LAPORAN KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN
NOVEMBER 2013
UNIVERSITAS HASANUDDIN
OLEH
Iin Parannuan
PEMBIMBING
dr. Muzakkir, Sp.JP, FIHA
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN KARDIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
HALAMAN PENGESAHAN
: Iin Parannuan
Pembimbing,
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. S
Umur
: 68 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Tgl MRS
: 24 Oktober 2013
Ruangan
: CVCU bed 5
: 532314
SUBJEKTIF
Keluhan Utama
: nyeri pada kaki kiri
Anamnesis Terpimpin :
Di alami sejak 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit. Awalnya pasien hanya
merasa nyeri seperti tertusuk- tusuk pada bagian bawah lututnya yang
menjalar hingga ke ujung kaki kiri. nyeri dirasakan secara terus menerus
walaupun sedang beristirahat. Nyeri semakin bertambah ketika pasien
mengangkat kakinya. 3 hari kemudian kaki kiri (betis hingga telapak kaki)
semakin menghitam.
Batuk (-), mual (-), muntah(-), NUH(-). Nyeri dada (-). Riwayat nyeri dada (-)
Sesak napas (+), jantung berdebar- debar (+)
BAB : biasa, kesan cukup
BAK : kesan lancar, warna kekuningan, nyeri (-), riwayat kencing berpasir (-)
- Riwayat Atrial Fibrilasi (+) 1 bulan yang lalu , berobat teratur ke poliklinik
RS dan diberi obat digoxin 0,25 mg, simorc 2 mg, furosemid 40 mg, disolf ,.
- Riwayat dirawat di RSWS dengan penurunan kesadaran e.c NHS e.c infark
cerebri sinistra 1 minggu yang lalu dan diberi obat lancon 250mg, lanabax ,
clopidogrel 70mg dan diminum secara teratur.
- Riwayat Diabetes Melitus (+) yang baru diketahui 1 minggu yang lalu saat
pasien dirawat di RS.
- Riwayat Hipertensi tidak diketahui
- Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya tidak ada.
- Riwayat merokok (-) minum berakohol (-) minum jamu- jamuan (-).
Faktor Resiko
Modifikasi :
Hipertensi (+)
Diabetes Mellitus (+)
Dislipidemia (-) Obesitas (-)
Merokok (-)
Riwayat Penyakit Jantung (Atrial Fibrilasi) (+)
Tidak Modifikasi :
Jenis Kelamin
: perempuan
Umur
: 68 tahun
Riwayat keluarga penyakit jantung (-)
OBJEKTIF
a) Keadaan Umum
Palpasi
Perkusi
Auskultasi : BP : Vesikuler
- BT : Ronki + /+ , Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
: nyeri tekan (-), massa tumor (-), Hepar dan Lien tidak
teraba
Perkusi
Ekstremitas
Ekstremitas superior kanan dan kiri :
Inspeksi
Palpasi
bagian cruris sinistra. Tampak nekrosis pada bagian plantar pedis sinistra
hingga ke phalanges. Edema (+) bulla (+)
Palpasi
plantar pedis. Pulsasi arteri poplitea (-), pulsasi arteri dorsalis pedis (-)
d) Pemeriksaan Elektrokardiografi
Interpretasi EKG
Irama dasar
: asinus
P wave
: tidak ditemukan
Heart rate
: 170 x/menit, irreguler
PR interval
: tidak ditemukan
Axis
: Right Axis Deviation (+120)
QRS complex
: 0,06 sec
Kesimpulan
: irama asinus, HR 170 x/menit, Right axis
Deviation, Atrial Fibrilasi
e) Pemeriksaan Laboratorium ( 24/10/2013)
HEMATOLOGI
HASIL
NILAI
UNIT
WBC
RBC
HGB
HCT
PLT
Ureum
Kreatinin
GDS
Natrium
Kalium
Klorida
SGOT
15,5
5,46
12,9
48,9%
353
18
0,8
216
140
4,10
106
64
RUJUKAN
4,00-10,0
4,00-6,00
12,0-16,0
37,0-48,0
150-400
10-50
<1,3
140
136-145
3,5-5,1
97-111
<41
(10/UI)
(106/UI)
(gr/dL)
(%)
(103/uL)
Mg/Dl
Mg/dL
Mg/dL
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
u/L
SGPT
CK
CK-MB
Troponin T
PT
APTT
Albumin
Protein total
Globulin
51
85
15
<0,1
13,2 c 11,2
23,9 c 27,2
2,7
6,9
4,2
<38
L<190,P<167
<25
<0,05
10-14
22,0-30,0
3,5-5,0
u/L
U/L
U/L
---detik
detik
gr/dL
Kesan :
- pada daerah arteri iliaka eksterna tidak tampak kontras mengisi arteri
iliaka eksterna.
