Anda di halaman 1dari 11

MEDIA PEMBELAJARAN PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION SEBAGAI TERAPI

ANXIETY DISORDERS BERBASIS APLIKASI MULTIMEDIA AUDIOVISUAL


Rizka Yunita1, Heri Kristianto2
1

Rizka Yunita, S.Kep., Ns. Program Studi Magister Keperawatan Peminatan Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya, Malang. Email: rizkayunita10@gmail.com
2
Heri Kristianto, S.Kep., Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.MB. Departemen Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang. E-mail: Heri.kristianto@ub.ac.id
ABSTRAK
Anxiety disorders merupakan suatu kondisi psikologi yang dialami oleh individu sebagai suatu dampak dari

ketidakmampuannya didalam mengontrol emosi. Kondisi anxiety disorders ini akan menyebabkan individu tersebut
mengalami gangguan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Hal ini dapat terjadi sebab individu tidak mampu
berpikir secara rasional karena seluruh pemikirannya telah dipenuhi oleh rasa kegelisahan dan kekhawatiran yang
berlebih. Angka kejadian dari anxiety disorders akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga sebagai
perawat psikiatri harus memiliki keterampilan khusus dalam menangani individu yang mengalami anxiety disorders.
Akan tetapi, permasalahan yang saat ini terjadi dilahan praktik psikiatrik, tindakan asuhan keperawatan lebih banyak
didominasi oleh perawatan biomedis yang mana lebih menekankan kepada pemberian obat-obatan dan perawat jarang
memberikan tindakan keperawatan seperti psikoterapi. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu produk media
pembelajaran mengenai progressive muscle relaxation sebagai salah satu psikoterapi untuk mengatasi individu yang
mengalami anxiety disorders berbasis pada multimedia audiovisual. Metode yang digunakan dalam pembuatan media
pembelajaran mengacu kepada enam tahapan dari Sun dan Cheng meliputi konsep, perancangan, pengumpulan materi,
pembuatan, pengujian dan distribusi. Media pembelajaran ini dibuat dengan menggunakan aplikasi Microsoft Power
Point 2013 dan Camtasia Studio 8.6
Kata Kunci: media pembelajaran, progressive muscle relaxation, anxiety disorder, multimedia audiovisual
ABSTRACT
Anxiety disorders are a psychological condition experienced by individuals as a result of disability controlled
their emotions. Anxiety disorders condition will cause the individual is impaired in carrying out daily activities. This is
can be happened because the individual is not able to do rational thinking because the whole idea of individuals filled
by a sense of anxious and excessive worry. The incidence of anxiety disorders will be increase each year so that as a
psychiatric nurse must have been specialized skills to treat the people who have anxiety disorders. But, the problem that
occurs is in an psychiatric practice, nursing care more dominated by biomedical treatment which emphasizes the
provision of medicine and nursing care like as psychotherapy rarely to do. The purpose of this research is to make the
product in the form of learning media about progressive muscle relaxation as one of psychotherapy to handle
individuals with anxiety disorders with audiovisual multimedia based. The method used to create learning media refers
to the six stages from Sun and Cheng, the stages are the concept, design, collection of materials, manufacture, testing
and distribution. The learning media made using applications of Microsoft Power Point 2013 and Camtasia Studio 8.6
Keywords :learning media, progressive muscle relaxation, anxiety disorder, multimedia audiovisual

Pembelajaran Progressive Muscle Relaxation Berbasis Aplikasi Multimedia

Pendahuluan
Anxiety

disorders

dapat

diartikan

Selain itu, Carek, Laibstain dan Carek

kondisi

dimana

individu

(2011) juga memaparkan bahwa khususnya di

mengalami kehilangan dalam mengontrol

Amerika Serikat sendiri, sekitar 30 juta warga

kondisi

Amerika

sebagai

suatu

emosionalnya

permasalahan

yang

terhadap
dialami

suatu

Serikat

mengalami

anxiety

sehingga

disorders. Sebagai dampak, pemerintah harus

menyebabkan individu tersebut mengalami

menghabiskan biaya sekitar 42 miliar setiap

penurunan nafsu makan, ketegangan pada otot

tahunnya yang digunakan untuk menangani

leher, nyeri dan sakit kepala, jantung berdetak

kasus psikiatri tersebut. Adapun jenis anxiety

kencang, gangguan pola tidur atau insomnia,

disorders yang paling sering terjadi seperti

ketakutan secara berlebihan, dan panik (Ali &

generalized

Hasan, 2010).

kecemasan umum), social anxiety disorder

anxiety

disorder

(gangguan

Adanya gejala tersebut menyebabkan

(gangguan kecemasan sosial), panic disorder

individu tidak dapat untuk melaksanakan

(gangguan panik), dan post traumatic stress

aktifitas sehari-hari sebab tidak mampu untuk

disorder (gangguan stres pascatrauma).

berfikir secara rasional dikarenakan oleh

Melihat bahwa betapa besarnya angka

adanya perasaan kekhawatiran yang berlebih

insidensi dari anxiety disorders dan besarnya

didalam diri sehingga kondisi ini membuat

biaya kesehatan yang harus dikeluarkan untuk

individu tersebut mengalami kegagalan dalam

mengobati penyakit tersebut, maka sebagai

melakukan interaksi dengan orang lain (Ali &

perawat

Hasan, 2010).

keterampilan

psikiatri
khusus

harus

memiliki

sehingga

dapat

Ansietas ini merupakan suatu kondisi

memberikan terapi psikologis yang tepat bagi

emosinal yang sering kali terjadi. Seperti yang

pasien anxiety disorders. Adapun salah satu

diungkapkan oleh Carek, Laibstain dan Carek

bentuk terapi yang dapat dilakukan untuk

(2011) menyatakan bahwa seluruh manusia

menangani pasien anxiety disorders yaitu

hampir diseluruh dunia pernah memiliki

dengan progressive muscle relaxation.

riwayat

ansietas.

berdasarkan

hasil

Hal

ini

yang

Terapi progressive muscle relaxation

telah

merupakan suatu bentuk terapi dengan cara

dilakukannya menunjukkan bahwa saat ini

menegangkan dan merelaksasikan otot rangka

lebih dari 340 juta manusia di seluruh penjuru

pada tubuh sehingga dapat mengurangi

dunia pernah memiliki pengalaman ansietas.

perasaan ketegangan, menurunkan tingkat

Angka insidensi ansietas ini diprediksi akan

stress

terus

disetiap

menginduksi respon relaksasi. Mekanisme

tahunnya dan menjadi penyakit psikiatri

kerja dari terapi ini adalah menurunkan

peringkat dua di dunia pada tahun 2020.

aktivitas dari sistem saraf otonom dan sistem

mengalami

penelitian

dibuktikan

peningkatan

yang

dirasakan

dan

untuk

Pembelajaran Progressive Muscle Relaxation Berbasis Aplikasi Multimedia

saraf

pusat,

sebaliknya

meningkatkan

mengatasi pasien yang mengalami anxiety

aktivitas dari saraf parasimpatis (Miller,

disorders

2011).

pembelajaran tersebut melalui kombinasi


Akan tetapi, permasalahan yang terjadi

berbagai

dengan
macam

mengemas

media

aplikasi

sehingga

saat ini adalah pada lahan praktik psikiatri,

menghasilkan produk media pembelajaran

tindakan asuhan keperawatan lebih banyak

yang menarik.

didominasi

dengan

perawatan

biomedis

artinya lebih menekankan kepada pemberian


obat-obatan dalam menangani pasien dengan
masalah

kejiwaan

dibandingkan

dengan

Metode
Sun dan Cheng (2007) menguraikan
bahwa terdapat enam tahapan yang harus

pemberian terapi keperawatan itu sendiri

dilakukan

seperti psikoterapi (Clinton & Hazelton,

pembelajaran multimedia audiovisual. Berikut

2008).

ini adalah uraian dari keenam tahapan


Sesuai dengan ulasan sebelumnya,

maka seiring dengan perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi, maka dirasa
sangat perlu untuk menguraikan mengenai
progressive muscle relaxation sebagai salah
satu alternatif terapi dalam mengatasi anxiety
disorders dengan lebih terperinci tentunya
melalui media pembelajaran yang inovatif
yakni

menggunakan

audiovisual

aplikasi

dengan

multimedia

mengintegrasikan

didalam

pembuatan

media

tersebut, antara lain meliputi:


1. Consept (konsep)
Didalam pembuatan media pembelajaran
ini langkah pertama yakni menentukan
materi yang akan dijadikan sebagai media
pembelajaran.

Materi

yang

digunakan

dalam bahasan ini yakni progressive


muscle

relaxation

untuk

menurunkan

ansietas pada pasien skizofrenia dimana


nantinya materi tersebut akan disajikan

video, animasi, dan suara untuk mewakili

kedalam suatu bentuk aplikasi multimedia.


2. Design (perancangan)
Media pembelajaran ini akan ditampilkan

didalam menyampaikan informasi. Media

dalam bentuk video dengan menampilkan

pembelajaran ini akan membuat pembaca

beberapa macam aplikasi yang menarik

lebih mudah untuk mencerna dan memahami

seperti tulisan secara singkat, gambar,

beberapa objek media seperti teks, grafik,

materi (Ojha & Jha, 2014).


Dengan demikian, maka berdasarkan
pada paparan kasus diatas, peneliti sangat
tertantang

untuk

mendesain

media

pembelajaran yang berbasis pada aplikasi


multimedia audiovisual mengenai prosedur
progressive

muscle

relaxation

dalam

audio, dan animasi.


3. Material Collection (pengumpulan materi)
Membuat materi media pembelajaran
seperti
muscle

pembuatan
relaxation

video

progressive
menggunakan

handphone dan kamera pocket dengan

Pembelajaran Progressive Muscle Relaxation Berbasis Aplikasi Multimedia

kapasitas pixel yang tinggi sehingga akan

laptop Toshiba dengan spesifikasi processor

menghasilkan kualitas video yang baik.


4. Assembly (pembuatan)
Media pembelajaran ini akan diolah

Intel (R) Celeron (R) CPU N2810 @ 2.00


GHz.
Produk

menggunakan beberapa macam aplikasi


seperti Microsoft Power Point 2013 dan
Camtasia Studio 8.6
5. Testing (pengujian)
Tahap ini dilakukan setelah menyelesaikan
seluruh

proses

pengeditan

yang

menggunakan beberapa macam aplikasi


sesuai dengan yang telah disebutkan
sebelumnya.
dilakukan
seluruh

Proses
dengan

hasil

pengujian
cara

aplikasi

ini

menjalankan

tersebut

untuk

menilai dan memastikan bahwa aplikasi


berjalan sesuai dengan harapan.
6. Distribution (distribusi).
seluruh

proses

pembuatan

media

pembelajaran telah selesai dan sudah


dipastikan pada tahap pengujian bahwa
media pembelajaran telah berjalan dengan

pembelajaran

ini

tentunya telah melewati beberapa tahapan


didalam

proses

pembuatannya.

Tahapan-

tahapan tersebut antara lain meliputi: Tahap


pertama yakni pembuatan konsep materi
mengenai

progressive

muscle

relaxation

sebagai salah satu terapi anxiety disorders


menggunakan powerpoint 2013. Pembuatan
materi disajikan dalam bentuk PPT dengan
memberikan penambahan efek animasi seperti
efek transisi, memberikan background dan
memilih tema yang menarik serta dilengkapi
juga

Tahap distribusi ini dapat dilakukan setelah

media

dengan

gambar-gambar

ilustratif

sehingga dapat menghasilkan tampilan slide


yang menarik. Selain itu, seluruh isi materi
yang ada dalam setiap slidenya pun dapat
tersampaikan

secara

menyeluruh

kepada

pembaca.

baik. Dengan demikian, maka media


pembelajaran tersebut siap untuk dilakukan
publikasi melalui blog wordpress sehingga
dapat diakses oleh users
Hasil
Hasil

akhir

dari

proyek

media

pembelajaran yang telah dibuat ini yaitu


berupa

produk

dalam

bentuk

video

audiovisual mengenai progressive muscle

Gb.1 Proses pembuatan materi progressive muscle


relaxation menggunakan aplikasi Power Point
2013

relaxation sebagai terapi anxiety disorders.


Selama

proses

pembelajaran

ini,

pengerjaan
peneliti

media

menggunakan

Tahap kedua adalah melakukan proses


perekaman audio dari materi PPT yang telah
dibuat

sebelumnya.

Adapun

langkah-

Pembelajaran Progressive Muscle Relaxation Berbasis Aplikasi Multimedia

langkahnya yakni seperti berikut ini: pastikan


bahwa aplikasi Camtasia Studio 8.6 telah
terinstall didalam laptop. Kemudian buka
power point yang berisi materi yang akan
dilakukan proses perekaman audio. Setelah
itu, pada menu bar pilih add-Ins kemudian
klik sub menu bar record.
Gb.3 Proses pembuatan video menggunakan Camera
Digital

Selain itu, perawat juga menggunakan


video

mengenai

mekanisme

terjadinya

ansietas yang mana video tersebut berasal dari


youtube. Perawat juga melakukan beberapa
proses editing terhadap video tersebut, salah
Gb.2 Proses recording slide power point dengan
menggunakan camtasia studio 8.6

satunya yakni dubbing audio menggunakan


aplikasi

Pada

gambar

tersebut,

Camtasia

Studio

8.6.

Adapun

tampak

langkah-langkahnya yakni sebagai berikut:

disebelah kanan bawah sedang berlangsung

pilih video yang akan dilakukan dubbing dan

proses perekaman materi PPT. Durasi dari

drag video tersebut dan letakkan didalam

proses perekaman ini tergantung kepada

menu Clip Bin. Kemudian, drag video dari

jumlahnya materi yang disampaikan.

Clip Bin ke dalam track 1. Setelah itu, klik

Tahap ketiga adalah pembuatan video

kanan pilih Separate Video and Audio.

demonstrasi mengenai prosedur progressive

Selanjutnya pilih menu others, klik Voice

muscle relaxation dimana dalam proses

Narration, dan proses perekaman berlangsung.

pembuatannya,
camera

digital.

perawat

menggunakan

Proses

pelaksanaan

pembuatan video demonstrasi ini dilakukan


oleh minimal 3 orang. Ada yang berperan jadi
kameramen, perawat, dan pasien.

Gb.4 Proses dubbing audio dengan menggunakan


aplikasi Camtasia Studio 8.6.

Pembelajaran Progressive Muscle Relaxation Berbasis Aplikasi Multimedia

Setelah proses video dan dubbing


audio

selesai

dibuat,

maka

langkah

selanjutnya adalah melakukan pengecekan


ulang terhadap kualitas video seperti kualitas
suara, gambar, durasi, dan besar file. Seluruh
item-ite

tersebut

harus

dipastikan

agar

efektivitas dari materi dapat tetap terjaga


dengan baik.
Tahap

keempat

adalah

tahap

penggabungan dari seluruh file yang telah

Gb.6 Proses menyisipkan video beserta dubbing audio


ke dalam tengah-tengah file Power Point
menggunakan Camtasia Studio 8.6

dibuat sebelumnya berupa audio yang dibuat


dari file powerpoint, video demonstrasi, dan

Selanjutnya,

video yang berasal dari youtube beserta audio

dimasukkan kedalam aplikasi camtasia dan

setelah

Proses

diletakkan dibagian terakhir dari file power

penggabungan file ini menggunakan aplikasi

point. Seluruh proses editing ini memerlukan

Camtasia Studio 8.6. Berikut ini adalah

tingkat ketelitian yang sangat tinggi sebab

langkah-langkah

harus

dilakukan

dubbing.

