BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sampling secara umum dapat didefinisikan sebagai; Suatu proses
pengambilan sebagian kecil contoh dari suatu material sehingga karakteristik contoh
material tersebut mewakili keseluruhan material. Didalam industri pertambangan
batubara, sampling merupakan hal yang sangat penting, karena merupakan proses
yang sangat vital dalam menentukan karakteristik batubara tersebut. Dalam tahap
explorasi, karakteristik batubara merupakan salah satu penentu dalam study
kelayakan apakah batubara tersebut cukup ekonomis untuk ditambang atau tidak.
Begitu pun dalam tahap produksi dan pengapalan atau penjualan batubara tersebut
karakteristik dijadikan acuan dalam menentukan harga batubara.Secara garis besar
sampling dibagai menjadi 4 golongan dilihat dari tempat pengambilan dimana
batubara berada dan tujuannya yaitu; Eksplorasi sampling, Pit sampling, Production
sampling, dan loading sampling (barging dan transhipment)
1.2
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan teknik
teknik dalam sampling/ teknik pemerconto pada bahan galian Batubara dari mulai
Eksplorasi hingga Pengapalan
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini :
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Dasar-dasar Sampling
Eksplorasi sampling dilakukan pada tahap awal pendeteksian kualitas batubara
baik dengan cara channel sampling pada outcrop atau lebih detail lagi dengan cara
pemboran atau drilling. Tujuan dari sampling di tahap ini adalah untuk menentukan
karakteristik batubara secara global yang merupakan pendeteksian awal batubara
yang akan di exploitasi.
Pit sampling dilakukan setelah explorasi bahkan bisa hampir bersamaan
dengan progress tambang didalam satu pit atau block penambangan dengan tujuan
lebih mendetailkan data yang sudah ada pada tahap explorasi. Pit sampling ini
dilakukan oleh pit control untuk mengetahui kualitas batubara yang segera akan
ditambang, jadi lebih ditujukan untuk mengkontrol kualitas batubara yang akan
ditambang dalam jangka waktu short term. Pit sampling ini juga dapat dilakukan
dengan pemboran juga dengan channel pada face penambangan kalau diperlukan
untuk mengecek kualitas batubara yang dalam progress ditambang.
Production sampling; dilakukan setelah batubara di proses di prosesing plant
dimana proses ini dapat merupakan penggilingan (crushing) pencucian (washing),
penyetokan dan lain-lain. Tujuannya adalah mengetahui secara pasti kualitas
batubara yang akan di jual atau dikirim ke pembeli supaya kualitasnya sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan dan telah disepakati oleh kedua belah pihak. Dengan
diketahuinya kualitas batubara di stockpile atau di penyimpanan sementara kita dapat
menentukan batubara yang mana yang cocok untuk dikirim ke Buyer tertentu dengan
spesifikasi batubara tertentu pula. Baik dengan cara mencampur (blending) batubarabatubara yang ada di stockpile atau pun dengan single source dengan memilih
kualitas yang sesuai.
c. jumlah/perubahan lapisan.
Dalam proses pengambilan contoh bisa timbul kesalahan-kesalahan yang
berkenaan dengan hal-hal antara lain :
maksimum partikel;
Dilakukan replikasi
sampling
sebagai
sampling
check,
bilamana
diperlukan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sampling batubara lepas
( baik yang telah ditambang maupun yang telah atau belum mengalami proses lebih
lanjut). Yaitu:
Keadaan
Cleaned
Uncluea
ned
Jumlah Increment
Conve Gerbo
Kapal Stockp
yor
ng
Laut
ile
16
24
32
32
32
48
64
64
Tabel 2.1
Jumlah Increment untuk Analisis Kadar Lengas di seluruh Lokasi Sampling
Keadaan Batubara
Jumlah
Increment
Washed Graded
Coal
Washed Small
16
32
> 1000 ton maka jumlah Increment harus dikalikan faktor dibawah ini :
f=
Tonase(kg)
1000
f adalah faktor yang harus dikalikan dengan jumlah Increment yang ditunjukkan
tabel diatas. Berat contoh untuk setiap Increment dihitung dengan rumus dibawah
ini :
P = 0,06 D
Dimana D adalah diameter partikel top size dalam mm dan P adalah berat
contoh dalam kg.Catatan bila partikel dengan top size sampai 150 mm, berat contoh
tidak boleh kurang dari 0,5 kg. Dan untuk partikel dengan top size > 150 mm, berat
contoh tidak boleh kurang dari 10 kg.
2.1.3 Replikasi Sampling
Replikasi sampling dilakukan dengan cara pengulangan sampling dari
Increment dengan tujuan memeriksa ketelitian sampling yang telah dilakukan. Dari
satu unit batubara yang akan disampling, dibuat 6 replikat dari jumlah Increment
yang diambil sesuai dengan Tabel 2.1 dan 2.2. Jika jumlah Increment tidak genap
dibagi 6, maka jumlah Increment ditambah hingga genap. Kemudian setiap bagian
pembagian sampel dianalisis secara terpisah. Perbedaan yang diperkenankan antara
contoh replikasi dengan contoh lainnya ditunjukkan oleh tabel di bawah ini :
Tabel 2.3
Conto Replikasi
Hasil
Analisis
Jenis
Batubara
Abu/
Lengas
< 20%
>20%
Ketelitian Standar
1,5% dari kadar abu/lengas yang
sebenarnya
2% absolut
Contoh :
Jika kadar abu/lengas 15%, maka relevansi antara 13,5% sampai 16,5%
Jika kadar abu/lengas 25%, maka relevansi antara 23% sampai 27%
2.2
Gambar 2.1
Sketsa pembuatan channel sampling pada urat (Chaussier et al., 1987)
Dasar selokan dibuat miring, sehingga jika ada air dapat mengalir dan
mengeringkan sendiri (shelf drained) dengan demikian tidak diperlukan adanya
pompa.
Kedalaman selokan (trench) diusahakan sedemikian rupa sehingga para pekerja
kemungkinan untuk menemukan endapan itu lebih besar. Bila kebetulan kedua
parit uji itu dapat menemukan singkapan endapannya, maka jurusnya (strike)
dapat segera ditentukan. Selanjutnya untuk menentukan bentuk dan ukuran
endapan yang lebih tepat dibuat parit-parit uji yang saling sejajar dan tegak
lurus terhadap jurus endapannya
Gambar 2
Bentuk Penampang Trenching
Gambar 2.2
Arah Penggalian Trenching (Selokan Uji)
memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat. Jalur sampling
tersebut biasanya bidang horizontal dan pecahan-pecahan batuan tersebut
dikumpulkan dalam suatu kantong sample. Kadang-kadang pengambilan ukuran
sample yang seragam (baik ukuran butir, jumlah, maupun interval) cukup sulit,
terutama pada urat-urat yang keras dan brittle (seperti urat kuarsa), sehingga dapat
menimbulkan kesalahan seperti oversampling (salting) jika ukuran fragmen dengan
kadar tinggi relatif lebih banyak daripada fragmen yang low grade.
Gambar 2.3
Sampling curved surfaces
Gambar di atas memperlihatkan cross section dari suatu drift, dimana suatu
vein yang relatif sempit dengan kemiringan sebesar 40 o tersingkap vein yang
tersingkap dan lebih panjang dari pada ketebalan yang sesungguhnya daripada vein,
pada catatan untuk channel dari type ini proyeksinya harus dicatat dan bukan panjang
lengkung.
Suatu single sample biasanya dibatasi oleh kira-kira 5 feet channel yang
dipotong, spacing dari pada channel adalah sangat penting, intervalnya haruslah
serapat mungkin intuk mendapatkan bagian yang representative daripada
keseluruhannya. Pada umumnya untuk endapan yang lebih kaya dan tidak beraturan
diambil sample dengan spacing yang lebih rapat dan untuk endapan yang lebih
uniform intervalnya dapat diambil lebih besar. Apabila memungkinkan adalah lebih
baik dengan membuat channel dengan interval yang beraturan.
2.2.4 Metode Sumur Uji (Test Pit)
10
Metode ini digunakan jika lapisan penutup (over burden) agak tebal (lebih dari
setengah meter), sehingga metode trenching menjadi tidak praktis karena pembuatan
selokannya harus agak dalam sehingga menimbulkan masalah pada pembuangan
tanah hasil galian dan masalah pembuangan air yang mungkin menggenang pada
selokan, disamping akan memakan waktu yang lebih lama.
Dalam keadaan tersebut maka dipakai metode dengan pembuatan sumur uji
(test Pitting) untuk mengambil contoh bahan galian. Pada umumnya ukuran
lubang test Pit ini adalah dan kedalamannya dapat mencapai 35 meter, akan tetapi
untuk jenis over burden yang lepas-lepas seperti pasir, ukuran lubang Pit harus
dibuat lebih besar untuk menghindari longsornya dinding, misalnya. Demikian pula
ketika kedalaman test Pit besar, maka ukuran lubang juga harus dibuat lebih besar,
kemudian setelah kedalaman sampai setengahnya, ukuran lubang diperkecil. Jika
lapisan penutup sangat lepas-lepas, maka dinding test Pit-nya dibuat miring,
sedangkan untuk material yang kompak dinding dibuat tegak dengan ukuran .
Untuk penghematan biaya dan keberhasilan pembuatan test Pit, maka hal-hal
yang harus diperhatikan, yaitu :
Test Pit harus bebas dari bongkah karena jika terhalang oleh bongkah maka
pembuatantest Pit tersebut akan memakan waktu yang lama sehingga
Gambar 2.4
Macam Bentuk Penampang Test Pit
11
tangan sangat cocok untuk endapan bahan galian yang tidak terlalu kompak dan
terletak dangkal, misalnya endapan alluvial pasir di Cilacap. Jarak antara satu
pemboran dengan pemboran lainnya tergantung keadaan, sedangkan harga rataratanya makin baik jika pemboran makin rapat. Kadar dihitung dengan rumus :
K= (Berat Mineral)/(Berat Contoh) x 100%
Sebaliknya, dalam pengambilan contoh batuan dengan bor mesin supaya
diperhatikan faktor-faktor di bawah ini :
memudahkan pembawaan.
Kedalaman endapan, dimana untuk endapan yang cukup dangkal cukup dipakai
dan sludge yang masing-masing diletakkan dalam core box untuk inti dan sludge
box untuk sludge. Sludge adalah hasil gesekan pahat dengan batuan yang kemudian
diangkat oleh air pembilas, karena itu sludge akan berupa lumpur.
2.3
11
12
batubara yang dalam proses ditambang. Sampling Pit dilakukan untuk studi kualitas
secara khusus didaerah tambang yaitu :
a.
Untuk mengetahui kualitas dari batubara kotor atau batubara oksidasi tinggi,
yang pada saat penambangan ditinggalkan karena kualitasnya tidak memenuhi
standar atau tidak diketahui. Hasil analisa sampling akan merekomendasi
apakah
layak
dipakai
untuk
permintaan
produksi
kualitas
rendah,
c.
Tentukan lokasi outcrop batubara yang dapat mewakili dari top sampai bottom.
Bersihkan outcrop batubara dari kotoran (soil) dan batubara lapuk sepanjang
c.
d.
e.
lebih 3 kg.
Jika pada seam batubara yang di sampling terdapat banyak parting ambil
contoh batubara per - ply, kurang lebih 3 kg. Conto di masukan dalam kantong
plastik per ply di tulis kode dan interval conto pada plastik conto dan kertas
label (kertas label di usahakan tidak kontak langsung dengan batubara). Plastik
Conto di ikat dengan kuat (conto batubara tidak berkontaminasi dengan udara)
12
13
jumlah Increment yang diambil sesuai dengan yang ditunjukkan pada tabel 2.1
dan 2.2
pengambilan contoh dilakukan dengan sistem blok dengan cara mengukur
Increment
diambil dengan menggunakan sekop atau auger. Dalam hal ini contoh diambil
dari kedalaman 30 cm. Apabila kadar air tampak tinggi (basah), contoh diambil
lebih ke dalam lagi sampai setengah tinggi/tebal timbunan batubara di
stockpile. Jika dilakukan secara mekanis, maka untuk ketebalan batubara lebih
dari empat meter, pengambilan contoh dilakukan pada dua level atau lebih,
Jumlah Increment yang diambil sesuai dengan yang ditunjukan pada tabel
13
14
Bagian atas gerbong kereta api/barge dibuat blok-blok yang berbetuk bujur
sangkar berukuran 1 x 1 meter, seperti terlihat pada bagan di bawah ini :
1
10
11
12
Dua atau tiga Increment diambil secara acak dari titik 1 sampai titik 12.
Pengambilan contoh bisa dilakukan dengan menggunakan sekop atau auger
dengan kedalaman pengambilan sampai 30 cm. Jika batubara nampak basah,
maka pengambilan harus lebih dalam hingga mencapai setengah tinggi
timbunan batubara di dalam gerbong.
Contoh selanjutnya diberi identitas dan kemudian dikirim ke laboraturium untuk
dianalisa.
14
15
BAB III
KESIMPULAN
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Natalendra,
S.2013.
Standarisasi
Pengamatan
Singkapan
Batubara.
Putra.2009.
Metoda
sampling
Batubara,
Coal
Sampling
Method.
http://artikelbiboer.blogspot.co.id/2009/12/metode-sampling-batubara-coal
sampling.html. 31 Januari 2015
Reza
Al-Farabi.
2009.
Pengambilan
Conto
Batubara.
https://www.academia.edu/6882895/PENGGAMBILAN_CONTOH_BATUB
ARA. 31 Januari 2015
16