Anda di halaman 1dari 11

Dasar Biologi Sel dalam Peranan Glukosamin sebagai Penghilang Nyeri Sendi Lutut

Sri Handawati Wijaya


NIM:102012055
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11470
Telephone : (021) 5694-2061
Fax : (021)- 563 1731
Program Studi Pendidikan Dokter
2012
1. Pendahuluan
Osteoarthritis (OA) atau radang sendi merupakan salah satu gangguan pada cairan sinovial
yang umumnya menyerang orang yang berusia pertengahan atau lanjut usia. 1 Hal ini ditandai
dengan hilangnya fungsi dari tulang rawan artikular yang membentuk sendi, perubahan
bentuk tulang, adanya peradangan dan gangguan terhadap sintesis kondrosit. Gejala utama
osteoarthritis adalah penurunan fungsi pada sendi, rasa nyeri dan kaku pada tangan, lutut,
pinggul atau tulang belakang. Dewasa ini salah satu penanaganan pada osteoarthritis adalah
dengan pemberian glukosamin. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang aman dan efektif. 3
Glukosamin berasal dari ekstraksi kulit hewan bercangkang golongan Crustaceae seperti
udang, lobster dan kepting melalui proses deproteinasi dan dekalsiumisasi menjadi kitin
kemudian dihidrolisis menjadi glukosamin. 4 Untuk itu penulis membuat makalah ini sebagai
studi kasus mengenai seorang ibu berusia 60 tahun yang mengeluh sakit pada kedua lututnya
untuk melihat kaitan dari biologi sel dalam peranan glukosamin sebagai penghilang nyeri
sendi lutut.
2. Pembahasan
2.1. Sel dan Strukturnya
2.1.1. Sel
Sel merupkan unit satuan terkecil dari makhluk hidup. Tiap-tiap sel dari mekhluk hidup
akan menyusun suatu jaringan dan tiap-tiap jaringan membentuk suatu organ dan tiap
organ akan menyusun suatu sistem organ dan terakhir sistem-sistem organ dalam tubuh
makhluk hidup akan menyusun makhluk hidup itu sendiri.
Sel dibedakan menjadi dua, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik tidak
memiliki membran inti, sehingga DNA tersebar secara sirkuler dalam sitoplasma, sel

prokariotik tidak memiliki organel yang lengkap seperti sel eukariotik. Sel eukariotik
memiliki membran ini, sehingga DNA tersusun secara linear dalam inti sel, organelorganel sel eukariotik jauh lebih lengkap dan kompleks dibandingkan sel prokariotik.5

Gambar no. 1 Sel Prokariotik dan Sel


Eukariotik

2.1.2.
2.1.2.1.1.

Struktur Sel
Membran

Plasma
Membran plasma merupakan pembatas antara sel dengan
lingkungan luar sehingga membran plasma melindungi sekaligus
mengatur zat-zat apa saja yang dapat masuk dan keluar dari sel.
Struktur membran plasma adalah mosaic cair atau fluid mosaic
dimana membrane plasma tersusun atas lipid (hidrofobik) dan
diantara lipid terdapat protein (hidrofilik).

2.1.2.1.2.
Sitoplasma

Gambar no. 2 Membran Plasma

Sitoplasma
mengacu
pada materi seperti jelly dengan organel di dalamnya. Didalam
sitoplasma terdapat sitosol yang merupakan cairan bening
berfungsi untuk mengisi sel. Dalam sitoplasma terdapat banyak
organel-organel sel sehingga sitoplasma merupakan tempat
terjadinya berbagai reaksi dari sel-sel.
2.1.2.1.3.

Nukleus

Inti sel atau nukleus adalah pusat kendali dari sel. Nukleus adalah
organel

terbesar

dalam

sel

dan

mengandung

DNA

(Deoxyribonucleic Acid) dari sel. DNA terdiri dari kromosom dan


membawa informasi untuk sel hidup sehingga sel dapat
bereproduksi. Padas el eukariotik terdapat membrane inti yang
berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat-zat kedalam
nukleus.
2.1.2.1.4.