proses

editing

yang

yakni

memadukan

video

dan

demostrasi

mencocokkan

kesesuaian materi diantara masing-masing

dilakukan, antara lain meliputi:

file. Selain itu, pada proses ini juga diberikan


sentuhan

beberapa

animasi

seperti

memberikan instrumen lagu, gambar, efek


transisi, logo, dan tema sehingga nantinya
akan dihasilkan satu file video yang menarik.

Gb.5 Proses editing Power Point menggunakan


Camtasia Studio 8.6

Setelah proses editing file power point selesai


dilakukan,

langkah

selanjutnya

yakni

menyisipkan video yang telah dilakukan


dubbing audio sebelumnya kedalam tengah-

Gb.7 Proses editing video demonstrasi menggunakan


Camtasia Studio 8.6

tengah file powerpoint.


Tahap kelima merupakan tahapan
terakhir

dari

proses

pembuatan

media

Pembelajaran Progressive Muscle Relaxation Berbasis Aplikasi Multimedia

pembelajaran ini. Tahapan yang dimaksud

proses pengunduhan ke youtube memerlukan

yakni proses produce atau membentuk proyek

format video dalam bentuk MP4, memerlukan

pembelajaran menjadi suatu produk file baru

account email berupa gmail, selanjutnya

yang merupakan hasil penggabungan dari

video

seluruh file yang ada seperti power point dan

diuploadkan didalam youtube. Produk akhir

video kedalam bentuk format MP4. Adapun

dari media pembelajaran ini berhasil di

langkah-langkahnya sebagai berikut: pada

unggah dalam youtube dengan mengunjungi

aplikasi camtasia pilih menu produce and

alamat

share kemudian pilih ukuran file yang

v=qXouYNpifXY.

pembelajaran

tersebut

pun

dapat

https://www.youtube.com/watch?

diinginkan dari hasil suatu produk, misalnya


MP4 with smart player (up to 480p). Semakin
besar resolusi file yang dipilih maka kualitas
video yang dihasilkan pun akan semakin
bagus juga. Sebab nantinya video ini akan
dipublikasikan di media youtube dan blog,
maka disarankan menggunakan resolusi file
sebesar 480p-720p. Hal ini bertujuan agar
proses mengupload video nanti mengalami
kemudahan.

Gb.9 Proses publikasi atau distribusi produk akhir


media pembelajaran melalui media youtube

Setelah melakukan proses upload di youtube,


maka selanjutnya dapat menguploadkan video
tersebut kedalam blog pribadi dengan cara
menyertakan link video dari youtube kedalam
blog. Proses publikasi ini dilakukan agar
dapat memberikan tambahan wawasan kepada
para pembaca. Selain itu, pembaca pun dapat
Gb.8 Proses produce and share produk akhir hasil
editing menggunakan aplikasi Camtasio Studio
8.6

mempelajari seluruh materi secara lebih

Tahap keenam adalah proses distribusi

terperinci sehingga materi dapat tersampaikan

atau publikasi. Proses publikasi ini dilakukan

secara keseluruhan dan dapat diakses oleh

dengan cara memaksimalkan fasilitas sosial

masyarakat luas. Dari

media yang sudah ada seperti media youtube

peneliti juga dapat melihat komentar dari para

dan blog dalam bentuk wordpress. Untuk

pembaca yang telah melihat produk media

mendalam melalui blog sebab dalam media


tersebut seluruh materi telah diuraikan secara

pembuatan blog,

Pembelajaran Progressive Muscle Relaxation Berbasis Aplikasi Multimedia

pembelajaran ini. Alamat blog peneliti dapat

Desember 2015. Sampai saat ini di situs

diakses

youtube, media pembelajaran ini sudah

dengan

mengunjungi

alamat

https://rizkaners.wordpress.com/

disaksikan oleh 18 pengunjung, disukai oleh


4 pengunjung, dan mendapatkan 5 komentar
dari pengunjung.

Gb.10 Proses publikasi atau distribusi produk akhir


media pembelajaran melalui akun blog
(wordpress)

Gb.11 Komentar pembaca berisi masukan demi


perbaikan media pembelajaran selanjutnya
pada situs youtube

Setelah file berhasil diunggah kedalam media

Kelima

komentar

dari

para

blog, maka langkah selanjutnya yakni blog

pengunjung sangat membantu peneliti dalam

tersebut telah siap untuk disosialisasikan atau

melakukan evaluasi terhadap produk media

dipublikasikan

pembaca.

pembelajaran yang telah dibuat sehingga

media

dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan

Komentar

kepada

mengenai

para
proyek

pembelajaran ini sangat diperlukan oleh

untuk

peneliti sebagai bahan evaluasi agar peneliti

berikutnyaa. Isi dari komentar tersebut secara

dapat mengembangkan kemampuan dalam

keseluruhan mengungkapkan bahwa isi materi

melakukan publikasi ilmiah dengan lebih baik

telah disajikan secara lengkap dan terperinci,

lagi.

materi sangat bermanfaat bagi masyarakat

pembuatan

media

pembelajaran

luas khususnya bagi pasien yang mengalami


Pembahasan
Hasil

anxiety disorder sehingga adanya media


dari

produk

akhir

media

pembelajaran ini

pembelajaran dalam bentuk video ini telah

tersebut

dilakukan proses upload ke situs youtube dan

mengontrol

publikasi ke blog wordpress pada tanggal 17

lebih

akan membuat
mampu

mandiri

kecemasannya,

dan

pasien
dalam
media

Pembelajaran Progressive Muscle Relaxation Berbasis Aplikasi Multimedia

pembelajaran

sangat

menarik

karena

menggunakan banyak animasi.

mempengaruhi terhadap kemampuan peserta


didik dalam mencerna setiap informasi. Hal

Akan tetapi, juga terdapat beberapa

ini terbukti berdasarkan hasil penelitian yang

masukan dari para pengunjung seperti durasi

telah dilakukan oleh Clark dan Mayer (2011)

dari media pembelajaran yang terlalu lama

mengatakan

bahwa

media

khususnya pada bagian penjelasan materi

multimedia

sangat

berkontribusi

yang menggunakan media power point dan

signifikan

terhadap

lebih difokuskan kepada praktiknya saja.

peserta didik terutama dalam aspek kognitif

Melalui masukan tersebut, maka peneliti

sebab peserta didik akan melihat, mendengar,

dapat menilai kualitas dari produk media

dan

pembelajaran yang telah dibuat. Masukan ini

informasi

dapat

sangat

ditanggap oleh peserta didik. Sehingga hal ini

membangun bagi peneliti, mengingat bahwa

akan mempengaruhi motivasi belajar dari

materi ini sangat penting bagi masyarakat luas

peserta didik akan semakin meningkat.

menjadi

masukan

yang

agar dapat dihasilkan masyarakat yang sehat


jiwa dan mandiri.
Frey

Sutto

(2010)

proses

secara

pemahaman

menafsirkan secara visual sehingga


tersebut

akan

lebih

mudah

Mayer (2003) menjabarkan bahwa


terdapat

dan

pembelajaran

sembilan

diperhatikan

prinsip

pada

mendesain

pembelajaran

yang

ini

Prinsip-prinsip tersebut meliputi 1) modality

yang

effect artinya peserta didik dapat belajar lebih

pengajaran

baik dengan animasi dan narasi dibandingkan

aplikasi

merupakan

suatu

bentuk

terintegrasi

kedalam

multimedia
media

metode

berbasis

harus

mengungkapkan bahwa proyek pembelajaran


berbasis

yang

saat

yang

multimedia.

sehingga dapat membantu ketercapaian dari

dengan animasi dan

tujuan pembelajaran. Media pembelajaran

contiguity effect artinya dengan adanya

multimedia ini dapat menjadi salah satu

animasi akan menggambarkan bagaimana

alternatif yang efisien mengingat bahwa

sesuatu tersebut dapat terjadi, 3) multimedia

banyaknya konsep yang harus dipahami oleh

effect artinya peserta didik dapat belajar lebih

peserta didik, literatur yang harganya mahal,

baik menggunakan kata-kata dan gambar

terbatasnya jumlah jam pengajaran, dan

daripada kata-kata saja, 4) personalization

terbatasnya jam praktikum. Sehingga melihat

effect artinya peserta didik lebih dapat belajar

berbagai macam faktor tersebut, maka media

dengan baik jika dalam penyajian materi

pembelajaran

menjadi

dikombinasi dengan narasi non formal, 5)

alternatif pilihan yang tepat dalam menunjang

coherence effect artinya proses pembelajaran

proses pembelajaran.

akan terganggu jiwa menggunakan kata-kata,

multimedia

Penerapan

media

dapat

pembelajaran

menggunakan multimedia ternyata juga dapat

text on-screen

2)

gambar, audio, dan musik yang menarik


namun

tidak

relevan

dengan

topik.

Pembelajaran Progressive Muscle Relaxation Berbasis Aplikasi Multimedia

Pembelajaran

akan

meningkat

jika

tersebut melalui internet. Selain itu, juga akan

menyingkirkan kata-kata yang tidak perlu saat

mengembangkan

melakukan presentasi, 6) redundancy effect

mandiri.

pembelajaran

secara

artinya peserta didik akan belajar lebih baik

Mendoza., Caranto dan David (2015)

daripada animasi dan narasi daripada animasi,

juga memaparkan bahwa media pembelajaran

narasi dan teks, 7) pretraining effect artinya

menggunakan

siswa lebih cepat menerima informasi apabila

signifikan terhadap efektifitas belajar dari

pokok

tujuan

peserta didik. Hal ini sesuai dengan hasil

pembelajaran sehingga sebelum presentasi,

penelitian yang telah dilakukannya kepada

materi harus diperiksa terlebih dahulu, 8)

166 peserta didik di Filipina menunjukkan

signaling effect artinya peserta didik dapat

bahwa

menangkap materi dengan mudah apabila

mengalami

pada saat memberikan penjelasan terdapat

belajar. Hasil ini dapat terjadi sebab melalui

penekanan tertentu pada bagian terpenting, 9)

media video ini dapat menstimulus peserta

pacing effect

artinya peserta didik dapat

didik untuk lebih aktif dalam mengikuti

belajar lebih baik apabila seluruh isi dari

proses pembelajaran dan juga mendorong

presentasi tersebut tidak dikemas dalam

peserta didik untuk dapat berpikir secara

waktu lama. Sesuai dengan uraian tersebut,

kritis.

bahasan

fokus

pada

maka dapat dipahami secara bersama metode


pembelajaran

menggunakan

multimedia

sangat disukai oleh peserta didik.


Pernyataan

tersebut

video

sebanyak

memberikan

73%

peningkatan

hasil

peserta

didik

motivasi

dalam

Berdasarkan paparan diatas, maka


dapat

kita

pahami

bersama

bahwa

pembelajaran menggunakan multimedia ini


serupa

sangat efektif dalam meningkatkan motivasi

dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

belajar dari peserta didik. Pembelajaran ini

oleh Sun dan Cheng (2007) kepada 240

dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran

peserta didik SMA di Taiwan menunjukkan

terutama pada tataran akademik sebagai

bahwa setelah peserta didik tersebut diberikan

penunjang dalam mencapai seluruh tujuan

pembelajaran

pembelajaran.

menggunakan

juga

multimedia

berupa audio, gambar-gambar, video, dan text


mampu menarik minat dan perhatian peserta

Kesimpulan

didik untuk belajar. Hal ini dapat terjadi sebab

Media pembelajaran yang berbasis

media pembelajaran multimedia tersebut juga

pada aplikasi multimedia audiovisual ini

dipublikasikan melalui media sosial melalui

dapat menjadi media yang sangat aplikatif

youtube

dapat

untuk diterapkan khususnya pada tataran

memberikan kemudahan bagi peserta didik

akademik terutama bidang kesehatan. Hal ini

untuk

mengingat

dan

blog.

mengakses

Sehingga

materi

pembelajaran

bahwa

terdapat

kurikulum

10

Pembelajaran Progressive Muscle Relaxation Berbasis Aplikasi Multimedia

praktikum sehingga dengan media ini akan


membuat peserta didik akan lebih mudah
untuk memahami materi yang dipraktikumkan
dan peserta didik dapat mendemonstrasikan
kembali. Tentunya untuk menunjang proses
pembuatan

media

pembelajaran

ini

membutuhkan ketersediaan sarana prasarana


yang memadai seperti memerlukan kamera
untuk proses perekaman video, file power
point untuk menguraikan materi, dan aplikasi

11

Frey, B. A., & Sutton, J. M. (2010). A model


for developing multimedia learning
projects. Journal of Online Learning
and Teaching, 6(2), 491-507.
Mayer, R. E. (2003). Elements of a science of
e-learning. J. Educational Computing
Research, 29(3), 297-313.
Mendoza, G. L. L., Caranto, L. C., & David,
J. J. T. (2015). Effectiveness of video
presentation to students learning.
International Journal of Nursing
Science,
5(2),
81-86.
doi:
10.5923/j.nursing.20150502.07

Camtasio Studio 8.6. Seluruh item tersebut


tentunya merupakan suatu produk dari adanya
perkembangan keilmuwan khususnya bidang
informasi dan teknologi (IT).
Referensi
Ali, U., & Hasan, S. (2010). The effectiveness
of relaxation therapy in the reduction of
anxiety related symptoms (a case
study). International Journal of
Psychological Studies, 2(2), 202-209.
Carek, P. J., Laibstain, S. E., & Carek, S. M.
(2011). Exercise for the treatment of
depression and anxiety. Intl. J.
Psychiatry In Medicine, 41(1), 15-28.
doi: 10.2190/PM.41.1.c
Clark, R. C., & Mayer, R. E. (2011). Elearning and the science of instruction:
Proven guidelines for consumers and
designers of multimedia learning (3rd
ed). United States of America: Pfeiffer.
Clinton, M., & Hazelton, M. (2008). Scoping
practice issues in the Australian mental
health nursing workforce. Australian
and New Zealand Journal of Mental
Health Nursing, 9(3), 100109. doi:
10.1046/j.1440-0979.2000.00170.x

Miller, C. J. (2011). Progressive muscle


relaxation as an intervention to reduce
manic
symptoms.
(Dissertation),
University of Miami, Florida.
Ojha, R., & Jha, R. (2014). Why use
multimedia databases. Internatonal
Journal Of Innovative Research In
Technology, 1(5), 1116-1117.
Sun, P. C., & Cheng, H. K. (2007). The design
of instructional multimedia in elearning: A media richness theory-based
approach. Computers & Education, 49,
662676.
doi:
10.1016/j.compedu.2005.11.016

Anda mungkin juga menyukai