TINJAUAN PUSTAKA
(a)
(b)
(c)
Gambar 3. (a) Lapisan epidermis pada kulit tipis, yang melapisi sebagian
besar permukaan tubuh. (b) Perbandingan anatomi kulit tebal dan kulit tipis
(c) Lapisan epidermis pada kulit tebal, melapisi telapak tangan, kaki, dan
jari jemari.2,5
Epidermis tidak memiliki suplai darah dan saraf, jaringan ini diberi
nutrisi oleh limfe dari pembuluh darah pada lapisan dibawahnya. Korium
adalah lapisan elastis yang keras dan sangat tebal pada telapak tangan dan
telapak kaki dan sangat tipis pada kelopak mata. Memar akan lebih
meluas dan mudah terjadi didaerah yang lebih lentur seperti disekitar
mata, skrotum dan vulva. Memar lebih sedikit muncul didaerah yang
suplai darahnya lebih sedikit seperti kulit kepala, telapak tangan dan
telapak kaki. Memar tidak kelihatan di daerah perut.2,7
(a)
(b)
(c)
Gambar 4. (a) Memar pada kelopak mata bagian atas dan bawah dan
daerah infraorbital. Memar terjadi karena volume darah yang lebih besar
di jaringan adiposa dalam jaringan subkutan pada mereka yang mengalami
obesitas.2 (b) Memar superfisial pada pipi.3 (c) Memar pada telapak
tangan.3
Memar pada bagian superfisial adalah memar yang tidak hanya
terbatas pada dermis, tetapi juga pada jaringan subkutan dan kemungkinan
sampai ke dalam lapisan otot superfisial. Memar sebagian ditentukan oleh
jumlah perdarahan di dalam jaringan subkutan dan seberapa dalam
perdarahan yang terjadi, ditentukan dari waktu pemeriksaan setelah
trauma. Jumlah perdarahan adalah sebagian ditentukan oleh berat
ringannya trauma, kepadatan di bawah jaringan vaskular, kerapuhan
pembuluh darah, koagulasi darah, dan volume jaringan subkutan. Apakah
memar akan muncul, atau jika tidak, ukurannya dipengaruhi oleh daerah
5
Umur penderita
Anak dan orang tua cenderung lebih mudah terkena memar. Pada anak
yang lebih muda, memar mudah terjadi karena kulit pada anak lebih lentur
dan lembut, serta terdapat jaringan longgar pada kulit mereka. Sedangkan
pada orang dengan usia lanjut, kulit menjadi kurang fleksibel dan lebih
tipis karena terdapat sedikit lemak di bawah kulit. Efek bantalan kulit
menurun karena lemak di bawah kulit berkurang dan menyebabkan atrofi
dermal. Perubahan ini bersamaan dengan kerusakan kulit akibat paparan
sinar matahari yang menyebabkan pembuluh darah mudah pecah, ketika
pembuluh darah mudah pecah akan menimbulkan memar.3
Gambar 5. Memar pada berbagai usia. (a) Memar yang baru saja terjadi,
berwarna ungu kemerahan.3 (b) Tahap penyembuhan memar berwarna
coklat.3 (c) Memar yang hampir sembuh berwarna kekuningan.3
6
3.
4.
enzim
tirosinase,
tiroksin
yang
diubah
menjadi
3,4
setiap area tubuh, tetapi bervariasi dari satu regio ke regio yang lain.
Sebagai contoh, ada sekitar 1000 melanosit/mm2 dikulit daerah paha dan
2000/mm2 dikulit skrotum. Jenis kelamin dan ras tidak mempengaruhi
jumlah melanosit/unit area. Perbedaan pada warna kulit terutama karena
perbedaan jumlah granula melanin pada keratinosit. Makin gelapnya kulit
setelah terpapar radiasi matahari adalah akibat proses reaksi fisik dan
kimiawi menggelapkan warna melanin yang belum muncul ke luar
melanosit, dan proses perangsangan yang secara cepat untuk masuk ke
keratinosit serta kecepatan sintesis melanin dalam melanosit mengalami
akselerasi, sehingga semakin meningkatnya jumlah pigmen melanin. 4,5
6.
