Anda di halaman 1dari 10

10 Karakteristik Keluarga yang Hasilkan

Anak Cerdas

Berikut 10 karakteristik dari sebuah kelaurga yang cerdas.


1. Bersedia berkorban untuk satu sama lain
Buatlah sebuah moto di dalam keluarga Anda. Anda harus dapat memastikan bahwa setiap
anggota keluarga Anda mengetahui peran mereka masing-masing dan mau menjalankannya
dengan baik, walaupun terkadang dibutuhkan pengorbanan untuk itu. Kebaikan, kerjasama dan
kasih sayang harus menjadi moto hidup keluarga Anda. Di dalam sebuah keluarga yang sehat,
setiap anggota keluarga mampu memberikan lebih banyak waktu, energi dan hal-hal lainnya
untuk anggota lainnya, walaupun terkadang mereka mengeluh.
Ingatlah bahwa anak-anak yang cerdas harus benar-benar merasakan dan memahami bahwa
setiap anggota keluarganya selalu ada untuk satu sama lain. Perkuat hal ini. Tanamkan pada
semua anggota keluarga Anda bahwa mereka akan mendapatkan lebih dari apa yang mereka
berikan. Ini adalah keluarga yang akan menghasilkan anak-anak yang lebih percaya diri.
2. Menghormati satu sama lain
Jangan menunda untuk berkumpul bersama keluarga Anda. Berkumpul bersama keluarga bukan
berarti tidak menghormati kepentingan individual. Setiap anak memiliki kemampuan untuk
menjadi pintar. Dengan menghormati ide dan hobinya, Anda mengizinkan kemampuan itu untuk
tumbuh.

Rasa hormat adalah kemampuan anak yang didapatkan dari observasi. Jika Anda mampu
mendengarkan mereka, tanpa menghakimi dan bersikap hormat terhadap semua orang dengan
segala usia, anak Anda akan memahami bahwa setiap orang patut untuk dihormati. Pesan ini
mungkin tidak dapat diterapkan secara langsung, namun bersikap sopan dan hormat dapat
ditularkan.
3. Ada untuk satu sama lain
Keluarga yang cerdas sangat menikmati kebersamaan satu sama lain. Ada sensasi tersendiri saat
mengalami petualangan bersama-sama. Anda dapat membuat rumah Anda seperti sekolah
dengan menerapkan cara belajar yang menyenangkan, sehingga intelektualitas anak Anda akan
tumbuh. Buatlah kegiatan membaca, mendengarkan musik dan bermain menjadi kegiatan rutin
yang harus dilakukan bersama-sama. Namun Anda harus mengizinkan mereka melakukan hobi
mereka sendiri-sendiri, dan tetap menjadi pendengar yang baik ketika mereka menceritakan
tentang apa yang mereka lakukan.
4. Komunikasi Satu Sama Lain
Menciptakan suatu keluarga yang cerdas tergantung bagaimana kemampuan untuk saling
mengerti satu sama lain, walaupun itu bukan proses yang mudah. Bagaimana sifat dari anggota
keluarga Anda, biarkan mereka merasa bahwa mereka dimengerti.
Lakukan diskusi selama perkumpulan dengan anggota keluarga yang lainnya, tunjukkan bahwa
Anda memahami apa yang mereka sampaikan, pahami bahwa tidak akan pernah terlambat untuk
menyampaikan suatu hal, dan katakan, tulis atau lakukan sesuatu yang positif keluarga Anda
setiap hari. Ini akan mengarahkan setiap orang dalam keluarga Anda ke arah yang baik.
5. Belajar dari Kesalahan satu sama lain
Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa hal. Seperti, berbagi kebijaksanaan, melewati hal yang
buruk bersama-sama, belajar dari anak Anda, dan lakukan kesalahan. Berbagi kebijaksanaan
dapat dilakukan dengan membiarkan situasi terjadi apa adanya. Anda dapat mulai mencoba
mengembangkan sikap tidak peduli, agar anak-anak merasakan hasilnya dan menjadikannya
pengalaman. Melewati hal yang buruk dapat dilakukan dengan bertanya pada diri Anda sendiri,
"Hal terburuk apa yang dapat saya dapat di sini?". Jika Anda mampu melewatinya, maka Anda
dapat melewati semua hal. Belajar dari anak dapat dimulai dengan mengakui bahwa tidak semua
hal yang Anda lakukan adalah benar. Anda dapat mulai melihat dunia dari sisi pandang anakanak Anda, dengan begitu Anda akan belajar memberi dan menerima. Sedangkan, dengan
membiarkan anak-anak Anda melihat Anda melakukan kesalahan akan menjadi contoh bagi
mereka untuk melihat bagaimana Anda menangani kesalahan yang Anda buat.
6. Hargai usaha, bukan hasil
Jangan menetapkan suatu standart yang Anda sendiri tidak dapat memenuhinya. Anak Anda akan
menilai dirinya dari bagaimana orang lain menilai mereka. Jadi biarkan mereka mengetahui
mana hal-hal yang benar-benar penting. Rayakan prestasi anggota keluarga Anda, sekecil apapun
itu. Menjadi cerdas adalah melakukan segala sesuatu yang terbaik yang Anda bisa.
7. Pecahkan masalah bersama-sama
Keluarga yang cerdas akan melibatkan semua anggotanya untuk mengambil keputusan yang
penting. Sebagai orang tua, Anda tidak boleh otoriter. Sebagai anak mereka akan belajar mandiri

