Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN STANDAR REVIU ATAS

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA


Reformasi pengelolaan keuangan negara ditandai dengan terbitnya paket
perundang-undangan di bidang keuangan negara yaitu Undang-undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tangggungjawab Keuangan Negara. Salah
satu hal penting yang diatur dalam paket perundang-undangan tersebut adalah
adanya kewajiban Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai pengguna anggaran dan
pengguna barang untuk menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga (LK K/L). LK K/L dimaksud meliputi Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
serta dilampiri dengan laporan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) yang ada
pada Kementerian Negara/Lembaga tersebut.
Untuk menyusun LK K/L sebagaimana yang diamanatkan dalam paket
perundang-undangan tersebut di atas, Menteri Keuangan dengan PMK Nomor
171/PMK.05/2005 menetapkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Dalam SAI diatur
mengenai prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pemgumpulan
data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan
operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
Dalam rangka menjamin bahwa LK K/L telah disusun berdasarkan SAI dan
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), berdasarkan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, Aparat Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga (API K/L)
melakukan reviu atas LK K/L sebelum disampaikan Menteri/Pimpinan Lembaga
kepada Menteri Keuangan. Dalam PP tersebut juga diatur bahwa Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara menetapkan standar reviu atas laporan keuangan.
Standar reviu atas LK K/L yang ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri
Keuangan Nomor 41/PMK.09/2010 ini merupakan prasyarat yang diperlukan oleh
API K/L untuk menjalankan dan mengevaluasi pelaksanaan reviu atas LK K/L yang
bertujuan untuk: (a) memberikan prinsip-prinsip dasar yang diperlukan dalam praktik
reviu; (b) menyediakan kerangka untuk menjalankan dan meningkatkan nilai tambah
reviu; (c) menetapkan dasar-dasar untuk mengevaluasi pelaksanaan reviu; dan (d)
mendorong peningkatan kualitas LK K/L.
Reviu atas LK K/L adalah penelahaan terbatas atas penyelenggaraan
akuntansi dan penyajian LK K/L oleh auditor Aparat Pengawasan Intern Kementerian
Negara/Lembaga yang kompeten untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa
akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan SAI dan LK K/L telah disajikan sesuai
dengan SAP, dalam upaya membantu Menteri/Pimpinan Lembaga untuk
menghasilkan LK K/L yang berkualitas. Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap LKKL tahun 2008 diketahui masih banyak LK

Page 1

K/L yang belum mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), yaitu
sebanyak 43 K/L (atau 58,9 %) dari 73 K/L.
Adapun tujuan reviu adalah untuk membantu terlaksananya penyelenggaraan
akuntansi dan penyajian LK K/L dan memberikan keyakinan terbatas mengenai
akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi LK K/L serta pengakuan, pengukuran,
dan pelaporan transaksi sesuai dengan SAP kepada Menteri/Pimpinan Lembaga,
sehingga dapat menghasilkan LK K/L yang berkualitas.

Reviu atas LK K/L dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan


anggaran dan penyusunan LK K/L. Yang dimaksud dengan paralel adalah reviu
dilakukan bersamaan atau sepanjang pelaksanaan anggaran dan penyusunan LK
K/L Semesteran dan Tahunan, serta tidak menunggu setelah LK K/L selesai disusun.
Reviu dititikberatkan pada unit akuntansi dan/atau akun LK K/L yang berpotensi
tinggi terhadap permasalahan dalam penyelenggaraan akuntansi dan/atau penyajian
LK K/L. Reviu dilaksanakan dengan pendekatan berjenjang, yang mencakup unitunit akuntansi pada Kementerian Negara/Lembaga, yaitu UAKPA, UAPPA-W,
UAPPA-E1, dan
UAPA serta
UAKPB,
UAPPB-W, UAPPB-E1,
dan
UAPB. Apabila pereviu menemukan kelemahan dalam penyelenggaraan akuntansi
dan/atau kesalahan dalam penyajian LK, maka pereviubersama-sama dengan unit
akuntansi harus segera melakukan perbaikan dan/atau koreksi atas kelemahan
dan/atau kesalahan tersebut secara berjenjang.

Page 2

Untuk mendapatkan hasil yang memadai, reviu atas LK K/L perlu dirancang
dengan cermat, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Pada
tahap perencanaan, dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut; (a) penetapan
target opini LK K/L dari BPK; (b) penetapan fungsi di K/L yang membidangi
peningkatan kualitas LK K/L; (c) pendalaman temuan beserta tindak lanjut hasil
pemeriksaan BPK atas LK K/L tahun yang lalu; (d) koordinasi dengan penyusun LK
K/L pada tingkat UAPA dan UAPPA E01 di K/L; (e) identifikasi permasalahanpermasalahan LK K/L; dan (f) penyusunan tim reviu, penyeleksian dan penentuan
objek reviu, pemahaman objek reviu, dan pemilihan prosedur reviu.

Pada tahap pelaksanaan, dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut; (a)


penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi di K/L; (b) penelaahan atas penyajian
LK K/L; dan (c) perbaikan dan/atau koreksi atas kelemahan penyelenggaraan
akuntansi dan/atau kesalahan penyajian LK K/L.

Page 3

Pada tahap pelaporan, untuk setiap unit akuntansi yang direviu disusun
simpulan dalam Kerta Kerja Reviu (KKR) yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk
Catatan Hasil Reviu (CHR) dan Ikhtisar Hasil Reviu (IHR). Adapun pada tingkat
UAPPA-E1 dan UAPA disusun Laporan Hasil Reviu (LHR) yang merupakan
kompilasi dari CHR dan IHR seluruh unit akuntansi di bawahnya. Hasil pelaporan
reviu merupakan dasar bagi API K/L untuk membuat Pernyataan Telah Direviu pada
tingkat UAPA.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41/PMK.09/2010 ini dilengkapi dengan


petunjuk teknis pelaksanaan reviu LK K/L yang berisi: (a) rincian kegiatan yang
dilakukan pada setiap tahapan reviu LK K/L; (b) prosedur reviu LK K/L mulai dari
tingkat UAKPA sampai dengan UAPA untuk LRA, Neraca, CaLK, dan lampiran LK;
dan (c) contoh-contoh formulir surat tugas (ST), KKR, CHR, IHR, LHR, dan
Pernyataan Telah Direviu.
Sebagai dukungan atas pelaksanaan reviu LK K/L, pereviu dapat melakukan
pendampingan terhadap unit akuntansi K/L selama pemeriksaan K/L oleh Badan
Pemeriksaan Keuangan (BPK). Rangkaian aktivitas pendampingan pemeriksaan
BPK diawali melalui koordinasi dengan penyusun LK K/L yang dilanjutkan dengan
aktivitas antara lain: (a) menjelaskan kepada BPK mengenai hasil reviu LK K/L agar
dapat digunakan oleh BPK; (b) mendukung kelancaran pelaksanaan pemeriksaan
BPK; (c) mengatisipasi permasalahan/kendala yang dihadapi oleh unit akuntansi
Page 4

pada saat pelaksanaan pemeriksaan LK K/L oleh BPK; (d) membantu penyamaan
persepsi unit akuntansi terhadap temuan pemeriksaan BPK; (e) mendampingi unit
akuntansi dalam pertemuan akhir dengan BPK untuk membahas hasil pemeriksaan
LK K/L; dan (f) mendorong unit akuntansi untuk segera memperbaiki LK K/L
berdasarkan hasil pemeriksaan BPK.

Page 5

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS


1. Apakah reviu LK K/L itu?
Reviu LK K/L adalah penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan
penyajian LK K/L oleh auditor API K/L yang kompeten untuk memberikan
keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan
Sistem Akuntansi Instansi dan LK K/L telah disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan, dalam upaya membantu Menteri/Pimpinan
Lembaga untuk menghasilkan LK K/L yang berkualitas.
2. Apakah standar reviu LK K/L itu?
Standar reviu LK K/L adalah prinsip-prinsip dasar praktik reviu LK K/L
untukmenjamin mutu dan konsistensi pelaksanaan reviu LK K/L.
3. Mengapa standar reviu LK K/L penting?
Standar reviu LK K/L penting karena merupakan prasyarat yang
diperlukan olehAPI K/L untuk menjalankan dan mengevaluasi pelaksanaan
reviu LK K/L.
4. Apakah manfaat standar reviu LK K/L?
Standar reviu LK K/L berguna untuk: (a) memberikan prinsip-prinsip dasar
yang diperlukan dalam praktek reviu LK K/L; (b) menyediakan kerangka
untuk menjalankan dan meningkatkan nilai tambah reviu LK K/L; (c)
menetapkan dasar-dasar untuk mengevaluasi pelaksanaan reviu LK K/L;
dan (d) mendorong peningkatan kualitas LK K/L.
5. Apakah tujuan dilakukan reviu LK K/L?
Tujuan dilakukan reviu LK K/L adalah untuk membantu terlaksananya
penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK K/L dan memberikan
keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan
informasi LK K/L serta pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi
sesuai dengan SAP kepada Menteri/Pimpinan Lembaga, sehingga dapat
menghasilkan LK K/L yang berkualitas.
6. Meliputi apa saja ruang lingkup reviu LK K/L?
Ruang
lingkup
reviu
LK
K/L
meliputi
penelahaan
atas
penyelenggaran akuntansi dan penyajian LK K/L, termasuk penelahaan
atas catatan akuntansi dan dokumen sumber. Ruang lingkup reviu LK K/L
tidak mencakup pengujian atas sistem pengendalian intern, catatan
akunatnsi dan dokumen sumber, serta pengujian atas respon perintaan
keterengan, yang biasany adilaksanakan dalam suatu audit.
7. Akivitas apa saja yang dilakukan dalam reviu LK K/L?
Reviu LK K/L terutama dilakukan melalui serangkaian aktivitas: (a)
penelusuran LK K/L ke catatan akuntansi dan dokumen sumber; (b)
permintaan keterangan mengenai proses pengumpulan, pencatatan,
Page 6

pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan transaksi, serta proses


kompilasi dan rekonsiliasi LK K/L antar unit akuntansi dan Bendahara
Umum Negara (BUN) secara berjenjang; dan (c) analitik untuk mengetahui
hubungan hal-hal yang kelihatannya tidak biasa.
8. Siapakah yang melakukan reviu LK K/L?
Pereviu
LK
K/L
adalah
Aparat
Pengawasan
Intern
Kementerian Negara/Lembaga (API K/L). API K/L adalah Inspektorat
Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan
pengawasan intern yang bertanggung jawab langsung kepada
menteri/pimpinan lembaga.
9. Prasyarat apakah yang harus dimiliki oleh pereviu LK K/L?
Tim reviu secara kolektif seharusnya memenuhi kompetensi sebagai
berikut: (a) menguasai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP); (b)
menguasai Sistem AkuntansiInstansi (Sistem Akuntansi Keuangan dan
Sistem Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara); (c) memahami
proses bisnis atau kegiatan pokok unit akuntansi yang direviu; (d)
menguasai dasar-dasar Audit; (e) menguasai teknik komunikasi; dan (f)
memahami analisis basis data. Pereviu harus obyektif dalam
melaksanakan kegiatan reviu. Prinsip obyektivitas mensyaratkan agar
pereviu melaksanakan reviu dengan jujur dan tidak mengkompromikan
kualitas. Pereviu harus membuat penilaian seimbang atas semua situasi
yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang
lain dalam mengambil keputusan.
10. Reviu LK K/L dilakukan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan
penyusunan LK K/L, apa maksudnya?
Yang dimaksud dengan paralel adalah reviu dilakukan bersamaan atau
sepanjang pelaksanaan anggaran dan penyusunan LK K/L Semesteran dan
Tahunan, serta tidak menunggu setelah LK K/L selesai disusun. Reviu
dititikberatkan pada unit akuntansi dan/atau akun LK K/L yang berpotensi
tinggi terhadap permasalahan dalam penyelenggaraan akuntansi
dan/atau penyajian LK K/L. Reviu dilaksanakan dengan pendekatan
berjenjang, yang mencakup unit-unit akuntansi pada Kementerian
Negara/Lembaga, yaitu UAKPA, UAPPA-W, UAPPA-E1, dan UAPA serta
UAKPB, UAPPB-W, UAPPB-E1, dan UAPB
11. Apakah tujuan dilakukan reviu LK K/L secara paralel dengan pelaksanaan anggaran
dan penyusunan LK K/L?
Tujuan dilakukan reviu LK K/L secara paralel dengan pelaksanaan
anggaran dan penyusunan LK K/L adalah apabila pereviu menemukan
kelemahan dalam penyelenggaraan akuntansi dan/atau kesalahan dalam
penyajian LK, maka pereviu bersama-sama dengan unit akuntansi harus
segera melakukan perbaikan dan/atau koreksi atas kelemahan dan/atau
kesalahan tersebut secara berjenjang.

Page 7

12. Untuk mendapatkan hasil yang memadai reviu LK K/L perlu dirancang dengan
cermat, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan,dan pelaporan. Apakah yang
perlu dilakukan pada tiap-tiap tahapan reviu tersebut?
Pada tahap perencanaan, dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut; (a)
penetapan target opini LK K/L dari BPK; (b) penetapan fungsi di K/L yang
membidangi peningkatan kualitas LK K/L; (c) pendalaman temuan beserta
tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK atas LK K/L tahun yang lalu; (d)
koordinasi dengan penyusun LK K/L pada tingkat UAPA dan UAPPA E01 di
K/L; (e) identifikasi permasalahan-permasalahan LK K/L; dan (f)
penyusunan tim reviu, penyeleksian dan penentuan objek reviu,
pemahaman objek reviu, dan pemilihan prosedur reviu.
Pada tahap pelaksanaan, dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut; (a)
penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi di K/L; (b) penelaahan atas
penyajian LK K/L; dan (c) perbaikan dan/atau koreksi atas kelemahan
penyelenggaraan akuntansi dan/atau kesalahan penyajian LK K/L.
Pada tahap pelaporan, untuk setiap unit akuntansi yang direviu disusun
simpulan dalam Kerta Kerja Reviu (KKR) yang selanjutnya dituangkan
dalam bentuk Catatan Hasil Reviu (CHR) dan Ikhtisar Hasil Reviu (IHR).
Adapun pada tingkat UAPPA-E1 dan UAPA disusun Laporan Hasil Reviu
(LHR) yang merupakan kompilasi dari CHR dan IHR seluruh unit akuntansi
di bawahnya. Hasil pelaporan reviu merupakan dasar bagi API K/L untuk
membuat Pernyataan Telah Direviu pada tingkat UAPA.
13. Bolehkah reviu LK K/L dilakukan bukan oleh API K/L?
Reviu LK K/L boleh dilakukan bukan oleh API K/L sepanjang dilaksanakan
untuk dan atas nama API K/L. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengedalian Intern Pemerintah pasal 57
ayat (1) dinyatakan API K/L melakukan reviu atas LK K/L sebelum
disampaikan menteri/pimpinan lembaga kepada Menteri Keuangan. Jadi
yang dapat melakukan reviu LK K/L adalah API K/L. Namun, apabila API K/L
tidak memiliki atau tidak cukup memiliki tenaga pemeriksa yang
diperlukan dalam pelaksanaan reviu LK K/L, API K/L dapat menggunakan
tenaga pemeriksa dari luar API K/L yang berkerja untuk dan atas nama API
K/L.

Page 8

Anda mungkin juga menyukai