Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga makalah
tentang prinsip kerja
inkubator dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi.
Pada makalah ini memuat pengertian incubator, SPO (Standar
Operasional Prosedur), penemu / sejarah, kegunaan / fungsi,
perkembangan inkubator dari waktu ke waktu serta prinsip kerja
inkubator. Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol (umumnya di atas suhu ambient) serta dilengkapi dengan pengatur suhu dan
pengatur waktu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itusaran dan kritik yang konstruktif sangat penulis
harapkan demi perbaikan makalah ini di masa-masa mendatang.
Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat memberikan
sedikit manfaat bagi
para pembaca.Harapan kami semoga kehadiran makalah ini mampu
memberikan sedikit
wawasan dan cakrawala baru dalam mempelajari Inkubator.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB
1.1
1.2
1.3

I Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Masalah

BAB II Pembahasan
2.1 Inkubator
2.2 Kegunaan Inkubator
2.3 Kalibrasi inkubator
2.4 Gambar Inkubator, Fungsi, dan cara penggunaannya
2.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) inkubator
2.6 Perkembangan Inkubator
BAB III Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Incubator merupakan suatu tempat yang dirancang untuk


mempertahankan keadaan temperatur tertentu. Inkubator banyak
dijumpai pada rumah sakit dan peternakan. Pada rumah sakit,
incubator berfungsi untuk menghangatkan bayi yang
baru lahir, atau bayi yang lahir prematur. Pada peternakan, inkubator
ini biasanya digunakan untuk penetas telur dan sebagai tempat dari
anak ayam yang baru menetas.
Incubator biasanya berbentuk ruangan atau box (kotak) dengan ukuran
tertentu. Incubator yang ada saat ini, biasanya sudah tertentu
temperaturnya, tidak dapat di ubah. Sehingga ketika pengguna
membutuhkan ruangan atau box dengan
temperatur lain, maka pengguna harus menggunakan incubator yang
lain. Biasanya untuk mengendalikan temperatur pada sebuah
incubator, digunakan lampu atau elemen pemanas. Sehingga ketika
pengguna membutuhkan temperatur yang berbeda, maka pengguna
harus mengganti lampu atau elemen pemanas yang digunakan
sebelumnya dengan elemen pemanas yang lain.
Akan lebih berguna, jika incubator dilengkapi dengan sensor
temperatur dan control terhadap suhu, sehingga pengguna tidak perlu
mengganti elemen atau lampu pada incubator ketika hendak
mengganti temperaturnya. Pengguna cukup mensetting
temperatur pada settingan incubator, maka incubator sendiri yang
akan mengontrol temperaturnya sesuai dengan setting yang di
masukkan.

1.2

Rumusan Masalah

a.
b.
c.
d.

Apa yang di maksud dengan Inkubator?


Apa saja kegunaan inkubator?
Apa saja kalibrasi inkubator?
Bagaimana saja gambar inkubator, Fungsi, dan cara
penggunaannya?
e. Apa saja Standar Operasional Prosedur (SOP) inkubator?
f. Bagaimana perkembangan inkubator?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan yang termuat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang pengertian inkubator
2. Untuk mengetahui tentang kegunaan inkubator
3. Untuk mengetahui tentang kalibrasi inkubator
4. Untuk mengetahui tentang gambar inkubator. Fungsi dan cara
penggunaanya

5. Untuk mengetahui tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)


inkubator
6. Untuk mengetahui tentang perkembangan inkubator

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

INKUBATOR

A. Pengertian Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba
pada suhu yang terkontrol (umumnya di atas suhu ambient) serta
dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Semakin kecil ukuran inkubator maka semakin rentan perubahan
suhunya saat pintu inkubator dibuka.
Perlu dipertimbangkan pula keseragaman suhu yang ada didalam
dengan memperhatikan pola penempatan elemen pemanas atau
terdapatnya kipas penyebar suhu.
Pintu kaca yang terdapat pada beberapa model dibiarkan tertutup
saat melihat biakan secara sekilas bertujuan supaya tidak terjadi
penurunan suhu.
Inkubator sederhana berbentuk kotak dengan pemanas
disesuaikan, biasanya naik ke 60 sampai 65 C (140-150 F),
meskipun beberapa incubator bisa memiliki suhu yang sedikit lebih
tinggi (umumnya tidak lebih dari 100 C). Yang paling umum
digunakan adalah incubator untuk bakteri seperti E. coli sering
digunakan serta untuk sel mamalia adalah sekitar 37 C, sebagai
organisme ini tumbuh baik di bawah kondisi seperti itu. Untuk

organisme lain yang digunakan dalam eksperimen biologi, seperti


Saccharomyces cerevisiae ragi pemula, suhu pertumbuhan 30 C
adalah optimal.

Inkubator yang lebih rumit juga dapat mencakup kemampuan


untuk menurunkan suhu (melalui pendinginan), atau kemampuan
untuk mengendalikan kelembaban atau tingkat CO2. Hal ini penting
dalam budidaya sel mamalia, dimana kelembaban relatif biasanya>
95% dan pH yang agak asam dicapai dengan mempertahankan tingkat
CO2 dari 5%.

Kebanyakan inkubator menggunakan timer, beberapa juga dapat


diprogram untuk siklus melalui temperatur yang berbeda, tingkat
kelembaban, dll Inkubator dapat bervariasi dalam ukuran dari meja ke
unit-unit ukuran kamar kecil.

2.2

Kegunaan Inkubator

Berdasarkan kegunaannya secara khusus


(Collins etal, 2004) :
1. Shaker incubator: inkubator yang dilengkapi dengan pengocok
untuk aerasi biakan.
2. Cooled incubator: inkubator untuk suhu inkubasi dibawah suhu
ambient.
3. CO2 incubator: inkubator yang mampu menyediakan keadaan kaya
karbondioksida.
4. Automatic temperature change incubator: inkubator yang
dilengkapi dengan pengatur perubahan suhu otomatis sehingga
tidak perlu memindahkan kultur ke inkubator lain saat
membutuhkan perubahan suhu secara bertahap
5. Portable incubator: inkubator jinjing atau mudah dibawa yang
umumnya diaplikasikan untuk mikrobiologi lingkungan.
Incubator room: suatu ruangan yang diubah menjadi inkubator
sesuai dengan keperluan dan syarat mikrobiologisnya.

2.3

Kalibrasi Inkubator
Kalibrasi Inkubator:

1. Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum memulai


bekerja
2. Bila penyimpangan suhu melebihi 20 , maka pengaturan suhu perlu
di setel kembali
3. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur
dengan disinfektan

2.4

Gambar Inkubator, Fungsi, dan cara penggunaan

INKUBATOR
Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath
yaitu sebagai alat inkubasi pada analisa mikrobiologi.
Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menciptakan
suhu stabil dan konstan
Cara Penggunaan Inkubator :
1. Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu
sebagai alat inkubasi pada analisa mikrobiologi. Inkubator adalah
alat yang digunakan untuk menciptakan suhu stabil dan
konstan.Cara Penggunaan Inkubator.
2. Hidupkan Inkubator dengan menekan power pada posisi ON.
3. Set Temperatur sesuai dengan keinginan kalian.
4. Letakkan Termometer Pada Inkubator Untuk mengetahui kestabilan
suhu incubator.
5. Biarkan selama satu hari.

6. Jika temperature sudah stabil berarti Inkubator sudah siap


digunakan

2.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) inkubator


1). Inkubator

Inkubator merupakan sebuah perangkat yang memungkinkan


mengontrol kondisi lingkungan, seperti suhu dan kelembapan. Sering
digunakan unuk pertumbuhan bakteri, atau memberikan lingkungan yang
cocok untuk kondisi biologis atau reaksi kimia.
Dalam penggunaanya pada proses percobaan di laboratorium, fungsi
inkubator dikategorikan kedalam dua macam yakni:
Dalam mikrobiologi, inkubator adalah sebuah perangkat untuk
mengontrol suhu, kelembapan, dan kondisi yang mikrobiologikal.
Dalam bioteknologi, inkubator digunakan untuk mengatur suhu
lingkungan suatu objek pengamatan. Berbagai macam inkubator
diproduksi oleh perusahaan manufaktur dan beredar dipasaran dengan
spsifikasi yang berbeda.Diantaranya yaitu inkubator model CB 150 model
inkubator satu pintu dengan satu kaca display. Berikut adalah spesifikasi
dari inkubator model CB 150.
Dalam biologi, inkubator adalah alat yang digunakan untuk tumbuh
dan memelihara budaya mikrobiologi atau kultur sel. Inkubator
mempertahankan suhu optimal, kelembaban dan kondisi lain seperti
karbon dioksida (CO2) dan kandungan oksigen dari atmosfer di dalam.
Inkubator sangat penting untuk banyak pekerjaan eksperimental dalam
biologi sel, mikrobiologi dan biologi molekuler dan digunakan untuk kultur
bakteri baik serta sel eukariotik.
Inkubator yang lebih rumit juga dapat mencakup kemampuan untuk
menurunkan suhu (melalui pendinginan), atau kemampuan untuk
mengendalikan kelembaban atau tingkat CO 2.Hal ini penting dalam
budidaya sel mamalia, dimana kelembaban relatif biasanya> 95% dan pH
yang agak asam dicapai dengan mempertahankan tingkat CO2 dari 5%.
Kebanyakan inkubator menggunakan timer, beberapa juga dapat
diprogram untuk siklus melalui temperatur yang berbeda, tingkat
kelembaban, dll Inkubator dapat bervariasi dalam ukuran dari meja ke
unit-unit ukuran kamar kecil.
Inkubator juga digunakan dalam industri perunggasan untuk bertindak
sebagai pengganti ayam.Ini sering mengakibatkan tingkat menetas lebih
tinggi
karena
kemampuan
untuk
mengendalikan
suhu
dan
kelembaban.Berbagai merek inkubator yang tersedia secara komersial
untuk peternak.
2). Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengoperasian

Dalam proses pemasangan atau perakitan ada beberapa prosedur yang


harus diperhatikan yaitu:
1. Memasang Rak.
Periksa bagian kiri dan kanan tempat siku-siku terpasang dengan benar.
Sangkutan di bawah mengarah ke bawah ditempatkan di sisi depan dan
sangkutan samping ditempatkan di paling dalam.
Masukan sangkutan samping ke dalam suatu lubang dari siku sebagai
pendukung dan tekan sisi belakang dengan benar.
Masukan sangkutan bawah ke dalam suatu lubang dari siku sebagai
pendukung dan pasang dengan benar.
Pastikan bahwa masing-masing siku terpasang horisontal dan terpasang
semua dengan benar.
Atur semua siku dan periksa siku sebelah kiri dan kanan pastikan
terpasang di ketinggian yang sama.
Letakkan suatu rak di siku yang sudah terpasang.
2. Meletakkan sample dan bejana ke dalam bilik inkubator
Menghilangkan uap lembab dari sample atau bejana
Buka pintu. pintu tersebut akan menutup oleh magnet
Tempatkan sample di suatu jarak aman pada rak yang seragam.
Tutup pintu dengan hati-hati hingga benar-benar tertutur rapat.
Jika pintu itu tidak tertutup dengan sepenuhnya, pengoperasian
tidak akan berjalan.

3. Menghubungkan steker induk


Pastikan bahwa switch power dan saklar induk dalam keadaan padam.
Sambung steker induk pada saluran AC.
Tahap selanjutnya adalah pengoperasian inkubator. Dalam prakteknya ada
beberapa hal yang harus dilakukan agar alat berjalan dengan baik yaitu:
1}. Pengaturan Pengaman Suhu
a. Pengaturan untuk pengaman suhu. Putar pengatur untuk
melakukan penyesuaian hingga menunjuk pada suhu aman.
Umumnya suhu yang diatur 10C yang lebih tinggi dibanding
pengaturan suhu dalam bilik inkubator.
b. Jangan menetapkan suhu pada 70C atau yang lebih tinggi.
2}. Pengaturan, memulai dan menghentikan penunjuk kendali

a. Menyalakan tombol komponen dan power. Dalam 5 detik akan


muncul cP dan indikator suhu.
b. Pengaturan suhu dapat dilakukan baik ketika dioperasikan atau
tidak.
c. Untuk mengatur penunjuk kendali tekan tombol run/stop. LED
suhu akan berkelip. LED pemanas menyala jika telah aktif.
d. Menghentikan pengaturan penunjuk kendali dengan menekan
tombol run/stop. Kelipan LED suhu berubah menjadi bercahaya.
e. Pastikan penunjuk kendali telah mati sebelum mematikan tombol
power. Jika tidak, alarm peringatan akan berbunyi.
f. Jika tidak digunakan dalam waktu yang lama, matikan tombol power
dan komponen serta cabut steker dari terminal AC.
3}. Pengaturan, memulai dan menghentikan modus pengatur
waktu.
a. Mengatur suhu dari penunjuk kendali sebelum mengatur nilai dari
pengatur waktu.
b. Mengatur waktu pada pengatur waktu untuk semua modus operasi.
Pengaturan dapat dilakukan baik dibawah pengendalian maupun
penghentian.
c. Untuk memulai secara pengoperasian otomatis tekan set dan
pengendalian siap dimulai
d. Jika waktu telah terhitung habis, maka pengoperasian yang telah
diatur otomatis akan berhenti.
e. Hentikan modus operasinya terlebih dahulu, Kemudian tekan
tombol power untuk mematikan inkubator.
f. Jika tidak digunakan lagi dalam waktu lama, tekan tombol power,
lalu cabut steker dari terminal AC.

3). Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Alat


Setelah pemasangan selesai, dan petunjuk pengoperasian dipahami. Ada
satu hal lagi yang harus menjadi perhatian serius agar terhindar dari
kecelakaan saat bekerja yaitu:
1. Memperhatikan tanda peringatan
Bahan pelarut organik atau bahan yang mudah terbakar dan meledak
tidak bisa digunakan dalam ruang inkubator. Misalnya nitrat,peroksida,
garam nitrat, pelarut organik, dll. Ini disebabkan karena fungsi, sifat dan
ciri-ciri beberapa bagian dari inkubator jika dipanaskan akan berada pada
suhu yang tinggi. Jika pengguna menyentuh satu bagian-bagian yang

dilarang selama operasi, atau mengoperasikannya dengan cara yang


salah, bisa dipastikan pengguna akan mengalami kecelakaan yang tak
diduga. Hati-hati dengan tanda peringatan untuk keselamatan dan untuk
mencegah kecelakaan kerja.

Dangerous (Berbahaya).
Mengindikasikan suatu situasi yang sangat beresiko akibat kekeliruan
kerja yang dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.

Warning (Peringatan).
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan
kerja yang dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.

Caution (Perhatian).
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan
kerja yang bisa berakibat kecelakaan atau luka fisik.
2. Warning Label ( Label Peringatan )
Suatu label peringatan terdapat pada alat untuk menunjuk suatu
ketentuan yang penting. Menjaga agar alat awet dan kinerjanyapun dapat
baik dalam waktu yang cukup lama tentunya dibutuhkan suatu perawatan
yang berkala dan rutin dilakukan. Ini mencegah timbulnya kerusakan dan
berperan dalam meminimalisir kecelakaan kerja.

4). Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan


Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses
perawatan/pemeliharaan:
1. Pengujian sambungan utama
sambungkan steker utama. Nyalakan saklar utama dan tekanan uji tombol
dengan suatu tongkat.Ketika saklar dipadamkan, maka berjalan
normal.Jika tidak bekerja secara normal, hentikan operasi dengan segera
dan hubungi agen.Hal tersebut mungkin disebabkan satu resiko akibat
kejutan listrik.
2. Perubahan Dari Sekring
Matikan tombol power dan peralatan untuk keselamatan sebelum
mengubah sekring.
tempatkan ujung obeng minuts ke dalam alur dari sekring . Penyangga
dapat dikeluarkan oleh ujung obeng. Kaitkan sekring baru dengan daya
yang sama. Kapasitas ditunjukkan di bagian logam dari sekring yang
logam. Pada suatu kapasitas tertentu, daya muat sekring tidak bisa
menahan arus berlebih yang terjadi di dalam unit dan mungkin dapat

mungkin menyebabkan satu kecelakaan. Jika sekring yang baru meletup


segera setelah diubah .Hentikan pengoperasian dengan segera dan
memeriksa unit yang sambungkan ke terminal AC.
3. Perawatan
Matikan tombol komponen dan cabut steker dari terminal AC sebelum
dibersihkan.
Bersihkan dengan kain yang lembut atau handuk basah.Jika diperlukan
gunakan netral detergen dan lengkap dengan penyekanya. Ketika
membersihkan bilik, keluarkan komponen pendukung dari siku-siku.

5). Standar Operasional Prosedur (SOP) Kalibrasi Inkubator


1. Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum memulai
bekerja.
2. Bila penyimpangan suhu melebihi 20C , maka pengaturan suhu perlu
di setel kembali.
3. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur
dengan disinfektan.
6). Prinsip Kualifikasi Inkubator
1. Menguji penyebaran suhu udara dalam inkubator.Untuk mengetahui
penyebaran suhu, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah
mempelajari struktur/bentuk inkubator, letak sumber panasnya,
sensor, dan sirkulasi udaranya (perhatikan letak exhaust, bila
ada).Setelah memahami struktur dan bentuk inkubator,
selanjutnya
gunakan thermocouple dan thermorecorder yang sudah terkalibrasi
untuk merekam dan memantau suhu dalam inkubator selama waktu
tertentu (biasanya berdasarkan waktu pemakaian).
Thermocouple (yang seperti kabel) dipasang di port thermorecorder
2. Pemantauan suhu setiap titik pengukuran saat inkubator dibuka dan
ditutup kembali.Saat inkubator dibuka, ada udara dari luar yang
masuk. Hal ini akan mempengaruhi suhu di dalam inkubator. Terlebih
bila membukanya lama.Penentuan lama waktu membuka-menutup
tergantung pada penggunaan. Dengan pengujian ini, waktu
maksimum inkubator dibiarkan terbuka akan diketahui, begitu pula
lama waktu yang diperlukan inkubator mencapai suhu setting saat
inkubator ditutup kembali. Hasil yang baik adalah bila inkubator

mampu menjaga stabilitas suhunya saat pintu dibuka dan ditutup


kembali.
3. Antisipasi bila terjadi pemadaman listrik (power failure).Mirip dengan
prinsip buka-tutup pintu, yang dilihat waktu stabilitas dan
pengembalian suhu.Pada pengujian ini, inkubator dimatikan beberapa
saat sambil dipantau penurunan suhunya, lalu dinyalakan kembali dan
dipantau suhunya hingga mencapai suhusetting.Hasil kualifikasi yang
diharapkan adalah inkubator mampu menjaga suhunya pada waktu
yang maksimal saat listrik padam, hingga generator pabrik dinyalakan,
dan penyesuaian suhu saat inkubator dihidupkan tidak memerlukan
waktu lama.
4. pengujian kualitas inkubator harus dilakukan pada beberapa kondisi:
kosong, terisi penuh, dan terisi sebagian. Isi yang digunakan juga
tergantung pada pemakaian inkubator tersebut.Biasanya digunakan
media bekas pakai sebagai "dummy".Dengan demikian, dapat
diketahui pemerataan suhu dalam inkubator dengan berbagai
kondisi.Hasil yang diinginkan adalah suhu tetap terdistribusi rata
sesuai dengan setting dan display saat kondisi kosong, penuh, maupun
terisi sebagian.

2.5

Perkembangan Inkubator Di Berbagai Negara

Dari pengalaman pengembangan inkubator di Malaysia,


Shanghai, Vietnam, Peru, Korea, dan Eropa dapat
diidentifikasikan dan dijadikan bahan masukan penguatan
inkubator bisnis di indonesia. Ada beberapa catatan yang perlu
mendapatkan pertimbangan. Seperti orientasi model inkubator
yang dikelompokan menjadi:

1. Model inkubator berorientasi pada peningkatan skili/keterampilan.


Model ini berperan sebagai
ajang untuk peningkatan keterampilan dalam bentuk balai latihan
kerja.
2. Model inkubator berorientasi pada jaringan sistem inovasi. Model ini
lembaga incubator berperan untuk dapat mendorong lahirnya inovasi
dari para wirausaha-wirausaha.
4. Model inkubator berorientasi pada pasar ekspor.
Sedangkan faktor pendukung keberhasilan inkubator di beberapa
negara tersebut adalah :
1. Kebijaksanaan pemerintah dan strategi operasional bagi
pengembangan inkubator.

2. Dukungan pemerintah daerah/regional dalam bentuk pendanaan


pembangunan fasilitas fisik inkubator, dan kredit lunak jangka panjang
untuk pengelolaan inkubator.
3. Dukungan lembaga keuangan baik pemerintah maupun swasta
dalam bentuk kredit usaha bagi tenant inkubator.
4. Komitmen perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk
pengembangan tekonologi dan alih eknologi bagi tenant inkubator.
5. Sinergisme dengan science park atau technology park yang
dibangun serentak dengan
pembangunan inkubator.
6. Pendirian badan hukum inkubator yang jelas dengan Tim Pengelola
inkubator yang bekerja penuh, profesional, dan efisien serta diberikan
penghargaan yang layak.
7. Pemilihan lokasi inkubator di pusat kawasan bisnis atau di tengah
science park atau
technology park.
8. Dukungan sarana dan prasarana Teknologi Informasi yang lengkap
bagi tenant inkubator.
9. Penyediaan fasilitas perkantoran pendukung usaha tenant inkubator
di bawah satu atap (informasi pasar, modal ventura, bank dll.)

Inkubator Bisnis adalah wadah sebagai upaya untuk


menumbuhkan wawasan dan minat mahasiswa dalam
memerapkan sebuah peluang kerja secara mandiri maka dengan
adanya Inkubator Bisnis akan mampu memberikan pemahaman
perlunya suatu jiwa kewirausahaan dalam rangka pembangunan
nasional, selain itu Inkubator Bisnis menjadi suatu mediator bagi
mahasiswa dengan menyediakan berbagai macam produk serta
mengembangkan program yang merupakan komitmen
berdasarkan pada visi dan misi.
Dari waktu kewaktu Inkubator Bisnis mulai berkembang dengan
berbagai macam produk baru seperti makanan, minuman, kue
tradisional, aneka ragam kerajinan tangan, peralatan tulis, baju
dan aksesori. Sehingga dengan banyaknya produk yang terjual
di Inkubator Bisnis dapat memberikan sumbangsih bagi para
mahasiswa untuk datang dan belajar bagaimana menjadi
seorang wirausaha sejati.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada umumnya sistem penghangat atau Cara Penggunaan Inkubator :
1. Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu
sebagai alat inkubasi pada analisa mikrobiologi. Inkubator adalah
alat yang digunakan untuk menciptakan suhu stabil dan
konstan.Cara Penggunaan Inkubator.
2. Hidupkan Inkubator dengan menekan power pada posisi ON.
3. Set Temperatur sesuai dengan keinginan kalian.
4. Letakkan Termometer Pada Inkubator Untuk mengetahui kestabilan
suhu incubator.
5. Biarkan selama satu hari.
6. Jika temperature sudah stabil berarti Inkubator sudah siap
digunakan
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba
pada suhu yang terkontrol (umumnya di atas suhu ambient) serta
dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/10351057/MAKALAH_BABY_INCUBATOR
ttp://www.alatlabor.com/article/detail/65/co2-inkubator-inkubator
http://kimiakelompok3.blogspot.co.id/2014/10/standar-operasional-prosedursop.html

http://rddachie.blogspot.co.id/2013/03/instrument-dasar-laboratorium-bag-1.html
http://www.smecda.com/kajian/files/hslkajian/pertumbuhan_inkubator.pdf

Anda mungkin juga menyukai