Anda di halaman 1dari 23

TUGAS AKHIR

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu.

Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan
gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar,
jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran
sampai derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat
osilasinya.
2.2

Getaran Bebas
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada

dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luar yang bekerja. Sistem yang
bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang
merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan
kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami
getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.

Gambar 2.1 Grafik Simpangan Terhadap Waktu


TEKNIK MESIN

TUGAS AKHIR

2.2.1 Getaran Bebas Tanpa Peredaman


Getaran bebas terjadi akibat adanya gaya yang bekerja dalam sistem itu
sendiri dan mengakibatkan berisolasi serta tidak ada gaya luar yang bekerja.Sistem
yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang
merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan
kekuatannya.Semua sistem yang memilki massa dan elastisitas dapat mengalami
getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.Hukum Newton
kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak sistem.

Gambar 2.2 Diagram Benda Bebas Sistem Massa Pegas


Seperti yang ditunjukkan gambar diatas, perubahan bentuk pegas pada
posisi kesetimbangan statik adalah , dan gaya pegas k adaah sama dengan gaya
gravitasi w yang bekerja pada massa m.
k =w=m . g
Dengan mengukur simpangan x dari kesetimbangan statik, maka gaya-gaya
yang bekerja pada m adalah k( + x) dan w.dengan x dipilih positif dalam arah ke
TEKNIK MESIN

TUGAS AKHIR

bawah, semua besaran berupa gaya, kecepatan, dan percepatan juga positif dalam
arah ke bawah. Bilamana hukum Newton kedua untuk gerak di terapkan pada
massa m sebagai berikut:
F = m.a
F = 0
w - k = 0
w = k ..................... pers. (1)
F = m.a
w k ( + x) = mx
w k kx = mx
w w kx = mx
mx + kx = 0 ................ pers. (2)
Dimana :
x = A sin t + B cos t
x = A cos t B w sin t
x = -A sin t B cos t
Maka :
mx + kx = 0
m (-A sin t B cos t) + kx = 0
m (-) (A sin t + B cos t) + kx = 0

x
-m x + kx = 0
(-m + k ) x = 0

TEKNIK MESIN

TUGAS AKHIR

Getaran terjadi, jika x 0.Oleh karena itu (k-m) = 0 dan akibatnya


-m + k = 0
k = m
=

k
m
=

k
m

rad
)
s

2.2.2 Getaran Bebas Dengan Peredaman

Gambar 2.3 Getaran Bebas Dengan Peredaman

Koordinat bebas (independent coordinates) diperlukan untuk menetapkan


susunan atau posisi sistem pada setiap saat, yang berhubungan dengan jumlah
derajat kebebasan (degree of freedom).Derajat kebebasan (degree of fredom)
adalah jumlah koordinat independen yang dibutuhkan untuk menentukan posisi
atau gerak secara lengkap bagian dari sistem.
Getaran tanpa redaman atau undumped vibration adalah getaran yang tidak
ada energi yang hilang atau diserap (didisipasi) oleh gesekan atau tahanan yang
lain selama osilasi. Jika ada energi yang hilang atau diserap maka getaran yang
terjadi dinamakan getaran teredam atau damped vibration.
TEKNIK MESIN

TUGAS AKHIR

Sistem yang bergetar mengalami redaman sampai derajat tertentu karena


energi didisipasi oleh gesekan dan tahanan lain. Jika redaman itu kecil, maka
pengaruhnya sangat kecil pada frekuensi natural sistem dan hitungan frekuensi
natural biasanya dilaksanakan atas dasar tidak ada redaman. Redaman sangat
penting untuk membatasi amplitudo osilasi waktu resonasi.
Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada
massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas.Bila bergerak dalam
fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida.Gaya akibat
kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan
(viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI).
c= . c c
Persamaan geraknya dapat dinyatakan sebagai:
mx + cx + kx = 0
Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup
kecil, sistem masih akan bergetar, namun pada akhirnya akan berhenti. Keadaan
ini disebut kurang redam, dan merupakan kasus yang paling mendapatkan
perhatian dalam analisis vibrasi. Bila peredaman diperbesar sehingga mencapai
titik saat sistem tidak lagi berisolasi, ini mencapai titik redaman kritis. Bila
peredaman ditambahkan melewati titik kritis ini sistem ini disebut dalam keadaan
lewat redam.
Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada
model massa-pegas-peredam adalah :
c c =2. m. n

TEKNIK MESIN

TUGAS AKHIR

Untuk mengkarakteristik jumlah peredaman dalam sistem digunakan nisbah yang


dinamakan nisbah redaman. Nisbah ini adalah perbandingan antara peredaman
sebenarnya terhadap jumlah peredaman yang diperlukan untuk mencapai titik
redaman kritis.Rumus untuk nisbah redaman () adalah

2.3

c
cc

Getaran Paksa
Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika

rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi
rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural
sistem, maka akan didapat keadaan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya
mungkin terjadi. Kerusakan pada struktur besar seperti jembatan, gedung ataupun
sayap pesawat terbang, merupakan kejadian menakutkan yang disebabkan oleh
resonansi. Jadi perhitungan frekuensi natural merupakan hal yang utama.

Gambar 2.4 Sistem Getaran Paksa Dengan Peredam

TEKNIK MESIN

10

TUGAS AKHIR

Pada permodelan sistem getaran paksa dengan adanya peredam seperti


dilihat pada gambar 2.1, diperoleh persamaan geraknya adalah sebagai berikut :
m x +c x + kx=F(t)
Dimana :
m=massa beban(kg)
c=Koefisien redam fluida

k =konstanta pegas(

N
)
m

F( t )=sumber eksitasi( N )
2.3.1 Getaran Paksa Akibat Massa Tak Balans
Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu.
Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan
dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas
mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (Engineering)
mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya biasanya
memerlukan pertimbangan sifat osilasinya. Pada penelitian ini jenis getaran yang
akan analisis sinyal getarannya adalah getaran paksa.

TEKNIK MESIN

11

TUGAS AKHIR

Gambar 2.5 Alat Percobaan


Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar,
jika rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar pada
frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi
natural sistem, maka akan didapat keadaan resonansi dan osilasi besar yang
berbahaya mungkin terjadi.

TEKNIK MESIN

12

TUGAS AKHIR

Gambar 2.6 Massa Tak Balans yang Berputar


Suatu sistem dikatakan bergetar apabila terjadi perubahan besaran secara
periodik.Pada umumnya, getaran merupakan bentuk energi sisa pada berbagai
kasus yang tidak diinginkan.Khususnya hal ini benar pada mesin dan
memindahkan gaya yang tidak diinginkan dan menggerakkan benda yang
didekatnya.
Fenomena getaran dapat dilihat dimana-mana misalnya sinar matahari yang
berubah dengan perioda 24 jam, ayunan, piston motor bakar yang bergerak maju
mundur dan sebagainya. Besaran yang menyatakan getaran dapat berupa suhu,
simpangan sudut, tekanan, tekanan listrik, kecepatan dan lain-lain.
Getaran paksa adalah getaran yang terjadi apabila sistem getaran mendapat
gangguan atau dapat dikatakan bahwa bila gaya luar F(t), bekerja pada sistem
selama gerakan getarannya, dapat diterminologi sebagai getaran paksa, sistem
cenderung bergetar pada frekuensinya sendiri disamping mengikuti gaya eksitasi.
TEKNIK MESIN