dan dewasa saat di sekolah, namun saat di rumah, mereka adalah tanggung jawab Anda. Buat
anak-anak Anda mengerti batasan-batasan mereka.
8. Menciptakan lingkungan belajar
Keluarga cerdas akan terus belajar bersama-sama. Sebagai orang tua, Anda harus terlibat dalam
pembelajaran anak Anda, sehingga Anda juga terdorong untuk terus belajar dan anak Anda
merasa aman.
9. Reaksi yang baik
Keluarga yang cerdas menyadari bahwa mereka sepenuhnya adalah manusia. Sempurna mungkin
adalah dambaan semua orang, namun Anda harus memahami bahwa tidak ada manusia yang
sempurna, begitupun dengan Anda. Bantu keluarga Anda untuk melihat keberhasilan dengan
rendah hati dan kegagalan dengan rasa syukur. Ingatlah bahwa tidak ada yang mampu membuat
Anda dengan mudah melewati masa-masa sulit, selain humor.
10. Tunjukkan rasa cinta
Satu hal yang paling terlihat dari suatu keluarga yang cerdas adalah cinta tanpa syarat antara satu
orang dengan lainnya. Tidak peduli apapun latar belakang keluarga Anda, anak-anak Anda akan
sukses apabila Anda menerapkan rasa cinta dalam proses pengasuhan Anda.
Membesarkan anak yang cerdas tidak berbeda dengan membesarkan anak-anak lainnya. Yang
terpenting adalah keluarga Anda harus dipenuhi oleh kasih sayang, kehangatan, dan tindakan
yang positif. Ini akan meningkatkan kecerdasan dan kesuksesan anak-anak Anda.
5 Hal yang Paling Dibutuhkan Anak

Pola asuk orangtua berpengaruh terhadap perkembangan anak di masa depan.

Liputan6.com, Jakarta Tahukah Anda apa yang paling dibutuhkan anak, dan sudahkah Anda
memenuhi kebutuhan mereka? Terkadang orangtua masih belum benar-benar tahu apa yang
paling dibutuhkan anak. Ada orangtua yang selalu menuruti apa yang dinginkan anak, namun
melupakan komunikasi dengan anak, pelukan, dan perhatian, karena menganggap apa yang
diinginkan anak adalah apa yang mereka butuhkan.
Semua anak memiliki kebutuhan dasar untuk hidupnya seperti makan, kehangatan, tempat
tinggal, dan pakain. Tetapi jangan lupa anak juga butuh untuk merasa dicintai dan rasa aman.
Dengan memberikan semua hal yang mereka butuhkan, anak akan merasa aman, kuat, dan
berkembang.
Berikut 5 hal yang paling dibutuhkan oleh anak seperti dilansir dari cyf.govt.nz, Jumat
(27/11/2015).
Memberikan Cinta dan Pelukan
Pelukan dan mengajak mereka bercanda akan membantu mereka merasa aman dan memberikan
kenyamanan. Memegang anak, menggendong, memangku, mencium adalah cara terbaik untuk
memperlihatkan bahwa Anda peduli terhadap mereka.
Berikan Apresiasi
Ketika Anda memberikan mereka apresiasi terhadap apa yang sudah mereka lakukan, ini akan
membuat mereka ingin melakukannya lagi. Mengapresiasi anak Anda untuk melakukan yang
terbaik akan membuat mereka juga ingin menjadi yang terbaik dan akan membantu mereka
menghargai diri mereka sendiri, terhadap usaha yang mereka lakukan.
Berikan Senyuman
Senyuman adalah cara yang paling sederhana untuk membantu anak merasa bahagia dan aman.
Ketika Anda memberikan senyuman kepada anak katakan juga bahwa Anda menyayangi mereka,
bangga terhadap mereka, memperhatikan mereka, Anda bahagia karena mempunyai mereka.
Ajak Mereka Bicara
Sesibuk apapun Anda sempatkan untuk mengajak anak Anda bicara, bisa di tempat tidur sebelum
anak Anda tidur, mendongeng, bercerita tentang apa yang dialami hari ini. Sering mengajak anak
bicara, tanpa Anda sadari anak belajar banyak dari percakapan yang Anda lakukan. Anak
memiliki kosa kata yang banyak, menggunakan kata dengan tepat sehingga memudahkan mereka
untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan.
Dengarkan Mereka
Semakin anak bertambah umurnya dan sudah lancar berbicara, anak akan menanyakan banyak
hal. Dengarkan dengan seksama dan berikan jawaban terbaik yang anda bisa dengan begitu anak

akan merasa belajar itu menyenangkan. Mendengarkan adalah cara lain untuk memperlihatkan
bahwa Anda tertarik dan peduli dengan mereka.
6 Cara Membuat Anak Lebih Percaya Diri

Membiarkan anak bermain adalah cara tepat agar anak lebih kreatif.

Menjadi orangtua memang bukan perkara mudah. Mendidik anak-anak merupakan tanggung
jawab sekaligus tantangan tersendiri.
Sebagai orangtua, tentu Anda akan kebingungan jika anak Anda dilanda rasa kurang percaya diri
akan kemampuan yang dimilikinya.
Tapi, jangan cemas, berikut akan kami berikan cara membuat anak lebih percaya diri. Dilansir
dari todaysparent.com, berikut ini 6 hal yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan rasa
percaya diri dalam diri anak:
1. Mundur selangkah dan mulai dari awal
Tidak ada salahnya untuk mundur selangkah dan memulai kembali membangun rasa percaya diri
anak. Hal ini dapat Anda mulai dengan membantunya menjadi seseorang yang memiliki
kompetensi sebagaimana yang ia sukai.

Anda dapat melanjutkannya dengan membiarkan anak Anda mengambil resiko atas apa yang ia
lakukan, belajar menentukan pilihan-pilihan dan menyelesaikan masalah serta bertanggung
jawab apa yang telah ia lakukan.
2. Jangan puji anak Anda secara berlebihan
Rasa percaya diri muncul dari perasaan merasa dicintai dan adanya rasa aman. Memuji anak
dapat membuat mereka merasa dicintai dan dengan begitu akan dapat meningkatkan rasa percaya
diri dalam dirinya.
Namun, memuji anak secara berlebihan ternyata bukan lah hal yang baik karena justru akan
membuat anak tidak mengetahui dirinya yang sebenarnya. Puji lah anak Anda sewajarnya, maka
rasa percaya diri anak pun akan tumbuh dengan baik.
3. Biarkan anak Anda belajar mengambil risiko
Hal ini dapat mulai dengan menjauhkan diri ketika anak Anda sedang melakukan atau
mengerjakan suatu hal. Biarkan anak Anda mengambil risiko dan merasakan kegagalan kecil.
Justru itu lah tugas Anda sebagai orangtua untuk mendidik anak mengenai risiko yang sehat.
4. Biarkan anak belajar memilih dan membuat sendiri keputusannya
Ketika anak-anak membuat sendiri pilihan-pilihan yang tepat pada usianya, mereka akan merasa
lebih percaya diri. Selain itu, membuat sendiri pilihan-pilihan dalam kehidupan sehari-hari akan
membuat anak belajar bertanggung jawab atas pilihan yang ia buat.
5. Biarkan mereka membantu Anda membereskan isi rumah
Dalam membangun rasa percaya diri, anak-anak juga membutuhkan kesempatan untuk
membuktikan dan menunjukkan kemampuan yang ia miliki. Kesempatan ini lah yang harus
selalu disediakan oleh Anda sebagai orangtua. Misalnya dengan membiarkan mereka membantu
Anda memasak, memberesakan meja makan atau merapikan tempat tidurnya sendiri.
Dengan menunjukkan dan membuktikan kemampuannya, anak Anda akan merasa bahwa ia
memberikan kontribusi yang berharga dan dengan demikian rasa percaya dirinya juga akan
meningkat.
6. Semangati anak Anda selalu
Cara lain yang dapat Anda lakukan untuk terus meningkatkan rasa percaya diri pada anak adalah
dengan selalu menyemangatinya. Ketika anak Anda sedang melakukan sesuatu yang ia senangi,

pastikan Anda selalu menyemangatinya sehingga ketika ia mencapai sesuatu yang


diinginkannya, ia akan selalu merasa didukung.
Alasan Orangtua Tak Boleh Bentak Anak

1. Pengembangan emosional
Salah satu alasan mengapa Anda tak boleh membentak anak Anda adalah ini bisa memengaruhi
perkembangan emosionalnya. Mereka membutuhkan dorongan positif yang membantu mereka
menjadi percaya diri setelah melakukan hal yang baik.
Ini akan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi dan mencoba hal-hal baru.
Berteriak tidak akan membantu sama sekali, karena hal ini hanya akan menekan perkembangan
anak.
2. Keamanan
Meskipun orangtua merasa mereka perlu melindungi anak setiap asaat, anak akan merasa tak
aman ketika mereka dibentak. Ini bisa menjadi pengalaman yang menakutkan bagi anak.
Ini akan membuat anak sulit menikmati kehadiran Anda ketika Anda membentak mereka.

3. Pendengar
Seseorang perlu menjadi pendengar yang baik. Anak-anak juga harus belajar memberi
kesempatan kepada orang lain untuk berbicara. Ketika anak tumbuh dengan orangtua yang suka
membentak, ia akan belajar hal yang sama.
4. Memengaruhi kepercayaan diri
Kepercayaan diri anak dibangun oleh orangtua. Tak ada keraguan bahwa berteriak
hanya akan menghancurkan kepercayaan diri anak-anak. Kata-kata yang digunakan
saat berteriak bisa memengaruhi mereka.
Anak-anak tak akan mau melakukan apapun tanpa persetujuan orangtua. Harga diri
anak juga dipertaruhkan di sini.
5. Masalah perilaku
Anak yang sering dibentak tak akan mampu berperilaku baik. Ini akan memengaruhi
kehidupan pribadi ataupun sosialnya. Sekolah dan guru harus bekerja ekstra keras
untuk membantu anak melepasnya.
6 Perilaku Orang Tua yang Menjauhkan Anak dari Sikap Pemimpin

6 Perilaku Orang Tua yang Menjauhkan Anak dari Sikap Pemimpin

Liputan6.com, Jakarta Sebagai orang tua, belajar untuk menjadi bijak dan menyayangi tidak
selalu menjadi cara yang baik untuk melindungi buat hati. Justru, hal ini bisa menahan anak-anak
untuk berkembang, mendapatkan kebebasan, dan segala potensi kepemimpinan yang
dimilikinya. Dari pakar kepemimpinan, Dr. Tim Elmore, ia mengatakan bahwa saat ini banyak
orang tua yang gagal menjadikan anaknya sebagai seorang memimpin.
1. Tidak membiarkan anak-anak mengalami resiko pengalaman orang tua
Memberikan peringatan bagi anak-anak agar tidak mengalami kesalahan yang sama seperti orang
tuanya memang hal yang baik. Namun, jika terlalu sering anak-anak justru akan memberikan
efek buru. Anak-anak merasa terisolasi dalam berperilaku, bahkan bisa saja menimbulkan sebuah
fobia. Mereka gagal itu wajar seperti mereka memiliki pacar dan kemudian putus. Hal ini akan
menimbulkan kematangan emosi di diri mereka.
2. Terlalu menyelamatkan anak-anak
Jika kita terlalu cepat menyelamatkan memanjakan anak-anak di tiap mereka mengalami sebuah
masalah, kita justru menghapus kebutuhan mereka untuk memetakan dan memecahkan masalah.
Cepat atau lambat, anak-anak akan terbiasa dengan orang yang menyelamatkan mereka. Jika
mereka gagal, mereka akan cenderung tenang karena ada orang tua yang akan membantu.
Namun, Anda tidak akan menemani mereka seumur hidup bukan?
3. Terlalu mudah mengapresiasi
Ketika orang tua terlalu mudah membanggakan sang anak, justru anak-anak akan berpikir bahwa
hanya orang tua mereka sajalah mengakui kehebatan mereka. Akhirnya, anak-anak akan belajar
untuk menipu, membesar-besarkan cerita dan berbohong, serta menghindari kenyataan yang
sulit. Anak-anak menjadi tidak siap untuk menghadapi segala kondisi.
4. Tidak berbagi cerita mengenai kesalahan masa lalu kita
Anak-anak senang untuk mencoba hal-hal baru. Kita harus membiarkan, tetapi juga tetap
mengontrol mereka. Berbagi pengalaman buruk yang pernah dialami dan bagaimana cara
mengatasinya merupakan pilihan yang baik. Anak-anak akan mempersiapkan diri apabila
menghadapi masalah yang sama.
5. Salah menilai kecerdasan dan bakat
Kerap kali, kecerdasan dinilai bisa menjadi tolak ukur kedewasaan anak. Hasilnya, orang tua
menganggap anak cerdas adalah telah siap untuk memasuk `dunia`. Bintang Hollywood muda
yang memiliki bakat luar biasa akhirnya terjebak dalam sebuah skandal publik. Anak memang
harus diberikan kebebasan, tetapi mengamati dan mengontrol anak-anak tetap harus dilakukan.

6. Tidak memberikan contoh


Orang tua memiliki tanggung jawab sebagai orang yang perilaku, gaya, dan sikapnya akan
dicontoh oleh anak-anak. Mereka bertanggung jawab atas kata-kata dan tindakan mereka.
Tampilan diri Anda apa adanya, jangan memberikan kepalsuan ketika bersama anak.
Kebohongan hanya diperlukan apabila tindakan tersebut tidak baik untuk diikuti anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai