Anda di halaman 1dari 53

ACARA PRAKTIKUM I

ANALISIS SKALA PETA

DASAR TEORI
Skala peta dapat diartikan sebagai perbandingan jarak antara dua titik
sembarang dipeta dengan jarak mendatar kedua titik itu di permukaan bumi
(dengan satuan ukuran yang sama).Ada beberapa cara untuk menyatakan peta
( Sukoco dan Halim,1995 ) :
1. Skala angka ( numerical scale ) skala pecahan (representative fraction )
2. Skala yang dinyatakan dengan kalimat ( statement )
3. Skala grafis ( graphical scale )
Namun demikian sering dijumpai bahwa kita mempunyai atau
memperoleh peta yang tidak ada skalanya atau ada skalanya tetapi masih
meragukan. Ini bisa terjadi karena, misalnya peta tersebut merupakan hasil
fotokopi sebagian saja dari peta yang mencangkup kawasan yang lebih
besar atau peta tersebut telah mengalami perkecilan (reduction ) atau
penbesaran ( enlargement ) dari peta aslinya akan tetapi kita tidak
mengetahui secara pasti berapa persentase pengecilan/pembesarannya.
Ada beberapa cara untuk mengatasi hal ini diantara nya yaitu :
a. Membandingkan dengan peta lain yang berskala yang memuat daerah
yang sama dengan peta yang belum ada skalanya. Pada cara ini rumus
yang di gunakan :
P2 = (d1/d2) x P1
P1 = Penyebutan skala peta yang telah diketahui skalanya.
P2 = Penyebutan skala peta yang akan dicari skalanya
d1 = Jarak pada peta yang telah diketahui skalanya
d2 = Jarak pada peta yang akan dicari skalanya
Membandingkan dengan suatu jarak mendatar di lapangan dan jarak yang
mewakilinya pada peta.ebagai contoh apabila jarak A dan B pada peta yang belum

diketahui skalanya adalah 4 cm, kemudian jarak A dan B tersebut diukur langsung
di lapangan diperoleh jaraknya 100m, maka skala petanya :4 cm/10.000 cm =
1
2

. 500 atau 1 : 2.500


Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data

ilmiah yang terdapat di atas permukaan bumi dengan cara menggambarkan


berbagai tanda-tanda dan keterangan-keterangan, sehingga mudah dibaca dan
dimengerti. Jadi peta adalah hasil pengukuran dan penyelidikan yang
dilaksanakan baik langsung maupun tidak langsung mengenai hal-hal yang
bersangkutan dengan permukaan bumi dan didasarkan pada landasan ilmiah. Peta
dapat memberikan gambaran mengenai atmosfir,mengenai kondisi kondisi
permukaan tanah, mengenai keadaan laut ,mengenai bahan yang membentuk
lapisan tanah dan lain-lain. Adapun pete-peta yang memberikan gambaran
mengenai hal-hal tersebut di atas, berturut-turut disebut peta meteorology, peta
permukaan tanah, peta hidrografi, peta geologi dan lain-lain yang kesemuanya
adalah peta dalam arti yang luas.
Peranan peta sebagi landasan dasar pekerjaaan pengukuran adalah sangat
penting. Dalam rangka kegiatan teknik sipil, maka peta topografi yang seksama
adalah sangat penting. Dalam rangka teknik sipil, maka peta topografi yang
seksama adalah merupakan data dasar yang harus tersedia agar dapat dilakukan
perencanaan serta pembuatan rencana teknisnya. Demikian pula dengan kegiatankegiatan lainnya seperti pembuatan rencana tata guna tanah, peta merupakan data
yang mutlak diperlukan. Selain itu dalam perhitungan volume pekerjaan tanah,
baik timbunan maupun galian diperlukan adanya peta.
Apabila suatu kegiatan dalam rangka pembangunan yang bersifat teknik
sipil dilaksanakan pada suatu daerah yang luas, yang biasanya dirangkum dalam
rangka rencana pengembangan wilayah, maka peta tofografi serta data
pengukuran lainnya merupakan data yang sangat vital.Sejak dari penjualan
permulaan hingga tahap pelaksanaan proyek-proyek yang bersangkutan, pemetaan
dan pengukuran adalah sesuatu kegiatan yang tidak dapat dihindari. Jadi pemetaan

dan pengukuran adalah suatu unsur kegiatan yang tak dapat dipisahkan dari
pekerjaan-pekerjaan teknik sipil.
Untuk rencana teknis pendahuluan, biasanya dilaksanakan pekerjaan
pengukuran yang dikenal dengan pengukuran terpakai, yatu suatu pekerjaan
pengukuran lokal yang diperlukan umtuk perencanaan atau perencanaan teknis.
Hasil pengukurannya langsung diplott pada peta skala besar yang sudah tersedia
dan dapat digunakan sebagai peta perencanaan atau bahkan gambar rencana.
Pengukuran

terpakai

adalah

semua

pengukuran

yang

dikerjakan

berdasarkan data titik kontrol yang telah ada dan berdasarkan peta hasil
pengukuran detail. Dengan demikian, ketelitian dari hasil pengukuran terpakaii
yang umumnya merupakan peta skala besar seluruhnya tergantung dari
pengukuran-pengukuran yang telah dikerjakan sebelumnya.Jadi, perlu diadakan
praktikum tentang analisis peta agar kita mendapat pengetahuan tentang bagaiman
mengelola gambar yang ada di dalam suatu peta.
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan pratikum ini adalah agar mahasiswa dapat menghitung skala peta
dari suatu peta yang belum diketahui skalanya atau diketahui skalanya tetapi
masih meragukan

BAHAN DAN ALAT


Bahan dan Alat yang digunakan untuk acara pratikum ini meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Peta dasar skala


Peta hasil fotokopi yang skalanya diragukan
Alat tulis
Penggaris (mistar)
Peta-peta tematik
Formulir data
Meteran (pita ukur)
Calculator

PROSEDUR KERJA
1) Persiapkanlah peta yang skalanya belum diketahui (misalnya disebut A)
dan peta yang skalanya diketahui (misalnya peta B).
2) Carilah obyek-obyek yang dapat diidentifikasi pada A tetapi yang juga
dapat diidentifikasi pada B.
3) Ukurlah dengan teliti beberapa obyek tersebut dengan menggunakan
mistar. Tilislah jarak atau panjang dari obyek tersebut.
4) Hitunglah perbandingannya dengan rumus yang telah ada.
5) Gunakanlah rumus yang telah ada untuk mencari skala dari peta yang
belum diketahui tersebut.
6) Ulangi langkah-lanhkah tersebut diatas, tetapi Badalah obyek yang
panjangnya atau jaraknya diukur langsung di lapangan.
7) Gambarkanlah rumus yang telah ada untuk mencari skala dari peta yang
belum diketahui tersebut.

HASIL PENGAMATAN / HASIL PRAKTIUM


Peta A
NO.
1.

Lokasi
Pekan Jumaat - Karang nanding

Peta A

Peta S

A:S

8,5

11

1,294
4

2.

pekan jumaat- Cj bartam

3.

napal jan mas - kuta niur

4.

pekan kemis - tana kelok 1

5.
6.
7
8.

3,5

4,5

1,285

1,5

4,5

5,5

1,222

lagan - jabah lagan

0,4

0,5

1,25

talang anyar sengkuang

0,6

1,666

pulau pannggung - ujung karang

8,5

1,214

pulau panggung - lagan bungin


RATA -RATA

5,5

6,5

1,181
10,612 : 8 = 1,3265

Skala Yang Dicari

1,3265 x 50.000 = 66325


1 : 66325

Peta B
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8.

Lokasi

Peta B

Peta S

A:S

4,5

11,6

2,578

9,5

1,9

6,5

10,5

1,615

6,5

1,625

Lagan -BT angus

6,5

1,23

Pekan kemis - Karang Nanding

1,5

1,7

1,133

tana kelok 1 - tana kelok 2

1,3

1,538

Cg bartam - BT. Angus

2,2

3,5

1,59

Cj bartam - talang anyar


Pg Kemenyan - Napal Jan Mas
Karang Nanding - Pg Penakal Dalam
Genting Batu - pekan jumaat

RATA -RATA

13,2093 : 8 = 1,6511

Skala Yang Dicari

1,6511 x 50.000 = 82555


1 : 82555

Peta C
NO
1.
2.

Lokasi

Peta C

Peta S

A:S

BT besar - CG Bartam

3,5

5,5

1,571

BT angus - PG Bukit

3,5

1,428

3.
4.
5.
6.
7
8.

Genting Batu - Talang Jarang

5,5

1,375

2,5

3,5

1,4

Asam kembang - Pekan Kemis

13

1,445

Bukit Tinggi - Tanah kelok 2

3,5

1,75

Talang anyar - PG. Kemenyan

1,334

tana Kelok 1 - PG bukit

8,5

1,416

Tabah Lagan - Bukit

11,719 : 8 = 1,4648

RATA -RATA
Skala Yang Dicari

1,4648 x 50.000 = 73240


1 : 73240

Peta D
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8.

Lokasi

Peta D

Peta S

A:S

Taba Menanjung - CG Bartam

13,5

1,928

Bukit Tinggi - CG Bartam

15

1,875

Karang Nanding - Napal Jan Mas

11,5

1,916

Pekan Jumahat - PG mambar

10

tana kelok 2 - tana kelok 1

BT Besar - BT angus

Jayakarta - Penanding

7,5

14,5

1,934

Teba Penanjung - Pekan Kemis

7,5

15

RATA -RATA
Skala Yang Dicari

15, 653 : 8 = 1,9566


1,9566 x 50.000 = 97830
1 : 97830

PEMBAHASAN
Peta adalah hasil pengukuran dan penyelidikan yang dilaksanakan baik
langsung maupun tidak langsung mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan
permukaan bumi dan didasarkan pada landasan ilmiah. Dalam pratikum analisis
peta ini mahasiswa di ajarkan untuk mengetahui bagaimana menganalisis peta

suatu daerah. Dalam pratikum ini mahasiswa diajarkan untuk menghitung


perbandingan skala dari yang ada peta dengan yang tidak ada skalanya.
Dengan menghitung skalanya didapatkan skalanya yaitu
1.
2.
3.
4.

Peta A = 1: 66325
Peta B = 1 : 82555
Peta C = 1 : 73240
Peta D = 1: 97830

Menganalisis peta dalam pratikum ini mahasiswa di wajibkan untuk


memehami analisis peta agar dapat menghitung sutu skala peta yang ada di
indonesia. Namun demikian sering dijumpai bahwa kita mempunyai atau
memperoleh peta yang tidak ada skalanya atau ada skalanya tetapi masih
meragukan karena peta yang di analisis adalah hasil dari foto copy bukan peta asli
sehingga data yang di peroleh masi meragukan untuk di percaya.
EVALUASI / TUGAS :
1. Apa sajakah yang mempengaruhi ketelitian pengukuran jarak baik
petamaupun di lapangan?
2. Apa konsekwensinya apabila kita menggunakan Peta yang skalanya tidak
jelas atau meragukan?
3. Apakah informasi ketinggian suatu tempat atau titik misalnya titik primer,
titik sekinder dan elevasi kontur yang tertulis pada peta juga terpengaruh
oleh adanya skala yang meragukan?
Jawab :
1. Dalam ketelitian yang mempengaruhi dalam ketelitian pengukuran jarak
adalah jarak antara 1 tempatkke tempat yang lain dan berbeda beda dan
juga di pengaruhi oleh adanya skala yang sama sehingga pengukuran jarak
dapat berbeda-beda.
2. Konsekwensinya adalah perhitungan jarak pada peta yang akan di ukur
akan mengalami perubahan dan tidak tepat posisi suatudaerah yang akan
di teliti dan di gunakan dan banyak mengalami data yang rancu dan sulit
untuk di gunakan masyarakat untuk melaksanakan tugas.
3. Informasi ketinggian suatu tempat atau titik juga berpengaruh terhadap
skala yang meragukan karena skala yang meragukan merupakan data yang
tidak dapat di percaya sehingga skala yang meragukan informasi

ketinggian suatu tempat atau titik juga tidak barada pada tempat nya dan
informasi dari data tersebut dapat berubah-ubah tidak sesuai dengan
aslinya.

ACARA PRAKTIKUM II
PENGUKURAN LUAS DENGAN METODE KISI

DASAR TEORI
Luas adalah jumlah areal yang telah terproyeksi pada bidang mendatar dan
di kelilingi oleh garis-garis batas. Pekerjaan pengukuran luas secara garis besar

dapat diklasifikasikan menjadi pekerjaan lapangan. Sutu luas dapat dihitung


dengan mengukur kertas hasil penggambaran dengan garis-garis batas yang di
ukur di lapangan atau dapat juga diketahui dengan perhitungan koordinat titik-titik
patong garis batas. Untuk mengukur luas terdapat berbagai macam instrument dan
akhir-akhir ini dikembangkan metode dimana koordinat-koordinat dari titik
potong batas dari gambar dimasukkan menggunakan digitizer untuk menghitung
luas.
Metode pengukuran luas ada dua macam (Gayo.1983) :
1. Diukur pada gambar sutuasi (metode tak langsung).
2. Dihitung dengan menggunakan data jarak dan sudut yang langsung
diperoleh dari pengukuran dilapangan (metode langsung).
Pengukuran luas dengan metode tak langsung diantaranya dapat dilakukan
menggunakan metode kisi dan menggunakan plainimeter.
a. Pengukuran luas menggunakan metode kisi
Pada acara ini lembar kertas kalkir atau plastic transparan digambarkan
digambarkan garis-garis memanjang dan melintang (kisi-kisi)

pada interval

tertentu sehingga membentuk sel-sel, kemudian diletakkan di atas gambar atau


peta yang di ukur luasnya untuk menghitung jimlah petakan atau sel yang berada
di dalam garis-garis batas. Apabila garis batas memotong petakan maka bagianbagiannya harus dibaca secara proporsional.

b. Pengukuran luas menggunakan planimeter


Penggunaan dan konstruksi planimeter
Planimeter adalah alat penggukuran luas yang dilengkapi dengan ujung
pelacak untuk mengukur luas suatu areal pada peta. Adapun caranya
adalah dengan menelusuri garis batas areal tersebut dengan ujung pelacak
alat tersebut. Pada alat tersebut terdapat sebuah roda yang dapat berputar
bersamaan dengan gerakan dari ujung pelacak. Dari jumlah putaran yang
diperoleh dikalikan dengan constant tertentu.

Planimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk menghitung luas


dengan cara mekanis. Planimeter ada dua macam, yaitu planimeter manual dan
planimeter digital. Pada laporan ini akan dibahas tentang planimeter manual.Alat
planimetri terdiri dari dari dua tangkai (batang) yang dihubungkan oleh sendi
yang memungkinkan kedua tangkai tersebut bergerak bebas pada meja gambar.
Tangkai yang pertama disebut tangkai jarum tetap atau tangkai batang (kutub),
dibagian ujung lain dari tangkai tetap terdapat jarum pelacak tetap yang disebut
dengan kutub planimeter. Tangkai yang kedua disebut tangkai pelacak. Pada
ujung-ujung tangkai pelacak terdapat sebuah roda (roda ukur) dan jarum pelacak
untuk menelusuri batas daerah yang diukur. Roda ukur dapat berputar bersamaan
dengan gerakan dari jarum pelacak. Banyaknya putaran dapat dibaca pada
piringan berskala yang dihubungkan dengan roda ukur.
Menurut Van Der Waag, peta adalah gambaran konvensional yang
disesuaikan dengan skala yang digambarkan diatas bidang datar, baik untuk
menyajikan data yang selektif maupun bentuk abstrak dalab hubungannya dengan
permukaan bumi.
Secara umum fungsi peta menggambarkanbentuk obyek yang diperkecil
secara detail maupun secara menyeluruh dan bermanfaan untuk membagi
keperluan sepertiperencanaan pembangunan wilayah, penunjukal lokasi untuk
kegiatan tertentu.

Di dalam peta kita sering harus mempergatikan luas. Apabila banguna


dari luasan yang akan diukur teratur, maka kita dapat dengan mudah mengukur
panjang sisi-sisi bangun yang bersangkutan dan dimasukkan ke dalam rumusan
luas. Tetapi apabila bentuk wilayah yang akan diatur tidak teratur, maka luas
wilayah dapat diukur dengan cara:
a. Pembuatan Kisi,Kotak atau grid
Daerah yang akan diukur luasannya dibuat grid yang luasnya sama.
Kemudian menghitung jumlah kotak yang memenuhi wilayah dengan
ketentuan:
1. Satu kotak terpenuhi oleh wilayah dihitung satu kotak
10

2. Bagian wilayah memenuhi setengah kotak dihitung satu kotak


3. Bagian wilayah memenuhi lebih dari setengah kotak dihitung satu kotak
4. Bagian wilayah memenuhi kurang dari setengah wilayah tidak dihitung.
Kemudian jumlah kotak wilayah tersebut dikalikan dengan luas satu kotak
dikalikan lagi dengan penyebut skala yang dikuadratkan. Atau dengan
persamaan sebagai berikut.
L = (jumlah kotak x luas kotak) (skala)
b. Pembuatan Potongan garis atau balok
Daerah yang akan diukur luasnya dibuat garis-garis potong sejajar
atau balok yang berjarak sama. Pada bagian tepi dibuat garis
keseimbangan.
c. Pembuatan segitiga
Daerah dibagi atas segitiga. Segitiga yang luasnya = jumlah luas
segitiga + jumlah luas segitiga.
TUJUAN PRAKTIKUM

Mendeskripsikan tentang alat planimeter atau menggunakan kertas grid


Mendeskripsikan cara menghitung luas dengan cara mekanis
Dapat menghitung luas dan jarak yang seimbang antara panjang dan lebar
pada penghitungan dengan penggunaan metodegrid atau kotak

BAHAN DAN ALAT


Alat dan bahan yang di gunakan dalam pengukuran luas dengan metode kisi
adalah :
Alat
1. Guide map atau peta yang akan dijadikan obyek praktikum
2. Peta Rupa Bumi Indonesia
3. OHP Pen
4. Pensil
5. Penggaris
6. Peta
7. penghapus
Bahan :
1. Sampul Plastik (mika)
2. Kertas HV

11

PROSEDUR KERJA
Pembuatan Kisi,kotak atau grid
1.
2.
3.
4.

Menyiapkan alat dan bahan


Meletakkan Peta pulau Enggano di atas meja
Meletakkan sampul plastik di atas peta yang akan dijiplak
Menentukan daerah yang akan di ukur : Daratan pulau enggano,
terumbu karang pulau enggano serta pulau-pulau kecil di Enggano

seperti pulau dua dan pulau Merbau


5. Menarik garis pada sekeliling batas wilayah
6. Memberi garis atau grid pada peta hasil jiplakan dengan ukuran
yang sama
7. Menghitung kotak-kotak pada wilayah peta sesuai dengan
ketentuan

HASIL PENGAMATAN / HASIL PRAKTIKUM


1. Terumbu Karang
L

= (jumlah kotak x luas kotak) (skala)


= ( 68,37 x 0,0625 ) (250.000)
= ( 68,37 x 0,0625 ) 62.500.000.000 cm
= 4,273125 x 62.500.000.000 cm
= 267.070.312.500 cm
= 26,70 km

2. Luas Daratan Pulau Enggano


L

= (jumlah kotak x luas kotak) (skala)


= ( 774 x 0,0625 ) (250.000)
= ( 774 x 0,0625 ) 62.500.000.000 cm
= 48,375 x 62.500.000.000 cm
= 3.023.437.500.000 cm
= 302 km

3. Luasan Daratan Pulau Dua


L

= (jumlah kotak x luas kotak) (skala)

12

= ( 0,13 x 0,0625 ) (250.000)


= 0,008125 x 62.500.000.000 cm
= 507812500 cm
= 5 km
4. Luasan Daratan Pulau Merbau
L

= (jumlah kotak x luas kotak) (skala)


= ( 0,05 x 0,0625 ) (250.000)
= 0,003125 x 62.500.000.000 cm
= 195.312.500 cm
= 1,95 km

PEMBAHASAN
Dari hasil perhitungan luas dari 4 komponen isi peta tersebut terdapat
perbedaan luas yang berbeda. Dalam perhitungan ini setiap komponen yang
memiliki skala yang sama ,tidak sama juga untuk perhitungan luas nya pada suatu
tempat. Skala dalam suatu peta juga mempengaruhi berapa luas nya suatu daerah
yang akan di hitung luas nya. Dalam praktikum ini menggunakan peta Pulau
Enggano dengan skala 1:250.000. Data dalam perhitungan luas ini didapatkan
untuk terumbu karang pulau enggano mempunyai luas 26,70 km. Untuk luasan
daratan pulau Enggano yaitu 302 km, luas daratan pulau Dua yaitu 5 km dan
untuk luasan daratan pulau Merbau yaitu 1,95 km. Data dalam perhitungan luas
ini tidak dapat dijadikan sebagai data permanen di karenakan adanya data atau
perhitungan yang masih meragukan.

13

ACARA PRAKTIKUM III


PENYUSUNAN DESAIN SIMBOL

DASAR TEORI
Pada peta kita akan melihat simbol-simbol, gunanya agar informasi yang
disampaikan tidak membingungkan. Simbol-simbol dalam peta harus memenuhi
syarat, sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang digambarkan dengan tepat.
Syarat-syarat peta adalah sebagai berikut:
- Sederhana
- Bersifat Umum
- Mudah Dimengerti
Macam-macam simbol peta:
1. Macam-macam simbol peta berdasarkan bentuknya. Bentuk-bentuk simbol
yang digunakan pada peta berbeda-beda tergantung dari jenis petanya.

14

a. Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data


posisional, seperti simbol kota, pertambangan, titik trianggulasi
(titik tertinggi) tempat dari permukaan laut dan sebagainya.
b. Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis misalnya
sungai, batas wilayah, jalan, dan sebagainya.
c. Simbol luasa (area), digunakan untuk menyajikan kenampakan
area misalnya rawa, hutan, padang pasir, dan sebagainya.
d. Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur dan gerak.
e. Simbol batang, digunakan untuk menyatakan harga / dibandingkan
harga lainnya / nilai lainnya.
f. Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah)
dalam bentuk persentase.
g. Simbol bola, digunakan untuk menyatakan isi (volume), makin
besar simbol bola menunjukkan isi (volume) makin besar dan
sebaliknya makin kecil bola berarti isi (volume) makin kecil.
2. Macam-macam simbol peta berdasarkan sifatnya. Simbol-simbol yang kita
lihat pada peta, ada yang menyatakan jumlah dan ada yang hanya
membedakan. Berdasarkan sifatnya, simbol dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
a. Simbol yang bersifat kualitatifSimbol ini digunakan untuk
membedakan persebaran benda yang digambarkan. Misalnya untuk
menggambarkan daerah penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk,
dan lainnya.
b. Simbol yang bersifat kuantitatif
Simbol ini digunakan untuk membedakan atau menyatakan jumlah.
3. Macam-macam simbol berdasarkan fungsinya
Penggunaan simbol

pada

peta

tergantung

pada

fungsinya. Untuk

menggambarkan bentuk-bentuk muka bumi di daratan, di perairan, atau bentukbentuk budaya manusia. Berdasarkan fungsinya simbol peta dibedakan menjadi:
a. Simbol daratan digunakan untuk simbol-simbol permukaan bumi
di daratan. Contoh: gunung, pegunungan, gunung api.
b. Simbol perairan digunakan untuk simbol-simbol bentuk perairan.
c. Simbol budaya digunakan untuk simbol-simbol bentuk hasil
buadaya.
c. Legenda atau Keterangan

15

Legenda pada peta menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat


pada peta. Legenda itu harus dipahami oleh pembaca peta, agar tujuan pembuatan
peta itu mencapai sasaran. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta.
Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang
tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.
1.1 Tujuan
a. Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar dalam
membuat komponen peta (legenda)
b. Memahami arti dari skala, simbol, dan legenda,

BAHAN DAN ALAT


Dalam pratikum ini membutuhkan alat dan bahan yaitu :
1. Peta dari suatu lokasi yang berisi objek linier, titik dan bidang
2. Informasi data tematik yang akan dituangkan di atas peta
3. Alat tulis

PROSEDUR KERJA
1. Amatilah informasi data secara cermat untuk masing-masing
kelompok data dari peta yang disajikan ( ada 4 jenis peta )
2. Amatilah karakter data yang disajikan : nominal, interval, ordinal atau
ratio
3. Tentukanlah persepsi atau kesan terhadap data yang disajikan :
asosiatif, ordinal, selektif, atau kuantitatif
4. Plotkanlah pilihan simbol tersebut pada peta yang telah ada

16

HASIIL PENGAMATAN / HASIL PRAKTIKUM

No

Gambar Peta

1.

3
.

Peta pemukiman dan jalan

penggunaan lahan

17

2.

4
.

Peta letak industri

Peta kepadatan penduduk per


KM persegi

PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan terhadapat 4 jenis peta yang telah
disediakan yaitu peta permukiman dan jalan, peta penggunaan lahan, peta lokasi
industri dan peta kepadatan penduduk per Km persegi. Dalam pengamatan peta
ini di hasilkan desain simbol untuk 4 jenis peta tersebut yaitu :
1. Peta Permukiman dan jalan
Pada peta ini, pemukiman dengan simbol A berwarna kuning
melambangkan permukiman dengan jumlah penduduk > 100.000. penggunaan
warna kuning dikarenakan untuk menggambarkan bahwa tempat ini sudah banyak
penduduk dengan jalur provinsi satu jalur yang dilambangkan dengan angka 1.
pemukiman dengan simbol B berwarna hijau tua melambangkan pemukiman

18

dengan jumlah penduduk 50.000 > 100.000. penggunaan warna warna hijau tua
mengambarkan daerah padat penduduk tetapi belum terlalu maju dan masih
banyak pepohonan atau hutan dengan adanya jalur kabupaten dan jalur
kecamatan. pemukiman dengan simbol C berwarna merah melambangkan
pemukiman dengan jumlah penduduk < 50.000 dan adanya jalur kabupaten.
Pemukiman dengan simbol D berwarna kombinasi antara kuning dan hijau
melambangkan ibukota dengan jumlah penduduk >100.000. penggunaan
kombinasi warna ini menggambarkan meskipun banyak penduduk tetapi
tempatnya msh banyak pepohonan dengan adanya jalur raya Provinsi dua jalur
dan jalur kabupaten.
2. Peta Lokasi Industri
Lokasi Industri di simbolkan dengan bulaan kecil yang terdapat huruf abjad
dan pemberian warna agar mudah
industrinya.

dilihat dan dibedakan setiap kegiatan

T dengan warna hitam melambangkan tempat kegiatan industri

Tekstil, huruf K dengan warna warna merah melambangkan tempat kegiatan


industri kimia, huruf A dengan warna orange menggambarkan tempat kegiatan
industri gas alam, huruf M dengan warna kuning menggambarkan tempat industri
perminyakan, huruf I dengan warna hijau melambangkan industri pengolahan
ikan, huruf B dengan warna biru menggambarkan tempat pengolahan buahbuahan , huruf J warna merah muda menggambarkan tempat industri rekayasa
baja dan huruf P dengan warna Biru muda menggambarkan tempat bangunan
kapal.
3. Peta Penggunaan Lahan
Peta penggunaan lahan disimbolkan dengan huruf dan warna yang berbeda
agar dapat mempermudah pengguna peta yang melihatnya. Simbol A dengan
warna ungu melambangkan tempat hutan terbuka, simbol B dengan warna Merah
menggambarkan hutan lebat, simbol C dengan warna hijau muda menggambarkan
daerah padang rumput, warna hijau tua dengan simbol D menggambarkan daerah
kebun anggur, dan simbol E dengan warna orange melambangkan daerah lahan
sawah

19

4. Peta kepadatan penduduk KM persegi


Peta ini masih menggunakan simbol huruf dan warna agar informasi dari
peta bisa dipahami oleh pengguna peta. Pada daerah A dengan warna kuning
menggambarkan kepadatan penduduk kurang dari 10 KM persegi, daerah B warna
Hitam kepadatan penduduknya 10 sampai 24 Km persegi, peta C dengan warna
kuning melambangkan kepadatannya 25 sampai 49 KM persegi dan peta D
dengan warna merah muda menunjukkan kepadatan penduduknya 50 sampai 100
KM persegi.
Evaluasi
1.
2.
3.
4.

Simbol titik untuk mencerminkan apa?


Simbol garis untuk mencerminkan apa?
Simbol bidang untuk mencerminkan apa
Pilih salah satu :
a. Perbedaan
antara
jalan
dan
kualitatis/kuantitatif/order
b. Perbedaan antara kota

kecil

dan

kualitatis/kuantitatif/order
c. Perbedaan antara ibu kota

dan

kualitatis/kuantitatif/order
d. Perbedaan antara berbagai

jenis

jalan
kota
kota

KA

adalah

besar

adalah

lainnya

adalah

adalah

industri

kualitatis/kuantitatif/order
e. Variabel visual yang paling sesuai untuk menggambarkan
kepadatan penduduk adalah : kualitatis/kuantitatif/order
Jawab.
1.
2.
3.
4.

Titik mencerminkan tanda pemukiman


Garis mencerminkan jalur jalan pada peta
Bidang mencerminkan pemukiman/jalan dan lahan
a. Kuantitatif
c, kualitatis
d, kualitatis
e, Kuantitatif
f, nilai

20

ACARA PRAKTIKUM IV
PENYUSUNAN PETA KUALITAS AIR DI PROVINSI BENGKULU

DASAR TEORI
Analisa Umum pada Air Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia,
khususnya air minum Tetapi ketersediaan air minum yang memenuhi syarat
semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah
menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah industri yang mencemari sungaisungai, semakin mempersulit masyarakat untuk mendapatkan air yang layak untuk
di minum.
Uraian kimia dari air adalah H2O. yang terdiri atas sebuah atom oksigen
yang terikat pada dua atom hidrogen. Atom-atom hidrogen tertempel pada sebuah
sisi dari atom oksigen, menghasilkan sebuah molekul air yang mempunyai muatan
positif pada bagian di mana terdapat atom hidrogen dan bermuatan negative pada
bagian yang lain di mana atom oksigen berada. Seperti pada muatan listrik yang
berlawanan selalu tarik menarik, maka molekul air condong untuk saling tarik
menarik. Inilah sebabnya air menetes (Krisnandi, 2009).
21

Air yang berada di permukaan bumi berasal dari berbagi sumber,


berdasarkan letak sumbernya air dapat dibagi sebagai berikut (Indirawati, 2009):
a. Air Angkasa (Hujan)
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi.
Walaupun pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air
tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfir.
b. Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau,
waduk, rawa, air terjun dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari
air hujan yang jatuh ke permukaan bumi.
c. Air Tanah
Air tanah berasal dari hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang
kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan
mengalami filtrasi secara alamiah.
Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber air lain. Pertama,
air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses
purifikasi atau penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang
tahun, saat musim kemarau sekalipun. Air tanah juga mengandung zat-zat mineral
yang cukup tinggi. Mengingat pentingnya peran air, sangat diperlukan adanya
sumber air yang dapat menyediakan air yang baik bagi dari segi kuantitas dan
kualitas.
Air tanah merupakan sumberdaya alam yang ketersediaannya secara
kuantitas maupun kualitas sangat tergantung pada kondisi lingkungan.
Pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan pertanian menjadi penyebab
peningkatan beban pencemaran sumber-sumber air. Pengelolaan lingkungan hidup
yang berkelanjutan harusnya menjadi pedoman bagi masyarakat khususnya
pengguna

sumberdaya

alam

agar

lingkungan

hidup

tetap

terjaga

keberlangsungannya (Slamet, 2007).


TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat :
1

Menyusun Peta Kualitas Air di Provinsi Bengkulu.


22

2
3

Untuk mengetahui bagaimana cara penyusunan peta yang baik dan benar.
Untuk mengetahui kualitas air di wilayah Provinsi Bengkulu.

BAHAN DAN ALAT


Alat

Pensil
Pensil Warna
Penghapus
Mistar
Gunting
Pena

Bahan
Kertas A3
Lem perekat
Gambar peta Provinsi Bengkulu

PROSEDUR KERJA
1

Ketik ulang data lampiran yang ada pada penuntun praktikum pada

ms.excel
1. Warnai peta provinsi Bengkulu dengan warna yang telah ditentukan.
2. Kemudian plotkan data yang diketik ulang pada peta provinsi Bengkulu
sesuai koordinat yang telah ditentukan
3. Beri keterangan dan warna pada daerah kanan peta sesuai data yang telah
di plotkan.

23

HASIL PENGAMATAN / HASIL PRAKTIKUM

PEMBAHASAN
Bisa dilihat pada gambar diatas bahwa analisis COD tertinggi terdapat
pada daerah Maras dengan COD 40,67 mg/l dan yang terendah yaitu di daerah
seblat dengan nilai COD 25,28 mg/l. Analisis Nitrat tertinggi terdapat pada daerah
Pondok Kelapa yaitu sebesar 2,57 mg/l dan yang terendah terdapat di daerah sabai
yaitu 0,35 mg/l. Analisis Posfat tertinggi terdapat pada daerah Pino yaitu sebesar
0,06 mg/l dan daerah yang tidak terdeteksi pospat yaitu daerah air alas, seblat dan
Urai. Analisis Amoniak tertinggi terdapat pada daerah Pondok Kelapa yaitu
sebesar 0,19 mg/l dan daerah yang tidak terdeteksi amoniak yaitu daerah air alas,
seluma, kedurang, bintuhan, sabai, ketahun, seblat, urai dan PT.Alno.

24

Sedangkan pada analisis suhu, pH, dan DO meter, suhu tertinggi terdapat
di daerah air sabai dan urai dengan suhu sebesar 28 C, serta suhu terndah
terdapat pada daerah air alas yaitu 23 C. Nilai pH tertinggi terdapat pada daerah
kedurang yaitu 6,8 dan daerah dengan pH terendah terdapat di air sabai dengan
pH 5,4. pH pada perairan di propinsi Bengkulu ini masih tergolong normal dengan
rata-rata pH 6. Dan yang terakhir yaitu pada data DO nilai tertinggi yaitu 6,2 pada
daerah seluma dan DO terendah pada daerah air sabai sebesar 4,1.
Penyusunan peta ini diambil dari peta ATLAS skala 1 : 3.300.000 yang
merupakan peta dasar didalam penyusunan peta. Peta ini telah terlebih dahulu di
pindahkan menjadi peta dengan skala 1 : 2.164.800. Dapat dilihat pada samping
kanan peta berisi legenda atau keterangan peta yang berisikan semua aspek peta
yang memang harus dimasukkan, seperti judul, mata angin, skala, legenda,
koordinat sumber data, serta penyusun peta yang merupakan kelompok pembuat
peta yang beranggotakan Sofyan, Ahmad Fariansyah, dan Lukman Heru Nugroho.

25

ACARA PRAKTIKUM V
PENYUSUNAN PETA TIPE PANTAI DI PROVINSI BENGKULU

DASAR TEORI
Pantai merupakan suatu wilayah yang dimulai dari titik terendah air laut pada
waktu surut hingga arah ke daratan sampai batas paling jauh gelombang atau
ombak menjulur ke daratan yang ditandai dengan garis pantai. Garis pantai (shore
line) merupakan tempat pertemuan antara air laut dan daratan. Garis pantai ini
setiap saat berubah-ubah sesuai dengan perubahan pasang surut air laut (Mahfudz,
2012).
Umumnya morfologi dan tipe pantai sangat ditentukan oleh intensitas,
frekuensi dan kekuatan energi yang menerpa pantai tersebut. Daerah yang
berenergi rendah, biasanya landai, bersedimen pasir halus atau lumpur, sedangkan
yang terkena energi berkekuatan tinggi biasanya terjal, berbatu atau berpasir kasar
(Soegiarto, 1993 dalam Mahfudz, 2012).
Tipe pantai dapat dilihat dari jenis substart atau sedimen yang didukung
dengan pengamatan secara visual. Dalam Pedoman Perencanaan Bangunan
Pengaman Pantai Indonesia, di Indonesia sendiri diidentifikasikan ada tiga jenis
utama tipe pantai yang dapat dibedakan berdasarkan substrat atau sedimen,
sebagai berikut:
1) Pantai berpasir ; terdapat di sepanjang garis pantai yang berbatasan
langsung dengan Samudra Hindia dan bentangan pantai Sulawesi dan
Maluku di Laut Banda, dominan dengan kondisi daerah pantai (foreshore)
lebih terjal dan lebih dalam. Banyak terdapat pinggiran pantai berkarang.

26

Pantai berpasir merupakan pantai yang didominasi oleh hamparan atau


dataran pasir, baik yang berupa pasir hitam, abu-abu atau putih. Selain itu
terdapat lembah-lembah diantara beting pasir. Jenis tanah dipantai adalah
typic tropopsamment dan typic tropofluvent. Pantai berpasir tidak
menyediakan substrat tetap untuk melekat bagi organisme, karena aksi
gelombang secara terus menerus menggerakan partikel substrat (Sugiarto
dan Ekariyono, 1996 dalam Mahfudz, 2012).
2) Pantai berlumpur; terdapat di sepanjang garis pantai yang berbatasan
dengan lautan dangkal pada beting Sunda dan beting Sahul, terlindung dari
serangan gelombang besar dan karenanya didominasi oleh pasut dan
sungai, kondisi pantai (foreshore) sangat landai dan datar dan terdapat
delta-delta di beberapa kawasan pantai.
3) Pantai berkarang; di kawasan pantai ini terdapat semenanjung dan dinding
tebing pantai yang terselingi antara pantai berlumpur dan berpasir.
Substrat atau sedimen adalah partikel yang diendapkan secara perlahanlahan. Untuk wisata pantai akan sangat baik jika suatu pantai merupakan pantai
yang berpasir atau dengan kata lain didominasi oleh substrat pasir, dibandingkan
dengan pantai yang berbatu atau pantai yang didominasi oleh substrat karang
(Widiatmaka, 2007). Ukuran butir sedimen sedang sampai kasar sangat baik untuk
kegiatan wisata pantai dibandingkan ukuran butir sedimen yang sangat halus dan
sangat kasar. Dari hasil pengamatan jenis substrat pula dapat digunakan dalam
menentukan jenis kegiatan wisata apa saja yang dapat dilakukan pada wilayah
pantai yang dijadikan objek wisata.
Berdasarkan ukuran butirnya, sedimen pantai dapat berkisar dari sedimen
berukuran butir lempung sampai gravel. Kemudian, berdasarkan pada tipe
sedimennya, pantai dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Pantai gravel, bila pantai tersusun oleh endapan sedimen berukuran gravel
(diameter butir > 2 mm).
2) Pantai pasir, bila pantai tersusun oleh endapan sedimen berukuran pasir
(diameter 0,125 2 mm).
3) Pantai lumpur, bila pantai tersusun oleh endapan lumpur (material
berukuran lempung sampai lanau (diameter < 0,125 mm).

27

Klasifikasi tipe-tipe pantai berdasarkan pada sedimen penyusunnya itu


juga mencerminkan tingkat energi (gelombang dan atau arus) yang ada di
lingkungan pantai tersebut. Pantai gravel mencerminkan pantai dengan energi
tinggi, sedang pantai lumpur mencerminkan lingkungan berenergi rendah atau
sangat rendah. Pantai pasir menggambarkan kondisi energi menengah. Sedangkan
berdasarkan hasil pengamatan yang didasarkan pada tiga unsur utama yaitu :
geologi, morfologi, dan karakter garis pantai dapat dibagi kedalam jenis pantai
tertutup, pantai bertanjung, pantai lurus-memanjang/terbuka (long straight
beaches), dan pantai teluk (embayed beaches).
Tipe pantai cukup diperhitungkan dalam hal penentuan suatu wilayah
untuk menjadi objek wisata. Menurut Widiatmaka (2007) tipe pantai yang sangat
sesuai untuk kegiatan wisata pantai berdasarkan jenis substrat/sedimen
adalah pantai berpasir.
Kemiringan Pantai adalah bagian dari daratan yang berbatasan dengan laut
yang masih terpengaruh oleh proses-proses abrasi (pengikisan oleh air laut),
sedimentasi (pengendapan), dan pasang surut air laut. Secara umum menurut
bentuknya pantai dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu : Pantai datar,
landai, curam dan pantai terjal (Yulianda, 2007). Untuk mendapatkan nilai
kelandaian maka terlebih dahulu diukur kemiringannya.
Kelandaian pantai cenderung mempengaruhi keamanan seseorang untuk
melakukan kegiatan wisata pantai seperti mandi dan renang. Pantai datar sampai
landai sangat baik untuk kegiatan wisata renang dimana wisatawan dapat
melakukan berbagai kegiatan seperti berenang, bermain pasir serta dapat bermainmain dengan ombak ditepinya.
1.1 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat membuat peta tipetipe pantai pada provinsi bengkulu.

28

ALAT DAN BAHAN


Alat
Alat yang kami gunakan dalam membuat Penyusunan peta tipe pantai di
Provinsi Bengkulu yaitu :
1. Pensil
2. Pensil Warna
3. Penghapus
4. Mistar
5. Gunting
6. Pena
Bahan
Adapun bahan yang kami gunakan dalam membuat peta tipe pantai di Provinsi
Bengkulu yaitu :
1. Kertas A3
2. Lem perekat
3. Gambar peta Provinsi Bengkulu.
PROSEDUR KERJA
1. Warnai peta pada bagian provinsi Bengkulu dengan warna yang telah
ditentukan pada umumnya peta,
2. Plotkan legenda yang ada pada penuntun praktikum ke peta yang telah
disediakan sesuai dengan jenis pantai yang ada diprovinsi Bengkulu.
3. Berikan keterangan pada legenda tipe pantai dip eta provinsi Bengkulu.

29

HASIL PENGAMATAN / HASIL PRAKTIKUM

PEMBAHASAN
Pada acara prktikum ke 7 peta Bengkulu menggambarkan pantai yang ada di
Bengkulu dari ujung utara provinsi Bengkulu hingga ujung Selatan Provinsi
Bengkulu. Dri setiap daerah atau kabupaten kota memiliki jenis tipe pantai yang
berbeda. Pada peta ini ada 8 jenis/tipe pantai
1.pantai landai berpasir

5. pantai landai dan sempit

2. pantai terjal

6. pantai terjal dan berbatu

3. pantai landai berbatu

7. pantai terjal kombinasi landai

4. pantai berkarang

8. pantai landai dan luas

30

Ini adalah legenda yang tertera pada peta :

Pantai Landai Berpasir

Pantai Landai dan Sempit

Pantai Terjal Kombinasi Landai

Pantai Landai Berpasir

Pantai Terjal

Pantai Landai Berbatu

Pantai Berkarang

Dari daerah yang ada pantai di Bengkulu, ini adalah hasil dari pengamatan yang dilakukan :
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jenis Pantai
Pantai landai berpasir
Pantai terjal
Pantai landai berbatu
Pantai berkarang
Pantai landai dan sempit
Pantai terjal dan berbatu
Pantai terjal kombinasi
Landai dan luas

Daerah/Wilayah
Seluma
Bengkulu selatan
Bengkulu selatan
Kaur
Bengkulu utara
Bengkulu utara
Muko-muko
Bengkulu

ACARA PRAKTIKUM VI
PENYUSUNAN PETA MUSIM JENIS IKAN DI PROVINSI BENGKULU

DASAR TEORI
Musim ikan beragam antar lokasi fishing ground dan antar jenis ikan, meskipun
secara umum relatif mirip. Durasi penangkapan ikan pada musim angin timur berlangsung
lebih singkat (April-Agustus) daripada musim barat yang terjadi antara Agustus-Februari.
Ikan kelompok ekonomis penting umumnya tertangkap antara pertengahan angin musim
timur hingga musim barat dengan menggunakan alat

tangkap yang dioperasikan pada

permukaan dan kolom perairan, misalnya pancing rawai, pancing tonda, hand line, jaring
tongkol, jaring tengiri. Penggunaan alat tangkap ikan tergantung jenis ikan yang lagi musim,
sehingga nelayan memiliki beberapa jenis alat tangkap ikan lain untuk mengantisipasi
datangnya musim ikan yang tidak pasti, misalnya jaring dan pancing, yang dioperasikan
dengan memilih sasaran ikan yang dapat menghasilkan keuntungan tinggi.
Faktor yang mempengaruhi musim jenis ikan :
Musim Kemarau
Di danau ataupun rawa pasti terjadi proses turnover atau proses dimana lapisan air di
danau berpindah, lapisan atas turun ke bawah dan lapisan air di bawah naik ke atas. Proses ini
selalu terjadi karena perubahan musim, dimana musim penghujan dan musim kemarau
menyebabkan perbedaan suhu air danau. Musim kemarau yang panas menyebabkan lapisan
atas air danau menjadi hangat. Lapisan bawah dingin dan miskin oksigen. Karena ikan
membutuhkan oksigen terlarut yang tinggi di air, maka ikan akan berada di tengah atau
sebagian di permukaan air danau. Di daerah tengah ini disebut sebagai termocline.
Musim Hujan
Sebaliknya saat musim hujan, air di permukaan cenderung dingin sehingga lebih
banyak oksigen terlarut di air dibanding di dasar danau yang hangat. Ikan cenderung banyak
berada di permukaan dibanding di dasar danau.
Musim hujan, ikan cenderung berada di permukaan danau Suhu Air
Masing-masing jenis ikan mempunyai perbedaan kapasitas hidup pada suhu yang beragam
untuk dapat hidup. Meskipun kadangkala ikan tidak dapat menemukan suhu yang tepat untuk
mereka hidup, tetapi biasanya ikan dapat ditemukan pada rentang suhu yang dapat ditoleransi
untuk hidupnya. Dengan mengkombinasikan pengetahuan tentang suhu air danau, maka para
pemancing dapat memprediksikan ikan terdapat dibadan air bagian atas atau bawah pada
musim kemarau maupun musim penghujan berdasarkan pencerahan di atas.

Ikan yang suka pada air hangat akan berada di permukaan saat musim kemarau dan di dasar
saat musim penghujan. Demikian pula sebaliknya untuk ikan yang suka pada air yang agak
dingin.
Secara umum, saat musim kemarau, ikan cenderung berada di lapisan air bagian
bawah.
Suhu air yang terlalu panas membuat ikan yang berada di danau, rawa dan waduk
akan berhenti mencari makan, energi mereka hanya digunakan untuk menstabilkan
metabolisme tubuh. Ikan tidak seperti mamalia yang berdarah panas, tetapi termasuk
berdarah dingin, artinya mereka tidak dapat mempertahankan suhu tubuh pada kondisi
konstan bila suhu di luar terlalu digin atau panas. Sehingga pada musim panas di siang hari
tentu nafsu makan ikan akan turun, sehingga mancing yang baik adalah pada pagi dan sore
hari.
Suhu air yang ekstrim akan mempengaruhi metabolisme tubuh ikan sehingga akan
mempegaruhi juga kerja fungsi-fungsi organ. Suhu sekitar perairan yang terlalu panas atau
terlalu dingin akan menurunkan kandungan oksigen terlarut di air sehingga membuat ikan
menjadi tidak aktif.
Sinar Matahari
Sinar matahari tentu menyebabkan suhu air danau atau rawa menjadi lebih hangat,
seperti pencerahan di atas. Pada waktu pagi hari sinar matahari mulai menghangatkan air
danau, menciptakan kondisi air lebih hangat sehingga menarik ikan untuk melakukan aktifitas
feeding (mencari makan). Dasar danau atau rawa yang berwarna gelap dan belumpur lebih
cepat menghangatkan air dibanding dasar danau yang berwarna cerah, misalnya pasir putih
atau struktur dasar berupa batu gamping/kapur.
Semakin hangat atau panas menjelang siang , maka ikan akan turun ke posisi air yang
lebih dingin. Hal ini yang menerangkan mengapa saat pagi ikan terlihat banyak sekali,
kemudian menjelang siang tidak terlihat lagi atau sepi dari gerombolan ikan.
Angin
Angin sangat berpengaruh bagi kesuksesan pemancing di danau/ waduk. Angin
membawa partikel-partikel hara atau plankton ke suatu daerah dimana angin bertiup. Jadi saat
ada angin dan anda sedang memancing di pinggir danau, maka biasanya ikan-ikan kecil juga
pergi bersama angin karena mengejar plankton dan zat hara (nutrisi), demikian pula ikan
besar mengikuti juga pergerakan ikan-ikan kecil.
Angin menyebabkan ikan mengikuti arah angin

Bila arah angin ke arah darat maka carilah pinggir danau berupa tanjung (daratan yang
menjorok ke danau) dan mancinglah di ujung tanjung seperti pada gambar di bawah ini.
Karena banyak ikan yang menunggu nutrisi di depan tanjung.
Pengaruh Musim Terhadap Ikan
Disamping pengaruh musim yang telah disebutkan, beberapa nelayan mempunyai
perhitungan sendiri untuk mendapatkan hasil laut yang sesuai dengan keinginannya. Potensi
laut yang umumnya dimanfaatkan para nelayan adalah ikan dan sebagian kecil biota laut
yang memiliki nilai ekonomi., hal itu disebabkan oleh peralihan metode penangkapan ikan.
Dewasa ini, perkembangan teknologi alat tangkap merupakan biang keladi berkurangnya
jumlah ikan, penangkapan ikan besar-besaran oleh nelayan lokal mapun nelayan dari luar
sangat berdampak pada peningkatan jumlah ikan, apalagi penggunaan alat tangkap yang
merusak ekosistem laut sempat ramai akhir tahun 80-an.
Musim Jenis Ikan :
Musim Ikan Tongkol
Ikan tongkol merupakan jenis pelagis yang melakukan migrasi melintasi perairan laut
jawa. Musim migrasi terjadi pada bulan Oktober hingga April. Pada masa ini nelayan panen
ikan tongkol dalam jumlah besar.
Musim Ikan Tenggiri
Ikan ini juga merupakan jenis pelagis yang menjadi primadona nelayan karena harga jual
yang tinggi. Ikan ini banyak dijumpai pada bulan-bulan November dan Desember.
Musim Ikan Baronang
Ikan Baronang meruapakan salah satu ikan laut yang berharga mahal. Ikan ini banyak
dijumpai pada bulan Februari-Maret dan November-Desember. Karena musim ikan ini terjadi
dua kali setiap tahun, masyarakat setempat menganggap ini merupakan berkah tersendiri dari
pencipta.

Musim Ikan Kerapu dan Ekor Kuning


Tidak mengenal musim apapun, bagi nelayan ketiga jenis ikan ini banyak dijumpai
meski volumenya tidak sebesar dahulu.

Musim Ikan Cucut


Ikan ini banyak dijumpai pada bulan Mei hingga Juli. Pada umumnya nelayan berlombalomba untuk menangkap jenis ikan ini karena harga cucut muda sangat mahal. Cucut muda
biasanya dimanfaatkan para penggemar atau kolektor ikan menjadi ikan hias di aquariumnya.
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari acara praktikum ini adalah :
1
2

Agar mahasiswa dapat membuat peta dengan tema sebaran produksi ikan.
Untuk mengetahui musim jenis ikan di wilayah Provinsi Bengkulu.

BAHAN DAN ALAT


Bahan dan alat yang digunakan untuk acara praktikum ini meliputi :
1. Peta Provinsi Bengkulu
2. Alat tulis

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pensil warna
Lem
Gunting
Data musim jenis ikan di Provinsi Bengkulu.
Penggaris
Penghapus

Prosedur Kerja
1. Siapkan peta Provinsi Bengkulu.
2. Sebarkan data musim jenis ikan yang sudah di fotocopy dengan ukuran perkecil
disekitar peta.
3. Beri keterangan di samping kanan peta (pada legenda).
4. Warnai peta Provinsi Bengkulu dengan menggunakan pensil warna agar peta terlihat
lebih indah.
HASIL PENGAMATAN / HASIL PRAKTIKUM
Bisa dilihat dari peta musim jenis ikan di Provinsi Bengkulu tersebut memiliki musim
jenis ikan yaitu seperti ikan tongkol, ikan manyung,ikan cucut, ikan kerapu,ikan gabus, ikan
lancam, ikan pari dan ikan belato. Tabel untuk musim jenis ikan di Provinsi Bengkulu bisa
dilihat pada tabel dibawah ini :
Kerapu
Bulan Produksi
ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

600
850
550
800
2400
1150
1000

ke
1
2
3
4
5
6
7

2600
1050
2900
750
1750

8
9
10
11
12

Kembung
Bulan Produksi
ke
1

Gebur / Kuwe
Bulan Produksi

16000

1400
1150
900
1000
2300
1850
2700

ke
1
2
3
4
5
6
7

1500
975
1300
1600
950

8
9
10
11
12

Tongkol
Bulan Produksi
ke
1

Lancam
Bulan Produksi

1000

6900
8000
5200
4400
9200
4800
2000

ke
1
2
3
4
5
6
7

2400
500
400
8800
4200

8
9
10
11
12

Manyung
Bulan Produksi
ke
1

Pari
Bulan Produksi

950

900
1000
900
850
2000
1050
1700

ke
1
2
3
4
5
6
7

0
0
0
0
0
0
1500

750
600
950
1450
375

8
9
10
11
12

0
450
750
3100
1400

Cucut / Hiu
Bulan Produksi
ke
1

Belato / selar
Bulan Produksi

5000

Tenggiri
Bulan Produksi
ke
1

575

2
3
4
5
6
7

15000
19000
19000
12500
14900
4000

2
3
4
5
6
7

750
850
750
4800
2900
5000

2
3
4
5
6
7

1000
700
650
475
625
200

2
3
4
5
6
7

6000
7000
7500
6000
2500
3000

2
3
4
5
6
7

400
800
750
475
300
200

8
9
10
11
12

5000
2250
5000
11500
8000

8
9
10
11
12

4850
1900
3200
7000
4700

8
9
10
11
12

0
0
0
1300
1100

8
9
10
11
12

2900
600
1900
3400
1200

8
9
10
11
12

400
0
0
0
275

Gambar di bawah ini adalah hasil pengamatan berdasarkan data di atas :

Pembahasan
Data musim jenis ikan ini telah diketahui sebelumnya dan memang sudah ditentukan,
bisa dilihat dari tabel diatas, jenis ikan tongkol di Provinsi Bengkulu memiliki tingkat
produksi yang tinggi pada bulan November yaitu dengan berat produksi 7000kg dan tingkat
produksi terendah berada pada bulan Februari yang hanya berkisar 750kg, pada ikan
manyung tingkat produksi tertinggi yaitu pada bulan November yaitu 1300kg. Sedangkan
tingkat produksi paling rendah pada ikan ini terjadi pada bulan juli dengan tingkat produksi
200kg, tetapi pada bulan agustus hingga oktober tidak terjadi hasil produksi sama sekali, hal
ini bisa disebabkan karena pengaruh iklim yang tidak stabil yang menyebabkan keberadaan
ikan pada bulan tersebut menurun hingga tidak ada sama sekali. Pada ikan cucut terjadi
tingkat produksi yang tinggi pada bulan april dengan tingkat produksi yaitu 7500kg, tetapi
mengalami penurunan pada bulan september dengan tingkat produksi 600kg. Pada ikan
kerapu tingkat produksinya yang paling tinggi terjadi pada bulan oktober yaitu 2900kg dan
penurunan produksi terjadi pada bulan maret dengan tingkat produksi 550kg. Pada ikan gebur
terjadi tingkat produksi paling tinggi pada bulan juli yaitu 2700kg dan tingkat produksi paling
rendah yaitu pada bulan maret dengan tingkat produksinya hanya berkisar 900kg. Pada ikan
lancam terjadi tingkat produksi paling tinggi pada bulan mei yaitu 9200kg dan tingkat

produksi paling rendah yaitu pada bulan september dan oktober dengan tingkat produksinya
hanya berkisar 400 hingga 500kg. Pada ikan pari terjadi tingkat produksi paling tinggi pada
bulan mei yaitu 2000kg dan tingkat produksi paling rendah yaitu pada bulan september
dengan tingkat produksinya hanya berkisar 600kg. Pada ikan belato terjadi tingkat produksi
paling tinggi pada bulan november yaitu 3100kg dan tingkat produksi paling rendah pada
bulan september yaitu 450kg, serta tidak ada produksi sama sekali pada bulan januari hingga
bulan juni, serta pada bulan agustus. Pada ikan kembung terjadi tingkat produksi paling tinggi
pada bulan maret dan april yaitu 19000kg dan tingkat produksi paling rendah pada bulan
september dengan tingkat produksinya hanya berkisar 2250kg. Pada ikan tenggiri terjadi
tingkat produksi paling tinggi pada bulan mei yaitu 800kg dan tingkat produksi paling rendah
yaitu pada juli dengan tingkat produksinya hanya berkisar 200kg serta tidak terjadi tingkat
produksi sama sekali pada bulan agustus hingga november.
Dari hasil peta diatas bisa dilihat bahwa musim jenis ikan dengan tingkat produksi
tertinggi yaitu ikan kembung mencapai 19000kg dan musim jenis ikan dengan tingkat
produksi terendah yaitu ikan tenggiri dan ikan manyung dengan produksi hanya sebesar
200kg

ACARA PRAKTIKUM VII


PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU

DASAR TEORI
Pasang surut adalah gerakan naik-turunnya muka air laut, dimana amplitudo dan fasenya
berhubungan langsung terhadap gaya geofisika yang periodik, yakni gaya yang ditimbulkan oleh gerak
reguler benda-benda angkasa, terutama bulan-bumi dan matahari.
Keadaan pasang surut (pasut) diwilayah perairan Nusantara ditentukan oleh penjalaran pasang surut
dariSamudra Pasifik dan India sertamorfologi pantai dan Batimeri perairan yang kompleks, dimana terdapat
banyak selat, palung dan laut yang dangkal sampai sangat dalam (Wyrtki,1961).
Menurut Nontji (2005), pasang surut adalah gerakan naik turunnya permukaan laut
secara berirama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Matahari mempunyai
massa 27 juta kali lebih besar dari massa bulan, tetapi jaraknya pun sangat jauh dari bumi
(rata-rata 149,6 juta km). Sedangkan bulan, sebagai satelit kecil, jaraknya sangat dekat ke
bumi (rata-rata 381.160 km).
Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya
muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari
dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut laut
merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang
diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda
astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat
diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut, diantaranya menurut
beberapa teori dibawah ini :

1) Teori kesetimbangan (Equilibrium Theory)


Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727). Teori
ini menerangkan sifat-sifat pasut secara kualitatif. Teori terjadi pada bumi ideal yang seluruh
permukaannya ditutupi oleh air dan pengaruh kelembaman (Inertia) diabaikan. Teori ini
menyatakan bahwa naik-turunnya permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang
surut (King, 1966).
Untuk memahami gaya pembangkit passng surut dilakukan dengan memisahkan pergerakan
sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2 yaitu, sistem bumi-bulan dan sistem bumi matahari.
Pada teori kesetimbangan bumi diasumsikan tertutup air dengan kedalaman dan densitas yang
sama dan naik turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau GPP
(Tide Generating Force) yaitu Resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, teori ini
berkaitan dengan hubungan antara laut, massa air yang naik, bulan, dan matahari. Gaya
pembangkit pasut ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi dan air rendah pada dua
lokasi (Gross, 1987).
Teori tersebut akan benar jika digunakan anggapan seluruh permukaan bumi tertutup
merata oleh air laut (equilibrium theory), jika hanya ada pengaruh bulan saja atau matahari
saja, tetapi tidak pengaruh keduannya secara bersamaan dan jika bulan atau matahari
mempunyai orbit yang benar-benar berupa lingkaran dan orbitnya tepat di atas
khatulistiwa.Tetapi pada kenyataannya anggapan tersebut tidak benar. Karena laut tidak
meliputi bumi secara merata tetapi terputus oleh benua dan pulau. Topografi dasar laut tidak
rata mendatar tetapi sangat bervariasi dari palung yang dalam, gunung bawah laut sampai
paparan yang luas dan dangkal. Demikian pula ada selat yang sempit dan panjang atau teluk
berbentuk corong dengan dasar melandai. Hal tersebut menimbulkan penyimpangan dari
kondisi yang ideal dan menyebabkan ciri-ciri pasang surut yang berbeda-beda dari satu lokasi
ke lokasi lainnya. Selain itu posisi kedudukan bulan dan matahari dalam orbit selalu berubah
relatif terhadap bumi. Apabila bulan dan matahari berada kurang lebih pada satu garis lurus
dengan bumi, seperti pada saat bulan muda atau bulan purnama maka gaya tarik keduanya
akan saling memperkuat. Dalam keadaan demikian terjadi pasang surut purnama (spring tide)
dengan tinggi air yang maksimum melebihi pasang biasa. Sebaliknya surutnya sangat rendah
hingga lokasi dengan pantai yang landai bisa menjadi kering sampai ke laut. Tetapi jika bulan
dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka gaya tarik keduanya akan

saling meniadakan. Akibatnya perbedaan tinggi air antara pasang dan surut kecil, keadaan ini
dikenal dengan pasang perbani (neap tide).
2) Teori Pasut Dinamik (Dynamical Theory)
Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan yang homogen masih
diasumsikan menutupi seluruh bumi pada kedalaman yang konstan, tetapi gaya-gaya tarik
periodik dapat membangkitkan gelombang dengan periode sesuai dengan konstituekonstituennya. Gelombang pasut yang terbentuk dipengaruhi oleh GPP, kedalaman dan luas
perairan, pengaruh rotasi bumi, dan pengaruh gesekan dasar. Teori ini pertama kali
dikembangkan oleh Laplace (1796-1825). Teori ini melengkapi teori kesetimbangan sehingga
sifat-sifat pasut dapat diketahui secara kuantitatif. Menurut teori dinamis, gaya pembangkit
pasut menghasilkan gelombang pasut (tide wive) yang periodenya sebanding dengan gaya
pembangkit pasut. Karena terbentuknya gelombang, maka terdapat faktor lain yang
perlu diperhitungkan selain GPP.
Menurut Defant (1958), faktor-faktor tersebut adalah :
a. Kedalaman perairan dan luas perairan
b. Pengaruh rotasi bumi (gaya Coriolis)
c. Gesekan dasar
Rotasi bumi menyebabkan semua benda yang bergerak di permukaan bumi akan
berubah arah (Coriolis Effect). Di belahan bumi utara benda membelok ke kanan, sedangkan
di belahan bumi selatan benda membelok ke kiri. Pengaruh ini tidak terjadi di equator, tetapi
semakin meningkat sejalan dengan garis lintang dan mencapai maksimum pada kedua kutub.
Besarnya juga bervariasi tergantung pada kecepatan pergerakan benda tersebut.
Menurut Mac Millan (1966) berkaitan dengan dengan fenomeana pasut, gaya Coriolis
mempengaruhi arus pasut. Faktor gesekan dasar dapat mengurangi tunggang pasut dan
menyebabkan keterlambatan fase (Phase lag) serta mengakibatkan persamaan gelombang
pasut menjadi non linier semakin dangkal perairan maka semaikin besar pengaruh
gesekannya.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori


kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi
bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas
perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat
beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi dasar
laut, lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang
surut yang berlainan (Wyrtki, 1961).
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung
dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil
dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari
dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan
menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan
pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang
orbital bulan dan matahari (Priyana,1994).
Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang
besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan
memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari. Hal ini disebabkan
karena walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi.
Gaya-gaya ini mengakibatkan air laut, yang menyusun 71% permukaan bumi,
menggelembung pada sumbu yang menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi
bumi yang berada di bawah muka air yang menggelembung ini, yang mengakibatkan
kenaikan dan penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik
gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil.
Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut selama periode sedikit di
atas 24 jam (Priyana,1994).
Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Tipe pasut ditentukan oleh
frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini disebabkan karena perbedaan respon
setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut. Menurut Romimohtarto dan Juwana
(2007), dilihat dari pola gerakan muka lautnya, pasang surut di Indonesia dapat dibagi
menjadi empat jenis yaitu :

1. Pasut semi diurnal atau pasut harian ganda (dua kali pasang dan dua kali surut dalam
24 jam), Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 meni, misalnya di perairan
selat Malaka.
2. Pasut diurnal atau pasut harian tunggal (satu kali pasang dan satu kali surut dalam 24
jam), Periode pasangsurut adalah 24 jam 50 menit, misalnya di sekitar selat Karimata.
3. Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal)
merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi
terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam
tinggi dan waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa
Barat.
4. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal)
merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi
terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan
waktu yang berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur.
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari acara praktikum ke 9 ini adalah agar mahasiswa dapat membuat peta
tematik dengan tema pasang surut pada wilayah Provinsi Bengkulu.

BAHAN DAN ALAT


Bahan dan alat yang digunakan dalam acara praktikum ke 9 ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pensil warna
Peta kosong
Penggaris
pensil
kamera
gunting
lem kertas

Prosedur Kerja
1. foto copy dan diperkecil data pasut yang ada pada penuntun praktikum
2. kemudian plotkan data yang sudah diperkecil tersebut ke peta yang telah disediakan
dan warnai pada wilayah/bagian provinsi Bengkulu dengan warna yang telah
ditentukan.
3. warnai data secara acak kemudian beri keterangan warna tersebut.

HASIL PENGAMATAN / HASIL PRAKTIKUM

PEMBAHASAN
Pembuatan peta pada wilayah provinsi Bengkulu yang bertema pasang surut yang
memberikan informasi pada pengguna peta tentang informasi pasang surut yang ada provinsi
Bengkulu. Data-data yang ada pada peta menunjukan perbedaan pasang surut disetiap daerah
di provinsi Bengkulu, data pertama, pasang surut perairan dikawasan pulau bai kelurahan
kandang menunjukan pasang tertinggi dititik 150 cm ditunjukan dengan warna merah muda,
pada tanggal 17 mei, titik sungai bantal muko-muko ditunjukan dengan warna orange, dengan
pasang tertinggi di 118 cm pada hari ke 8. Pasang surut bulan November 2002 ditandai
dengan warna merah, dengan pasang tertinggi 105 cm pada hari kesatu pukul 12.00. Pasang
surut di sungai sambat kabupaten kaur ditandai dengan warna ungu, dengan pasang tertinggi
175 cm pada hari ke 6 . pasang surut perairan dikawasan pulau bai kelurahan kandang
ditandai dengan warna kuning dengan pasang tertinggi 150 cm terjadi pada tanggal 16 dan 18
bulan mei.

ACARA PRAKTIKUM KE 8
PENARIKAN GARIS KONTUR

DASAR TEORI
Garis kontur merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik atau tempat
tempat yang mempunyai elevasi ang sama. Garis kontur dipergunakan untuk memperlihatkan
bentuk daripada permukaan bumi (Benton dan Taetz, 1991).
Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope
(kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah
terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill)
permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan. Garis kontur dapat
dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan
permukaan bumi ke bidang mendatar peta.
Garis kontur pada bukit dan cekung Interval kontur adalah jarak tegak antara dua
garis kontur yang berdekatan dan merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang
berdekatan. Pada suatu peta tofografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan
skala peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval
kontur semakin kecil. Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap
kelipatan interval kontur tertentu
Pada suatu peta tofografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan
skala peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval
kontur semakin kecil. Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap
kelipatan interval kontur tertentu.
Penarikan

garis

kontur

diperoleh

dengan cara

perhitungan

interpolasi,

pada pengukuran garis kontur cara langsung, garis-garis kontur merupakan garis penghubung
titik-titik yang diamati dengan ketinggian yang sama, sedangkan pada pengukuran garis
kontur cara tidak langsung umumnya titik-titik detail itu pada titik sembarang tidak sama.
Bila

titik-titik

detail

yang

diperoleh

belum mewujudkan

titik-titik

dengan

ketinggian yang sama, posisi titik dengan ketinggian tertentu dicari, berada diantara 2 titik
tinggi tersebut dan diperoleh dengan prinsip perhitungan 2 buah segitiga sebangun. Data yang
harus dimiliki untuk melakukan interpolasi garis kontur adalah jarak antara 2 titik tinggi di
atas peta, tinggi definitif kedua titik tinggi dan titik garis kontur yang akan ditarik inginkan.
maka perlu dilakukan interpolasi linear untuk mendapatkan titiktitik yang sama tinggi.
Tujuan pratikum

Tujuan pratikum ini adalah agar mahasiswa dapat melakukan penarikan garis kontur
untuk kedalaman pulau Enggano.

Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang di gunakan untuk acara pratikum ini meliputi :
1.
2.
3.
4.

Peta Batimetri pulau Enggano


Alat tulis
Penggaris
Calculator

Prosedur Kerja
1. Disediakan Peta Batimetri (Kedalaman Laut di Sekitar kawasan pulau Enggano)
terbagi dalam 4 lembar copyan
2. Peta tersebut merupakan hasil pengecilan sebesar 70 % dari peta aslinya yang
mempunyai skala 1: 100.000
3. Copylah peta tersebut dengan pengecilan 75 %
4. Susunlah ke-empat lembar petatersebut menjadi satu dan copykan 1 lembar tersebut
ke kertas A3
5. Dari data kedalaman laut, lakukan interpolasi untuk :
a. Kedalaman laut 25 meter
b. Kedalaman laut 50 meter
c. Kedalaman laut 75 meter
d. Kedalaman laut 100 meter
6. Buatlah gradasiwarna untuk kedalaman :
a. Kedalaman untuk 0 sampai 25 meter
b. Kedalaman untuk 25 sampai 50 meter
c. Kedalaman untuk 50 sampai 75 meter
d. Kedalaman untuk75 sampai 100 meter
e. Kedalaman untuk > 100 meter
7. Berikan legenda seperti nomor 6

HASIL PENGAMATAN / HASIL PRAKTIKUM


PERKECIL 75 %

PERKECIL 70 %

Pembahasan
Dalam praktikum penarikan garis kontur untuk kedalaman ini, yaitu untuk dapat
mengetahui kedalaman laut pada pulau Enggano. Dengan bepedoman pada koordinat2

kedalaman yang sudah ada, maka dilakukanlah penarikan gariskontur untuk kedalaman 25
meter, 50 meter , 75 meter , 100 meter dan >100 meter.
Peta yang diperkecil 75 % untuk kedalaman 0 sampai 25 meter di beri simbol warna
putih dikarenakan untuk kedalaman ini belum masih agak dangkal , selanjutnya untuk
kedalaman 25 50 meter di beri simbol warna biru muda , untuk kedalaman 50 sampai 75
meter di beri warna biru yang samar-samar dikarenakan sudah mulai dalam, untuk peta 75
sampai 100 diberi warna Biru karena pada posisi ini perairan sudah dalam dan yang terakhir
kedalaman > 100 meter diberi simbol warna Biru Tua dikarenakan perairan ini sudah sangat
dalam.
Peta yang diperkecil 70 % untuk kedalaman 0 -25 meter , 25 50 meter, 50-75 meter
masih sama simbol warna dan penjelasan dengan peta yang diperkecil 75 % .dan untuk
selanjutnya untuk kedalaman 75 100 meter diberi simbol warna ungu muda karena disini
perairan mulai dalam dan untuk kedalaman > 100 meter diberi simbol ungu tua karena pada
perairan ini perairan sudah sangat dalam.

KESIMPULAN
1.

Mahasiswa telah dapat menghitung skala peta dari suatu peta yang belum diketahui
skalanya. Dalam praktikum 1 menggunakan 4 peta didapatkan skalanya yaitu

2.

5. Peta A = 1: 66325
6. Peta B = 1 : 82555
7. Peta C = 1 : 73240
8. Peta D = 1: 97830
Mahasiswa telah dapat mengukur Luasan suatu wilayah dengan metode kisi / metode

3.

grid. Dari hasil praktikum didapatkan :


1. Luasan terumbu karang pulau Enggano : 26,70 km
2. Luasan Daratan Pulau enggano : 302 km
3. Luasan Daratan Pulau Dua : 5 km
4. Luasan Daratan pulau Merbau : 1, 95 km
Mahasiwa telah dapat membuat peta tematik dengan tema tertentu, adapun tema
tersebut adalah sebagai berikut : Peta analisis air di provinsi Bengkulu, peta tipe-tipe
pantai pada provinsi Bengkulu, peta sebaran ikan di laut provinsi Bengkulu, peta

4.

pasang surut dikawasan provinsi Bengkulu,.


Peta yang dibuat menggunakan data yang valid dari buku penuntun praktikum, diolah

5.

oleh setiap anggota kelompok hingga menjadi peta tematik.


Peta tematik yang dibuat dapat memberikan informasi kepada si pengguna peta dan

6.

peta tersebut dilengkapi dengan keterangan yang jelas dan dapat dimengerti.
Kesan perbedaan warna yang diberikan pada peta menunjukan data yang berbedabeda pula.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10149-Chapter1.pdf
http://www.slideshare.net/vestersaragih/12-peta-geologi
http://anderson21blogspot.blogspot.com/2011/12/ilmu-medan-peta-dan-kompas.html
http://geografiuntukmu.blogspot.com/2011/04/skala-peta.html

http://www.slideshare.net/fikrulperkasa/peta-danpenggunaanya
http://id.wikipedia.org/wiki/Peta_topografi
http://younggeomorphologys.wordpress.com/2010/04/01/tipe-%E2%80%93-tipe-pantai/
http://didisadili.blogspot.com/2011/11/jenis-bentuk-dan-tipe-pantai.html
http://iwayan.info/Bab3_Metodologi Pendekatan (diakses pada tanggal 26
November 2012)
http://lecozt-wdhee.blogspot.com/2011/11/daerah-penangkapan-ikan-pelagis-makalah.html
http://geotechnosains.wordpress.com/
http://www.ukrida.ac.id/jkunukr/s1/tinf/2007/jkunukr-ns-s1-2007-412003023-1648pemetaanchapter2.pdf
http://id.shvoong.com/
http://www.ziddu.com/download/3589987/PASANGSURUT.
http://andiharthinapattolanurudiamakkulau.blogspot.com/2012/04/pemeriksaan-kualitas-airsecara.html
/http://smp-geografi.blogspot.com/2012/01/2-jenis-jenis-skala-peta.html
http://id.scribd.com/doc/6739808/METODE-PEMETAAN
http://kimling4.blogspot.com/2010/11/persyaratan-kualitas-air.html
http://didisadili.blogspot.com/2011/11/jenis-bentuk-dan-tipe-pantai.html
http://mukhtar-api.blogspot.com/2010/05/daerah-penangkapan-fishing-ground.html
http://andiracandoit.blogspot.com/2011/10/karakteristik-daerah-penangkapan-ikan.html

Anda mungkin juga menyukai