13

TUGAS AKHIR

Dengan adanya gesekan, bagian gerakan yang ditahan oleh gaya eksitasi
sinusioda secara perlahan hilang. Dengan demikian sistem akan bergetar pada
frekuensi gaya eksitasi dengan mengabaikan kondisi awal atau frekuensi pribadi
sistem. Kesetimbangan pada mesin-mesin yang berputar merupakan sumber
eksitasi getaran yang biasa dijumpai.
Pada sistem pegas yang dibatasi untuk bergerak dalam arah vertikal dan
dirancang oleh mesin yang berputar yang tidak seimbang. Ketidakseimbangan itu
ditunjukkan oleh massa eksentrik / aneh (m) dengan eksentrisitas (e) yang berputar
melawan kecepatan sudut (t).
2.4

Redaman dan Jenis-jenis Redaman


Benda yang bergerak dipermukaan bumi umumnya akan mengalami resistensi

baik karena gesekan dengan benda-benda sekelilingnya maupun oleh peristiwa intern
yang ada pada benda yang bersangkutan. Dengan adanya resistensi gerakan itu maka
gerakan benda lambat laun akan melemah. Umumnya dikatakan bahwa terdapat
sistem penyerapan pada peristiwa yang bersangkutan atau struktur yang bersangkutan
mempunyai sistim peredaman. Sistim penyerapan ini hanya ada pada peristiwa
dinamik. Ada beberap jenis redaman yang dapat dikenal yaitu:
1. Redaman Viskos
Redaman viskos adalah jenis redaman mekanik dimana diserap melalui
sejumlah fluida cair. Fluida yang biasa digunakan adalah oli. Fluida
tersebut diletakan pada sebuah tabung yang berhubungan dengan batang
yang akan diredam.

TEKNIK MESIN

14

TUGAS AKHIR

Gambar 2.7 Redaman Viskos


2. Redaman Coulomb
Redaman coloumb adalah jenis konstanta redaman mekanik dimana prinsip
kerjanya diserap melalui sliding gesekan . Gesekan yang dihasilkan oleh
gerakan dari dua permukaan yang menekan satu sama lain merupakan
sumber disipasi. Secara umum, redaman adalah disipasi dari sebuah sistem
bergetar di mana diubah menjadi panas oleh gesekan. Redaman Coulomb
adalah mekanisme redaman umum yang terjadi pada mesin.

Gambar 2.8 Redaman Coulomb

TEKNIK MESIN

15

TUGAS AKHIR

3. Redaman Struktur
Redaman struktur ialah redaman yang terdapat pada struktur dari sebuah
benda. Setiap benda memiliki redaman struktur tergantung pada kekakuan
struktur tersebut. Apabila sebuah sistem tidak memiliki redaman struktur,
maka sistem akan bergerak secara kontinu selama-lamanya.

Gambar 2.9 Redaman Struktur

TEKNIK MESIN

16

TUGAS AKHIR

2.5

Karakteristik Getaran
Kondisi suatu mesin dan masalah-masalah kerusakan mekanik yang terjadi

dapat diketahui dengan mengukur karakteristik sinyal getaran pada mesin tersebut
dengan mengacu pada gerakan pegas. Karakteristik suatu getaran diperoleh dengan
memetakan gerakan dari pegas tersebut terhadap waktu. Pada gambar 2.10,
menjelaskan tentang karakteristik getaran.

Gambar 2.10 Karakteristik Getaran


Nilai satuan-satuan skala faktor dapat dilihat pada Tabel 2.2, yang digunakan
pada pengukuran getaran pada umumnya sebagai berikut : Nilai Peak-to-peak
adalah nilai amplitudo dari gelombang sinusosidal mulai batas atas sampai batas
bawah atau 2 x nilai peak, nilai Peak adalah nilai amplitude nilai normal (= 0)
sampai batas atas, nilai RMS (Root Mean Square) adalah nilai yang sering di
gunakan untuk mengklasifikasi keparahan getaran pada suatu mesin yang
mengukur energi efektif yang menghasilkan getaran pada mesin dan Nilai
Average adalah nilai rata-rata amplitudo.
Tabel 2.1 Faktor Skala Gelombang Sinusoidal
No
Keterangan
1
Peak
2
RMS
3
Average
4
Peak-to-peak
2.5.1 Kecepatan Getaran (Vibration Velocity)

TEKNIK MESIN

17

Nilai Faktor Skala


1
0,717 X Peak
0,637 X Peak
2 X Peak

TUGAS AKHIR

Pada Gambar 2.10, Kecepatan Getaran dinotasikan dengan dua keadaan


yaitu (peak) dan menurut ISO menggunakan (rms). Pada gerak periodik getaran
kecepatan maksimum terjadi pada titik (posisi netral) sedangkan kecepatan
minimum titik puncak atas (top or crest) dan titik puncak bawah (bottom or
trough), Kecepatan getaran maksimum ini biasanya dalam satuan : mm/det atau
peak atau atau inches. Untuk root mean square (rms). Nilai peak = 1,414 x nilai
rms, Kadang-kadang digunakan juga satuan inch/sec (peak) atau inch/sec (rms), 1
inches = 25,4 (mm).
2.5.2 Perpindahan Getaran (Vibration Displacement)
Pada Gambar 2.10, Perpindahan Getaran atau Vibration Displacement
ditunjukan pada getaran dengan jarak yang ditempuh dari suatu puncak ke puncak
(peak to peak), Perpindahan tersebut pada umumnya dinyatakan dalam satuan
mikron (m) atau mils. Dimana : 1 m = 0,001 (mm) dan 1 mils = 0,001 (inch).
2.5.3 Percepatan Getaran (Vibration Accleration)
Pada Gambar 2.10, Karakteristik getaran lain dan juga penting adalah
percepatan. kecepatan getaran adalah nol titik puncak atas (top or crest) dan titik
puncak bawah (bottom or trough), tetapi pada bagian-bagian tersebut akan
mengalami percepatan mengalami nilai maksimum. Sedang pada kondisi netral
percepatan getaran adalah nol. Secara teknis percepatan adalah laju perubahan dari
kecepatan terhadap waktu. Percepatan getaran pada umumnya dinyatakan dalam
satuan g, dimana satu g adalah percepatan yang disebabkan oleh gaya
gravitasi pada permukaan bumi. Sesuai dengan perjanjian internasional satuan
gravitasi pada permukaan bumi g adalah 9,0665 (m/s 2), 386,087 (in/s2) atau 32,
1739 (ft/s2).

TEKNIK MESIN

18

TUGAS AKHIR

2.5.4 Frekuensi (Frequency)


Gerakan periodik atau getaran selalu berhubungan dengan frekuensi yang
menyatakan banyaknya gerakan bolak-balik (satu siklus penuh) tiap satuan waktu.
Hubungan antara frekuensi dan periode suatu getaran dapat dinyatakan dengan
rumus sederhana: frekuensi = 1/periode. Frekuensi dari getaran tersebut biasanya
dinyatakan sebagai jumlah siklus getaran yang terjadi tiap menit (CPM = Cycles
per minute). Sebagai contoh sebuah mesin bergetar 60 kali (siklus; dalam 1 menit
maka frekuensi getaran mesin tersebut adalah 60 CPM. Frekuensi bisa juga
dinyatakan dalam CPS (cycles per second) atau Hertz, dan putaran dinyatakan
dalam revolution per minute (RPM).

Gambar 2.11 Fundamental Gelombang


2.5.5 Panjang Gelombang
Pada gambar 2.11 gelombang 1 (wave 1), jarak antara A dan E, atau B dan
F, dan seterusnya merupakan satu panjang gelombang. Panjang gelombang
menggunakan simbol yunani = (lamda).
2.5.6 Amplitudo
Pada gambar 2.11 gelombang 1 dan gelombang 2 mempunyai panjang
gelombang yang sama, tetapi titik puncak atas (top or crest) dan titik puncak
bawah (bottom or trough ) berbeda. Jarak antara garis dasar (line reference) dan
titik puncak atas (top or crest) disebut Amplitudo (Amplitude).

TEKNIK MESIN

19

TUGAS AKHIR

2.5.7 Fase (Phase)


Pengukuran phase getaran memberikan informasi untuk menentukan
bagaimana suatu bagian bergetar relatif terhadap bagian yang lain, atau untuk
menentukan posisi suatu bagian yang bergetar pada suatu saat, terhadap suatu
referensi atau terhadap bagian lain yang bergetar dengan frekuensi yang sama.
Pada gambar 2.12, terlihat bentuk gelombang dengan intensifikasi amplitudo dan
frekuensi, tetapi titik puncak atas (top or crest) mengalami pergeseran (offset)
dengan jarak T/4 disebut sudut fase (phase angle). Jarak T = 360, sehingga sudut
fasenya = 90.

Gambar 2.12 Hubungan Fase Dengan Dua Gelombang yang Sama


2.6

Vibration Monitoring
Permasalahan ketidakseimbangan (unbalance) pada mesin yang beputar

(rotating equipment) seringkali dijumpai. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan


gaya sentrifugal yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada bagian
lain seperti bantalan, seal, tumpuan sehingga dapat mempengaruhi kinerja dari mesin.
Kerusakan tidak akan terjadi tiba-tiba melainkan dari sedikit demi sedikit dan akan
ditandai dengan timbulnya getaran yang berlebihan. Masalah-masalah umum yang
dapat menimbulkan getaran pada mesin antara lain ketidakseimbangan elemen yang
berputar, poros melentur, kerusakan roda gigi, kurang baiknya transmisi sabuk dan
bantalan, momen punter bervariasi, kelonggaran ikatan, dan kurang baiknya
TEKNIK MESIN

20

TUGAS AKHIR

pelumasan. Efek dari kerusakan-kerusakan seperti disebutkan di atas antara lain


meningkatnya beban pada bantalan sehingga menurunkan umur bantalan,
meningkatnya beban pada mesin, meningkatnya tegangan pada komponen mesin
yang disebabkan karena kelelahan, dan menimbulkan efek unbalance pada rotating
parts dan percepatan dan perlambatan pada mesin. Untuk mencegah terjadinya
kerusakan lebih jauh diperlukan monitoring atau inspeksi getaran secara
rutin..Dengan menggunakan sensor getaran (Accelerometer) yang diletakkan pada
casing bantalan, sebuah masa tak balans dapat dideteksi dengan PC sebagai display
2.7

Predictive Maintenance
Pemantauan kondisi mesin merupakan hal penting dalam dunia Industri. Hal

tersebut dilakukan guna menjaga kelangsungan proses produksi dan mengestimasi


jika akan terjadi kerusakan yang mengharuskan proses produksi terhenti. Untuk itulah
pemantauan kondisi mesin menjadi hal yang wajib dilaksanakan di industri. Dalam
pemantauan performansi mesin di industri metode yang sering digunakan adalah
analisa getaran. Analisa getaran adalah menganalisa pola getaran berdasarkan
parameter parameter getaran seperti frekuensi, amplitudo dan phasa. Perubahan
terhadap parameter tersebut menunjukkan adanya kelainan pada mesin yang dapat
diidentifikasi sebagai kerusakan mesin. Dua komponen utama mesin yang
menyebabkan kerusakan pada mesin berputar adalah bearings, dan gears.
2.8

Pengukuran Vibrasi

2.8.1 Tujuan Pengukuran


Pada saat dilakukan pengukuran getaran suatu mesin, maka akan timbul
suatu pertanyaan, untuk apa sebenarnya dilakukan pengukuran tersebut. Dalam
suatu pengukuran jelas bahwa tujuannya adalah untuk mendapatkan data, tetapi
selanjutnya untuk apa data tersebut diambil. Ada beberapa tujuan pengambilan
data getaran suatu mesin, tujuan tersebut adalah :

