Gambar 6.14
Friksi dari udara pada saluran lurus pada laju alir volumetrik pada 10 sampai 2000 ft3
/ min (20 sampai 3000 m3 / h). Berdasarkan udara standar pada densitas 0,057 lb/ft3
(1,2 kg/m3), mengalir melalui saluran logam lapisan seng yang seimbang, bersih dan
bundar dengan 40 sambungan per 100 ft (30 m). Jangan melakukan ekstrapolasi
dibawah grafik. (Di print ulang dari 1972 ASHRAE Handbook-Fundamentals,
dengan ijin tertera).
6.8 PEMBESARAN DAN KONTRAKSI
Gambar 6.15
Bagian pertama dari chapter ini diabdikan untuk aliran tetap dari fulida pada
bagian dari pipa lingkaran, yang mengalir dari jalan masuk pipa. Tetapi, pada setiap
contoh pada chapter ini ada tempat dimana aliran masuk dan keluar dari pipa. Pada
contoh 6.1, 6.3, dan 6.4 fluida mengalir dari waduk ke pipa dan meninggalkan pipa
menuju waduk kedua. Kehilangan friksi dihubungkan dengan perpindahan itu, lihat
Gambar 6.15.
Untuk pembesaran bisa kita hitung efek friksinya menggunakan basis dari
asumsi sederhana; perhitungannya; didasarkan pada keseimbangan momentum,
ditunjukkan di Sec 7.3. Hasil dari perhitungan ini bisa dibuat menjadi
EQ. 6.25
Dimana K adalah tetapan konstan, yang disebut koefisien resistan, yang
bergantung pada rasio dari diameter dua pipa yang terlibat, dan V adalah besar dari
dua viskositas yang terlibat. Data eksperimen menunjukkan hubungan yang baik [9].
Tidak ada seorangpun yang berhasil menghitung efek friksi dari kontraksi tiba-tiba
tanpa bergantung dari data eksperimen. Bagaimanapun, seperti ditunjukkan [9]
bahwa data eksperimen juga ditunjukkan oleh perhitungan yang sama. Nilai
eksperimen K untuk kontraksi ditunjukkan oleh Gambar 6.16, begitu juga dengan
nilai perhitungan K pada ekspansi mendadak.
Dari gambar 6.16 dapat dengan jelas diketahui, semakin besar perubahan
diameternya, maka semakin besar tekanan yang hilang. Alasan dari hilangnya
tekanan yang hilang adalah sebagai berikut:
1. Pada ekspansi mendadak, fluida di lambatkan pada kecepatan yang relatif tinggi
dan energi kinetik tinggi pada pipa kecil ke pipa dengan kecepatan rendah dan energi
kinetik rendah pada pipa besar. Proses ini terjadi tanpa friksi, dimana energi kinetik
akan diubah ke usaha injeksi dan berakhir dengan peningkatan tekanan. Pada
ekspansi mendadak prosesnya terjadi di campuran fluida dan olakan disekitar
pembesaran. Energi kinetik dari fluida diubah menjadi energi dalam. Jadi, saat
kecepatan aliran kebawah menjadi nol, kehilangan friksi menjadi sama dengan energi
kinetik aliran keatas. Hal ini ditunjukkan oleh Eq. 6.25 dengan K = 1, dimana
nilainya adalah nilai pada kecepatan aliran kebawah nol pada Fig. 6.16 (lihat
pembahasan pada Sec. 5.5).
2. Pada kontraksi mendadak aliran tidak masuk kedalam pipa sepenuhnya pada arah
aksial. Tetapi, masuk aliran itu datang dari semua arah, seperti digambarkan pada
gambar 6.15. (Aliran itu tidak sepenuhnya satu dimensi, tapi dua atau tiga dimensi).
Saat memasuki pipa, aliran mengikuti pola yang ditunjukkan pada gambar 6.17.
Gambar 6.16
Fluidanya membentuk leher/lajuran, yang disebut vena contracta, saat aliran
masuk menuju tabung. Aliran mengalir ke leher itu disebabkan oleh kecepatan radial
ke dalam dari fluida saat masuk kedalam tabung. Karena masuknya secara radial,
fluida melampaui dinding dan mengalir ke leher. Leher ini dikelilingi oleh fluida
yang menggenang. Pada leher, kecepatannya lebih besar dari kecepatan pada aliran
ke bawah, dimana kecepatannya secara praktek seragam dengan seksi berseberangan
pada pipa. Energi kinetik ini tidak sepenuhnya kembali seiring dengan peningkatan
tekanan, tetapi mengarah pada hilangnya friksi yang ditunjukkan pada Eq. 6.25
dengan nilai K dari Gambar. 6.16.
Pembahasan kita pada hilangnya friksi pada bagian masuk dan bagian
keluar hanya membahas tentang aliran turbulen saja. Pada aliran alminar, efek-efek
tersebut umumnya dapat diabaikan, karena energi kinetik pada umumnya dapat
diabaikan pada efek viskositas.
Gambar 6.17
Contoh 6.10 Hitung kesalahan yang dibuat pada contoh 6.4 dengan
mengabaikan kehilangan ekspansi dan konstraksi.
Dari gambar 6.16 kita bisa melihat bahwa aliran dari tanki menuju pipa
dengan koefisien K adalah 0,5 dan untuk aliran dari pipa menuju tangki 1.0. jadi,
kehilangan friksi yang disebabkan ekspansi dan kontraksi harusnya 1.0 + 0.5 = 1.5
(energi kinetik dari fluida pada pipa). Pada contoh 6.4 kecepatannya adalah 13.0 ft /
s; jadi, hal ini dapat dikerjakan dengan
EQ 6.AF
Hal ini 0,4 persen dari 484 psi yang dihitung pada contoh 6.4. pada
contoh ini pipanya panjang (3000 ft). jika pipanya pendek, kehilangan kontraksi dan
ekspansi akan sama besarnya, tetapi persentase kesalahan yang diabaikan akan
semakin besar. Kita juga bisa mempertimbangkan peran dari keran menggunakan Eq.
6.25. Katup yang tertutup sepenuhnya sama dengan perhitungan diatas, dengan
menganggap K = ; subtitusikan nilai itu ke Eq. 6.AF lalu ke Eq. 5.5
menunjukkan nilai V=0, sehingga menunjukkan hasil pada katup tertutup yang harus
dihasilkan. Katup dengan aliran yang bisa diatur (seperti pada bak cuci pada dapur
dan kamar mandi), dengan efek dari variabel Ks; terbuka besar, dan memiliki nilai K
yang kecil, saat katup terbuka akan memiliki nilai K yang tak terhingga, dan dengan
penyesuasian yang sesuai akan mengatur nilai dari diantaranya, sehingga bisa
mengatur aliran.