- tampak thrombus setinggi arteri iliaka eksterna hingga ke arteri poplitea
h) Diagnosis Kerja
PAD (P;eripheral Artery Disease )
i) Penatalaksanaan
Heparin 600 IU / jam /via SP intra arteri
Meropenem 1gr / 12jam/ IV
Pantoprazole 40 mg / 12 jam/ IV
Simvastatin 1 x 20 mg
Canderin 1 x 8 mg
Digoxin 0,25 mg 1-0-0
Pletal 2 x 50 mg
Alprazolam 1 x 0,5 g
g) Rencana
Amputasi
DISKUSI
1. Definisi
PAOD (Perifer Arterial Occlusive Disease) atau bisa jua disebut PAD
( Perifer Arterial Disease) adalah penyumbatan pada arteri perifer yang
dihasilkan dari proses atherosklerosis atau proses inflamasi yang
menyebabkan lumen menyempit (stenosis), atau dari pembentukan
trombus (biasanya terkait dengan faktor
2. Etiologi
Penyebab dari oklusi arteri perifer adalah adanya stenosis (penyempitan)
pada arteri yang dapat disebabkan oleh reaksi atherosklerosis atau reaksi
inflamasi pembuluh darah yang menyebabkan lumen menyempit.
Faktor resiko dari penyakit oklusi arteri perifer adalah
1. Merokok
2. Diet tinggi lemak atau kolesterol
3. Stress
4. Riwayat penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke
5. Obesitas
6. Diabetes
7. Rheumatoid arthritis
3. Tanda Gejala
Tanda gejala utama adalah nyeri pada area yang mnegalami penyempitan
pembuluh darah. Tanda gejala awal adalah nyeri (klaudikasi) dan sensasi
lelah pada oto yang terpengaruh. Karena pada umumnya penyakit ini
terjadi pada kaki makan sensasi terasa saat berjalan. Gejala mungkin
menghilang saat beristirahat. Saat penyakit bertambah buruk gejala ungkin
terjadi saat aktivitas fisik ringan bahkan setiap saat meskipun beristirahat.
Pada tahap yang parah kaki dan tungkai akan menjadi dingin dan kebas.
Kulit akan menjadi kering dan bersisik bahkan saat terkena luka kecil
dapat terjadi ulcer karena tanpa suplai darah yang baik maka proses
penyembuhan luka tidak akan berjalan dengan baik.
Pada fase yang paling parah saat pembuluh darah tersumbat dengan akan
dapat terbentuk gangren pada area yang kekurangan sulplai darah.
Pada beberapa kasus penyakit vaskular perifer terjadi secara mendadak hal
ini terjadi saat ada emboli yang menyumbat pembuluh darah. Pasien akan
mengalami nyeri yang tajam diikuti hilangnya sensari di area yang
kekurangan suplai darah. Tungkai akan menjadi dingin dan kebas serta
terjadi perubahan warna menjadi kebiruan
.
4. Klasifikasi
5. Patofisiologi
Patofisiologi Penyakit Arteri Perifer Pada Diabetes
Diabetes dan Inflamasi Vaskuler Inflamasi telah menjadi petanda
resiko bahkan faktor resiko penyakit aterotrombosis termasuk PAD.
Diabetes mellitus meningkatkan proses pembentukan ateroma. Terdapat
peningkatan kadar histamin pada plasma dan sel pada pasien diabetes
dengan PAD sehingga dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas
endotel. Akibatnya, migrasi limfosit T ke dalam tunika intima serta sekresi
dan aktivasi sitokin meningkat. Monosit/makrofag menelan molekullowdensity lipoprotein (LDL) yang teroksidasi yang kemudian berubah
menjadi sel busa dimana akumulasi dari sel ini akan membentuk fatty
streakyang merupakan prekursor dari ateroma. Plak ateroma akan menjadi
tidak stabil oleh karena sel endotel pada pasien diabetes ini mengeluarkan
sitokin yang menghambat produksi kolagen oleh sel otot polos pembuluh
darah. Selain itu metalloproteinase juga dikeluarkan oleh sel-sel inflamasi
ini dimana zat ini dapat menghancurkan kolagenfibrous cap plak ateroma
6. Pemeriksaan diagnostik
1. Ankle Brachial Indeks
ABI adalah uji noninvasif untuk diagnosis penyakit arteri perifer yang
dapat dilakukan oleh perawat. Cara mnegukurnya adalah dengan
mengukur denyut pertama yang dihitung sebagai sistolik dari arteri
brachialis dan arteri pada ankle yaitu dorsalis pedis menggunakan
manset dan doppler. Masing masing diukur 3 kali kemudian hasil
pengukuran diinterpretasikan.
Cara mengkalkulasi ABI adalah
a) sistolik arteri dorsalis pedis atau posterior tibial tertinggi dibagi
dengan sitolik arteri brachialis kemudian diinterpretasikan
sesuai tabel
b) berikut adalah tabel interpretasi hasil pengikuran ABI
7. Penatalaksanaan
.Algoritme evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan penyakit arteri perifer.
Penatalaksanaan Penyakit Arteri Perifer.
beratnya klaudikasi
Treadmill
Perbaikan gejala
Gejala
memburuk
diteruskan
Cari lesi
dengan :
Duplex
scanning,
Lokalisasi
hemodinamik,
MRA,
angiografi.
Terapi
Endovaskular / operasi
Pressure Bandages
Efek pengggunaan terapi kompresi adalah mempengaruhi hemodinamik
dari venous return. Respond fisiologis dari tungkai saat di kompresi adalah
- Penurunan hipertensi dan distensi patologis dari vena superfisial dan
-
sistem vena
Kebalikan dari hipertensi pada vena balik yang menurunkan volume
dalam vena. Jumlah darah dalam vena akan meningkat oleh karenanya
meningkatkan venous return dengan mengmbalikan cairan kembali
Berikut cara mengukur tekanan balutan sesuai jumlah dan tebal pembalut
yang digunakan: