Anda di halaman 1dari 32

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM

SULTAN AGUNG NOMOR : 05/PER/RSISA/I/2014


TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN BIMBINGAN
ROHANI ISLAM

Tindakan

Nam
a

Jabatan

Disiapkan

Khusnul Khotimah, SpdI,


M.Si

Diperiksa

H. Samsudin, S.Ag, M. Ag Manajer BPI

Disetujui

Dr. H. Masyhudi AM, M.


Kes

Kabag BRI

Direktur
Utama

Tandatan
gan

Tanggal
2 Januari 2014

7 Januari 2014

11 Januari
2014

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM


SULTAN AGUNG NOMOR : 05/PER/RSISA/I/2014
Tentang :
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN BIMBINGAN
ROHANI ISLAM RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN
AGUNG
MENIMBANG

1. Bahwa manusia adalah makhluk fisik sekaligus


psikologis
yang saling berkaitan, setiap penyakit
yang menyerang fisik manusia, pastilah juga
mempengaruhi kondisi psikisnya yang dipengaruhi
religiusitasnya.
2. Bahwa pelayanan medis diwajibkan memberi
bimbingan rohani kepada setiap pasien di rumah
sakit karena pasien tidak hanya memerlukan
perawatan secara klinis semata tetapi memerlukan
penguatan rohani oleh orang yang ahli di bidangnya.
3. Bahwa Bimbingan Rohani Islam mempunyai peran
yang sangat besar sebagai upaya membantu
kesembuhan para pasien di Rumah Sakit yakni
mampu
membantu
menenangkan
jiwa
dari
goncangan penyakit yang di derita, mengembalikan
kepercayaan
diri
dan
motivasi
pasien,
dan
membantu para pasien untuk tetap tabah dalam
menghadapi ujian dari Allah SWT.
4. Bahwa untuk dapat memberikan bimbingan rohani
kepada pasien secara efektif yang akan berdampak
pada kecepatan upaya penyembuhan pasien,
dipandang perlu ditetapkan Pedoman Pelayanan
Bagian Bimbingan Rohani Rumah Sakit Islam Sultan
Agung dengan surat keputusan direktur.

MENGINGAT

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


tahun 2010 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
HK.07.06/III/2371
tentang
Ijin Penyelenggaraan
Rumah Sakit Islam Sultan Agung

4. Surat Keputusan Pengurus Badan Yayasan Badan


Wakaf Sultan Agung Nomor 68/SK/YBWSA/V/2013
tentang Pengesahan Struktur Organisasi Rumah Sakit
Islam Sultan Agung.

5. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf


Sultan Agung Nomor : 090/SK/YBWSA/XII/2009
tentang Pengangkatan Direksi Rumah Sakit Islam
Sultan Agung (RSI-SA) Masa Bakti 2009-2013.
6. Pedoman
Organisasi
Bidang
Bimbingan
Dan
Pelayanan Islami Rumah Sakit Islam Sultan Agun
Nomor : 63/PDM/BPI/RSI- SA/XII/2013
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN

PERTAMA

Memberlakukan
Pedoman
Nomor
:
1/PDM/BPI/RSI-SA/I/2014
tentang
Pelayanan
Bimbingan Rohani Islam (BRI) Rumah Sakit Islam
Sultan Agung sebagaimana terlampir dalam surat
keputusan ini.

KEDUA

Pedoman ini berlaku sejak tanggal diterbitkan


dan dilakukan evaluasi setiap tahunnya

KETIGA

Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya


perubahan
dan perbaikan, maka akan dilakukan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan Di : Semarang
Pada Tanggal : 09 Rabiul Awwal 1435
H
11 J a n u a r i 2014 M
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG

Dr. H. Masyhudi AM,


M. Kes Direktur Utama

TEMBUSAN Yth :
1. Seluruh Manajer
2. Seluruh Kepala Instalasi
3. Arsip

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM


SULTAN AGUNG NOMOR : 05/PER/RSISA/I/2014
TANGGAL : 11 JANUARI 2014

BAB I
PENDAHUL
UAN
1.1. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah suatu unit organisasi pelayanan
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara
paripurna kepada segenap lapisan masyarakat meliputi
pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif yang
terpadu dengan pelayanan promotif dan preventif dalam
keseimbangan fisik, mental, emosional maupun spiritual.
Untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat
secara paripurna, perlu didukung oleh sumber daya
rumah sakit yang cukup agar kegiatan pelayanan dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Karenanya rumah sakit
perlu

memiliki

memberikan

sumber

pelayanan

daya
secara

insan

yang

responship

mampu
terhadap

kebutuhan masyarakat, yaitu tersediannya pelayanan


kesehatan secara islami.
Berdasarkan pada Konsep Sehat WHO semenjak
tahun 1948 yang menyatakan bahwa: Health is state of
complete pysical, mental and sosial well-being and not
merely the absence of disease or infirmity, ternyata
dengan konsep tersebut belum menemukan solusi yang
universal

terhadap

penyembuhan

holistic,

demi

mewujudkan penyembuhan secara holistic, maka Mulai


awal tahun 1998 konsep sehat menurut WHO ditambah
dengan

aspek

SPIRITUAL.

Dengan

masuknya

unsur

spiritual dalam konsep sehat, maka pelayanan kesehatan


islami

akan

mudah

direalisasikan.

Sebab

Kesehatan

adalah nikmat yang sangat penting dalam pandangan


islam.
Islam memandang dan menempatkan nikmat sehat
menjadi nikmat

kedua

sesudah

keimanan.

nikmat

yang

harus

diminta

Sebagaimana

sabda

Rosulullah:Mohonlah

kesehatan

kepada Allah, sesungguhnya karunia yang paling baik


sesudah keimanan adalah kesehatan (HR.Ibnu Majjah).
Dengan konsep sehat secari islami diharapkan mampu
menciptakan komitmen keagamaan yang tinggi bagi
pasien.

D.B.Lardson,

dalam

bukunya

Religious

Commitment and Health mengatakan, bahwa komitmen


keagamaan sangat penting dalam: Mencegah seseorang
jatuh sakit, Meningkatkan kemampuan seseorang dalam
menghadapi

penderitaan

ketika

sedang

sakit

dan

Mempercepat penyembuhan penyakit ketika seseorang


sedang sakit.
Idealnya

yang

berperan

penting

dalam

proses

tersebut adalah dokter atau ahli medis yang menangani


secara langsung terhadap pasien, akan tetapi dengan
berbagai

macam

kendala

baik

waktu

maupun

kemampuan keilmuannya, sebagai solusi maka peran


pendekatan

spiritual

dialihkan

kepada

petugas

kerohanian.
Petugas

kerohanian

merupakan

proses

pemeliharaan,

melaksanakan

petugas

yang

pengurusan,

penjagaan aktivitas rohaniah, insaniah, agar tetap berada


dalam situasi dan kondisi yang fitrah dalam rangka
mewujudkan keyakinan, sabar, tawakal, berikhtiar dalam
mengatasi masalah, menjalani anugerah nimat yang
berupa kesehatan.
Bagian kerohanian merupakan salah satu bagian
non

medis

yang

memiliki

peran

dalam

mendukung

pelayanan islami di RSI Sultan Agung, sehingga perlu


dibuatkan pedoman pelayanan dalam pelaksanaan tugas.
1.2.

Tujuan Pedoman

Adapun yang menjadi tujuan dari adanya pedoman


pelayanan

Bimbingan

Rohani

islam

adalah

sebagai

berikut :
1. Agar dalam memberikan pelayanan Bimbingan Rohani
islam lebih terprosedur.
2. Menjadi pedoman Bimbingan Rohani Islam dalam
melakukan pelayanan.

1.3.

Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan Bimbingan Rohani islam
meliputi Pelayanan Psikorelegius Pasien dan Pembinaan
Karyawan sebagai berikut:
1. Pelayanan Bimbingan Psikospiritual Pasien

Motivasi Spiritual

Bimbingan tayamum bagi orang sakit

Bimbingan Salat bagi orang sakit

Ajakan bersedekah ketika tertimpa musibah

Bimbingan Dzikir dan doa

Bimbingan bersabar, bersyukur, ikhlas dan bertawakkal

Bimbingan fiqih orang sakit

Bimbingan fiqih wanita

Bimbingan Membaca Al Quran

Bimbingan mengucapkan kalimat Tayibah

Bimbingan/ Ajakan berhusnudz-dzan kepada


Allah maupun sesama

Ajakan mengambil hikmah dibalik musibah

pengajian pasien Hemodialisa

Bimbingan Puasa bagi orang sakit

Bimbingan Pasien Pra Operasi

Bimbingan Pasien Post Operasi

Bimbingan Pasien Sakaratul Maut

Konsultasi Keagamaan Pasien

2. Pembinaan Rohani Karyawan

Kajian Doa Pagi

Pembelajaran/ Tahsin Al Quran

Kajian Tafsir

Kajian Annisa

1.4.

Tahtimul Quran

Tes Keagamaan Karyawan

Konsultasi Keagamaan

Konsultasi Pra Nikah

Mujahadah

Batasan Operasional
1. Bimbingan Psikorelegius Pasien
Merupakan

suatu

proses

pemeliharaan,

pengurusan, penjagaan aktivitas rohaniah, insaniah,


agar tetap berada dalam situasi dan kondisi yang
fitrah dalam rangka mewujudkan keyakinan, sabar,
tawakal,

berikhtiar

dalam

mengatasi

masalah,

menjalani anugerah nimat yang berupa kesehatan.


2. Pembinaan Keagamaan Karyawan
Merupakan suatu poses pembinaan keagamaan
kepada karyawan yang meliputi pembinaan mental
spiritual dan penambahan hazanah ilmu keagamaaan
serta menanamkan kultur islam melalui simbul simbul
islam maupun pengembangkan budaya islam.
1.5.

Landasan Hukum
1. WHO Tahun 2004
2. PerMenKes Republik Indonesia Nomor
411/MENKES/PER/III/2010

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Spesifikasi
Pendidikan
S2. Study Islam
S1. Agama Islam

Nam
a
Khusnul
Khotimah
Ahmad Muhith

Jumla
h
1
Orang

Burhan Ali
Setiawan
Muhammad

3
Orang

Misbach
2.2. Distribusi Ketenagaan
1. Ka. Bag. Bimbingan Rohani Islam : 1 Orang
2. Petugas Pelaksana
2.3.

: 3 Orang

Pengaturan Jaga
1. Karyawan Bimbingan Rohani Islam
Dinas Pagi Karyawan
BRI
Dinas Sore Karyawan
BRI

Pukul 07.00 14.00


WIB
Pukul 12.00
19.00.WIB

BAB III
STANDAR
FASILITAS
3.1. Denah Ruang

R. Perpus Diklat Akses Jalan Kelua Masuk

R.

DiklatR. KPPRS, BRI & P

R. BPI & PMKP

3.2. Standar Fasilitas


1. Sarana dan Prasarana Minimal BRI
(Berdasarkan
Jenderal

Departemen

Pelayanan

Kesehatan

Medik

RI

Direktorat

Direktorat

Rumah

Sakit

Khusus Dan Swasta Sub Direktorat Penunjang Medik ).


No
.
1

Jenis Kelengkapan
Gedung

Ventilasi

Penerangan

Air Mengalir, Bersih

Daya Listrik

Tata Ruang :
a. Ruang Tunggu
b. Ruang Administrasi /
Arsip
c. Ruang Pembuatan
Sediaan

Keteranga
n
AC 1 PK/20
m
20 Watt /
m
2200 VA

3 m
-

d. Ruang Perpustakaan

2 m

e. Ruang Rehat

f. WC

2. Jenis Peralatan Minimal BRI


Jenis Kelengkapan

Jumla
h
11

Jas Kunjungan Pasien

Buku Bimbingan Rohani Islam

Buku Bimbingan Pranikah

4
5

Buku Bimbingan Muslimah pada masa


kehamilan
Paket Ibadah

Almari

3.000
Eks
500
Eks
1.000
Eks
81
paket
10

Rukuh

140

Sajadah

30

BAB IV
TATA LAKSANA
PELAYANAN
4.1. Proses Pelayanan Bimbingan Psikorelegius Pasien
1. Pasien Rawat Inap
Langkah langkah pendataan dan proses
pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut :
a. Petugas BRI mendata pasien rawat inap melalui data
pasien rawat inap pada IT Blog
b. Petugas BRI mempersiapkan kebutuhan bimbingan
berupa; Data pasien rawat inap, buku bimbingan
rohani pasien, form RM Bimbingan Rohani, Bulpoint,
leaflet tuntunan tayamum, leaflet doa anak sehari
hari bagi pasien anak dan buku bimbingan muslimah
bagi pasien annisa.
c. Petugas BRI mendatangi keperawatan menanyakan
identitas

pasien

dan

pasien

yang

sangat

membutuhkan bimbingan.
d. Perawat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
petugas BRI.
e. Petugas BRI mulai melakukan bimbingan dengan
prosedur; mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
f. Petugas BRI menanyakan kondisi terkini pasien dan
memerikan motivasi yang dibutuhkan pasien dan
diakhiri dengan doa kesembuhan.
g. Petugas BRI berpamitan dengan mengucapkan salam
dan menutup pintu kamar pasien.
h. Petugas BRI mencatat pada form RM bimbingan
rohani pasien kemudian dimasukkan dalam status
pasien.
i. Petugas

BRI

berpamitan

dengan

keperawatan dan mengucapkan salam.

1
0

petugas

2. Pasien One Day Care/ Hemodialisa


Adapun langkah langkan pendataan dan proses
layanan untuk pasien rawat jalan :
- Petugas BRI mendata pasien rawat inap melalui data
pasien rawat inap pada IT Blog
- Petugas BRI mempersiapkan kebutuhan bimbingan
berupa; Data pasien rawat inap, buku bimbingan
rohani pasien, form RM Bimbingan Rohani, Bulpoint,
leaflet tuntunan tayamum, leaflet doa anak sehari hari
bagi pasien anak dan buku bimbingan muslimah bagi
pasien annisa.
- Petugas BRI mendatangi keperawatan menanyakan
identitas

pasien

dan

pasien

yang

sangat

membutuhkan bimbingan.
- Perawat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
petugas BRI.
- Petugas BRI mulai melakukan bimbingan

dengan

prosedur; mengetuk pintu dan mengucapkan salam.


- Petugas BRI menanyakan kondisi terkini pasien dan
memerikan motivasi yang dibutuhkan pasien dan
diakhiri dengan doa kesembuhan.
- Petugas BRI berpamitan dengan mengucapkan salam
dan menutup pintu kamar pasien.
- Petugas BRI mencatat pada form RM bimbingan rohani
pasien kemudian dimasukkan dalam status pasien.
- Petugas BRI berpamitan dengan petugas keperawatan
dan mengucapkan salam.
4.2. Pelayanan Pembinaan Keagamaan karyawan
1. Kajian Doa Pagi karyawan
- Petugas BPI menyusun jadwal doa pagi dan pemateri.
- Petugas BPI menghubungi pemateri dua hari sebelum
hari pelaksanaan.

- Petugas

BPI

hadir

lebih

awal

15

menit

dan

mempersiapkan kebutuhan pelaksanaan doa pagi


- Petugas BPI menghubungi teknik melalui pesawat
telepon,

jika

ada

kebutuhan

yang

menggunakan

bantuan tenaga teknik.


- Petugas BPI memandu pelaksanaan pengajian doa
pagi yang meliputi pembukaan, pembacaan ayat suci
al-Quran dan terjemah serta menutup dengan doa
penutup majlis.
- Karyawan hadir minimal 5 menit sebelum pelaksanaan.
- Karyawan yang hadir mengisi daftar hadir ditempat yang
disediakan.
- Karyawan

yang

menempati

datang

shof

lebih

paling

depan

dulu
dan

dianjurkan
karyawan

berikutnya menyesuaikan.
- Karyawan yang mengikuti pengajian doa pagi dapat
mengaplikasikan gerakan menghormati majlis.
- Karyawan

yang

mengikuti

pengajian

doa

pagi

dianjukan membawa al-Quran dan buku catatan kecil


untuk menulis materi penting yang disampaikan oleh
pemateri.
2. Tahsin Al quran
- Petugas BPI menginformasikan melalui surat edaran
dan

formulir

tentang

pelaksanaan

screening

kemampuan baca al-Quran kepada seluruh Unit RSI


Sultan Agung.
- Unit RSI Sultan Agung mengumpulkan formulir yang
sudah disediakan oleh Petugas BPI.
- Petugas BPI melaksanakan proses Screening

dan

merekap hasil screening.


- Petugas BPI mengumumkan hasil screening melalui
surat edaran yang dilengkapi dengan pengelompokkan
sesuai kelasnya yaitu kelas
A. B & C yang ditujukan kepada seluruh unit RSI Sultan
Agung

- Petugas BPI membagikan Iqra Bagi karyawan yang


mengikuti pelatihan wajib membawa al-Quran.

- Karyawan

yang

menggunakan

dua

pembelajaran

mengikuti
metode

klasikal

pembelajaran

pembelajaran
dilanjutkan

yaitu
dengan

pembelajaran face to face .


- Setelah proses pembelajaran selesai dalam kurun
waktu enam bulan, maka akan dilaksanakan ujian
kenaikan kelas.
3. Penilaian Berbasis Nilai-nilai Islam
- Bagian Personalia menerbitkan Surat Pemberitahuan
Kepada

Pejabat

karyawan

unit

Struktural
yang

tentang

daftar

nama

yang

akan

bersangkutan

memasuki masa kenaikan berkala dan golongan.


- Pejabat

Struktural

menginformasikan

kepada

karyawan di unitnya masing-masing untuk mengikuti


tes penilaian kinerja berbasis penerapan nilai-nilai
Islam.
- Karyawan yang akan mengikuti tes kenaikan berkala
dan golongan diberi kesempatan untuk belajar /
training supaya memenuhi program penilaian kinerja
berbasis

penerapan

nilai-nilai

Islam

(proses

pembelajaran).
- Tes Penilaian dilaksanakan oleh Petugas Bimbingan
dan Pelayanan Islami sesuai dengan jadwal yang akan
diberitahukan

bersamaan

dengan

surat

pemberitahuan usulan / rencana kenaikan berkala dan


golongan.
- Karyawan yang mengikuti tes penilaian terlebih dahulu
mengambil kartu penilaian di bagian personalia.
- Karyawan yang telah mengikuti tes penilaian dan
dinyatakan lulus mengembalikan kartu penilaian ke
bagian

Personalia

berkala/golongan.
4. Bimbingan Pranikah

untuk

diproses

kenaikan

- Karyawan mengajukan surat permohonan izin nikah


kepada

Bagian

pelaksanaan.

Personalia

sebulan

sebelum

hari

- Bagian Personalia memberikan surat jawaban beserta


informasi

untuk

melakukan

kepada petugas

bimbingan

pra

nikah

BPI seminggu setelah pengajuan

surat permohonan izin nikah.


- Bagian Personalia memberikan informasi kepada BPI
tentang Nama dan Unit karyawan yang mengajukan
surat izin nikah
- Karyawan

yang

mengajukan

surat

izin

nikah

menghubungi petugas BPI paling lambat 10 hari


sebelum

hari

pelaksanaan

untuk

melaksanakan

Bimbingan Pranikah.
- Petugas

BPI

mempersilahkan

karyawan

yang

mengajukan surat izin nikah untuk melaksanakan


proses bimbingan pranikah
- Petugas BPI memberikan buku Bimbingan Pranikah
kepada Karyawan yang mengajukan surat permohonan
izin nikah
- Petugas

BPI

menyerahkan

merekap
hasil

hasil

rekapitulasi

bimbingan
kepada

dan
Bagian

Personalia.
4.3. Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah pada bagian BRI diserahkan
sepenuhnya kepada bagian Sanitasi.
4.4. Laporan Hasil dan Arsip
1. Pendokumentasian Hasil Bimbingan Psikospiritual
a. Petugas

yang

psikorelegius

sudah
kepada

melaksanakan
pasien

bimbingan

mencatat

hasil

bimbingan pada buku laporan harian bimbingan


psikorelegius dan merekap setiap hari, minggu dan
bulan.
b. Petugas

pelaksana

melaporkan

hasil

rekapitulasi

mingguan setiap bulan kepada Kepala Bagian BRI.

c. Kepala

Bagian

merekap

hasil

laporan

dari

staf

pelaksana bulanan dan triwulan.


d. Kepala Bagian melaporkan hasil rekapitulasi kepada
Manajer BPI setiap triwulan sekali

2. Arsip
a. Setelah hasil rekapitulasi dilaporkan kepada manajer
disetujui, kepala bagian melakukan pengarsipan.
b. Kepala Bagian bersama dengan staf pelaksana
menindaklanjuti laporan bulan kemarin untuk
perbaikan pada bulan berikutnya.

BAB V
LOGIS
TIK
5.1. Permintaan Barang (Stock) ke Logistik
Logistik

merupakan

segala

sesuatu

baik

sarana, prasarana dan semua barang yang diperlukan


untuk Bimbingan Rohani Islam dalam rangka pelaksanaan
pelayanan.
Adapun prosedur yang perlu diperhatikan
dalam

proses permintaan

barang

(stock) ke logistik yaitu :


1. Petugas

BRI menulis permintaan barang (stock)

melalui blangko permintaan barfang yang sudah


disediakan oleh bagian Logistik.
2. Blangko permintaan barang dibubuhkan ditanda tangani
oleh Ka. Bag. BRI
3. Petugas BRI menyerahkan blangko permintaan barang
kepada bagian Logistik paling lambat tanggal 6 setiap
bulan.
4. Petugas Logistik menerima blangko permintaan dari bagian
BRI.
5. Pada hari berikutnya Petugas BRI mengambil barang
yang telah diminta ke bagian Logistik.
6. Petugas BRI melakukan pengecekan antara Blangko
permintaan dengan barang yang diserahkan.
7. Apabila barang yang diserahkan sesuai dengan
permintaan, Petugas BRI menandatangani penerimaan
pada Blangko permintaan.
8. Barang yang sesuai dibawa ke Bagian BRI dan dilakukan
pengecekan ulang oleh Petugas BRI yang lain.
9. Barang yang telah diterima dicatat oleh Petugas BRI
ke dalam kartu inventaris barang logistik.
10.
Petugas BRI menempatkan Barang pada tempat yang
sudah disediakan.

5.2. Permintaan Barang (Non Stock) ke Logistik


Adapun prosedur yang perlu diperhatikan
dalam
Stock) ke logistik yaitu :

proses permintaan barang (Non

1. Petugas

BRI

membuat

Permintaan

Pembelian

(PP)

melalui blangko permintaan yang sudah disediakan oleh


bagian Logistik.
2. Blangko Permintaan Pembelian barang di cetak dan
dibubuhkan tanda tangan oleh Ka. Bag. BRI
3. Petugas

BRI

mencatat

ke

dalam

Buku

ekspedisi

Permintaan Pembelian barang.


4. Petugas

BRI

menyerahkan

blangko

permintaan

pembelian barang kepada Logistik.


5. Petugas
Pembelian

logistik
lalu

menerima

Blangko

menandatangani

buku

Permintaan
ekspedisi

Permintaan Pembelian.
6. Barang akan diproses oleh Petugas Logistik.
7. Petugas Logistik menghubungi Petugas BRI apabila
barang telah ada dan dapat diambil.
8. Petugas

BRI

mengambil

barang

lalu

mengecek

kesesuaian barang berupa :


Kondisi Barang
Jumlah Barang yang diminta dengan barang yang ada
9. Barang yang telah sesuai dibawa dan dicatat tanggal
penerimaan barang pada buku ekspedisi Permintaan
Pembelian BRI.
10.

Barang yang telah dibawa oleh Petugas dilakukan

pengecekan ulang, adapun yang dicek yaitu:


Kondisi Barang
Jumlah Barang
Tanggal expired Barang
11.

Selanjunya Petugas BRI mencatat tanggal diterima

barang dan tanggal pertama kali digunakan barang.


12.

Setelah dicatat tanggal terima barang dan pertama

kali digunakan barang, selanjutnya barang ditempatkan


ke dalam tempat yang tersedia.

BAB VI
KESELAMATAN
PASIEN
5.1. Pengertian
Merupakan suatu system yang membuat asuhan
pasien di Rumah Sakit menjadi lebih aman. Sistem ini
mencegah

terjadinya

cedera

yang

disebabkan

oleh

kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak


mengambil tindakan yang seharusnya di ambil.
5.2. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan pelaksanaan
keselamatan pasien
(Patient Safety) :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.
2. Meningkatnya
terhadap

pasien

akuntabilitas Rumah

Sakit

dan masyarakat.

3. Menurunnya angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di


Rumah Sakit.
4. Terlaksananya program program pencegahan sehingga
tidak terjadi pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD).
5.3. Tata Laksana Keselamatan Pasien
1. Menggunakan Alat Pelindung Diri Pada Saat
Menangani Pasien
a. Masker Surgical
Petugasmenggunakan
kemungkinan