TEKNIK MESIN

21

TUGAS AKHIR

1. Pengukuran rutin
Pengukuran yang dilakukan secara rutin dan periodik bertujuan untuk
dapat mengetahui kerusakan yang terjadi pada suatu mesin secara dini,
sehingga dengan informasi tersebut kita dapat menyusun jadwal
perbaikan dari suatu mesin.
2. Pengukuran referensi (Baseline Measurement)
Suatu pengukuran yang diambil pada saat suatu mesin dalam kondisi
baik, kesetimbangannya maupun kelurusannya ataupun bagianbagiannya yang lain, serta beroperasi dalam kondisi normal. Getaran
hasil pengukuran tersebut sebagai acuan dan pembanding bagi
pengukuran-pengukuran selanjutnya.
3. Pengukuran sesudah perbaikan
Pengukuran yang dilakukan sebelum perbaikan sehingga dapat
memberikan informasi pada kita mesin mana yang membutuhkan
perbaikan dan mana yang tidak. Pengukuran yang dilakukan setelah
perbaikan sehingga dapat memberikan informasi pada kita bahwa
masalah yang terjadi pada mesin tersebut telah selesai, hal tersebut
sekaligus juga memberikan informasi pada kita bahwa pekerjaan
perbaikan yang kita lakukan berhasil dengan baik.
4. Trouble shooting
Pengukuran getaran dilakukan pada suatu mesin yang mempunyai
level getaran cukup tinggi, yang diperkirakan terjadi akibat adanya
kelainan pada mesin tersebut. Pengukuran getaran ini mempunyaj
tujuan untuk menganalisa bagian mana dari mesin tersebut yang
mengalami kelainan kerusakan.

2.9

Parameter Getaran
Vibrasi atau getaran mempunyai tiga parameter penting yang dapat dijadikan

sebagai tolak ukur yaitu :


TEKNIK MESIN

22

TUGAS AKHIR

1. Amplitudo
Amplitudo adalah ukuran atau besarnya sinyal vibrasi yang dihasilkan.
Amplitudo dari sinyal vibrasi mengidentifikasikan besarnya gangguan yang
terjadi. Makin tinggi amplitudo yang ditunjukkan, menandakan makin
besar gangguan yang terjadi, besarnya amplitudonya bergantung pada tipe
mesin yang ada. Pada mesin yang masih bagus dan baru, tingkat vibrasinya
biasanya bersifat relatif.
2. Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya periode getaran yang terjadi dalam satu
putaran waktu. Besarnya frekuensi yang timbul pada saat terjadinya vibrasi
dapat mengidentifikasikan jenis-jenis gangguan yang terjadi. Gangguan
yang terjadi pada mesin sering menghasilkan frekuensi yang jelas atau
menghasilkan contoh frekuensi yang dapat dijadikan sebagai bahan
pengamatan. Dengan diketahuinya frekuensi pada saat mesin mengalami
vibrasi, maka penelitian atau pengamatan secara akurat dapat dilakukan
untuk mengetahui penyebab atau sumber dari permasalahan. Frekuensi
biasanya ditunjukkan dalam bentuk Cycle per menit (CPM), yang biasanya
disebut istilah Hertz (dimana Hz = CPM). Biasanya singkatan yang
digunakan untuk Hertz adalah Hz.
3. Phase
Phase adalah penggambaran akhir dari pada karekteristik suatu getaran
atau vibrasi yang terjadi pada suatu mesin. Phase adalah perpindahan atau
perubahan posisi dari pada bagian bagian yang bergetar secara relatif
untuk menentukan titik referensi atau titik awal pada bagian yang lain yang
bergetar.
2.10

Jenis-jenis Tumpuan, Konstruksi dan Pembebanan


Berikut akan digambarkan jenis-jenis tumpuan, jenis konstruksi dan jenis

pembebanan yang sering digunakan dalam analisa struktur sederhana. Hal ini adalah
teori dasar dari suatu analisa struktur.
2.10.1 Jenis-jenis Tumpuan

TEKNIK MESIN

23

TUGAS AKHIR

Tumpuan merupakan tempat perletakan konstruksi untuk dukungan bagi


konstruksi dalam meneruskan gaya-gaya yang bekerja menuju pondasi.

Gambar 2.13 Ilustrasi Tumpuan


Dalam ilmu mekanika rekayasa dikenal 3 jenis tumpuan yaitu :
1. Tumpuan sendi
2. Tumpuan rol
3. Tumpuan Jepit

1. Tumpuan sendi
Tumpuan sendi sering disebut dengan engsel karena cara bekerja mirip
dengan cara kerja engsel. Tumpuan sendi mampu memberikan reaksi arah
vertikal dan horizontal, artinya tumpuan sendi dapat menahan gaya
vertikal dan horizontal atau dengan kata lain terdapat 2 buah variabel
yang akan diselesaikan (Rv dan Rh). Tumpuan sendi ini tidak dapat
menahan momen.

TEKNIK MESIN

24

TUGAS AKHIR

Gambar 2.14 Tumpuan Sendi


Definisi umum : tumpuan sendi dapat menerima gaya dari segala arah
tetapi tidak mampu menahan momen. Dengan demikian tumpuan sendi
hanya mempunyai dua gaya reaksi yaitu reaksi vertikal (RV) dan reaksi
horisontal (RH). Dalam kehidupan sehari-hari, tumpuan sendi paling
banyak ditemui pada konstruksi jembatan.
2. Tumpuan rol
Tumpuan rol adalah tumpuan yang dapat bergeser ke arah horizontal
sehingga tumpuan ini tidak dapat menahan gaya horizontal. Pada
tumpuan terdapat roda yang dapat begeser dimana berfungsi untuk
mengakomodasi pemuaian pada konstruksi sehingga konstruksi tidak
rusak. Tumpuan rol hanya mampu memberikan reaksi arah vertikal,
artinya tumpuan hanya dapar menahan gaya vertikalnya saja, sehingga
hanya terdapat 1 buah variabel yang akan diselesaikan (Rv saja).

TEKNIK MESIN

25

TUGAS AKHIR

Gambar 2.15 Tumpuan rol


Definisi umum: Tumpuan rol hanya dapat menerima gaya tegak lurus,
dan tidak mampu menahan momen. Dengan demikian tumpuan rol hanya

TEKNIK MESIN

26

TUGAS AKHIR

dapat menahan satu gaya reaksi yang tegak lurus (RV). Dalam kehidupan
sehari-hari, tumpuan rol paling banyak ditemui pada konstruksi jembatan
sama seperti tumpuan sendi
3. Tumpuan jepit
Tumpuan jepit bisa dikonstruksikan seperti misalnya balok yang ditanam
dalam tembokkan atau sebagai tumpuan pada balok terusan (jepitan
elastis). Tumpuan jepit dapat memberikan reaksi atau tahan terhadap gaya
horizontal, vertikal dan bahkan mampu memberikan reaksi terhadap
putaran momen. Sehingga pada tumpuan jepit terdapat 3 buah variabel
yang harus diselesaikan (Rv, Rh,dan M).

Gambar 2.16 Tumpuan Jepit


Definisi umum: Tumpuan jepit dapat menahan gaya ke segala arah dan
dapat menahan momen. Dengan demikian jepit mempunyai tiga reaksi
yaitu reaksi vertikal (RV), reaksi horisontal (RH) dan reaksi momen
(RM). Dalam konstruksi bangunan, tumpuan jepit banyak ditemui di
berbagai tempat, baik itu di kontruksi bangunan publik maupun pada
konstruksi rumah sekalipun.

TEKNIK MESIN

27

Anda mungkin juga menyukai