaNO3
yang disebut Sendawa Chili. Sementara itu, kebutuhan senyawa nitrogen semakin
banyak, misalnya untuk industri pupuk, dan bahan peledak. Oleh karena itu, proses
sintesis senyawa nitrogen, fiksasi nitrogen buatan, merupakan proses industri yang
sangat penting. Metode yang utama adalah mereaksikan nitrogen dengan hidrogen
membentuk amonia. Selanjutnya amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen
lain seperti asam nitrat dan garam nitrat.

Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh Fritz
Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri
pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh

Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi
sintesis amonia adalah :

Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan


reaksi ke kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan
tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada
suhu 500oC sekalipun. Dilain pihak, karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan
suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada
suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu
serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O. Seiring dengan kemajuan
teknologi, digunakanlah tekanan yang jauh lebih besar, bahkan mencapai 700 atm.
Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera dipisahkan.
Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi (dimampatkan) hingga
mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian campuran gas dipanaskan dalam
suatu ruangan yang bersama katalisator sehingga terbentuk amonia. Diagram alur
dari proses Haber-bosch untuk sintesis amonia :

2. Pembuatan asam sulfat menurut proses kontak industri lainnya yang berdasarkan
reaksi kesetimbangan yaitu pembuatan asam sulfat yang dikenal dengan proses
kontak. Reaksi yang terjadi dapat diringkas sebagai berikut:
a. Belerang dibakar dengan udara membentuk belerang dioksida

b. Belerang dioksida dioksidasi lebih lanjut menjadi belerang trioksida.

c. Belerang trioksida dilarutkan dalam asam sulfat pekat membentuk asam


pirosulfat.

d. Asam pirosulfat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat pekat.

Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi (2). Reaksi ini merupakan reaksi
kesetimbangan dan eksoterm. Sama seperti pada sintesis amonia, reaksi ini hanya

berlangsung baik pada suhu tinggi. Akan tetapi pada suhu tinggi justru
kesetimbangan bergeser ke kiri. Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500oC
dengan katalisator V2O5. Sebenarnya tekanan besar akan menguntungkan produksi
SO3, tetapi penambahan tekanan ternyata tidak diimbangi penambahan hasil yang
memadai. Oleh karena itu, pada proses kontak tidak digunakan tekanan besar
melainkan tekanan normal, 1 atm. Dalam industri kimia, jika campuran reaksi
kesetimbangan mencapai kesetimbangan maka produk reaksi tidak bertambah lagi.
Akan tetapi produk reaksinya diambil atau disisihkan, maka akan menghasilkan lagi
produk reaksi.

Amonia yang terbentuk dipisahkan dari campuran kesetimbangan dengan cara


pencarian dari gas nitrogen di daur ulang ke wadah reaksi untuk menghasilkan
produk reaksi.

Banyak proses alamiah dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan perubahan


konsentrasi pada sistem kesetimbangan. pH darah dan jaringan badan kira-kira 7,4 .
Harga ini diatur dalam darah berada dalam kesetimbangan dengan ion hidrogen
karbonat dan ion hidrogen.

Jika konsentrasi ion hidrogen bertambah, ion-ion ini bereaksi dengan ion hidrogen
karbonat. Jika konsentrasi ion hidrogen terlampau rendah, asam karbonat bereaksi
menghasilkan hidrogen.

Oksigen diangkut dari paru-paru ke sel badan oleh haemoglobin dalam sel darah
merah. Dalam paru-paru, konsentrasi oksigen cukup tinggi dan haemoglobin
bereaksi dengan oksigen membentuk oksihemoglobin. Reaksi ini dapat ditulis,

Dalam jaringan tubuh, konsentrasi oksigen rendah, sehingga reaksi sebaliknya yang
terjadi, yaitu menghasilkan oksigen untuk digunakan dalam sel tubuh. Ketika
oksigen diangkut dari paru-paru ke jaringan tubuh, karbon dioksida yang dihasilkan
oleh respirasi sel angkut dari jaringan tubuh ke paru-paru.

Dalam jaringan tubuh karbon dioksida yang konsentrasinya relatif tinggi melarut
dalam darah bereaksi dengan air membentuk asam karbonat.

Dalam paru-paru di mana konsentrasi karbon dioksida relatif rendah, reaksi


sebaliknya yang terjadi dan karbon dikeluarkan dari darah ke udara.

Batu kapur CaCO3 tidak melarut dalam air murni, namun melarut dalam air tanah
yang mengandung CO2 terlarut, membentuk kalsium hidrogen karbonat yang
melarut.

Reaksi di atas dapat dianggap sebagai jumlah dua reaksi kesetimbangan.

Jika air tanah mengalir melalui daerah berkapur, maka batu kapur melarut. Jika air
berjumpa dengan udara yang mengandung sedikit karbondioksida maka karbon
dioksida akan dilepaskan dari larutan ke udara, sehingga kalsium karbonat
mengendap.

Rabu, 12 November 2014


KESETIMBANGAN DALAM INDUSTRI

Pembuatan Amonia dengan Proses Haber Bosch


Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh Fritz
Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri
pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl
Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi
sintesis amonia adalah sebagai berikut.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = -92,4Kj Pada 25oC : Kp = 6,2105
Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan
reaksi ke kanan (pembentukanNH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan
tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada
suhu 500oC sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan
suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada
suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu
serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Reaksi kekanan pada pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm
lebih baik jika suhu diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan maka reaksi berjalan
sangat lambat . Amonia punya berat molekul 17,03. Amonia ditekanan atmosfer
fasanya gas. Titik didih Amonia -33,35 oC, titik bekunya -77,7 oC, temperatur &
tekanan kritiknya 133 oC & 1657 psi. Entalpi pembentukan (H), kkal/mol NH 3(g) pada
0oC, -9,368; 25 oC, -11,04. Pada proses sintesis pd suhu 700-1000 oF, akan dilepaskan
panas sebesar 13 kkal/mol. Kondisi optimum untuk dapat bereaksi dengan suhu
400- 600oC, dengan tekanan 150-300 atm. Kondisi optimum pembuatan amonia
(NH3) dapat digambarkan pada tabel berikut :

Tabel : Kondisi Optimum Pembuatan NH3

N
o

Faktor

Reaksi : N2(g) + 3H2(g)


2NH3(g) H= -924 kJ

Kondisi Optimum

1.

Suhu

1.

400-600oC

Reaksi bersifat eksoterm

2.
Suhu rendah akan
menggeser kesetimbangan
kekanan.
3.
Kendala:Reaksi berjalan
lambat
2.

Tekanan

1.
Jumlah mol pereaksi
lebih besar dibanding dengan
jumlah mol produk.

150-300 atm

2.
Memperbesar tekanan
akan menggeser
kesetimbangan kekanan.
3.
Kendala Tekanan sistem
dibatasi oleh kemampuan alat
dan faktor keselamatan.
3.

Konsentrasi

Pengambilan NH3 secara


terus-menerus akan
menggeser kesetimbangan
kearah kanan

4.

Katalis

Katalis tidak menggeser


kesetimbangan kekanan,
tetapi mempercepat laju
reaksi secara keseluruhan

Fe dengan
campuran Al2O3
KOH dan garam
lainnya

Pengaruh katalis pada sistem kesetimbangan adalah dapat mempercepat terjadinya


reaksi kekanan atau kekiri, keadaan kesetimbangan akan tercapai lebih cepat tetapi
katalis tidak mengubah jumlah kesetimbangan dari spesies-spesies yang bereaksi
atau dengan kata lain katalis tidak mengubah nilai numeris dalam tetapan
kesetimbangan. Peranan katalis adalah mengubah mekanisme reaksi kimia agar
cepat tercapai suatu produk.
Katalis yang dipergunakan untuk mempercepat reaksi memberikan mekanisme
suatu reaksi yang lebih rendah dibandingkan reaksi yang tanpa katalis. Dengan
energi aktivasi lebih rendah menyebabkan maka lebih banyak partikel yang
memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengatasi halangan energi aktivasi
sehingga jumlah tumbukan efektif akan bertambah sehingga laju meningkat.

Perbandingan reaksi dengan katalis dan tanpa katalis dapat dilihat pada gambar
dihalaman berikut:

Gambar 1 : Perbandingan mekanisme reaksi menggunakan katalis dan tanpa katalis

Dengan kemajuan teknologi sekarang digunakan tekanan yang jauh lebih besar,
bahkan mencapai 700 atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang
terbentuk segera dipisahkan. Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen
dikompresi (dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian
campuran gas dipanaskan dalam suatu ruangan yang bersama katalisator sehingga
terbentuk amonia. Diagram alur dari proses Haber-bosch untuk sintesis ammonia
diberikan pada Gambar 1
berikut ini :

Kegunaan Amonia
Larutan amonia bisa digunakan untuk membersihkan, pemutih dan mengurangi bau
tidak sedap. Larutan pembersih yang dijual kepada konsumen menggunakan
larutan amonia hidroksida cair sebagai bahan pembersih utama. Tetapi, pengguna
harus berhati-hati karena penggunaan dalam waktu lama mungkin bisa
merangsang.
Amonia sangat cocok digunakan sebagai bahan pendingin udara, karena amonia
mudah mengganti bentuk menjadi cairan dalam tekanan. Jadi, amonia digunakan
dalam hampir semua pendingin udara sebelum penciptaan pendingin udara yang
menggunakan freon. Freon tidak merangsang dan tidak beracun, tetapi ia bisa
menyebabkan erosi lapisan ozon. Sekarang, penggunaan amonia sebagai bahan
pendingin udara meningkat kembali.
Amonia membentuk baja alami ketika dicampur dengan air, dan bisa digunakan
begitu saja tanpa mencampur bahan kimia. Baja ini sesuai untuk penanaman
tumbuhan yang tergantung pada nitrogen, seperti jagung, tetapi memperburuk
kondisi tanah.
Amonia juga digunakan dalam pembuatan polimer dan bahan peledak.

Poses Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak

Proses kontak adalah salah satu metode untuk memproduksi asam sulfat (H 2SO4).
Pada proses ini ada tiga tahapan penting, yaitu : membuat sulfur dioksida (SO 2),
mengkoversinya menjadi SO3, dan konversi SO3 menjadi H2SO4.
Pembuatan SO2
Ada dua cara untuk membuat sulfur dioksida, membakar sulfur (S) dengan oksigen
berlebih

atau memanaskan sulfide ores seperti FeS2 dalam udara berlebih.

Keduanya dilakukan dengan oksigen berlebih untuk memastikan semua sulfur


terkoversi menjadi SO2. Oksigen sisa akan digunakan pada proses berikutnya. Pada
proses pembakaran sulfur, konsentrasi SO2 yang diperoleh sekitar 9 10 %.

Konversi menjadi SO3


Konversi SO2 menjadi SO3 dilakukan dalam reaktor berkatalis. Reaksi konversi ini
merupakan reaksi eksoterm (menghasilkan panas).

Pada reaksi eksoterm, temperatur adalah parameter yang sangat penting. Pada
temperatur tinggi, laju reaksi cepat namun konversi rendah. Untuk memperoleh
SO3 sebanyak mungkin diperlukan temperatur reaksi yang rendah. Namun pada
temperatur ini laju reaksi kecil, untuk itu diperlukan katalis. Katalis yang biasa
digunakan adalah V2O5 dan temperatur reaksi 400-450 oC.
Tekanan bukan parameter penting yang perlu diperhatikan. Lihat persamaan reaksi
diatas, 3 mol reaktan menjadi 2 mol produk. Jumlah mol ini sebanding dengan
volume (reaksi fasa gas) atau tekanan pada volume tetap. Walaupun dilakukan
pada tekanan tinggi, pada akhirnya tekanan akan turun dengan sendirinya. Reaksi
ini dilakukan pda tekanan mendekati atmoferik. Selain itu, pada kondisi ini
(temperatur 400-450 oC, tekanan atmosferik) konversi reaksi mencapai 99,5
sehingga hanya sedikit sekali peningkatan konversi jika tekanan dinaikkan.

Konversi SO3 menjadi H2SO4


Secara teori SO3 dapat dikonversi menjadi H2SO4 jika direaksikan dengan air, namun
hal ini tidak dapat dilakukan karena reaksi SO 3 + H2O sulit dikontrol dan

menimbulkan kabut asam sulfat. SO3 direaksikan terlebih dahulu dengan H 2SO4
membentuk H2S2O7 (oleum).

reaksi ini dilakukan dalam kolom absorber.


Oleum dapat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat.

Kegunaan Asam Sulfat


Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, dan sebenarnya
pula, produksi asam sulfat suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap
kekuatan industri negara tersebut. Kegunaan utama (60% dari total produksi di
seluruh dunia) asam sulfat adalah dalam "metode basah" produksi asam fosfat,
yang digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk
deterjen. Pada metode ini, batuan fosfat digunakan dan diproses lebih dari 100 juta
ton setiap tahunnya. Bahan-bahan baku yang ditunjukkan pada persamaan di
bawah ini merupakan fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi. Bahan
baku ini kemudian diberi 93% asam suflat untuk menghasilkan kalsium sulfat,
hidrogen fluorida (HF), dan asam fosfat. HF dipisahan sebagai asam fluorida. Proses
keseluruhannya dapat ditulis:
Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10 H2O 5 CaSO42 H2O + HF + 3 H3PO4
Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk
menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil.
Asam yang telah digunakan sering kali didaur ulang dalam kilang regenerasi asam
bekas (Spent Acid Regeneration (SAR) plant). Kilang ini membakar asam bekas
dengan gas alam, gas kilang, bahan bakar minyak, ataupun sumber bahan bakar
lainnya. Proses pembakaran ini akan menghasilkan gas sulfur dioksida (SO 2) dan
sulfur trioksida (SO3) yang kemudian digunakan untuk membuat asam sulfat yang
"baru".
Amonium sulfat, yang merupakan pupuk nitrogen yang penting, umumnya
diproduksi sebagai produk sampingan dari kilang pemroses kokas untuk produksi
besi dan baja. Mereaksikan amonia yang dihasilkan pada dekomposisi termal batu
bara dengan asam sulfat bekas mengijinkan amonia dikristalkan keluar sebagai
garam (sering kali berwarna coklat karena kontaminasi besi) dan dijual kepada
industri agrokimia.
Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk pembuatan aluminium
sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil sabun pada serat

pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat yang membantu


mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat
juga digunakan untuk membuat aluminium hidroksida. Aluminium sulfat dibuat
dengan mereaksikan bauksit dengan asam sulfat:
Al2O3 + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 3 H2O
Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh,
asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah
sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat nilon. Ia
juga digunakan untuk membuat asam klorida dari garam melalui proses Mannheim.
Banyak H2SO4 digunakan dalam pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai
katalis untuk reaksi isobutana dengan isobutilena yang menghasilkan isooktana.

Home

Islami

Kesehatan

Otomotif

teknologi

pengetahuan umum

Home alam Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Kesetimbangan Kimia


Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Kesetimbangan Kimia

Reaksi setimbang adalah reaksi yang terjadi berlangsung secara dua arah. Reaksi
ini berlangsung secara reversibel atau bolak-balik. Dalam kehidupan sehari-hari,
reaksi kesetimbangan dinamis dapat diamati pada proses penguapan air. Jika kita
memanaskan air dalam wadah terbuka, maka air akan menguap dan makin lama air
akan habis. Akan tetapi, bila air yang kita panaskan berada dalam wadah tertutup,
maka air akan menguap kemudian uap air akan mengembun menjadi titik-titik air.

Pengetahuan mengenai reaksi kesetimbangan ini berguna sekali dalam bidang


industri. Dalam industri, reaksi kesetimbangan sangat dihindari. Mengapa? Karena
reaksi-reaksi dalam industri harus menghasilkan proses yang menguntungkan,
banyak, dan cepat. Sejumlah bidang industri yang memanfaatkan pengetahuan
reaksi kesetimbangan antara lain industri pembuatan amoniak dengan Proses Haber
dan pembuatan asam sulfat dengan Proses Kontak.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran ketimbangan? Beberapa
faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Perubahan konsentrasi.
Jika konsentrasi zat diperbesar maka reaksi akan bergeser menjauhi zat tersebut.
Sebaliknya, jika konsentrasi zat diperkecil, maka reaksi kesetimbangan akan
bergeser mendekati zat tersebut. Konsentrasi zat bisa berubah namun harga
konstanta kesetimbangan akan selalu tetap.
2. Perubahan tekanan.
Jika tekanan diperbesar, maka reaksi bergeser ke jumlah koefisien kecil. Sedangkan
jika tekanan diperkecil, maka reaksi bergeser ke jumlah koefisien besar. Koefisien
merupakan jumlah angka di sebelah kiri atau kanan sebuah reaksi kimia. Tekanan
bisa saja berubah namun konstanta kesetimbangan tidak akan berubah.

3. Perubahan volum.
Jika volum diperbesar maka reaksi bergeser ke jumlah koefisien yang besar.
Sedangkan bila volum diperkecil reaksi bergeser ke jumlah koefisien kecil.
Pergeseran kesetimbangan karena perubahan volum tidak mengubah harga
konstanta kesetimbangan.
4. Penambahan katalis.
Penambahan katalis dalam suatu reaksi kesetimbangan tidak akan menggeser
kesetimbangan. Katalis hanya mempercepat laju reaksi sehingga katalis hanya
mempercepat terjadinya kesetimbangan. Meski demikian, setelah keadaan
setimbang telah terjadi maka penambahan katalis tidak akan berpengaruh.
5. Penambahan temperatur.
Jika temperatur dinaikkan, kesetimbangan bergeser ke reaksi endoterm (reaksi yang
membutuhkan kalor). Sebaliknya, jika temperatur diturunkan maka kesetimbangan
bergeser ke reaksi eksoterm (rekasi yang melepaskan kalor). Terjadinya pergeseran
kesetimbangan akibat perubahan temperatur bukan untuk mempertahankan
kesetimbangan, tetapi karena dalam reaksi tersebut terdapat reaksi yang
membutuhkan kalor dan ada reaksi yang tidak butuh kalor.

Anda mungkin juga menyukai