A. ANATOMI FISIOLOGI
Panjang kanalis inguinalis pada orang dewasa adalah 4 cm. Terbentuk
dari annulus inguinalis profundus atau interna sampai annulus inguinalis
superfisialis atau eksterna. Kanalis inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas
ligamen inguinalis. Pada neonatus, annulus inguinalis interna terletak hampir
tepat posterior terhadap annulus inguinalis eksterna sehingga kanalis inguinalis
pada usia ini sangat pendek. Kemudian, annulus interna bergerak ke arah lateral
akibat pertumbuhan (Cook, John. 2000)
kanalis di
Saraf otonom
kemudian hernia masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika cukup
panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, dan bila berlanjut
tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut juga hernia scrotalis (Mansjoer,
2010 ; Sjamsuhidajat, Jong, 2010).
E. MANIFESTASI KLINIK
Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat
paha, benjolan tersebut bisa mengecil dan menghilang pada saat istirahat dan
bila menangis, mengejan mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri
dapat timbul kembali, bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri, keadaan
umum biasanya baik pada inspeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi lipat
paha, scrotum atau pada labia dalam posisi berdiri dan berbaring pasien diminta
mengejan dan menutup mulut dalam keadaan berdiri palpasi dilakukan dalam
keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya dan dicoba mendorong
apakah benjolan dapat di reposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada
anak-anak kadang cincin hernia dapat diraba berupa annulus inguinalis yang
melebar.
Pemeriksaan melalui scrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral dari
tuberkulum pubikum, ikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis
internus pada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk, bila masa tersebut
menyentuh ujung jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis, sedangkan bila
menyentuh sisi jari maka itu adalah hernia inguinalis medialis (Mansjoer, 2010,
hal 314).
F. PATHWAYS KEPERAWATAN
medialis
Penonjolan isi perut
di lateral pembuluh
epigastrik inferior
TIA kronik
Otot dinding
Trigonum hasselbach
melemah
Penonjolan ke belakang kanalis
inguinalis dan terpisah dari
vesikulus spermatikus
Tidak turun ke
skrotum
Obstruksi
usus
Gangguan
aliran isi
dan
vaskuler
usus
Hernia
strangulata
Kerusakan
neuromuskuler,
spasme otot.
Nyeri pada
daerah
inguinalis
Kerusakan
mobilitas
fisik
nyeri
Funikulus spermatikus
Peristal
tic usus
tergang
gu
Kanalis
inguinalis
Mual,
Pembesaran
diare,
skrotum
konstipasi,
anoreksia
Resiko perubahan
nutrisi
Hernioraphy
Perubahan
perfusi
jaringan
Syamsuhidayat & Jong, 2010
ansietas
Mansjoer, 2010
Doenges, M.E., 2002
G. PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
a.
Reposisi Spontan ;
2. Pembedahan
Indikasi pembedahan:
pada
anak-anak
harus
diperbaiki
secara
operatif
tanpa
d. Shouldice Repair
Pada
tenik
ini
jahitan
yang
digunakan
adalah
running
Hematome
Infeksi
Komplikasi lanjut:
Hidrokel
Atrofi Testis
Hernia residif
1. Pengkajian
Data yang diperoleh atau dikali tergantung pada tempat terjadinya, beratnya,
apakah akut atau kronik, pengaruh terhadap struktur di sekelilingnya dan
banyaknya akar syaraf yang terkompresi.
a. Aktivitas/istirahat
Tanda dan gejala: > atropi otot , gangguan dalam berjalan
riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam
waktu lama.
b. Eliminasi
Gejala:
konstipasi,
mengalami
kesulitan
dalam
defekasi
adanya
c. Integritas ego
Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya
paralysis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.
d. Neuro sensori
Tanda dan gejala: penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot
hipotonia, nyeri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan
kaki.
Keamanan
Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi.
: Membantu
menentukan
pilihan
intervensi
dan
: Intervensi
cepat
dan
mempercepat
proses
penyembuhan.
b. Koping individu tidak efektif (ansietas) sehubungan dengan krisis
situasional, perubahan status kesehatan
Kriteria hasil:
1) Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang.
2) Mengkaji
situasi
terbaru
dengan
akurat
mendemonstrasikan
: Mengidentifikasi
keterampilan
keadaannya sekarang.
untuk
mengatasi
: Orang
terdekat
memungkinkan
mungkin
pasien
secara
untuk
tidak
sadar
mempertahankan
ketergantungannya.
c. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan nyeri, spasme otot
Kriteria hasil:
Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan
aturan pengobatan individual.
Intervensi:
1)
2)
: Immobilitas
tang
dipaksakan
dapat
memperbesar
Bantu
pasien
dalam
melakukan
aktivitas
ambulasi progresif
Rasional
4)
5)
: Mencukupi
kalori
sesuai
kebutuhan,
memudahkan
: Dapat
digunakan
untuk
memudahkan
melakukan
: Menentukan
intervensi
yang
sesuai
meningkatkan
masukan oral.
e. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah
pembentukan hematoma
Kriteria hasil:
Melaporkan atau mendemonstrasikan situasi normal.
intervensi:
: Terapi
cairan
pengganti
hipovolemi.
(Doengoes, 1999; Carpenito, 1997)
DAFTAR PUSTAKA
tergantung
pada
derajat