Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Sampling secara umum dapat didefinisikan sebagai; Suatu proses

pengambilan sebagian kecil contoh dari suatu material sehingga karakteristik contoh
material tersebut mewakili keseluruhan material. Didalam industri pertambangan
batubara, sampling merupakan hal yang sangat penting, karena merupakan proses
yang sangat vital dalam menentukan karakteristik batubara tersebut. Dalam tahap
explorasi, karakteristik batubara merupakan salah satu penentu dalam study
kelayakan apakah batubara tersebut cukup ekonomis untuk ditambang atau tidak.
Begitu pun dalam tahap produksi dan pengapalan atau penjualan batubara tersebut
karakteristik dijadikan acuan dalam menentukan harga batubara.Secara garis besar
sampling dibagai menjadi 4 golongan dilihat dari tempat pengambilan dimana
batubara berada dan tujuannya yaitu; Eksplorasi sampling, Pit sampling, Production
sampling, dan loading sampling (barging dan transhipment)

1.2

Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan teknik
teknik dalam sampling/ teknik pemerconto pada bahan galian Batubara dari mulai
Eksplorasi hingga Pengapalan
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini :

Agar Mengetahui teknik pemerconto/teknik sampling berdasarkan standar


standar tertentu

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Dasar-dasar Sampling
Eksplorasi sampling dilakukan pada tahap awal pendeteksian kualitas batubara

baik dengan cara channel sampling pada outcrop atau lebih detail lagi dengan cara
pemboran atau drilling. Tujuan dari sampling di tahap ini adalah untuk menentukan
karakteristik batubara secara global yang merupakan pendeteksian awal batubara
yang akan di exploitasi.
Pit sampling dilakukan setelah explorasi bahkan bisa hampir bersamaan
dengan progress tambang didalam satu pit atau block penambangan dengan tujuan
lebih mendetailkan data yang sudah ada pada tahap explorasi. Pit sampling ini
dilakukan oleh pit control untuk mengetahui kualitas batubara yang segera akan
ditambang, jadi lebih ditujukan untuk mengkontrol kualitas batubara yang akan
ditambang dalam jangka waktu short term. Pit sampling ini juga dapat dilakukan
dengan pemboran juga dengan channel pada face penambangan kalau diperlukan
untuk mengecek kualitas batubara yang dalam progress ditambang.
Production sampling; dilakukan setelah batubara di proses di prosesing plant
dimana proses ini dapat merupakan penggilingan (crushing) pencucian (washing),
penyetokan dan lain-lain. Tujuannya adalah mengetahui secara pasti kualitas
batubara yang akan di jual atau dikirim ke pembeli supaya kualitasnya sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan dan telah disepakati oleh kedua belah pihak. Dengan
diketahuinya kualitas batubara di stockpile atau di penyimpanan sementara kita dapat
menentukan batubara yang mana yang cocok untuk dikirim ke Buyer tertentu dengan
spesifikasi batubara tertentu pula. Baik dengan cara mencampur (blending) batubarabatubara yang ada di stockpile atau pun dengan single source dengan memilih
kualitas yang sesuai.

Loading Sampling; Dilakukan pada saat batubara dimuat dan dikirim ke


pembeli baik menggunakan barge maupun menggunakan kapal. Biasanya dilakukan
oleh independent company karena kualitas yang ditentukan harus diakui dan
dipercaya oleh penjual (Shipper) dan pembeli (Buyer). Tujuannya adalah
menentukan secara pasti kualitas batubara yang dijual yang nantinya akan
menentukan harga batubara itu sendiri karena ada beberapa parameter yang sifatnya
fleksibel sehingga harganya pun fleksibel tergantung kualitas actual pada saat
batubara dikapalkan
2.1.1 Pada Batubara in-situ
Pengambilan conto batubara in-situ dari singkapan atau endapan batubara yang
tidak terlalu dalam dilakukan dengan pillar sampling atau chanel sampling
dengan arah tegak lurus terhadap lapisan batubara.
Pada pilar sampling dibuat blok-blok yang berukuran lebar 30-45 cm dan luas
450 cm2 (luas potongan melintang). Cara ini jarang digunakan karena memerlukan
waktu yang lama dan sukar dalam penanganannya hingga dengan sendirinya biaya
menjadi mahal.
Channel sampling dilakukan dari suatu sumur/parit uji. Luas minimal potongan
melintang 100 cm2 dan contoh yang diambil + 15 kg batubara untuk setiap ketebalan
lapisan.
Pengambilan contoh dengan pemboran pada endapan batubara yang jauh dari
permukaan harus menggunakan inti (core), sedangkan untuk endapan yang dangkal
bisa dilakukan pemboran tanpa inti (cutting), walaupun cara ini kurang baik karena
adanya kontaminasi. Garis tengah ini biasanya berkisar antara 45-60 mm. Ukuran inti
dengan garis tengah 200 mm diperlukan dalam pengambilan contoh khusus untuk
pengujian washability.
Pengambilan contoh dengan pemboran ini harus memperhatikan perolehan dari
pemboran. Berat contoh (core) dihitung dari panjangnya (perolehan x kemajuan
pemboran) dikalikan dengan kepadatan relatif batubara yang bersangkutan).
Jumlah contoh yang harus diambil dari batubara in-situ bergantung pada :
a. tahap penyelidikan;
b. ketebalan lapisan batubara;
3