Mitokondria
Mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi (ATP). Setiap sel
dalam tubuh makhluk hidup memiliki jumlah mitokondria yang
berbeda. Mitokondria memiliki beberapa lapisan, antara lain:
Membran luar yang membungkus seluruh struktur membran dalam
yang membungkus matriks berisi cairan. Diantara membran luar
dan dalam terdapat ruang intermembran, membran dalam terdapat
lipatan-lipatan kedalam mitokondria yang disebut Krista.

2.1.2.1.5.

Ribosom
Organel yang membantu dalam sintesis protein. Ribosom terdiri
dari dua bagian, yang disebut subunit masing-masing mendapatkan
nama dari ukurannya. Kedua subunit ribosom (subunit besar dan
subunit kecil) diperlukan untuk sintesis protein dalam sel. Kedua
unit ini dapat membentuk protein ketika suatu informasi genetik
(RNA) ada.

2.1.2.1.6.

Retikulum Endoplasma (RE)


Merupakan jaringan dari membran di seluruh sitoplasma sel. Ada
dua jenis retikulum endoplasma, yaitu: retikulum endoplasma
kasar (karena terdapat ribosom pada RE) berfungsi untuk sintesis
protein untuk nukleus dan reticulum endoplasma halus yang
berfungsi untuk mensintesis lemak, karbohidrat serta detoksifikasi
racun dalam sel.

2.1.2.1.7.

Lisososm

Berfungsi

untuk

mencerna

baik

makromolekul

maupun

mikromolekul yang berlebih atau bersifat jahat pada sel. Lisosom


mencerna makromolekul dengan membentuk fagosit sedangkan
untuk mikromolekul, lisosom melakukan pinositosis.
2.1.2.1.8.

Badan Golgi
Memiliki fungsi yaitu untuk menerima vesikel yang dihasilkan
oleh retikulum endoplasma dan mengeluarkan substansi tertinggal
dalam retikulum endoplasma. Merupakan organel ekskresi.

2.1.2.1.9.

Mikrotubulus, Sentriol dan Sentrosom


Mikrotubulus memuliki dinding yang tersusun atas protein
globular yang disebut tubulin dan berfungsi untuk membentuk
serta meopang suatu sel. Mikrotubulus juga menjadi jalur untuk
organel yang memiliki kemampuan untuk bergerak serta terlibat
dalam pemisahan kromosom pada pembelahan sel.
Sentriol adalah organel yang berfungsi untuk pembelahan sel,
terdapat dekat di inti sel. Sentromer hanya terdapat di sel hewan
dan dijumpai sepasang sentriol. Sentromer berperan dalam proses

pembelahan sel
2.2. Sendi Lutut dan Osteoarthritis
Persendian atau artikulasio adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang
dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat pada bagian luar dan pada bagian dalam
terdapat rongga sendi dengan permukaan tulang yang dilapisi oleh tulang rawan.6
Sendi lutut digolongkan pada sendi ektremitas bawah dan merupakan sendi terbesar
dalam tubuh manusia.7 Sendi lutut menghubungkan tungkai atas (paha) dengan tungkai
bawah.6 Fungsi dari sendi lutut adalah untuk menggerakkan kaki. Sendi lutut ditutupi
oleh tulang rawan hialin yang tipis dan memiliki sebuah kapsul fibrosa dibagian depan
yang dimasuki patela dan dilapisi membran sinovial. 7 Kapsul ini berfungsi untuk
mengikat kedua tulang yang bersendi agar tulang tetap berada pada tempatnya pada
waktu terjadi gerakan.

Persendian pada sendi lutut termasuk dalam jenis sendi synovial (synovial joint), yaitu
sendi yang mempunyai cairan sinovial. Cairan sinovial adalah cairan kental yang menjadi
pelumas bagi sendi-sendi sehingga memudahkan sendi untuk bergerak. Cairan sinovial
ini merupakan campuran yang kompleks dari polisakarida protein , lemak dan sel sel
lainnya.6
Tulang rawan atau kartilago merupakan bentuk modifikasi dari jaringan ikat dimana selsel kartilago atau kondrosit terletak dalam lakuna dan dikelilingi oleh matriks yang
terbentuk dari serat-serat.8 Serat-serat yang membentuk matriks umumnya merupakan
protein. Terdapat tiga serat penyusun matriks, antara lain: serat kolagen, serat elastin, dan
serat retikulin.9 Matriks berwujud kaku atau keras dan terdiri atas peptidoglikans yang
mengandung kondroitin sulfat untuk tulang rawan. Tulang rawan dicirikan oleh matriks
ekstraseluler yang terdiri dari glikosaminoglikan dan proteoglikan. Dalam kartilago juga
terdapat perikondrium, yaitu jaringan pengikat yang membungkus kartilago terdiri atas
sel fibrosit dan terdapat serat kolagen.10 Kondrosit terletak dalam lakuna dan
menghasilkan komponen matriks ekstraseluler dan mengatur metabolisme tulang rawan
yang sama dengan sel-

sel dalam jaringan ikat

lainnya.1

Gambar no. 3 Kartilago

Pada sendi lutut, tulang rawan hialin memiliki komposisi terbanyak. Tulang rawan hialin
merupakan jaringan tulang rawan yang paling umum, berwarna biru keputihan seperti
kaca, terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin tulang rawan pada batang tenggorok

dan cabang batang tenggorok, ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada dan
pada ujung tulang panjang.8,9

Gambar no. 4 Sendi Lutut

Osteoarthritis
Berasal dari bahasa latin osteo yang berarti tulang, arthro yang berarti sendi dan
itis yang berarti radang. Osteoarthritis merupakan suatu kondisi kronis berkurangnya
cairan sendi dalam suatu waktu yang menyebabkan penipisan dari tulang rawan. 11 Rasa
nyeri yang muncul ketika melakukan suatu aktivitas tertentu dikarenakan dari adanya
kontak antara dua tulang sebab kekurangan tulang rawan yang menjadi bahan dasar
sendi. Sendi yang mengalami radang umumnya adalah sendi-sendi yang berfungsi
sebagai penopang tubuh, contohnya lutut, pinggang, dan punggung meskipun demikian
osteoarthritis dapat terjadi pada sendi-sendi tangan.

Gambar no. 5

Faktor resiko pada osteoarthritis dibedakan menjadi 3, yaitu:12,13

Faktor genetik, dapat menurun dengan kisaran 45%-65%


Faktor konstitusional, seperti penuaan, jenis kelamin, obesitas dan kepadatan tulang
Faktor biomekanikal, seperti cedera pada sendi, aktivitas tubuh yang terlalu berat,
berkurangnya kekuatan otot.

Dalam kasus, penderita osteoarthritis adalah seorang ibu berusia 60 tahun. Dilihat dari
ketiga faktor diatas, ibu tersebut memenuhi faktor resiko konstitusional. Wanita yang
lanjut usia memiliki faktor resiko dua kali lebih tinggi terpapar osteoarthritis
dibandingkan dengan pria. Pria dibawah 45 tahun dapat saja memiliki gelaja yang lebih
sering dibandingkan dengan wanita pada usia yang sama, namun ketika wanita berusia 55
tahun keatas, wanita memiliki faktor resiko yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan wanita
diatas 55 tahun telah mengalami menopause dimana hormon-hormon seks akan
berkurang salah satunya estrogen yang kadarnya akan menjadi lebih rendah dari normal.
Sedangkan pria, tidak mengalami menopause. Hormon-hormon seks pada pria masih
akan terus diproduksi meskipun telah berusia lanjut, salah satunya testosterone synovial.
Seperti yang kita ketahui bahwa estrogen pada wanita masa subur atau wanita yang
memasuki pubertas ikut berperan dalam pertumbuhan wanita. Estrogen ini dapat
mempengaruhi fungsi kondrosit pada beberapa tingkat dengan berinteraksi dengan faktor
pertumbuhan sel, molekul adhesi, dan sitokin.14 Dalam sistem endokrin estrogen,
estrogen reseptor (ER) merupakan mediator penting dalam jalur transduksi sinyal.
Protein ER diungkapkan dalam berbagai jenis sel, termasuk kondrosit artikular manusia
dan sel-sel tulang.15
2.3. Karbohidrat
Karbohidrat secara umum merupakan senyawa organik yang mengandung atom karbon,
hidrogen dan oksigen, dapat menghasilkan H2O.16 Karbohidrat merupakan sumber energi
utama dalam tubuh manusia dan banyak ditemukan dalam produk nabati seperti beras,
kentang, jagung, gandum, sayur dan buah.4 Karbohidrat terbagi menjadi tiga kelompok,
yaitu:
1) Monosakarida

Merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana karena tidak dapat


dihidrolisa.16 Monosakarida memiliki 1 buah cincin yang terdiri dari 3-6 atom C.
Contohnya: glukosa, fruktosa, galaktosa.4
2) Oligosakarida
Merupakan jenis karbohidrat yang banyak terbentuk dari beberapa monosakrida.
Dibedakan menjadi disakarida, trisakarida dan tetrasakarida. Disakarida
merupakan jenis karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia di
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari
gabungan 2 molekul monosakarida. Contohnya: sukrosa, laktosa, maltosa.
3) Polisakarida
Merupakan jenis karbohidrat yang terdiri dari banyak monosakarida. Pada
umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada
monosakarida dan oligosakarida. Polisakarida dapat dihidrolisis menjadi banyak
molekul monosakarida. Contohnya adalah amilum, selulosa, glikogen, dekstrin
dan heparin.17

Glukosamin (C6H14NO5)
Glukosamin pertama kali diidentifikasi oleh Dr. Georg Ledderhose pada tahun 1876,
tapi struktur stereokimia tidak sepenuhnya diketahui sampai ditemukan oleh Walter
Haworth pada tahun 1939.18 Glukosamin merupakan salah satu bentuk monosakarida
amino yang dihasilkan oleh sel eukariotik dalam konstitusi glukosaminoglikan, kelas
utama polisakarida kompleks ekstraseluler.1,17 Dikenal sebagai 2-amino-2-deoksi
glukosa, 2-amino-2-deoksi-beta-D-glukopiranosa dan chitosamine.4 Glukosamin
memiliki gugus amina (NH2) yang menggantikan gugus hidroksi (OH) pada rantai
karbon kedua. D-Glukosamin dibuat secara alami dalam bentuk glukosamin-6-fosfat
yang disintesis dari fructose-6-phosphate and glutamine.19

Dalam

Gambar no. 4 Struktur

menjalankan

fungsinya

sebagai perangsang pertumbuhan tulang rawan, glukosamin bekerja bersama dengan


kondroitin sulfat yang berguna untuk memperbaiki tulang rawan dibagian matriks
tulang rawan. Menurut penelitian, osteoarthritis yang disebabkan ketidakmampuan
kondrosit merombak matriks sehingga pada cairan sinovial pada jaringan sinovial
berkurang komposisinya.1
2.4. Transportasi Sel
Satu satunya cara agar glukosamin dapat diserap oleh tubuh adalah melalui proses difusi
dari pembuluh kapiler yang berdekatan dengan perikondrium atau melalui cairan
sinovial, hal ini disebabkan pada kartilago tidak adanya pembuluh darah.
Difusi merupakan pergerakan molekul dari tempat dengan konsentrasi tinggi ke tempat
dengan konsentrasi rendah.19 Difusi dibedakan menjadi dua, yaitu: difusi dan difusi
terfasilitasi. Pada difusi, molekul-molekul yang dari suatu larutan dapat dengan bebas
keluar masuk, umumnya molekul-molekul ini adalah molekul-molekul non polar (seperti
O2) dan molekul polar kecil yang tidak bermuatan (seperti CO 2 dan H2O). Sedangkan
pada difusi terfasilitasi terdapat dua macam cara. Pertama dengan menggunakan protein
transmembran autau protein channel, dimana diperlukan stimulus berupa protein untuk
masuk kedalam sel. Kedua dengan menggunakan protein pembawa, dimana molekul
yang akan masuk kedalam sel terlebih dahulu dilekati oleh protein. Pada difusi
terfasilitasi umumnya molekul yang lewat adalah makromolekul seperti glukosa, lemak,
asam nukleat atau protein. Pada difusi tidak memerlukan energy atau ATP sehingga difusi
termasuk kepada transport pasif.
3. Kesimpulan

Wanita yang telah menopause lebih rentan terhadap osteoarthritis.Glukosamin bekerja sama
dengan kondroitin sulfat merupakan salah satu penghilang nyeri pada osteoarthritis dengan
membentuk kartilago dan memperbaiki kartilago terutama pada bagian matriks. Glukosamin
masuk melalui proses difusi dari pembuluh kapiler ke perikondrium. Glukosamin merupakan
gula amino yaitu monosakarida yang memiliki gugus amin (NH 2) pada rantai C kedua yang
menggantikan gugus hidroksil (OH).

Daftar Pustaka
1. imanek V, Kenb V, Ulrichovaa J, Galloc J. The efficacy of glucosamine and chondroitin
sulfate in the Treatment of osteoarthritis: are these saccharides drugs or nutraceuticals.
Biomed. Papers 2005 June 2; 149(1), 516.
2. Goldring MB, Berenbaum F. The regulation of chondrocyte function by proinflammatory
mediators: prostaglandins and nitric oxide. Clin Orthop Relat Res 2004; 427 Suppl, S3746.
3. McAlindon TE, LaValley MP, Gulin JP, Felson DT. Glucosamine and chondroithin for
treatment for osteoarthritis. JAMA 2000 Mar 15; 283(11): p.1469.
4. Rijadi A. Karbohidrat. Dalam: Modul Dasar Biologi Sel 1. Jakarta: UKRIDA; 2012.
5. Sel. Diunduh dari: http://www.worldofteaching.com/21 Desember 2012.

6. Lumongga F. Sendi lutut. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran Sumatera Utara; 2004.
7. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed. 10. Jakarta: ECG; 2002, p. 189-190.
8. Anderson PD. Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jakarta: ECG;1996.
9. Yulianto E. Jaringan ikat dan jaringan tulang. 26 Agustus 2012. Diunduh dari:
http://konsepbiologi.wordpress.com/2012/08/26/jaringan-ikat-dan-jaringan-tulang/19
Desember 2012.
10. Priastini R, Hartono B, Hudyono J. Atlas biologi dasar. Jakarta: UKRIDA. 2012.
11. Arden E, Arden N, Hunter D. Osteoarthritis. New York: Oxford University Press. 2008.
12. National Collaborating Centre for Chronic Conditions. Osteoarthritis: National Clinical
Guideline for Care and Management in Adults. London: Royal College of Physicians; 2008.
13. Lane NE, Wallace DJ. Osteoarthritis: For Arthritis Patients and Their Family. New York:
Oxford University Press. 2008.
14. Gokhale JA, Frenkel SR, Dicesare PE. Estrogen and osteoarthritis. American Journal of
Orthropedics 2004;33(2):71-80.
15. Bergink AP, Van Meurs JB, Loughlin J, Arp PP, Yue Fang, Hofman A, et al. Estrogen
receptor gene haplotype is associated with radiographic osteoarthritis of the knee in elderly
men and women 2003 July;48(7):1913-22
16. Hutagalung H. Karbohidrat. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran Sumatera Utara; 2004.
17. Yuniarba AF, Septiana M, Fajar J, Alviana FW, Nabila AR, Umayya L. Karbohidrat. Malang:
Fakultas Pertanian; 2012.
18. Horton D. The carbohydrates. Vol IB. New York: Academic Press. 1980, p. 727-728.
19. Ghosh S, Blumenthal HJ, Davidson E, Roseman S. Glucosamine metabolism: V. Enzymatic
synthesis of glucosamine 6-phosphate, J Biol Chem 1960 May;235:1265-37.
20. Priastini R. Membran plasma dan transportasi sel. Dalam: Modul Dasar Biologi Sel 1.
Jakarta: UKRIDA; 2012.

Anda mungkin juga menyukai