PRAKTEK PENCAPAN II
PR.3 PENCAPAN ETSA PUTIH DAN ETSA
WARNA
I.
TUJUAN
Untuk mengetahui hasil pencapan etsa utih dan warna pada kapas
yang dilakukan dengan menggunakan zat warna dasar reaktif.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan hasil pencapan
etsa utih dan warna pada kapas yang dilakukan dengan menggunakan zat
warna bejana pada dasar reaktif yang merata dan permanen dengan
menggunakan variasi resep pencapan.
II.
TEORI DASAR
Pencapan Etsa / discharge
serat
kapas
biasa
disebut
Serat kapas merupakan serat alam yang berasal dari serat tumbuhtumbuhan yang tergolong kedalam serat selulosa alam yang diambil dari
buahnya.Serat kapas dihasilkan dari rambut biji tanaman yang termasuk
dalam jenis Gossypium.Species yang berkembang menjadi tanaman industri
kapas ialah Gossypium hirstum, yang kemudian dikenal sebagai kapas
Upland atau kapas Amerika. Serat kapas merupakan sumber bahan baku
utama pembuat kain katun termasuk kain rajut bahan pembuat kaos murah.
Struktur Fisik Serat Kapas
Bentuk dan ukuran penampang melintang serat kapas dipengaruhi
oleh tingkat kedewasaan serat yang dapat dilihat dari tebal tipisnya dinding
sel. Serat makin dewasa dinding selnya makin tebal.Untuk menyatakan
kedewasaan serat dapat dipergunakan perbandingan antara tebal dinding
dengan diameter serat.Serat dianggap dewasa apabila tebal dinding lebih
dari lumennya.
Pada satu biji kapas banyak sekali serat, yang saat tumbuhnya tidak
bersamaan sehingga menghasilkan tebal dinding yang tidak sama.
Seperlima dari jumlah serat kapas normal adalah serat yang belum dewasa.
Serat yang belum dewasa adalah serat yang pertumbuhannya terhenti
karena suatu sebab,misalnya kondisi pertumbuhan yang jelek, letak buah
pada tanaman kapas dimana bnuah yang paling atas tumbuh paling akhir,
kerusakan karena serangga dan udara dingin, buah yang tidak dapat
membuka dan lain-lain. Serat yang belum dewasa kekuatannya rendah dan
apabila jumlahnya terlalu banyak, dalam pengolahan akan menimbulkan
limbah yang besar.
Struktur Kimia Serat Kapas
Yaitu zat warna reaktif yang mempunyai kereaktifan tinggi, dicelup pada
suhu rendah.Misalnya procion M, dengan sistem reaktif dikloro triazin.
2.
Yaitu zat warna reaktif yang mempunyai kereaktifan rendah, dicelup pada
suhu tinggi. Misalnya Procion H, Cibacron dengan sistem reaktif mono kloro
triazin, Remazol dengan sistem reaktif vinil sulfon.
Di dalam air, zat warna reaktif dapat terhidrolisa, sehingga sifat
reaktifnya hilang dan hal ini menyebabkan penurunan tahan cucinya.
Hidrolisa tersebut menurut reaksi sebagai berikut :
D - Cl +H2O D OH + HCl
Mekanisme masuknya zat warna reaktif pada serat kapas
Dalam larutan reaktif zat warna akan berdifusi masuk kedalam
strukturselulousa dan sebagian lagi teradsorpsi pada antar muka selulousaair di dalam serat. Saat kesetimbangan tercapai, zat warna berada dalam
kondisi terdifusi masuk dan keluar serat dengan laju yang sama. Pada kondisi
larutan seperti ini, konsentrasi ion hidroksil dalam ion selulosat di dalam
larutan sangat rendah sehingga dikatakan bahwa ada proses yang bersifat
fisika.
Penambahan alkali ke dalam larutan akan mendorong pembentukan
ion selulosat sehingga menaikan konsentrasi hiingga satu jumlah yang cukup
berarti yang akan memungkinkan terjadinya reaksi antara zat warna dengan
serat. Ion selulosa (Sel-O-) akan menyerang atom karbon pada gugus reaktif
yang kekurangan elektron melalui mekanisme adisi atau substitusi
menghasilkan suatu ikatan kovalen antara serat dan zat warna reaktif.
Terbentuknya senyawa serat-zat warna menyebabkan adsorpsi
berhenti dan menyebabkan berkurangnya zat warna dalam larutan dan
serat.Perbedaaan konsentrasi zat warna berdifusi masuk kedalam serat dan
memperbesar penyerapan yang semula kecil.Tidak semua zat warna dapat
teradsorpsi beereaksi dengan serat. Biasanya hanya sekitar60-70% zat
warna yang akan terfiksasi. Hal ini dikarenakan selain bereaksi dengan serat
selulousa, zat warna reaktif juga dapat bereaks dengan air yang disebut
hidrolisis meskipun jumlahnya relatif kecil dibandingkan dengan reaksi zat
warna dengan serat. Reaksi ini bertambah cepat dengan bertambahnya suhu
dan alkali yang menghasilkan zat warna yang tidak reaktif lagi.
Oleh karena itu, pada akhir proses pencucian dengan sabun untuk
mnghilangkan zat warna yang terhidrolisa dan tidak terfiksasi tersebut
sehingga diperoleh sifat tahan luntur yang lebih baik.Pencapan kapas (pada
kain poliester-kapas) dengan zat warna reaktif mengalamitahaptahap sebagai berikut :
1. Proses penyerapan
Pada tahap ini, molekul-molekul zat warna akan masuk kedalam, tetapi
belum mengadakan reaksi atau ikatan dengan serat. Mula-mula terjadi
migrasi molekul zat warna di dalam larutan.Molekul zat warna bergerak
D-OH + HCl
Na2 S2 O4
NaOH
: 7 gr
38 Be
Pembasah
Manutex 8%
Air
Jumlah
II.
:
:
:
:
: 2 gr
2 gr
65 gr
24 gr
100 gr
Na2 S2 O4
: 7 gr
Na2 CO 3
: 4 gr
Pembasah
: 2 gr
Manutex 8% : 70 gr
Zw reaktif (blue)
: 2 gr
Air
: 15 gr
Jumlah
: 100 gr
Prosedur kerja
u
o
g
d
y
n
r
p
i
h
s
w
m
a
e
t
f
a. Kain yang akan dicap dipasang pada meja cap dengan posisi terbuka
sempurna dan konstan pada meja cap.
b. Screen diletakkan tepat berada pada bahan yang akan dicap
c. Dengan bantuan rakel, pasta cap etsa putih pada screen pada
bagian pinggir kasa (tidak mengenai motif) secara merata pada
seluruh permukaan.
d. Frame ditahan agar mengepres pada bahan, kemudian dilakukan
proses pencapan dengan cara memoles screen dengan pasta cap
menggunakan rakel.
e. Pada proses pencapan, penarikan rakel harus kuat dan menekan ke
bawah agar dapat mendorong zat warna masuk ke motif.
f. screen dilepaskan ke atas.
g. Setelah selesai, biarkan pasta pada kain sedikit mongering kemudian
angkat secara hati-hati
7. Setelah dicap dengan pasta cap, kain di pre dry 80 selama 5 menit
dan kemudian kain disteam 100 0C selama 20 menit.
8. Untuk menghilangkan sisa pasta cap dan zat lainnya, dilakukan proses
pencucian kemudian dilakukan pula proses cuci reduksi setelah itu cuci
panas, cuci dingin pengeringan.
III.
IV.
Flow proses
FUNGSI ZAT
Pengental
: melekatkan zat warna pada bahan tekstil
serta mengatur viskositas pasta cap sehingga diperoleh gambar yang
tajam, warna yang rata dan penetrasi yang baik.
Teefol
: Sabun untuk menghilangkan pengental,
zat warna yang tidak terfiksasi dan zat lain pada proses pencucian
sabun.
Zat anti reduksi
: mengurangi
redukstor terhadap zat warna
reduksi
pengetal
atau
Pengental
: melekatkan zat warna pada bahan tekstil
serta mengatur viskositas pasta cap sehingga diperoleh gambar yang
tajam, warna yang rata dan penetrasi yang baik.
NaOH
: sebagai alkali yang berfungi untuk
membuat suasana alkali pada larutan pereduksi sehingga proses
reduksi zat warna bejana berlangsung dengan sempurna.
Na2 CO3
: berfungsi sebagai pembuat suasana alkali
pada pasta cap.
V.
VI.
FUNGSI PROSES
Grounding
: untuk memberi warna pada kain
Print
: untuk melekatkan pasta cap ke kain
Pre Dry
:untuk mengeringkan pasta cap dan membantu penetrasi
zat warna kedalam serat.
Steam
: untuk proses fiksasi agar pasta cap berikatan dengan
serat.
Washing off : untuk menghilangkan sisa-sisa pasta cap yang tidak
tertempel pada kain.
DISKUSI ANALISA
Dari hasil pratikum didapatkan beberapa :
Zat warna yang digunakan Grounding yaitu zat warna reaktif
(remazaol) yang tidak tahan terhadap reduktor sehingga zat warna
dasarnya dapat direduksi pada motifnya ketika di steam dan
groundingnya terfiksasi, sedangkan untuk etsa warnanya digunakan
zat warna reaktif jenis MCT yang tahan terhadap reduktor, sehingga
gronding yang bermotif dapat direduksi sekaligus memfiksasi zat
warnanya reaktif pada saat disteam.
- Etsa putih
Kain yang dihasilkan cukup bagus, tetapi setelah pencucian
terlihat ada warna putih di pinggiran kain, ini disebabbakan karna
waktu steam yang kurang tepat, yang menyebabbkan proses
ppereduksian zat warna kurang sempurna. Dan penggunaan
reduktor yang terlalu banyak.
- Etsa warna
Kain yang dihasilkan kurang memuasakan, ini disebabkan
penggunaan reduktor pada etsa warna kurang kuat sehingga
proses pereduksi terhambat dan tidak sempurnadan penggunaan
zat warna yang kurang tepat. Pada saat praktek etsa warna sering
gagal ketika mengunakan NaOH 38 Be sebagai fiksatornya karena
sebelum pasta zat warna di gunakan maka zat warna akan
terhidrolisa oleh alkali kuat ditambah dry (udara panas) dan steam
(suhu panas dan lama) akan menambah kerusakan zat warna,
sehingga tidak bisa menwarnai kain yang telah dicabut warna
Na 2 CO 3
dasarnya dan diganti dengan
VII.
KESIMPULAN
Dalam pencapan tsa jika menginginkan hasil yang bagus harus
memperhatikan prosesnya, metode yang dipakai, penggunaan zat-zat
bantu harus teat. Waktu yang dibutuhkan dalam proses pencapan etsa.