Anda di halaman 1dari 4

Bab III Metodologi Penelitian

3.1 Sintesis polistirena


Pada penelitian ini dilakukan sintesis polistirena melalui polimerisasi radikal
bebas dengan menggunakan inisiator benzoil peroksida, dan selanjutnya
polistirena yang dihasilkan dianalisis sifat kimia dan fisiknya. Prosedur percobaan
ditunjukkan dengan diagram alir pada Gambar 3.1 berikut :

Stirena + BPO
-Dipanaskan dalampenangas air 70 -85oC
-Didinginkan pada suhu kamar
-Dimasukkan dalam metanol
Padatan bening

-Dimurnikan dengan kloroform


-Diendapkan dengan metanol
Padatan putih Polistirena
- Dikeringkan
Polistirena
- Dikarakterisasi

Menentukan MR

AnalisisTermal
-TGA
-DTA

Analisis mekanik
-(UjiTarik)

Spektrofotometri
IR

Gambar 3.1 Diagram alir sistesis polistirena

24

Analisis XRD

3.2 Alat dan bahan

3.2.1

Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan gelas, yang ada di
laboratorium kimia, selain itu digunakan pula neraca analitis, pompa vakum,
rotary evaporator, dan oven vakum.

Beberapa peralatan lainnya, untuk

menentukan berat molekul menggunakan alat viskometer Ostwald, dan analisis


gugus fungsi dengan alat FTIR Shimaddzu 500 yang ada di laboratorium kimia
analititk ITB, analisis sifat termal dengan alat TGA/DTA, dan analisis kristalinitas
dengan alat XRD yang ada di Laboratorium Uji Polimer, Pusat Penelitian Fisika,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta analisis sifat mekanik dengan
alat uji tarik Autograh yang ada di Laboratorium Kimia Fisik Material ITB.

3.2.2

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini selain monomer stirena dan inisiator
BPO juga menggunakan pelarut kloroform dan metanol untuk pemurnian. Pada
analisis gugus fungsi dengan FTIR menggunakan KBr, dan pelarut toluen untuk
analisis massa molekul relatif.

3.2.3 Cara kerja


Polistirena disintesis melalui polimerisasi radikal bebas dengan menggunakan
inisiator benzoil peroksida (BPO). Sintesis dilakukan dengan waktu polimerisasi 5
jam dan 20 jam, dan dengan DPn 100 dan DPn 500. Stirena sebanyak 10 ml dan
BPO 0,2093 gram untuk DPn 100 dimasukkan ke dalam labu, kemudian direfluks
dalam oilbath pada suhu antara 70 85oC, masing-masing selama 5 jam dan 20
jam sehingga didapatkan padatan polistirena yang transparan. Polistirena yang
dihasilkan dilarutkan dengan kloroform teknis, kemudian setelah semua larut,

25

pelarutnya diuapkan dengan menggunakan alat rotary evaporator. Larutan yang


volumenya tinggal sepertiganya diteteskan secara perlahan dalam metanol teknis
sampai terbentuk endapan. Proses pengendapan dilakukan sambil diaduk dengan
stirer, dan endapan yang dihasilkan disaring dengan menggunakan corong
buchner. Setelah itu polistirena dikeringkan sampai beratnya konstan dalam oven
vakum. Kemudian rendemennya ditentukan dengan menggunakan persamaan :

3.3 Karakterisasi polistirena


Polistirena yang dihasilkan dikarakterisasi melalui analisis berat molekul, analisis
gugus fungsi, sifat termal, kristalinitas, dan sifat mekaniknya :

3.3.1

Menentukan massa molekul relatif dengan viskosmeter Ostwald

Massa molekul relatif ditentukan dengan viskosmeter Ostwald. Pertama-tama


dibuat larutan induk polistirena yakni 1 gram polistirena dilarutkan dalam 100 ml
toluen, dari larutan induk polistirena diencerkan sehingga didapatkan 4 larutan
polistirena lainnya dengan masing-masing konsentrasi 0,0075 gr/ml; 0,0050
gr/ml; 0,00375 gr/ml; 0,0025 gr/ml. Kemudian masing-masing larutan diukur
waktu alirnya dengan viskosmeter Ostwald pada suhu kamar dengan pengukuran
diulang sampai 15 kali.

3.3.2 Analisis gugus fungsi dengan FTIR


Analisis gugus fungsi dilakukan dengan alat FTIR (Fourier Transform Infra Red)
IR Prestige 21 Shimadzu, menggunakan pelet KBr yang digerus dengan alat
penggerus dari batu mulia, kemudian serbuk polistirena dengan KBr dipress

26

sehingga didapatkan film tipis yang transparan. Film polistirena dalam bentuk
pelet KBr dipindai pada bilangan gelombang 4500 450 cm-1, sehingga diperoleh
spektrogram FTIR.

3.3.3

Analisis termal dengan TGA/DTA

Sifat termal polistirena diukur dengan menggunakan alat TG/DTA 200 tipe seiko
SSC 5200H yang ada di Laboratorium Uji Polimer, Pusat Penelitian Fisika,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). pemindaian sampel dilakukan pada
suhu 30oC 475oC dengan kecepatan pemanasan 10oC/menit.

3.3.4 Difraksi sinar X


Sama halnya dengan analisa termal, analisa kristalinitas juga dilakukan di
Laboratorim Uji Polimer, Pusat Penelitian Fisika, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) dengan menggunakan alat XRD rigaku, Geiger flex, kondisi
pengukuran dengan kelembaban relatif 50% dan suhu 23oC.

3.3.5 Analisis mekanik (Uji tarik)


Tahap pertama disiapkan sampel dalam bentuk film, yang dibuat melalui casting
larutan polimer yakni sejumlah polistirena dilarutkan dalam kloroform sambil
diaduk, kemudian dituang dalam cawan petri hingga kering membentuk film.
Setelah film dicetak dilakukan uji tarik dengan menggunakan alat Autograph
dengan kecepatan tarik 500 mm/menit.

27

Anda mungkin juga menyukai