Disusun oleh :
dr. Misbah Hari Cahyadi
DOKTER INTERNSHIP ANGKATAN XIII
PERIODE 16 APRIL 15 AGUSTUS 2014
PUSKESMAS DHARMA RINI KABUPATEN TEMANGGUNG
BAB I
LATAR BELAKANG
Lingkungan merupakan tempat dimana manusia hidup, yang mana merupakan
salah satu elemen kehidupan. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan dapat mewarnai segala aktifitas
kehidupan manusia, mulai dari gaya hidup, cara berprilaku, pola pikir, bahkan
kepribadian. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Oleh karena itu
sudah sepatutnya jika menjadikan lingkungan tempat tinggal menjadi senyaman
mungkin, sehingga dapat menimbulkan suatu keselarasan bagi individu yang
mendiaminya. Salah satu cara untuk menjaga kenyamanan lingkungan yaitu
dengan cara mencanangkan dan memprioritaskan kebersihan, baik itu kebersihan
individu maupun kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Jika kita bicara kesehatan lingkungan sekolah, maka tidak terlepas dari proses
pengelolaan makanan. Pengelolaan makanan adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan pengadaan bahan makanan, penyimpanan, pengolahan,
pengangkutan dan penyajian makanan, sedangkan sanitasi makanan adalah suatu
usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk
membebaskan makanan dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak
segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, melalui dari
sebelum makanan itu diproduksi selama dalam proses pengolahan, penyiapan,
penggangkutan, penjualan, sampai pada saat dimana makanan tersebut siap untuk
dikonsumsi kepada konsumen.
Dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pada pasal 42 ayat 2 menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan
wajib memiliki sarana dan prasarana antara lain ruang kantin. Namun, pada
kenyataannya berdasarkan hasil penelitian tentang sekolah sehat yang dilakukan
oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas Tahun 2007 pada 640 SD
di provinsi yang diteliti, sebanyak 40% belum memiliki kantin. Sementara dari
yang telah memiliki kantin (60%) sebanyak 84.30% kantinnya belum memenuhi
syarat kesehatan.
Di lain pihak siswa yang tidak sarapan dan tidak membawa bekal makanan dari
rumah, padahal masa makan aktif anak lebih banyak dihabiskan pada saat jam
sekolah (pagi sampai dengan siang hari), mempunyai kecenderungan sangat tinggi
untuk membeli pangan jajanan. Mereka memilih makanan jajanan berdasarkan
penampilan, rasa, dan kesegaran serta nilai makanan (harga yang terjangkau),
tanpa memperdulikan syarat kesehatan. Keberadaan kantin sekolah memberikan
peranan penting karena mampu menyediakan konsumsi makanan keluarga
karena keberadaan peserta didik di sekolah yang cukup lama. Disinilah
pentingnya tersedia pangan yang sehat dan aman dikonsumsi di kantin sekolah.
Kantin sekolah sehat yang memenuhi standar kesehatan telah ditetapkan sebagai
salah satu indikator sekolah sehat.
Kantin atau warung sekolah merupakan salah satu tempat jajan anak sekolah
selain penjaja makanan jajanan di luar sekolah.
Kantin atau warung sekolah merupakan salah satu tempat jajan anak sekolah
pesan
kesehatan dan dapat menentukan perilaku makan siswa sehari-hari melalui
Kantin merupakan salah satu ruang lingkup penting hygiene dan sanitasi sekolah.
Tentu kita juga paham, bahwa aspek sanitasi lain di sekolah akan banyak
berbicara masalah lingkungan fisik secara umum, fasilitas sanitasi, aspek
konstruksi umum (ventilasi, jarak tempat duduk siswa dan papan tulis, ergonomi,
dan lainnya). Sementara pada kantin, banyak aspek kesehatan lingkungan terkait
pada kantin, seperti aspek perilaku penjamah, aspek peralatan, aspek sanitasi
tempat, sanitasi air bersih, dan lain-lain.
Persyaratan sanitasi kantin sesuai Kepmenkes di atas meliputi faktor bangunan,
konstruksi, dan fasilitas sanitasi, sebagai berikut :
1.
Bangunan
a. Bangunan kantin kokoh, kuat dan permanen.
b. Ruangan harus ditata sesuai fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu,
arus karyawan, arus bahan makanan dan makanan jadi serta barangbarang
2.
3.
serangga lainnya.
f. Langit-langit. Permukaan rata, bersih, tidak terdapat lubang-lubang.
Fasilitas sanitasi
a. Air bersih. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat fisik (tidak berbau,
tidak berasa, tidak berwarna, jernih), serta jumlahnya cukup memadai
untuk seluruh kegiatan.
b. Air limbah. Air limbah mengalir dengan lancar, sistem pembuangan air
limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan kedap air, saluran pembuang
air limbah tertutup.
c. Toilet. Tersedia toilet, bersih. Di dalam toilet harus tersedia jamban,
peturasan dan bak air. Tersedia sabun/deterjen untuk mencuci tangan. Di
dalam toilet harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup.
d. Tempat sampah. Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah
berkarat, mempunyai tutup. Tersedia pada setiap tempat/ruang yang
memproduksi sampah. Sampah dibuang tiap 24 jam.
e. Tempat cuci tangan. Fasilitas cuci tangan ditempatkan sedemikian rupa
sehingga mudah dicapai oleh tamu dan karyawan. Fasilitas cuci tangan
dilengkapi dengan air mengalir, sabun/deterjen, bak penampungan yang
permukaanya halus, mudah dibersihkan dan limbahnya dialirkan ke
saluran pembuangan yang tertutup.
f. Tempat mencuci peralatan. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak
berkarat dan mudah dibersihkan. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3
bilik/bak pencuci yaitu untuk mengguyur, menyabun dan membilas.
g. Tempat mencuci bahan makanan. Terbuat dari bahan yang kuat, aman,
tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
h. Tempat penyimpanan air bersih (tandon air) harus tertutup sehingga dapat
4.
beberapa
parameter
diatas
pada
dasarnya
bertujuan
untuk
berpotensi
Persyaratan untuk makanan jadi agar sehat dikonsumsi oleh konsumen, meliputi :
Makanan tidak rusak, busuk, atau basi yang ditandai dengan perubahan dari
rasa, bau, berlendir, berubah warna, berjamur, berubah aroma, atau ada
pengotoran lainnya
Memenuhi persyaratan bakteriologi berdasarkan ketentuan yang berlaku
Harus bebas dari kuman E.Coli pada makanan tersebut (0/gram makanan)
Angka kuman E.Coli pada minuman harus 0/100 ml
Tidak boleh mengandung residu bahan pestisida dan logam berat yang
melebihi ambang batas yang diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku
Salah satu fungsi dari kantin adalah sebagai tempat memasak atau membuat
makanan dan selanjutnya dihidangkan kepada konsumen, maka kantin dapat
menjadi tempat menyebarnya segala penyakit yang medianya melalui makanan
dan minuman. Dengan demikian makanan dan minuman yang dijual di kantin
berpotensi menyebabkan penyakit bawaan makanan bila tidak dikelola dan
ditangani dengan baik.
Persyaratan sanitasi kantin antara lain di jelaskan pada Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003, tentang
kelaikan higiene sanitasi pada kantin. Namun sebelum kita berbicara lebih jauh
tentang sanitasi kantin, perlu kita ingatkan kembali pengertian sanitasi yang
merupakan upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
lingkungan.
Selain faktor fisik bangunan, faktor pekerja juga memiliki beberapa syarat yang
harus dipenuhi ketika menangani pangan :
Tidak sedang sakit (batuk, pilek, muntaber, diare) dan tidak berpenyakit
menular
Memahami
mempraktekkannya
Mengetahui dan mempraktekkan cara mencuci tangan yang benar
Mengenakan pakaian bersih dan berwarna terang
Mengenakan celemek berwarna terang dan topi kerja
Menggunakan alas kaki
pentingnya
menjaga
kebersihan
dan
kesehatan
serta
Keamanan makanan bagi anak sekolah merupakan hal yang sangat penting. Di
lapangan ada beberapa bahaya bagi makanan kita, diantaranya adalah :
1. Bahaya mikrobiologis : meliputi mikroba yang dapat menyebabkan penyakit
seperti Salmonella, E. coli, virus, parasit dan kapang penghasil mikotoksin
2. Bahaya kimia : Bahaya kimia adalah bahan kimia yang tidak diperbolehkan
digunakan untuk pangan, misalnya logam dan polutan lingkungan, Bahan
Tambahan Pangan (BTP) yang tidak digunakan semestinya, pestisida,
bahan kimia pembersih, racun/ toksin asal tumbuhan/hewan, dan
sejenisnya.
3. Bahaya fisik : Bahaya fisik adalah benda-benda yang dapat tertelan dan dapat
menyebabkan luka misalnya pecahan gelas, kawat stapler, potongan tulang,
potongan kayu, kerikil, rambut, kuku, sisik dan sebagainya.
BAB II
PERMASALAHAN
Oleh karena masih dibawah 80%, maka masih termasuk kategori kantin tidak sehat.
Interpretasi dari skor penilaian pemeriksaan kantin sehat yaitu :
Dari data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kantin di SD Negeri Mudal 1 Kecamatan
Temanggung Kabupaten Temanggung termasuk ke dalam kategori Kantin Tidak Sehat
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Dari data di atas menunjukkan bahwa kantin di SD Negeri Mudal 1 Kecamatan Temanggung
Kabupaten Temanggung termasuk kantin tidak sehat. Variabel penilaian pemeriksaan kantin
sehat yang menyebabkan kantin tersebut termasuk kantin tidak sehat adalah :
1. Hasil pemeriksaan kantin di SD Negeri Mudal 1 Kecamatan Temanggung Kabupaten
Temanggung yaitu :
a. Dari variabel bangunan, lantainya terbuat dari keramik yang rata, halus, mudah
dibersihkan, tidak licin, kedap air, dan mudah dibersihkan. Dindingnya terbuat dari
bata yang diplester dengan semen dan dicat warna putih, rata halus, bersih, kuat,
tidak retak dan tidak pecah. Langit-langitnya terbuat dari plafon eternit yang tidak
kotor, tidak berlubang, dan tidak mengelupas. Kantin tersebut memiliki pintu, jendela
dan ventilasi yang tidak mudah pecah, tahan lama, dapat dibuka tutup dengan baik.
Namun kantin tersebut belum memiliki ruang pengolahan yang bersih dan total
ventilasi minimal 20% terhadap luas lantai karena di kantin tersebut tidak melakukan
pengolahan makanan. Makanan yang dijual di kantin tersebut merupakan makanan
jadi yang dibuat oleh pedagang lain.
b. Dari variabel air bersih, kantin tersebut memiliki suplai air bersih yang cukup,
dengan air yang bersih, jernih, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak terasa.
c. Dari variabel tempat pengolahan dan persiapan pangan, kantin di SD Negeri Mudal 1
Kecamatan
Temanggung
Kabupaten
Temanggung
belum
memiliki
tempat
pengolahan dan persiapan pangan karena faktor jenis makanan yang dijual bukan
merupakan makanan mentah tetapi merupakan makanan jadi/siap makan.
d. Dari variabel penyajian atau display makanan, kantin di SD Negeri Mudal 1
Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung sudah memiliki etalase tempat
penyajian makanan yang tertutup, dengan makanan camilan terpisah dari tempak
penyajian makanan sepinggan. Makanan camilan yang disajikan juga terlindung dari
sinar matahari langsung atau debu, terjaga kebersihannya, dan dalam keadaan dingin.
Tempat penyajian makanan juga jauh dari tempat sampah, WC, dan pembuangan
limbah sekolah.
e. Dari variabel tempat makan, kantin di SD Negeri Mudal 1 Kecamatan Temanggung
Kabupaten Temanggung memiliki meja yang terbuat dari kayu yang mudah
dibersihkan, dan jauh dari tempat sampah, WC dan pembuangan limbah. Namun
kantin tersebut belum memliki meja dan kursi dalam jumlah yang cukup dan
nyaman, serta ventilasi kantin belum mencukupi.
f. Dari variabel tempat penyimpanan kantin di SD Negeri Mudal 1 Kecamatan
Temanggung Kabupaten Temanggung memiliki tempat penyimpanan yang baik,
dengan tempat penyimpanan peralatan yang bersih, mudah dibersihkan, bebas hama,
dan suhu penyimpanan yang sudah sesuai.
g. Dari variabel peralatan pengolahan pangan, kantin SD Negeri Mudal 1 Kecamatan
Temanggung Kabupaten Temanggung tidak memiliki peralatan pengolahan pangan
karena jenis makanan yang dijual bukan merupakan makanan mentah tetapi
merupakan makanan jadi/siap makan.
h. Dari variabel sanitasi, kantin SD Negeri Mudal 1 Kecamatan Temanggung Kabupaten
Temanggung tidak memiliki fasilitas sanitasi untuk mencuci peralatan makan, seperti
piring, atau sendok, namun kantin tersebut sudah memiliki wastafel yang dilengkapi
dengan sabun untuk mencuci tangan. Selain itu, di kantin tersebut juga dilengkapi
dengan sapu ijuk dan kain pel untuk membersihkan lantai kantin.
i. Dari variabel Hygiene karyawan, karyawan di kantin SD Negeri Mudal 1 Kecamatan
Temanggung Kabupaten Temanggung termasuk baik karena tidak ditemukan karyawan
yang menderita penyakit menular (hepatitis, penyakit kulit, diare, thypoid). Kebersihan
karyawan juga terjaga dengan baik, memiliki kuku tangan yang pendek dan bersih, tidak
merokok, dan mencuci tangan sebelum dan menyajikan makanan.
j. Dari variabel perlengkapan kerja karyawan, para karyawan di kantin SD Negeri Mudal 1
Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung tidak menggunakan perlengkapan
kerja yang memadai seperti tutup kepala dan celemek.
k. Dari variabel tempat penyimpanan uang, kantin SD Negeri Mudal 1 Kecamatan
Temanggung
Kabupaten
Temanggung
termasuk
baik
karena
terdapat
tempat
penyimpanan khusus untuk uang yang tidak jadi satu dengan makanan yang dijual.
Namun, penjual sering lupa untuk mencuci tangan dengan sabun setelah memegang
uang.
l. Dari variabel pembuangan limbah, kantin SD Negeri Mudal 1 Kecamatan Temanggung
Kabupaten Temanggung termasuk kategori baik, dengan tersedia tempat sampah, tidak
ditemukan sampah yang menumpuk/membusuk
Untuk meningkatkan kondisi kantin SD Negeri Mudal 1 Kecamatan Temanggung Kabupaten
Temanggung, maka perlu dilakukan pemberian edukasi dan informasi mengenai kantin
sekolah yang sehat baik kepada penjual makanan di kantin tersebut, maupun kepada
pengguna kantin tersebut ( peserta didik dan tenaga pendidik ). Hal ini dilakukan agar tercipta
kantin sekolah yang sehat sehingga meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi para
pengguna kantin tersebut, dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi bagi para siswa di SD
Negeri Mudal 1 Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung, hingga akhirnya tercapat
tujuan pendidikan secara optimal.
BAB IV
PELAKSANAAN
Dilakukan pemberian edukasi dan informasi tentang kantin sekolah sehat kepada penjual
makanan di kantin SD Negeri Mudal 1 Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung
maupun seluruh warga sekolah baik tenaga pendidik, peserta didik, maupun pegawai
administrasi dan petugas kebersihan dengan disertai pemberian leaflet untuk ditempel di
mading sekolah sebagai sarana informasi kepada seluruh warga sekolah mengenai pentingnya
kantin sehat. Dengan pemberian edukasi dan informasi ini, diharapkan seluruh warga sekolah
menjadi lebih peduli mengenai kesehatan, terutama di lingkungan tempat belajar dan bekerja
seluruh warga sekolah.
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Setelah dilakukan pemberian edukasi dan informasi kepada seluruh warga sekolah baik
tenaga pendidik, peserta didik, pegawai administrasi, pengelola kantin, dan petugas
kebersihan, dilakukan evaluasi dengan menilai ulang kantin sekolah di SD Negeri Mudal 1
Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa kantin sekolah memiliki peran yang penting dalam
mencukupi kebutuhan gizi para siswa-siswa di sekolah tersebut. Makanan yang sehat dan
bergizi memiliki peran yang penting dalam mencerdaskan bangsa. Namun, hal ini bukan
menjadi tanggung jawab pengelola kantin namun juga warga sekolah lainnya. Oleh karena
itu, sebaiknya kantin sekolah menyediakan makanan yang beragam, bergizi seimbang, aman,
dan memiliki tingkat kebersihan yang terjamin.
DAFTAR PUSTAKA
1. World
Health
Organization
(WHO).
Environmental
Health.
Disitasi
Disitasi
dari
dari
:
:
Ilmu
Kesehatan
Masyarakat.Jakarta:Widya
Medika.Hal 49-55.
13. Depkes RI. 2004. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PPM dan PLP.
Jakarta.
14. Depkes RI. 1986. Permenkes RI No. 712/Menkes/Per/X/1986 Tentang Persyaratan
Kesehatan Jasa Boga dan Petunjuk Pelaksanaannya. Dirjen PPM dan PLP, Jakarta.
15. Depkes RI. 2003. Kepmenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003 Tentang Persyaratan
Hygiene Sanitasi Jasaboga. Depkes RI. Jakarta.
16. Mukono, 1999. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Penerbit airlangga
university Press.
17. Putra Prabu.Higiene dan Sanitasi Makanan.Wordpress.com : 2008
18. Putra Prabu.Penyajian Makanan (Prinsip Food Higiene).Wordpress.com : 2009
19. Putra Prabu.Penyimpanan Bahan Makanan (Prinsip Food Higiene).Wordpress.com :
2009
20. Putra
Prabu.Penyimpanan
Higiene).Wordpress.com. 2009
dan
Pengangkutan
Makanan
(Prinsip
Food
21. Slamet, Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan.Bandung: Gadjah Mada University Press.
1994.
22. Winarno, F.G . Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 1997.
23. Yuliana, Sri Herlina. Buku Ajar Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan.Fakultas
Kedokteran.Universitas Lambung Mangkurat. 2010.