masker apabila
pasien menderita

penyakit yang menular


b. Sarung Tangan
2. Daftar Nomor Telepon Penting

Sangat penting untuk menangani keadaan darurat,


terutama bagi pasien

Daftar Nomor Telepon Darurat Gedung RSI Sultan


Agung
No
.
1

Keteranga
n
PPI

Nomor Telepon
/ Ext.
469

Patient Safety

322

Pos Satpam

Loundy

456

Sanitasi

558

Teknik

117

Kendaraan

565

CS

180

Logistik

544

10

B. Maruf

444

11

B. Syifa

333

12

B. Athfal

222

13

B. Rijal

536

14

B. Salam I

535

15

B. Salam 2

543

16

B. Nisa 1

17

B. Nisa 2

537

18

B. Izzah 1

156

19

B. Izzah 2

20

Hemodialisa

155

21

ICU

539

22

Operator

23

Rekam Medik

450, 500, 501

100/101
548

BAB VII
KESELAMATAN
KERJA
7.1. Keselamatan Umum
1. Aturan Umum Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan aturan yang penting
untuk mencegah penyebaran infeksi, langkah
langkahnya sebagai berikut :
a. Tuangkan Cairan anti septik / sabun ke telapak tangan
secukupnya.
b. Gosokkan kedua telapak tangan.
c. Gosok punggung tangan dan sela sela jari tangan
kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya.
d. Gosok kedua telapak tangan dan sela sela jari.
e. Jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya.
g. Gosokkan dengan memutar ujung jari jari tanagn
kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
h. Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
i. Keringkan kedua tangan dengan tissue.
Dengan memperhatikan 5 moment mencuci
tanang sebagai berikut :
a. Sebelum Menyentuh Pasien.
b. Sesudah Menyentuh Pasien.
c. Sebelum Melakukan Tindakan Anti Septik.
d. Apabila Terkontaminasi ( Cairan, Tertusuk Jarum, ddl ).
e. Setelah dari Lingkungan Pasien.
2. Keselamatan di BRI
Alat Pelindung Diri (APD)
a. Masker Surgical

2
0

Semua petugas harus menggunakan masker apabila


menangani pasien yang kemungkinan mempunyai
penyakit menular.
b. Sarung Tangan
Semua alat APD harus ditanggalkan sebelum
meniggalkan area bekerja dan tidak dibawa pulang.
7.2. Prosedur Penanganan Kecelakaan BRI
Terpajan Cairan Tubuh ( Kulit, Mata, Hidung dan
Mulut )
1. Cuci dengan air mengalir selama 10 15 menit.
2. Untuk mata cuci dengan air mengalir dari pangkal ujung
mata dekat hidung dengan memiringkan kepala.
3. Untuk kulit cuci dengan air mengalir dan air sabun /
desinfektan (Jika perlu, bilas menggunakan alkohol 70
%) dan keringkan dengan handuk bersih.
4. Penanganan selanjutnya sesuai alur prosedur.

BAB VIII
PENGENDALIAN
MUTU
Pengendalian Mutu meliputi:
1. Bimbingan Psikospiritual kepada pasien rawat Inap
Bimbingan Psikospirituual pasien rawat inap dapat diberikan
kepada semua pasien yang sedang dirawat selama di
Rumah

Sakit

Islam

sultan

Agung

minimal

satu

kali

kunjungan selama berada di Rumah Sakit Sultan Agung.


Dalam pelaksanaan bimbingan spikospiritual petugas selain
memberikan
2. Pembinaan Keagamaan Karyawan
3. Inventaris Barang-barang peduli Ibadah

BAB IX
PENUT
UP
Telah disusun Buku Pedoman Pelaksanaan Administrasi
bagian

Bimbingan

digunakan

Kerohanian

sebagai

acuan

Islam

RSI-SA,

pelaksanaan

yang

kegiatan

dapat
bagian

Bimbingan Kerohanian Islam dalam upaya meningkatkan mutu


pelayanan yang islami.
Buku

Pedoman

Pelaksanaan

Administrasi

Bimbingan

Kerohanian Islam ini disusun dengan harapan dapat menjadi


acuan dan pedoman bagi kita, khususnya yang bertugas di unit
Bimbingan

Kerohanian

Islam.

Pedoman

kerja

Bimbingan

Kerohanian Islam ini akan ditinjau ulang secara periodic, oleh


sebab

itu

masukan

yang

bersifat

membangun

sangat

diharapkan.
Akhirnya saya sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan Buku Pedoman
Administrasi Bimbingan Kerohanian Islam ini, semoga Allah
SWT selalu menyertai pekerjaan kita.

Anda mungkin juga menyukai