Anda di halaman 1dari 2

A.

PENGERTIAN METODE EVALUASI


Sangat disayangkan apabila cara penilaian dengan model pembelajaran inovatif dilakukan
dengan biasa-biasa saja, karena jika dengan cara tersebut cenderung hanya mengukur
kemampuan kognitif siswa saja dan terkadang dengan hasil tes yang tidak murni
(menyontek). Padahal dalam pembelajaran inovatif siswa dituntut untuk lebih aktif dalam
proses belajar.
Menurut Sudjana (1990:31) evaluasi adalah proses pemberian atau menentukan nilai
kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Sedangkan menurut Rusli
(1990:22) bahwa yang dimaksud evaluasi adalah suatu proses sistematik untuk
menentukan sampai berapa jauh tujuan intruksional dapat dicapai oleh siswa.
Dari uraian di atas maka evaluasi mengandung dua aspek yang penting yaitu:
a. Dalam evaluasi terdapat suatu proses sistematik untuk mengukur apakah siswa dapat
mendiagnosa, menyeleksi dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
b. Evaluasi digunakan untuk mengukur, menilai pencapaian tujuan dan keberhasilan dari
kerja atau usaha guru.
Berdasarkan pengertian di atas maka pengertian evaluasi dan penilaian adalah istilahistilah yang lebih luas artinya dari pada pengukuran. Evaluasi mencakup deskripsi
kelakuan (behavior) siswa secara kualitatif maupun kuantitatif dan terhadap penilaian
kelakuan tersebut. Sedangkan ukuran hanya terbatas pada aspek penilaian yang bersifat
tetap dan kuantitatif.
Evaluasi pembelajaran merupakan usaha-usaha terarah, terencana, dan sistematis untuk
meneliti proses pembelajaran. Objek evaluasinya antara lain tujuan pembelajaran,
perencanaan dan pengelolaan pembelajaran, serta penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.

B. TUJUAN
Metode evaluasi hasil belajar bertujuan mengukur dan menilai proses dan hasil belajar
peserta didik selama masa studinya. Adapun tujuan metode evaluasi secara lebih spesifik
adalah sebagai berikut :
1.

Feedback untuk peserta didik, menilai kemampuan mahasiswa terhadap


penguasaan bahan yang disajikan dalam suatu mata kuliah atau praktikum.
Meneglompokkan mahasiswa ke dalam beberapa golongan berdasarkan kemampuan
yaitu:
Golongan terbaik (nilai A dengan bobot 4)
Golongan baik (nilai B dengan bobot 3)
Golongan cukup (nilai C dengan bobot 2)
Golongan kurang (nilai D dengan bobot 1)
Golongan jelek (nilai E dengan bobot 0)
2.
Feedback untuk guru, fungsi evaluasi terpenting bagi pengajar adalah untuk menilai
seberapa efektifkah pembelajaran yang telah ia laksanakan? Apakah peserta didik mampu
menyerapnya?

3.
Informasi untuk orang tua, hasil dari tes yang telah dilaksanakan peserta didik
menghasilkan skor yang dapat menggambarkan kemampuan mereka terhadap materi.
Kumpulan-kumpulan angka tersebut dapat menginformasikan orang tua bagaimanakah
kemampuan anaknya di sekolah.
4.
Informasi untuk seleksi, biasanya skor yang didapat dari setiap evaluasi adalah
untuk membuat keputusan/seleksi apakah peserta didik tersebut perlu remedial materi
sampai dengan keputusan apakah peserta didik perlu tinggal kelas atau tidak?
5.
Informasi untuk akuntabilitas. Biasanya nilai/skor yang didapat siswa dapat
digunakan pula untuk mengevaluasi guru, performansi sekolah oleh pihak-pihak terkait.
6.
Evaluasi sebagai insentif, maksudnya evaluasi dapat berfungsi sebagai hadiah atas
segala usaha yang telah dilakukan oleh peserta didik.

C. ASPEK YANG DIEVALUASI


Sehubungan dengan aspek yang akan dievaluasi maka ditentukan pula kegiatan evaluasi
apa yang akan dilakukan: evaluasi terhadap tingkat ketercapaian tujuan yang telah
dirumuskan, evaluasi terhadap tugas-tugas pengajaran yang telah dilaksanakan, evaluasi
terhadap rumusan materi, evaluasi terhadap keterlibatan orang tua, mengadakan kegiatan
pengamatan, dll

D. KRITERIA KELULUSAN (AKADEMIK & KLINIK)


Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpulan data dan sebagai
penentuan kebenaran data yang terkumpul. Seluruh kriteria digunakan pada tahap-tahap
evaluasi ditulis sebagai kriteria hasil. Kriteria hasil menandakan hasil akhir asuhan
keperawatan, sedangkan standar keperawatan digunakan sebagai dasar untuk evaluasi
praktek keperawatan secara luas. Kriteria hasil dinyatakan dalam istilah perilaku agar
dapat diobservasi kemudian dijelaskan dalam istilah yang mudah dipahami. Idealnya
setiap hasil dapat dimengerti oleh setiap orang yang terlibat dalam evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai