Anda di halaman 1dari 5

JURNAL LOGIC. VOL. 11. NO.3.

NOPEMBER 2011

132

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN KABEL


TEMBAGA DIBANDINGKAN DENGAN KABEL ALUMINIUM
PADA SISTEM INSTALASI DAN DISTRIBUSI KABEL POWER DI
POWER HOUSE W HOTEL RETREAT AND SPA - BALI
Ida Bagus Ketut Sugirianta
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bali
Bukit Jimbaran, Tuban Badung - BALI
Phone :+62-361-701981, Fax:+62-361-701128, e-mail: ibksugirianta@yahoo.co.id
Abstrak: Fungsi penghantar dalam sistem tenaga listrik memegang peranan yang sangat penting. Perak,
tembaga, emas, aluminium dan kuningan adalah daftar urutan logam yang mempunyai konduktivitas yang sangat
baik yang dapat difungsikan sebagai penghantar listrik. Dari sekian banyak bahan penghantar yang ada tembaga
dan aluminium adalah dua bahan penghantar yang memenuhi persyaratan baik secara teknis maupun ekonomis
untuk difungsikan sebagai penghantar dalam sistem transmisi, distribusi dan instalasi tenaga listrik. Sebagai
bahan penghantar, antara tembaga dan aluminium masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan tembaga terdapat pada daya konduktivitas yang mana konduktifitas aluminium hanya 59% dari
tembaga sedangkan kelebihan aluminium terletak pada berat massa jenis yang hanya 30,34% dari tembaga dan
segi ekonomis harga aluminium jauh lebih murah dibandingkan dengan tembaga.
Pada sistem distribusi dan instalasi daya listrik di power house W Hotel Retreat and SPA didapatkan hasil
perhitungan bahwa, penggunaan kabel aluminium lebih murah 54,24%, maka penggantian kabel tembaga
menjadi aluminium pada kasus ini sangat layak untuk dilaksanakan. Sementara dari segi teknis, tegangan jatuh
yang terjadi pada kabel aluminium hanya 0,73 % masih jauh dari batas tegangan jatuh yang diijinkan yaitu 5%.
Kata kunci : Penghantar Tembaga, Aluminium, Kajian Teknis dan Ekonomis
Technical And Economic Study On The Use Of Copper Cable Compared With Aluminum Cable On
Installation And Distribution System of Electric Power In The Power House of W Hotel And Retreat SPA
Bali
Abstract: The function of the conductor in the power system plays as a very important role. Silver, copper,
gold, aluminum and brass are a list of metals that have excellent conductivity which can function as an electrical
conductor. From that existing conducting materials, copper and aluminum are the two conducting material that
meets the requirements both technically and economically to function as a conductor of the transmission system,
distribution and installation of electric power. As a conducting material, such as copper and aluminum each
have advantages and disadvantages. The conductivity of aluminum is only 59% of copper, while the weight
density of aluminum is only 30.34% of copper and aluminum prices economically much cheaper than copper.
In the distribution and installation of electrical power system in the power house of W Hotel Retreat and SPA
calculations result that using the aluminum will be cheaper (51.88%) than copper. So, the replacement of copper
wires to aluminum in this case is very feasible to be implemented. While from a technical point, the voltage drop
that occurs in aluminum wiring is only 0.73% and it is far from the limit of 5% of the allowable voltage drop.
Keywords: Copper, Aluminum, Technical study, Economic study.

JURNAL LOGIC. VOL. 11. NO.3. NOPEMBER 2011

I. PENDAHULUAN
Untuk dapat difungsikan sebagai penghantar listrik
maka logam harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut : mempunyai konduktifitas yang baik, kekuatan
mekanis harus cukup tinggi, koefisien muai panjang
yang kecil, dan modulus kenyalnya cukup. Penghantar
tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang
tinggi juga membutuhkan sifat mekanis dan fisika
tertentu yang disesuaikan dengan penggunaan
penghantar itu sendiri. Selain masalah teknis,
penggunaan logam sebagai penghantar ternyata juga
sangat ditentukan oleh nilai ekonomis logam tersebut di
masyarakat. Sehingga suatu kompromi antara nilai
teknis dan ekonomi logam yang akan digunakan mutlak
diperhatikan. Dari pertimbangan di atas logam yang
menjadi pilihan adalah tembaga dan aluminium.
Kelebihan tembaga dibandingkan aluminium
adalah mempunyai konduktivitas yang lebih yaitu 6 x
107 (1/ohm meter) sedangkan aluminium hanya 3,8 x
107 (1/ohm meter). Disamping itu, tembaga juga
mempunyai sifat mekanis yang lebih lentur. Kelebihan
aluminium adalah mempunyai masa jenis yang jauh
lebih ringan yaitu 2,7 gr/cm3 sedangkan tembaga 8,9
gr/cm3, sehingga aluminium menjadi pilihan sebagai
penghantar udara dan dari segi ekonomi aluminium jauh
lebih murah. Di waktu yang lalu, bahan yang banyak
digunakan untuk saluran listrik adalah tembaga (Cu),
namun karena harga tembaga yang tinggi dan tidak
stabil bahkan cenderung naik, aluminium mulai dilirik
dan dimanfaatkan sebagai bahan pengganti. [2].
Yang ingin diketahui dalam tulisan ini adalah
seberapa besar berbandingan nilai ekonomis
penggunaan kabel tembaga dibandingkan aluminium
pada sistem instalasi daya listrik di W Hotel Retreat and
SPA, dan berapa besar drop tegangan yang terjadi di
antara dua penghantar tersebut. Sesuai dengan yang
disyaratkan dalam sistem penghantaran daya listrik
adalah bahwa jatuh tegangan tidak boleh dari 5% [1].

II.

METODE PENELITIAN

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di power house satu dan
power house dua, W Hotel Retreat and SPA yang
berlokasi di Jalan Petitenget Kerobokan Kabupaten
Badung Bali. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan
yaitu mulai bulan Mei sampai dengan Juli tahun 2011.
2.2. Obyek dan Data Penelitian
Sebagai obyek penelitian adalah sistem instalasi
dan distribusi daya listrik di power house W Hotel. Data
penelitian yang dipakai adalah data sekunder yang
berupa gambar disain dan as built drawing dan data

133

beban listrik. Secara detail data yang diperlukan adalah


data tipe dan besar luas penampang penghantar, panjang
penghantar serta data beban listrik. Alat yang
dipergunakan untuk mengolah data adalah program
mikrosoft excel.
2.3. Langkah Cara Kerja Penelitian
Pebelitian ini dilaksanakan dengan jalan
mengevaluasi desain awal instalasi kabel power yang
ada di power house W hotel, yang awalnya
mempergunakan kabel dengan inti tembaga. Adapun
langkah penelitiannya adalah sebagai berikut :
-

Menghitung besarnya arus yang akan mengalir.


Dari data besarnya beban listrik (VA) yang akan
dipikul oleh penghantar ini kemudian dengan
mempergunakan persamaan :

Ampere 1.
dimana, I adalah besarnya arus yang mengalir I
(ampere), VA besarnya beban listrik dan V adalah
tegangan sistem (volt).
-

Menentukan luas penampang penghantar


aluminium.
Luas penampang kabel aluminium yang akan
ditentukan adalah sebagai konversi kabel dari
tembaga ke aluminium. Dengan melihat besarnya
arus yang akan mengalir dapat ditentukan besar
luas penampang penghantar yang diperlukan
dengan bantuan tabel kemampuan hantar arus
penghantar.

Menghitung tegangan jatuh pada kabel.


Sesuai yang disyaratkan dalam PUIL 2000 bahwa
besarnya tegangan jatuh yang diperbolehkan adalah
maksimal 5% dari tegangan nominalnya. Untuk
menghitung besarnya tegangan jatuh yang terjadi
pada penghantar dipergunkan persamaan berikut :
.2

Diman, V = tegangan jatuh ( volt), I = arus yang


mengalir (ampere), R = tahanan penghantar, X =
reaktansi penghantar dan Cos adalah factor daya
sistem listrik.

JURNAL LOGIC. VOL. 11. NO.3. NOPEMBER 2011

Menghitung biaya instalasi dan distribusi kabel


power
Biaya instalasi kabel power terdiri atas beberapa
komponen yaitu : biaya material yang merupakan
harga dari kabel, biaya material pendukung adalah
biya yang diperlukan untuk material pendukung
pemasangan kabel tersebut, seperti konektor, skun
kabel dan sebagainya. Ada juga biaya tools yang
timbul terkait dengan penyusutan peralatan yang
digunakan dan yang terakhir adalah upah kerja dari
tenaga yang melaksanakan pekerjaan instalasi
tersebut.

2.4. Parameter yang diamati


Parameter yang diamati adalah nilai resistensi,
reaktansi, daya hantar serta biaya satuan pekerjaan
instalasi kabel tembaga dan aluminium.

134

Gambar 1. Lay Out Power House W Hotels

Single line diagram instalasi di power house


ditunjukkan dalam gambar 2. Dalam gambar terlihat
semua instalasi kabel power di power house
menggunakan kabel dengan inti aluminium. Ini
merupakan gambar as built drawing yang mana pada
disain awal dari konsultan semua kabel powernya
menggunakan kabel dengan inti tembaga.

2.5. Teknik Analisis


Analisis yang dilakukan adalah membandingkan secara
teknis dan ekonomis antara kabel tembaga dan
aluminium. Aspek teknis yang akan dibandingkan
antara kabel tembaga dan aluminium adalah
kemampuan daya hantar, besarnya luas penampang,
kuat tarik, koefesien muai suhu dan tegangan jatuh.
Sedangkan secara ekonomis akan dibandingkan biaya
instalasinya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Instalasi Kabel Power di Power House W Hotel
Power house W hotel Retreat and SPA adalah pusat dari
sistem kelistrikan untuk melayani keseluruhan beban
listrik yang ada di W Hotel. System suplai daya listrik
untuk W Hotel dilayani dari dua suplai daya listrik
yaitu pertama dan sumber daya listrik utama adalah dari
PLN dengan daya terpasang 2.770 KVA melalui sistem
tegangan menengah 20KV. Gambar 1 memperlihatkan
lay out dari power house W hotel didalamnya terdapat
peralatan utama seperti kubikel PLN, transformator
daya, LVMDP, Genset dan Panel Control Genset.
Sumber daya listrik yang kedua adalah dari dua buah
genset dengan total kapasitas 3.050 KVA, yang mana
antara PLN dan Genset dilengkapai dengan sistem
sinkron serta AMF ATS untuk menjamin suplai listrik
yang kontinue di hotel berbintang 5 ini.

Gambar 2. Single line diagram Power House W


Hotel
Jenis kabel power yang dipergunakan dalam instalasi ini
adalah yang dipergunakan pada tabel 1.
3.2 Konversi kabel tembaga ke kabel aluminium
Dari besarnya arus listrik yang akan mengalir pada
suatu kabel, dengan bantuan tabel kemampuan hantar
arus penghantar yanga ada pada PUIL 2000, maka dapat
ditentukan besarnya luas penampang penghantar yang
diperlukan, dalam hal ini adalah konversi dari kabel
tembaga ke aluminium. Dari hasil perhitungan dan
penggunaan tabel maka didapatkan hasil konversi
seperti ditunjukkan dalam tabel 2.

JURNAL LOGIC. VOL. 11. NO.3. NOPEMBER 2011

Tabel 1. Data Beban, Panjang Kabel Instalasi dan besarnya


arus listrik di Power House

135

nilai ini masih jauh dari ambang batas tegangan jatuh


yang diperbolehkan.
Tabel 3. Hasil perhitungan tegangan jatuh pada kabel tembaga

Dari tabel terlihat bahwa hal yang paling kelihatan


adalah perubahan dimensi dari luas penampang
penghantar aluminium yang rata-rata naik minimal satu
tingkat dibandingkan dengan tembaga,
hal ini
disebabkan oleh dengan lebih rendahnya daya hantar
aluminium, sehingga agar mampu menghantarkan arus
listrik yang sama besar dengan tembaga maka luas
penampang aluminium yang dipergunakan arus lebih
besar.

Tabel 4. Hasil perhitungan tegangan jatuh pada kabel


aluminium

Tabel 2. Konversi kabel tembaga menjadi aluminium

Tabel 5. Biaya Instalasi dengan mempergunakan kabel


tembaga.

3.3 Perhitungan Tegangan Jatuh


Dengan mempergunakan persamaan (1), dan data yang
ada pada tabel 1 dan 2 maka didapatkan hasil
perhitungan seperti yang ditunjukkan dalam tabel 3 dan
4. Tabel 3 adalah hasil perhitungan drop tegangan untuk
kabel tipe tembaga, nilai yang didapatkan berkisar
antara 0,02% sampai 0,61%, angka ini masih jauh dari
ambang batas tegangan jatuh yang diperbolehkan yaitu
5%. Tabel 4 adalah hasil perhitungan untuk penggunaan
kabel aluminium, nilai yang paling tinggi adalah 0,73%,

3.4 Biaya Instalasi Kabel


Biaya instalasi kabel power dengan komponen
biaya, harga material kabel, material bantu, tools dan

JURNAL LOGIC. VOL. 11. NO.3. NOPEMBER 2011

upah kerja dapat dilihat pada tabel 5 untuk kabel


tembaga dan tabel 6 untuk kabel uluminium.
Dari tabel 5 dan 6 terlihat bahwa biaya total penggunaan
kabel tembaga dibandingkan aluminium adalah Rp.
1.624.600.424,- berbanding Rp. 842.987.720 atau biaya
aluminium hanya 51,88 % dari biaya tembaga. Dari segi
material harga tembaga jauh lebih mahal dari
aluminium sementra dari komponen biaya upah kerja,
material bantu dan tool, biaya aluminium jauh lebih
tinggi.
Tabel 6. Biaya Instalasi menggunakan kabel Aluminium

IV. SIMPULAN
Dari pembahasan terhadap penggunaan kabel
tembaga dibandingkan dengan aluminium di instalasi
dan distribusi daya listrik di power house W Hotel
Retreat and SPA-Bali, dapat disimpulkan beberapa hal
seperti di bawah ini :
1. Daya hantar aluminium hanya hanya 59,57%. dari
tembaga sedangkan massa jenis aluminium hanya
30,34% dari massa jenis tembaga.
2. Konversi penggunaan kabel tembaga menjadi
kabel aluminium mengakibatkan kenaikan luas
penampang kabel rata-rata satu tingkat dan jatuh
tegangan yang terjadi paling besar adalah 0,73.%.
3. Dari perhitungan didapatkan bahwa biaya
penggunaan kabel aluminium hanya 51, 88% dari
kabel tembaga.
4. Dengan semakin tingginya harga tembaga maka
penggunaan kabel aluminium akan semakin
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Standarisasi Nasional -BSBN 2002,
Persyaratan Bahan Batang Aluminium Paduan
Tahan Panas, SNI 07-6658-2002
[2] Badan Standarisasi Nasional 2002, Peraturan
Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), SSNI
04-0225-2000.

136

[3] Forum Diskusi Kelistrikan Dunia Listrik, Ilmu


Bahan Listrik-Logam Non Fero, http//dunia listrik
blogspot.com/2009/03 ilmu-bahan-listrik-logamnon ferro.html, 3 agustus 2011.
[4] Forum Diskusi Kelistrikan Dunia Listrik
Kakteristik Beberapa Jenis Bahan Penghantar
Listrik, http//dunia-listrik blogspot.com/2010/08/
karakteristik-beberapa=jenis-bahan.html, 3 agustus
2011.
[5] Lawrence J. Kelly and William A. TIkb, Cable
caracteristik; Electrical, April 19, 2005,
http:/www.ziddu.com/download/3158839/Conduct
ors.pdf.html
[6] Lawrence J. Kelly and Carl C. Landinger,
Conductors, April 19, 2005,
[7] James D. Medek and William A. Thue-834 Kb,
http:/www.ziddu.com/download/3159440/Cable
Installation.pdf.html

Anda mungkin juga menyukai