c. jumlah/perubahan lapisan.
Dalam proses pengambilan contoh bisa timbul kesalahan-kesalahan yang
berkenaan dengan hal-hal antara lain :

Jumlah/berat contoh yang tidak mencukupi;


Cara pengambilan contoh yang tidak tepat;
Penentuan lokasi pengambilan contoh;
Penanganan contoh di lapangan.

2.1.2 Pada batubara lepas


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh batubara lepas
adalah sebagai berikut :

Lokasi pengambilan contoh (dari ban berjalan/tempat penimbunan dll;


Jumlah Increment yang harus diambil;
Berat setiap Increment yang harus diambil, bergantung pada ukuran

maksimum partikel;
Dilakukan replikasi

sampling

sebagai

sampling

check,

bilamana

diperlukan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sampling batubara lepas
( baik yang telah ditambang maupun yang telah atau belum mengalami proses lebih
lanjut). Yaitu:

Lokasi Sampling (stockpile,conveyor,gerbong KA, kapal laut)


Tabel 2.1
Jumlah Increment berdasarkan lokasi pengambilan

Keadaan
Cleaned
Uncluea
ned

Jumlah Increment
Conve Gerbo
Kapal Stockp
yor
ng
Laut
ile
16
24
32
32
32

48

Jumlah Increment yang harus diambil

64

64

Tabel 2.1
Jumlah Increment untuk Analisis Kadar Lengas di seluruh Lokasi Sampling

Keadaan Batubara

Jumlah
Increment

Washed Graded
Coal
Washed Small

16
32

Berat setiap Increment yang harus diambil


Tabel ini berlaku jika tonae batubara < 1000 ton. Namun, jika tonase batubara

> 1000 ton maka jumlah Increment harus dikalikan faktor dibawah ini :

f=

Tonase(kg)
1000

f adalah faktor yang harus dikalikan dengan jumlah Increment yang ditunjukkan
tabel diatas. Berat contoh untuk setiap Increment dihitung dengan rumus dibawah
ini :
P = 0,06 D
Dimana D adalah diameter partikel top size dalam mm dan P adalah berat
contoh dalam kg.Catatan bila partikel dengan top size sampai 150 mm, berat contoh
tidak boleh kurang dari 0,5 kg. Dan untuk partikel dengan top size > 150 mm, berat
contoh tidak boleh kurang dari 10 kg.
2.1.3 Replikasi Sampling
Replikasi sampling dilakukan dengan cara pengulangan sampling dari
Increment dengan tujuan memeriksa ketelitian sampling yang telah dilakukan. Dari
satu unit batubara yang akan disampling, dibuat 6 replikat dari jumlah Increment
yang diambil sesuai dengan Tabel 2.1 dan 2.2. Jika jumlah Increment tidak genap

dibagi 6, maka jumlah Increment ditambah hingga genap. Kemudian setiap bagian
pembagian sampel dianalisis secara terpisah. Perbedaan yang diperkenankan antara
contoh replikasi dengan contoh lainnya ditunjukkan oleh tabel di bawah ini :
Tabel 2.3
Conto Replikasi

Hasil
Analisis

Jenis
Batubara

Abu/
Lengas

< 20%
>20%

Ketelitian Standar
1,5% dari kadar abu/lengas yang
sebenarnya
2% absolut

Contoh :
Jika kadar abu/lengas 15%, maka relevansi antara 13,5% sampai 16,5%
Jika kadar abu/lengas 25%, maka relevansi antara 23% sampai 27%

2.2

Pengambilan pemercontoh pada tahap eksplorasi

2.2.1 Metode Paritan (Channel Sampling)


Metode ini adalah metode yang paling banyak dipakai, terutama sangat cocok
untuk deposit mineral yang berlapis, banded, dan deposit jenis urat (vein), dimana
terdapat variasi yang jelas dalam ukuran butir dan warna, yang kemungkinan juga
berbeda dalam komposisi dan kadar dari bahan-bahan berharga yang dikandungnya.
Metode ini dapat dilakukan pada deposit mineral baik yang tersingkap di permukaan
maupun yang berada di bawah permukaan tanah pada dinding cross-cut, raise, shaft,
sisi-sisi stope, ataupun dinding samurai uji (testPit).
Sebaiknya untuk tidak melakukan metode channel ini pada lantai terowongan,
karena bagian tersebut biasanya kotor oleh bahan jatuhan yang sering dapat mengisi
rekahan-rekahan yang ada. Kalau terpaksa membuat channel pada lantai, maka lantai
harus dibersihkan dulu dari kotoran pada rekahan yang ada, kemudian permukaannya
dibuat benar-benar bersih, setelah itu metode ini dapat dilakukan.

Gambar 2.1
Sketsa pembuatan channel sampling pada urat (Chaussier et al., 1987)

Contoh paritan diambil dengan lebar sekitar 4 sampai 6 cm dan dalamnya


sekitar 3 sampai 4 cm, dengan arah biasanya tegak lurus jurus lapisan. Jarak antara
satu parit dengan parit lainnya tergantung dari keseragaman dari bahan galiannya.
Untuk kebanyakan deposit, jarak antar parit kira-kira satu setengah meter, akan tetapi
untuk deposit endapan yang kaya dan tersebar setempat-setempat jarak tersebut
hanya dapat sekitar sepertiga meter saja. Umumnya satu contoh sudah cukup untuk
mewakili sepanjang 2 meter dari parit yang dibuat.

2.2.2 Metode Selokan Uji (Trenching)


Metode ini berguna untuk menemukan bahan galian dan untuk memperoleh
data-data mengenai keadaan tubuh batuan (orebody) yang bersangkutan, seperti
ketebalan, sifat-sifat fisik, keadaan batuan di sekitarnya, dan kedudukannya.
Cara pengambilan contoh dengan metode ini paling cocok dilakukan pada tubuh
bahan galian yang terletak dangkal di bawah permukaan tanah, yaitu dimana lapisan
penutup (over burden) kurang dari setengah meter. Trench yang dibuat sebaiknya
diusahakan dengan cara-cara berikut :

Dasar selokan dibuat miring, sehingga jika ada air dapat mengalir dan
mengeringkan sendiri (shelf drained) dengan demikian tidak diperlukan adanya

pompa.
Kedalaman selokan (trench) diusahakan sedemikian rupa sehingga para pekerja

masih sanggup mengeluarkan bahan galian cukup dengan lemparan.


Untuk menemukan endapan yang tersembunyi di bawah material penutup
sebaiknya digali dua atau lebih parit uji yang saling tegak lurus arahnya agar

kemungkinan untuk menemukan endapan itu lebih besar. Bila kebetulan kedua
parit uji itu dapat menemukan singkapan endapannya, maka jurusnya (strike)
dapat segera ditentukan. Selanjutnya untuk menentukan bentuk dan ukuran
endapan yang lebih tepat dibuat parit-parit uji yang saling sejajar dan tegak
lurus terhadap jurus endapannya

Gambar 2
Bentuk Penampang Trenching

Gambar 2.2
Arah Penggalian Trenching (Selokan Uji)

2.2.3 Metode Chip


Metode ini digunakan untuk pengambilan contoh pada endapan endapan yang
keras dan seragam, dimana pembuatan paritan sangat sukar karena kerasnya batuan.
Contoh diambil dengan cara dipecah dengan palu geologi dalam ukuran-ukuran yang
seragam dan tempat pengambilan tersebut dibuat secara teratur di permukaan batuan.
Jarak dari setiap titik pengambilan baik secara horisontal dan vertikal dibuat sama
(seragam) dan besarnya tergantung dari endapannya sendiri.
Chip sampling (contoh tatahan) adalah salah satu metode sampling dengan cara
mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur yang

memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat. Jalur sampling
tersebut biasanya bidang horizontal dan pecahan-pecahan batuan tersebut
dikumpulkan dalam suatu kantong sample. Kadang-kadang pengambilan ukuran
sample yang seragam (baik ukuran butir, jumlah, maupun interval) cukup sulit,
terutama pada urat-urat yang keras dan brittle (seperti urat kuarsa), sehingga dapat
menimbulkan kesalahan seperti oversampling (salting) jika ukuran fragmen dengan
kadar tinggi relatif lebih banyak daripada fragmen yang low grade.

Gambar 2.3
Sampling curved surfaces

Gambar di atas memperlihatkan cross section dari suatu drift, dimana suatu
vein yang relatif sempit dengan kemiringan sebesar 40 o tersingkap vein yang
tersingkap dan lebih panjang dari pada ketebalan yang sesungguhnya daripada vein,
pada catatan untuk channel dari type ini proyeksinya harus dicatat dan bukan panjang
lengkung.
Suatu single sample biasanya dibatasi oleh kira-kira 5 feet channel yang
dipotong, spacing dari pada channel adalah sangat penting, intervalnya haruslah
serapat mungkin intuk mendapatkan bagian yang representative daripada
keseluruhannya. Pada umumnya untuk endapan yang lebih kaya dan tidak beraturan
diambil sample dengan spacing yang lebih rapat dan untuk endapan yang lebih
uniform intervalnya dapat diambil lebih besar. Apabila memungkinkan adalah lebih
baik dengan membuat channel dengan interval yang beraturan.
2.2.4 Metode Sumur Uji (Test Pit)

10

Metode ini digunakan jika lapisan penutup (over burden) agak tebal (lebih dari
setengah meter), sehingga metode trenching menjadi tidak praktis karena pembuatan
selokannya harus agak dalam sehingga menimbulkan masalah pada pembuangan
tanah hasil galian dan masalah pembuangan air yang mungkin menggenang pada
selokan, disamping akan memakan waktu yang lebih lama.
Dalam keadaan tersebut maka dipakai metode dengan pembuatan sumur uji
(test Pitting) untuk mengambil contoh bahan galian. Pada umumnya ukuran
lubang test Pit ini adalah dan kedalamannya dapat mencapai 35 meter, akan tetapi
untuk jenis over burden yang lepas-lepas seperti pasir, ukuran lubang Pit harus
dibuat lebih besar untuk menghindari longsornya dinding, misalnya. Demikian pula
ketika kedalaman test Pit besar, maka ukuran lubang juga harus dibuat lebih besar,
kemudian setelah kedalaman sampai setengahnya, ukuran lubang diperkecil. Jika
lapisan penutup sangat lepas-lepas, maka dinding test Pit-nya dibuat miring,
sedangkan untuk material yang kompak dinding dibuat tegak dengan ukuran .
Untuk penghematan biaya dan keberhasilan pembuatan test Pit, maka hal-hal
yang harus diperhatikan, yaitu :

Test Pit harus bebas dari bongkah karena jika terhalang oleh bongkah maka
pembuatantest Pit tersebut akan memakan waktu yang lama sehingga

memakan biaya yang mahal.


Penggunaan penyangga yang seadanya, untuk batuan yang kompak

penyanggaan tidak perlu dilakukan.


Penyanggaan dapat dihindari dengan cara dinding lubang dibuat miring dan
kemiringan tergantung material dari over bunden.

Gambar 2.4
Macam Bentuk Penampang Test Pit

2.2.5 Metode Pemboran (Borehole Sampling)


Perkerjaan pengambilan contoh batuan dengan pemboran ini dapat dibagi
menjadi dua berdasarkan tenaga penggerak dari bornya, yaitu metode pemboran
tangan (hand auger) dan metode pemboran mesin (core drilling). Cara pemboran
10

11

tangan sangat cocok untuk endapan bahan galian yang tidak terlalu kompak dan
terletak dangkal, misalnya endapan alluvial pasir di Cilacap. Jarak antara satu
pemboran dengan pemboran lainnya tergantung keadaan, sedangkan harga rataratanya makin baik jika pemboran makin rapat. Kadar dihitung dengan rumus :
K= (Berat Mineral)/(Berat Contoh) x 100%
Sebaliknya, dalam pengambilan contoh batuan dengan bor mesin supaya
diperhatikan faktor-faktor di bawah ini :

Keadaan medan,dimana untuk keadaan medan yang berbukit-bukit, sebaiknya


digunakan mesin bor yang ringan atau yang dapat dilepas-lepas untuk

memudahkan pembawaan.
Kedalaman endapan, dimana untuk endapan yang cukup dangkal cukup dipakai

bor tangan, sedangkan yang dalam digunakan bor mesin.


