Masyarakat Madani
Masyarakat Madani
PENDAHULUAN
B. Profil Buku
Surakarta
Editor :Sudarno Shobron dan Mutohharun Jinan
Jumlah Halaman : 256
Tahun Terbit : 1999
C. Permasalahan
1. Makna dan Hakikat Masyarakat Madani
2. Ciri Masyarakat Madani
3. Masyarakat Madani Bukan Civil Society
4. Islam dan Masyarakat Madani
II
RINGKASAN
1. Makana dan Hakikat Masyarakat Madani
Masyarakat madani, konsep ini merupakan penerjemahan istilah dari konsep
civil society yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim
dalam ceramahnya pada simposium Nasional dalam rangka forum ilmiah pada
acara festival istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta. Konsep yang diajukan
oleh Anwar Ibrahim ini hendak menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal
adalah kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju. Lebih jelas
Anwar Ibrahim menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat
madani adalah sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral
yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan
masyarakat.Secara terminologis masyarakat madani menurut An-Naquib AlAttas adalah mujtama madani atau masyarakat kota. Secara etimologi
mempunyai dua arti, Pertama, masyarakat kota karena madani berasal dari
kata bahasa arab madinah yang berarti kota, dan kedua masyarakat
berperadaban karena madani berasal dari kata arab tamaddun atau madinah
yang berarti peradaban, dengan demikian masyrakat madani mengacu pada
masyarakat yang beradab. Istilah masyarakat madani selain mengacu pada
konsep civil society juga berdasarkan pada konsep negara madinah yang
dibangun Nabi Muhammad saw pada tahun 622M.Makna Civil Society
Masyarakat sipil adalah terjemahan dari civil society.Konsep civil society
lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat. Cicero adalah
orang Barat yang pertama kali menggunakan kata societies civilis dalam
filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali dipahami sebagai negara
(state). Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque, JJ.
Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu
bangunan masyarakat sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan
monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry Diamond, 2003: 278).
Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society
merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan
Renaisans; gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga
civil society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena
meninggalkan Tuhan.Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian
dan asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat
madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas
landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah
(A. Syafii Maarif, 2004: 84).
2. Ciri Masyarakat Madani
Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah civil
society pertama kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat politiknya dengan
istilah societies civilis yang identik dengan negara. Dalam perkembangannya
istilah civil society dipahami sebagai organisasi-organisasi masyarakat yang
terutama bercirikan kesukarelaan dan kemandirian yang tinggi berhadapan
dengan negara serta keterikatan dengan nilai-nilai atau norma hukum yang
dipatuhi..
Bangsa Indonesia berusaha untuk mencari bentuk masyarakat madani
yang pada dasarnya adalah masyarakat sipil yang demokrasi dan
agamis/religius. Dalam kaitannya pembentukan masyarakat madani di
Indonesia, maka warga negara Indonesia perlu dikembangkan untuk menjadi
warga negara yang cerdas, demokratis, dan religius dengan bercirikan imtak,
kritis argumentatif, dan kreatif, berfikir dan berperasaan secara jernih sesuai
dengan aturan, menerima semangat Bhineka Tunggal Ika, berorganisasi
secara sadar dan bertanggung jawab, memilih calon pemimpin secara jujuradil, menyikapi mass media secara kritis dan objektif, berani tampil dan
kemasyarakatan secara profesionalis,berani dan mampu menjadi saksi,
memiliki pengertian kesejagatan, mampu dan mau silih asah-asih-asuh antara
sejawat, memahami daerah Indonesia saat ini, mengenal cita-cita Indonesia di
masa mendatang dan sebagainya.
Karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut :
1.
Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki
akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan
kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat,
berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada publik.
2.
3.
memiliki
kedewasaan
dan
kemandirian
berpolitik
yang
bertanggungjawab.
7.
1. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata
2. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat
3. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter
4. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang
terbatas
5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar
6. Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi
5.
mental dan saraf serta tingginya angkan kriminalitas dan ketakutan (Yusuf
Qardhawi,1996:35-82) yang dapat dijadikan bukti bahwa barat telah gagal
memahami nilai kemanusiaan dan agama.
Mustafa as-Shibai (1992:22-25) menegaskan orang orang barat
mulai merasakan kegagalan peradaban mereka dalam dua segi yaitu
spiritual dan moral.Bahkan peradaban barat telah melenyapan
kemanusiaan dengan jalan mematikan jiwa dan menghidupkan nafsu
dengan materialismenya.
Berbeda dengan peradaban barat menurut as-Shibai peradaban
islam memiliki karakteristik yang unik dan telah dibuktikan
kehandalannya dalam sejarah yaitu pertama berpijak pada asas wahdaniah
yang mutlak dalam akidah.Kedua mempunyai kecendrungan dalam tujuan
kemanusiaan,cakrawala,dan risalah kosmopolitan.Ketiga berpegang pada
ilmu dalam pangkalnya yang paling lurus dan bersandar pada akidah
dalam prinsipnya yang paling jernih.Kelima ,Memiliki
Toleransikeagamaan yang mengagumkan yang tidak pernah di kenal oleh
peradaban lain yang juga berpijak pada agama.
Berangkat dari uraian tersebut dalam paradigma politik msyrakat
madani dapat dipelajari antar lain daro civil society yang berkembang di
barat yang berinti pada kesadaran,peran,tanggung jawab,partisipasi,dan
kontrol masyarakat terhadap jalannya kekuasaan supaya tidak sewenang
wenang dan menindas.Akan tetapi dalam aspek kemanusiaan dan agama
masyrakat madani dapat digali dari Madinah atau Negara Hijrah yang
telah dicontohkan oleh nabi bahkan dapat digali dari sejarah kekhalifahan
bani umayah dan bani abbasiyah pada masa kemajuannya .
4. Islam dan Masyarakat Madani
Menurut ajaran Islam,umatdiwajibkan mematuhi ketentuan
ketentuan Allah,Rasul-Nya dan para pemegang kekuasaan (Q.S Ali Imran :
59),namun mereka juaga mewajibkan untuk melaukan kontrol
sosial,termasuk terhadap penguasa,disamping itu mereka memiliki hak
untuk mengekspresikan pendapatnya dan melakuakan aktivitas dalam
kehidupan masyarakat dan negara.Kewajiban dan Hak ini menjadikan
warga memiliki peran mandiri di luar kekuasaan negara dalam hal kontrol
sosial tersebut yang sejak masa Dinasti Umawiyah antara lain
dilembagakan dalam bentuk wilayah al-hisabah(fungsi kontrol sosial dari
warga) dipahami tidak hanya kekuasaan eksekutif tetapi juga kekuasaan
otoritas dalam pemahaman ajaran Islam yang dalam ini para ulama.
Di masa awal kenabian tampak peran kelompok kelompok
masyarakat yang memiliki kemandirian yang cukup besar dalam
pengambilan keputusan,sebagaimana tercermin dalam konstitusi
III
Analisis
IV
Komentar