(a)
(b)
pada kulit untuk mengetahui resapan darah pada jaringan subkutan dapat
dilakukan dan dilegalkan.2
5. Penyakit lainnya
Perdarahan dapat terjadi segera dan mungkin terus terjadi selama
beberapa menit atau bahkan sampai berjam-jam setelah cedera, durasinya
tergantung atas kekerasan yang dialami, jenis jaringan yang terluka, dan
waktu pendarahan (untuk menilai fungsi platelet) dan waktu pembekuan
(untuk menilai konversi fibrinogen dan fibrin). Setiap orang mempunyai
beberapa variasi dalam kerentanan terhadap terjadinya memar. Mereka
yang mengalami obesitas atau menderita penyakit kronis misalnya
pecandu alkohol kronis, mempunyai jaringan subkutan yang lebih luas.2
Untuk membedakan memar karena penyakit perdarahan dan trauma
yaitu terletak pada anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan
penunjang. Pada anamnesis, khususnya ditanyakan apakah perdarahan
selalu terjadi atau baru saja terjadi. Pada memar yang berlangsung lama
mengarahkan
pada
dugaan
penyakit
herediter,
Perdarahan
baru
masalah
hipotiroidisme)
medis,
atau
jelas
baik
yang
(misalnya
tidak
diketahui
septikemia
atau
(misalnya
koagulasi
dengan tepat kapan suatu kekerasan terjadi dilakukan (baik pada korban hidup
maupun korban mati) mengingat adanya faktor individual, penyulit (misalnya
infeksi, kelainan darah atau penyakit defisiensi) serta faktor kualitas dari
kekerasan itu sendiri. Kendati demikian ada beberapa cara dapat di gunakan
untuk memperkirakannya, yaitu dengan melakukan pemeriksaan makroskopik
yang bertujuan untuk memperkirakan umur luka tersebut. Pada korban hidup,
perkiraan terjadinya luka dihitung pada saat trauma sampai saat luka tersebut
di periksa. Pada korban mati, perkiraan luka dihitung mulai dari saat trauma
sampai saat kematiannya. Pada pemeriksaan mikroskopik (histologi)
bertujuan untuk menentukan umur luka secara lebih teliti, caranya ialah
dengan mengamati perubahan-perubahan histologiknya. Perubahan-perubahan
histologik dari luka ini sangat di pengaruhi oleh ada tidaknya infeksi. Perlu di
ketahui bahwa infeksi akan memperlambat proses penyembuhan luka.
Peningkatan aktivitas adenosine triphosphatase dan amino peptidase dapat
dilihat lebih dini, yaitu setengah jam setelah trauma. Peningkatan aktivitas
aminopeptidase dapat di lihat sesudah 2 jam, sedangkan peningkatan acid
phosphatase dan alkali phosphatase sesudah 4 jam.2,5,6,7
2.1.1 Proses Peradangan
Radang adalah reaksi dari suatu jaringan hidup yang mempunyai
vaskularisasi terhadap trauma (injury) lokal. Reaksi ini dapat disebabkan
oleh infeksi mikrobial, zat fisik, zat kimia, jaringan nekrotik, dan reaksi
immunologik. Peran proses radang adalah untuk membawa dan
mengisolasi trauma, memusnahkan mikroorganisme penginfeksi, dan
menginaktifkan toksin, serta untuk mencapai penyembuhan dan
perbaikan. Namun, radang dan perbaikan berpotensi merugikan,
menyebabkan reaksi hipersensitif yang mengancam jiwa, kerusakan organ
progresif, dan jaringan parut.4,7
Bila sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cedera atau mati, selama
pejamu masih bertahan hidup, jaringan hidup disekitarnya membuat suatu
respons yang disebut peradangan. Yang lebih khusus, peradangan adalah
reaksi vaskular yang menimbulkan pengiriman cairan, zat zat yang
11
terlarut, dan sel sel dari sirkulasi darah ke jaringan interstisial di daerah
cedera atau nekrosis.8
Inflamasi akut merupakan respon segera dan dini terhadap jejas yang
dirancang untuk mengirimkan leukosit ke tempat jejas, leukosit
membersihkan berbagai mikroba yang menginvasi dan memulai proses
pembongkaran jaringan nekrotik. Terdapat 3 komponen utama dalam
proses inflamsi akut, yaitu perubahan vaskular yaitu perubahan dalam
pembuluh
darah
yang
mengakibatkan
peningkatan
aliran
darah
karena
menyebabkan
peningkatan
stasis.
permeabilitas
Peningkatan
vaskuler
yang
inilah
yang
permeabilitas
Gambar 8. (A) Pembuluh darah yang normal. (B) Manifestasi utama pada
radang akut adalah vasodilatasi pembuluh darah yang menyebabkan
eritema dan hangat, ekstravasasi cairan plasma dan protein yang
menyebabkan edema,migrasi dan akumulasi leukosit di tempat jejas.4
Pada jejas yang sangat ringan, bertambahnya aliran darah
(hiperemia) pada tahap awal akan disusul oleh perlambatan aliran darah
(stasis), perubahan tekanan intravaskular dan perubahan pada orientasi
unsur-unsur
berbentuk
darah
terhadap
dinding
pembuluhnya.
atau tidak
13
berlebihnya cairan pada jaringan interstisial atau rongga serosa. Hal ini
dapat disebabkan oleh baik eksudat maupun transudat. Pus atau eksudat
inflamasi yang kaya akan leukosit, debris sel yang mati, dan mikroba
pada kebanyakan kasus.4
14
pembengkakan
menimbulkan
hiperemia
jaringan.
lokal
dan
Dilatasi
kemerahan
arterior
yang
menimbulkan
15
Gambar 11. Tahap dari proses migrasi leukosit didalam pembuluh darah,
Leukosit berputar lalu kemudian mengaktivasi dan melekat pada endotel
dan terjadi transmigrasi dan migrasi dari endotel.8
Secara normal aliran darah kurang lebih lancar dan unsur darah tidak
membentur dinding pembuluh darah. Ketika viskositas darah meningkat
dan aliran lambat, leukosit mulai mengalami marginasi yaitu bergerak
ke bagian perifer arus, disepanjang lapisan pembuluh darah seiring
leukosit yang bermarginasi mulai melekat pada endotel, menimbulkan
gambaran yang meningkatkan kita pada jalan berbatu sehingga
memunculkan
istilah
pavementing.
Marginasi dan
pavementing
16
(a)
(b)
Gambar 12. (a) Kulit normal (b) Memar (kontusio) terjadi ketika
pembuluh darah di bawah kulit pecah, Kebocoran pembuluh akan
menyebabkan warna biru kehitaman pada kulit yang sering berubah
menjadi warna ungu, merah, kuning, dan hijau yang ditandai sebagai
proses penyembuhan.4
Tidak hanya fenomena postmortem memar menjadi lebih jelas
terlihat setelah kematian, Dalam memar ringan sulit untuk melihat sel
darah merah bebas setelah 5 sampai 7 hari. Jika perdarahan terlalu
berlebihan, membentuk hematoma, sel darah merah dapat dilihat
selama berminggu-minggu. Produk awal yang dibebaskan dari
disintegrasi sel darah merah adalah hemoglobin. Namun, dalam
17
beberapa
jam
hemoglobin
yang
mengalami
fagositosis
akan
memproduksi hemosiderin, dan akan menimbulkan warna kuningcoklat. Perubahan warna dan memudarnya memar adalah waktu yang
saling berkaitan. Namun, perubahan warna tersebut tidak konstan.
Urutan warna biasanya adalah dari merah gelap, kemudian biru, biru
tua-ungu, coklat, kuning dan hijau kekuningan. Keseluruhan perubahan
warna dapat terjadi sempurna dalam waktu seminggu atau penyerapan
mungkin terjadi begitu cepat sehingga semua warna terlihat telah
menghilang dalam beberapa hari. Pada memar dengan warna kuninghijau menandakan bahwa usianya lebih tua dibandingkan warna biruungu. Warna kuning atau kuning-hijau biasanya berarti bahwa memar
telah terjadi dalam beberapa hari yang lalu setelah cedera. Jika warna
memar adalah warna hijau maka luka tersebut terjadi selambatlambatnya 18 jam sebelum kematian.2
Dari berbagai macam luka pada kulit, memar adalah luka yang
bergantung dengan usia. Hemoglobin akan didegradasi oleh makrofag,
kemudian memar akan menjalani serangkaian perubahan warna, efek
ini telah digunakan untuk menentukan umur luka memar. Persepsi
mengenai luka memar dipengaruhi oleh sejumlah faktor yaitu
pigmentasi kulit, salah satunya warna cahaya berpengaruh terhadap
pengamatan. Warna memar dapat diperkiraan dari waktu sejak cedera,
karena banyak variabel yang terlibat. Hemoglobin bebas tampak
berwarna merah. Biliverdin dan bilirubin memberikan warna hijau dan
kuning. Warna gelap, seperti biru dan ungu, mengindikasikan darah
yang memantulkan cahaya pada berbagai kedalaman kulit, warna hijau
bisa menjadi kombinasi warna biru dan kuning. Umumnya, merah,
ungu, atau hitam merupakan
13 hari
47 hari
12
lebih 2
minggu
minggu
19
Camps
merah, ungu,
Hijau
Kuning
Resolusi
(1976)
Glaister
hitam
Biru tua
Hijau
Kuning
Resolusi
(1962)
Polson
Merah, hitam
Kuning
Resolusi
et al
atau merah
7)
(1985)
Smith
Merah, ungu/
kuning
&
hitam
(mulai)
Fiddes
Spitz
Biru
Ungu tua
and
terang/merah
Biru tua
Kuning
kuning/
resolusi
Ungu
Coklat
Resolusi
Resolusi
Resolusi
tua,hijau/kuning
Fisher
(1974)
Adelson merah/biru,ungu Biru/coklat kuning/hijau
(1974)
Dalam beberapa jam memar akan berubah menjadi warna biru atau
ungu tua setelah cedera. Perubahan warna ini disebabkan oleh kerusakan
hemoglobin yang ditemukan dalam darah, karena rusaknya komponen
darah ini menyebabkan perubahan warna yang berbeda-beda pada luka
memar. Dibawah ini dapat menunjukkan perubahan warna luka memar
berdasarkan urutan waktu. Memar berwarna kuning mulai dapat terlihat
setelah 38 jam setelah cedera. Selain itu, memar dengan warna merah
biru hampir ada di seluruh gambar.2,4,7
Gambar 14. Memar terjadi 15 jam setelah cedera (15/10/98 pukul 09:30)5
20
Gambar 15. Memar terjadi 20 jam setelah cedera (15/10/98 pukul 15:00)5
Gambar 16. Memar terjadi 38 jam setelah cedera (16/10/98 pukul 09:15)5
Gambar 17. Memar terjadi 73 jam setelah cedera (17/10/98 pukul 20:00)5
Gambar 18. Memar terjadi 87 jam setelah cedera (18/10/98 pukul 10:45)5
21
Gambar 19. Memar terjadi 92 jam atau 3 hari setelah cedera (18/10/98 pukul
03:45)5
Gambar 20. Memar terjadi 111 jam atau 4 hari setelah cedera (19/10/98 pukul
11:00)5
Gambar 21. Memar terjadi 137 jam atau 5 hari setelah cedera (20/10/98 pukul
01:15)5
Gambar 22. Memar terjadi 6 hari setelah cedera (21/10/98 pukul 11:00)5
22
Gambar 23. Memar terjadi 7 hari setelah cedera (22/10/98 pukul 16:00)5
Gambar 24. Memar terjadi 8 hari setelah cedera (23/10/98 pukul 09:00)5
Gambar 25. Setelah 12 hari memar di mata kanan hilang. Pada mata kiri masih
terlihat sedikit memar berwarna kuning (27/10/98 pukul 05:00)5
Meskipun sering bersamaan dengan abrasi dan laserasi, memar
murni terjadi karena kebocoran pada pembuluh darah dengan epidermis
yang utuh oleh karena proses mekanis. Ekstravasasi darah dengan
diameter lebih dari beberapa millimeter disebut memar atau kontusio,
ukuran yang lebih kecil disebut ekimosis dan yang terkecil seukuran
ujung peniti disebut ptekie. Baik ekimosis dan petekie biasanya terjadi
bukan karena sebab trauma mekanis. Kontusio disebabkan oleh
kerusakan vena, venule, arteri kecil. Perdarahan kapiler hanya dapat
dilihat melalui mikroskop, bahkan ptekie berasal dari pembuluh darah
yang lebih besar dari kapiler. Kata memar mengacu pada lesi yang dapat
dilihat pada kulit atau yang terjadi pada subkutanea, sementara kontusio
23
dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja seperti limpa, mesenterium
atau otot.2,5,7
2.2 Luka Lecet
Luka lecet atau dalam bahasa Inggris disebut abrasions adalah suatu
luka pada kulit dimana terjadi hilangnya lapisan epitel superfisial pada kulit
(epidermis) karena gesekan yang melawan permukaan kasar, atau kerusakan
lapisan superfisial karena tekanan. Luka lecet merupakan tipe luka yang
paling superfisial, biasa juga sering disebut coretan atau goresan.
Walaupun kenyataannya luka lecet ini terbatas pada epidermis dan tidak
menyebabkan ancaman nyawa, ini merupakan luka yang sangat informatif
dari semua luka. Luka lecet ini hanya merusak kutikula (epidermis), tidak
berpenetrasi ke dermis dan tidak berdarah.2,3
Luka lecet pada antemortem menyebabkan tampilan merah keunguan
dan sembuh tanpa adanya jaringan parut. Luka lecet yang terjadi setelah
kematian itu kekuningan dan translusen dengan gambaran-seperti kertas
kulit. Ini adalah hal yang penting yang perlu diketahui ahli forensik karena
ini mengindikasikan adanya instrument tajam atau benda tumpul yang
berinteraksi dengan tubuh. Ini mungkin juga menjadi satu-satunya bukti
eksternal trauma pada tubuh.2 Dalam referat ini kami hanya akan membahas
mengenai luka lecet terutama dalam hal ini luka lecet berdasarkan jenis luka
lecet, proses penyembuhan luka lecet, dan pemeriksaan dari luka lecet.
Lecet sering dihasilkan dari pergerakan permukaan kulit ke permukaan
yang lebih kasar atau sebaliknya. Dengan demikian luka tersebut dapat
memiliki penampilan yang linier, dan pemeriksaan dekat mungkin
menunjukkan epidermis superfisial yang mengerut pada salah satu ujung
luka,menunjukkan arah perjalanan dari permukaan lawan. Dengan demikian,
pukulan tangensial bisa horizontal atau vertikal, atau mungkin dapat
disimpulkan bahwa korban telah diseret di atas permukaan yang kasar.
Pola dari luka lecet lebih jelas daripada memar karena luka lecet sering
mengambil kesan yang cukup rinci tentang bentuk objek yang menyebabkan
luka yang sekali ditimbulkan, tidak memanjang atau tertarik, sehingga luka
menunjukkan tepatnya wilayah penerapan kekerasan. Pada pencekikan
24
manual,luka lecet kecil, berbentuk bulan sabit yang disebabkan oleh kuku
korban atau penyerang mungkin tanda-tanda hanya terlihat pada leher.
Seorang korban menolak sebuah pelecehan seksual atau serangan lain
mungkin mencakar penyerangnya dan meninggalkan lecet paralel linear pada
wajah penyerang. Beberapa lecet mungkin terkontaminasi dengan bahan
asing,seperti kotoran atau kaca, yang mungkin memiliki signifikansi
medikolegal penting.
2.2.1 Tipe Luka Lecet
Terdapat tiga tipe dari luka lecet: luka lecet kikis, luka lecet tekan,
dan luka lecet berpola. Pada luka lecet tekan, benda tumpul mengikis
lapisan superfisial kulit, meninggalkan permukaan yang kosong.
Kadang-kadang, luka ini cukup dalam, sampai ke lapisan dermis. Dalam
hal ini, mungkin terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah dengan
cairan serosanguinus pada permukaan yang luka lecet. Ini menyebabkan
terbentuknya kerak kering pada luka yang berwarna merah kecoklatan.
Salah satu tipe yang paling sering terjadi pada luka lecet ini adalah luka
lecet gores. Luka lecet kikisan yang jebat biasa dilihat pada pejalan kaki
yang berjalan di trotoar (Gambar 26) yang ditabrak kendaraan bermotor.
Partikel daripada tanah, kotoran atau kaca mungkin tertancap pada luka.
Insisi yang dibuat pada area ini biasanya gagal untuk melihat perdarahan
jaringan lunak
25
Gambar 26 & 27 : (26) luka lecet kikis karena gesekan langsung pada
trotoar jalan (27) sayatan menunjukkan cedera terbatas pada epidermis.
( Diambil dari kepustakaan 2)
Pada luka lecet tekan, benda tumpul yang diarahkan perpendikuler
pada kulit dan menghancurkannya. Luka lecet ini biasa dilihat diatas
tonjolan tulang dimana lapisan tipis pada kulit yang melindungi tulang.
Luka lecet tekan diatas daerah supraorbital (alis), lengkungan
zygomatikum (tulang pipi), dan sisi daripada hidung biasa dilihat pada
orang yang tidak sadar ketika mereka kolaps dan menjatuhkan kepala
mereka ke tanah. (Gambar 26)2
26
(Gambar 27). Luka lecet kikis yang sama juga terjadi ketika tubuh
korban diseret diatas permukaan kasar. Jerat atau tali pengikat juga
dapat menyebabkan luka lecet kikis.2
Sedangkan luka lecet berpola merupakan variasi dari luka lecet
tekan. Ini terjadi karena hasil bekas cetakan dari objek yang terkena,
seperti pipa,atau bahan perantara seperti baju yang dicetak pada kulit
yang menyebabkan efek hancur dari benda tumpul. Gigitan serangga
postmortem ada ruam popok kadang-kadang salah diartikan sebagai luka
lecet oleh dokter yang kurang berpengalaman.2
Gambar 28 & 29 : Luka lecet berpola. (28) Tanda dari pipa (luka robek
dibawah dari luka lecet). (29) Tanda pemanggangan pada korban yang
jatuh gedung lantai 8 dan jatuh pada tempat pemanggangan logam
(Diambil dari kepustakaan 2)
2.2.2 Pemeriksaan Luka Lecet
Kepentingan medikolegal dari pemeriksaan luka lecet ini : dapat
mengindikasikan area dampak dan arah dari kekerasan benda, dapat
menjadi satu-satunya tanda eksternal dari cedera organ dalam yang
serius, luka lecet yang berpola dapat membantu mengetahui objek benda
yang menghasilkannya, umur dari luka dapat diketahui, pada luka
27
luka terjadi sekitar 4-6 jam. Waktu paling cepat untuk erjadinya
reaksi seluler sekitar 2 jam, tapi biasanya tidak jelas terlihat sampai
4-6 jam. Setelah 8 jam, daerah luka yang mengering itu ditandai
dengan adana zona infiltrasi sel polimorfonuklear pada area luka
epitel. Setelah 12 jam, terdapat tiga lapisan: zona permukaan fibrin
dan sel merah, zona yang lebih dalam terdapat infiltrasi sel
polimorfonuklear, dan lapisan yang rusak yang berisi kolagen. 12
sampai 18 jam berikutnya, zona terakhir ini progresif terinfiltrasi
oleh sel polimorfonuklear.
2. Regenerasi Epitel
Regenerasi sel epitel menyebabkan bertahannya folikel rambut dan
pinggir pada luka lecet. Pertumbuhan epitel mungkin terlihat setelah
30 jam seperti kikisan superfisial pada abrasi dan terlihat jelas
setelah 72 jam pada abrasi.
3. Granulasi subepidermal
Ini terlihat dengan jelas saat hari ke 5-8. Ini hanya terjadi jika epitel
menutupi luka lecet. Infiltrasi perivaskuler dan sel inflamasi kronik
terlihat
jelas. Epitel
progresif menjadi
hiperplasia,
dengan
Fresh
Bright red
29
12 24 jam
2 - 3 hari
4 7 hari
Setelah 7 hari
kualifikasi
luka
disini
semata-mata
pengertian
Ilmu
dalm
Kitab
Undang-Undang
Hukum
Pidana
(KUHP),
yang
30
31