Sifat-sifat fisik batuan.
Sumber air.
Keadaan peralatan seperi keadaan pahat, stang bor, pipa casing, dan
sebagainya.
Pada pemboran inti, contoh batuan yang terambil dapat berupa inti

dan sludge yang masing-masing diletakkan dalam core box untuk inti dan sludge
box untuk sludge. Sludge adalah hasil gesekan pahat dengan batuan yang kemudian
diangkat oleh air pembilas, karena itu sludge akan berupa lumpur.
2.3

Pengambilan Penambangan Hingga Pengapalan

2.3.1 Pit sampling


Dilakukan setelah eksplorasi bahkan bisa hampir bersamaan dengan proses
tambang didalam satu Pit atau Block penambangan dengan tujuan lebih mendetailkan
data yang sudah ada pada tahap eksplorasi. Pit sampling ini dilakukan oleh Pit
controluntuk mengetahui kualitas batubara yang segera akan ditambang, jadi lebih
ditujukan untuk mengontrol kualitas batubara yang akan ditambang dalam jangka
waktu short term. Pit sampling ini juga dapat dilakukan dengan pemboran juga
dengan channel pada face penambangan kalau diperlukan untuk mengecek kualitas

11

12

batubara yang dalam proses ditambang. Sampling Pit dilakukan untuk studi kualitas
secara khusus didaerah tambang yaitu :
a.

Untuk mengetahui kualitas dari batubara kotor atau batubara oksidasi tinggi,
yang pada saat penambangan ditinggalkan karena kualitasnya tidak memenuhi
standar atau tidak diketahui. Hasil analisa sampling akan merekomendasi
apakah

layak

dipakai

untuk

permintaan

produksi

kualitas

rendah,

untuk blending, perencanaan pencucian atau tidak akan diproduksi karena


b.

kualitasnya sangat rendah.


Untuk mempelajari delution source (sumber delusi yang mengakibatkan

c.

penurunan kualitas dan kenaikan ash).


Untuk mengetahui keadaan seam - seam minor yang berada dilokasi
penambangan seam - seam utama, karena faktor ketebalan dan harga
kualitasnya dapat diproduksi secara menguntungkan.
Dalam penentuan pengambilan sampel batubara dalam area tambang / Pit

metode yang di gunakan yaitu :


1. Sampel Channel / channel sampling
Pengambilan conto channel pada prinsipnya sama dengan pengambilan conto
coring. Coring diambil dari pemboran sedangkan channel diambil dari outcrop.
Untuk pengambilan conto dari outcrop, berikut intruksi kerja Coal sampling dengan
metode channel sampling yaitu :
a.
b.

Tentukan lokasi outcrop batubara yang dapat mewakili dari top sampai bottom.
Bersihkan outcrop batubara dari kotoran (soil) dan batubara lapuk sepanjang

c.

conto yang akan diambil.


Buat sodetan secara merata dari top sampai bottom batubara, lebar kurang lebih
20 cm, tebal kurang lebih 5 cm atau sampai batubara segar, panjang setebal

d.

vertikal outcrop batubara.


Ambil conto batubara dari top sampai bottom secara merata, sebanyak kurang

e.

lebih 3 kg.
Jika pada seam batubara yang di sampling terdapat banyak parting ambil
contoh batubara per - ply, kurang lebih 3 kg. Conto di masukan dalam kantong
plastik per ply di tulis kode dan interval conto pada plastik conto dan kertas
label (kertas label di usahakan tidak kontak langsung dengan batubara). Plastik
Conto di ikat dengan kuat (conto batubara tidak berkontaminasi dengan udara)

12

13

2.3.2 Pengambilan Conto di Stockpile


Pengambilan contoh di stockpile dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

jumlah Increment yang diambil sesuai dengan yang ditunjukkan pada tabel 2.1

dan 2.2
pengambilan contoh dilakukan dengan sistem blok dengan cara mengukur

panjang, lebar, dan tinggi stockpile.


jika ukuran-ukuran di atas telah diketahui, area stockpile dibagi sesuai dengan

jumlah Increment yang harus diambil.


jika pengambilan contoh dilakukan secara manual, maka

Increment

diambil dengan menggunakan sekop atau auger. Dalam hal ini contoh diambil
dari kedalaman 30 cm. Apabila kadar air tampak tinggi (basah), contoh diambil
lebih ke dalam lagi sampai setengah tinggi/tebal timbunan batubara di
stockpile. Jika dilakukan secara mekanis, maka untuk ketebalan batubara lebih
dari empat meter, pengambilan contoh dilakukan pada dua level atau lebih,

dengan catatan tiap level tidak lebih dari empat meter.


Contoh kemudian diberi identitas pada container-nya, dan siap dikirim ke
laboraturium untuk dianalisa.

2.3.3 Pengambilan Conto pada Belt Conveyor


Pengambilan contoh di atas belt conveyor dapat dilakukan sebagai berikut:

Jumlah Increment yang diambil sesuai dengan yang ditunjukan pada tabel

2.1 dan 2.2.


Pengambilan contoh dapat dilakukan secara manual atau mekanis. Jika
dilakukan secara manual, untuk batubara dengan ukuran maksimum partikel 80

mm hanya bisa dilakukan jika belt conveyor dihentikan sejenak.


Jika pengambilan contoh dilakukan secara sistematis kecepatan dari belt
conveyor harus dijaga agar tetap konstan. Pengambilan sebaiknya dilakukan

pada ujung dari belt conveyor.


Contoh kemudian diberi identitas dan siap dikirim untuk di analisis.

2.3.4 Pengambilan Conto pada Gerbong Kereta atau Barge


Pengambilan contoh dapat dilkukan sebagai berikut:
Jumlah Increment yang diambil sesuai dengan yang ditunjukan pada Tabel 2.2 dan
tabel 2.2.

13

14

Bagian atas gerbong kereta api/barge dibuat blok-blok yang berbetuk bujur
sangkar berukuran 1 x 1 meter, seperti terlihat pada bagan di bawah ini :
1

10

11

12

Dua atau tiga Increment diambil secara acak dari titik 1 sampai titik 12.
Pengambilan contoh bisa dilakukan dengan menggunakan sekop atau auger
dengan kedalaman pengambilan sampai 30 cm. Jika batubara nampak basah,
maka pengambilan harus lebih dalam hingga mencapai setengah tinggi
timbunan batubara di dalam gerbong.
Contoh selanjutnya diberi identitas dan kemudian dikirim ke laboraturium untuk
dianalisa.

14

15

BAB III
KESIMPULAN

Sampling adalah proses pengambilan sebagian komoditas dari seluruh


komoditas yang akan diperiksa kualitasnya, seluruh komoditas tersebut disebut
populasi sedangkan bagian komoditas yang terambil tersebut sample atau contoh.
Sampling yang baik adalah sampling yang di samping dilakukan dengan akurat dan
presisinya tinggi, sehingga contoh mewakili seluruh populasi dengan baik, jumlah
contoh yang terambil pun harus dapat ditangani. Sampling merupakan proses yang
paling penting dalam menentukan karakteristik suatu batubara baik dalam explorasi
maupun dalam transaksi komersial. Pada dasarnya sampling dilakukan dimana saja,
dalam dua kemungkinan kondisi yang berbeda yaitu : Kondisi Moving stream
(sementara batubara dipindahkan) lokasinya di Belt conveyor, stockpile, barge, ship
(Incremental). Dan Kondisi Stationary (batubara dalam tumpukan) lokasinya di
stockpile, barge atau ship. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sampling
batubara yaitu: Lokasi Sampling (stockpile, conveyor, gerbong KA, kapal laut),
Jumlah Increment yang harus diambil, Berat setiap Increment yang harus diambil dan
Replikasi Sampling.

15

16

DAFTAR PUSTAKA

Natalendra,

S.2013.

Standarisasi

Pengamatan

Singkapan

Batubara.

https://www.scribd.com/doc/129257453/STANDARISASI-PENGAMATANSINGKAPAN-BATUBARA. 31 Januari 2015


Ekky

Putra.2009.

Metoda

sampling

Batubara,

Coal

Sampling

Method.

http://artikelbiboer.blogspot.co.id/2009/12/metode-sampling-batubara-coal
sampling.html. 31 Januari 2015
Reza

Al-Farabi.

2009.

Pengambilan

Conto

Batubara.

https://www.academia.edu/6882895/PENGGAMBILAN_CONTOH_BATUB
ARA. 31 Januari 2015

16

Anda mungkin juga menyukai