Anda di halaman 1dari 29

PETUNJUK UMUM PEMBELAJARAN

Program pembelajaran disusun dalam bentuk 1 modul. Modul ini terdiri


dari 2 bagian yaitu Petunjuk Umum dan Kegiatan Belajar. Kegiatan belajar terdiri
dari : kegiatan belajar 1-6 topik, tujuan umum pembelajaran, tujuan khusus
pembelajaran, uraian dan contoh, latihan, rangkuman, tes formatif, unpan balik
dan tindak lanjut, referensi dan kunci jawaban. Setiap kegiatan belajar di tulis
kompetensi dan sub kompetensi, diuraikan petunjuk belajar, kegiatan dan latihan
yang akan dilakukan, dan dilengkapi dengan rangkuman . Setelah semua
kegiatan dilakukan dan rangkuman telah dibaca, maka mahasiswa dapat
mengerjakan tes formatif yang telah disediakan. Mahasiswa harus mengikuti
urutan kegiatan yang harus dilakukan. Setelah tes formatif selesai dikerjakan
mahasiswa, pekerjaan diperiksa sendiri dengan menggunakan kunci jawaban.
Jika memenuhi syarat maka mahasiswa dapat pindah ke kegiatan belajar lain,
jika tidak maka mahasiswa mengulangi lagi bagian-bagian yang belum dikuasai.

65

KEGIATAN BELAJAR
A. Kegiatan Belajar 6
SIFAT-SIFAT FISIK TANAH
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar sifat-sifat fisik tanah
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan sifat-sifat fisik tanah
b. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tektur tanah
c. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian struktur tanah tanah
d. Mahasiswa dapat menjelaskan konsistensi tanah
e. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian ped tanah
f. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh tekstur dan struktur tanah
terhadap ketersediaan oksigen dan air dalam tanah.
g. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh bahan organik terhadap warna
tanah.

66

BAB VI
SIFAT-SIFAT FISIK TANAH
6.1. Pendahuluan
Sifat fisik tanah terdiri dari: tekstur, struktur, berat jenis, porositas,
kandungan air, daya lekat (strenght)/konsistensi, temperatur dan warna, sifat
fisik merupakan faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap penggunaan
tanah. Sifat-sifat fisik tanah sangat menentukan ketersediaan oksigen dalam
tanah, pergerakan air dalam tanah, dan kemudahan penetrasi akar tanaman.
Ribuan perbedaan yang terlibat dalam berbagai perbedaan secara
sederhana perbedaan dalam tanah akan menampakkan berbagai jumlah batu
dan kerakal, pasir halus dan kasar, bagian bubuk tanah yang halus, tekstur yang
kering seperti tepung (silt/debu), lempung (clay: partikel-partikel tanah terkecil),
gumpalan atau bongkah, yang mana partikel-partikel tanah tersementasi dengan
lempung atau bahan organik, bahan-bahan tanaman yang hidup atau mati, sisa
bahan organik hasil dekomposisi yang berwarna hitam (humus) dan binatang
hidup seperti cacing tanah dan semut.
Mikroskopik tanah yang dipandang sebagai organisme kecil seperti
bakteri dan nematoda di daratan. Pasir, debu dan lempung adalah gumpalan
satu dengan yang lain yang berbelit-belit dan pori yang terbuka secara tidak
teratur dalam berbagai ukuran pada massa tanah. Pada tanah yang tidak
terusik (tanah tidak diolah atau dibawah lapisan olah yang dalam) pori-pori
mungkin diendapkan CaCO3, deposit lapisan lempung, oksida-oksida besi atau

67

bahan-bahan lain. Humus adalah residual yang menambah sisa bahan organik
dalam tanah yang menjadi perekat-perekat mineral yang menjadi bahan
sementasi sehingga menjadi relatif stabil menjadi gumpalan yang disebut
agregat. Partikel-partikel lempung yang lebih kecil daripada pasir dan debu
yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Mikroskop yang biasa digunakan
adalah yang mempunyai perbesaran 25.000 kali, sehingga bentuk individu
lempung dapat terlihat, dan beberapa mikroorganisme yang berukuran
mikroskopis sepert bakteri. Ukuran mikroskopis tanah merupakan salah satu hal
yang menarik, tetapi belum di eksplorasi secara mendalam.
Tekstur adalah sifat fisika yang berperan penting dalam penggunaan
tanah. Tekstur menunjukkan perbandingan antara pasir, debu dan lempung/liat
dalam tanah. Tekstur tanah mengontrol kandungan air tanah, tingkat
pengambilan air, aerasi, penetrasi akar, dan beberapa sifat kimia. Struktur tanah
(agregasi) dan temperatur tanah biasanya kurang penting. Secara ekonomi, kita
tidak bisa merubah sifat fisik, tetapi pemahaman sifat fisik penting untuk
pengolahan lahan.
Hal-hal yang penting untuk diketahui
1. Ukuran pasir, debu dan lempung pada dimensi aktual dan hubungannya
dengan beberapa objek secara umum.
2. Pengertian kelas tekstur, seperti geluh, geluh lempung, dan pasir geluhan
pada istilah umum ( tidak dipersentasekan secara nyata).
3. Cara untuk menunjukkan jumlah fragmen besar yang bercampur dengan
pasir, debu dan lempung.
4. Istilah yang digunakan untuk fragmen batuan.

68

5. Pengertian struktur tanah dan bagaimana perbedaan struktur tanah yang


terjadi secara alami pada proses perkembangan tanah.
6. Nilai khas kerapatan lindak rata-rata tanah di olah dan bagaimana
kerapatan lindak menentukan nilai batas pada studi tanah.
7. Pentingnya: a) ruang pori, b) tingkat pertukaran udara tanah dengan udara
atmosfer.
8. Metode menentukan warna tanah dan pentingnya mengetahui warna tanah.
9. Bagaimana temperatur tanah pada perbedaan kedalaman di bandingkan
dengan temperatur udara atmosfir.
10. Bagaimana temperatur temperatur tanah dapat di rubah dengan berbagai
kegiatan, seperti pembasahan dan pengeringan, mulsa plastik, mulsa
pegetasi, grafit pada salju, dan aspek lereng.
11. Arti dan penggunaan derajat pertumbuhan harian atau derajat
pertumbuhan jam
6.2. Tekstur Tanah
Tanah secara alami terdiri dari partikel-partikel tanah berbagai ukuran.
Pengelompokan ukuran partikel disebut pemisahan tanah yang terdiri dari:
pasir, debu dan lempung. Perbandingan relatif dari hasil pemisahan ditentukan
oleh tekstur tanah.
Tekstur penting dalam karakterisasi tanah sebab merupakan faktor
penentu dalam tingkat pengambilan air (infiltrasi), penyimpanan air dalam tanah,
kemudahan mengerjakan tanah, jumlah aerasi (pital untuk pertumbuhan akar)
dan akan berpengaruh pada kesuburan tanah. Sebagai contoh tanah berpasir

69

kasar, adalah mudah diolah, bagus untuk pertumbuhan akar, dan mudah
dibasahi, tetapi mudah kering bila panas dan mudah kehilangan unsur hara
tanah dan bila didrainase cepat kehilangan air. Untuk tanah lempung tinggi
(diatas 30%) mempunyai ukuran partikel sangat kecil, mempunyai ruang pori
sangat kecil, sehingga sangat kecil ruang untuk air masuk ke dalam tanah. Hal
ini membuat tanah lempung tinggi sukar dibasahi, sukar dikeringkan dan sukar
diolah.
6.2.1. Pemisahan Ukuran Partikel Tanah
Departemen pertanian Amerika Serikat (USDA) telah mengembangkan
batasan variasi untuk membagi dan pemberian nama dari masing-masing kelas
ukuran partikel tanah (Tabel 2-1). Sistim ini telah diakui oleh Soil Science Society
of America dan digunakan satu-satunya dalam buku ini.
Tabel 3.1 Pembagian diemeter fraksi tanah
No
1
2
3
4
5
6
7

Nama
Pasir sangat kasar
Pasir kasar
Pasir sedang
Pasir halus
Pasir sangat halus
Debu
Lempung

6.2.2. Kelas Tekstur Tanah

70

Diemater (mm)
2,0-1,0
1,0-0,5
0,5-0,25
0,25-0,10
0,10-0,05
0,05-0,002
< 0,002

Nama-nama tekstur yang diberikan kepada tanah berdasarkan pada


perbandingan relatif masing-masing tiga penyusun tanah yaitu pasir, debu dan
lempung. Tanah yang kandungan lempung lebih tinggi di sebut dengan tanah
lempung (kelas tektural), yang kandungan debu tinggi disebut debu (kelas
tektural) dan yang persentase pasirnya tinggi disebut pasir (kelas tekstural).
Tanah yang tidak didominasi oleh sifat fisik yang dominan di antara tiga
kelompok penyusun tanah (seperti 40% pasir, 40% debu dan 20 % lempung) di
sebut geluh. Perlu di catat bahwa geluh tidak mengandung persentase pasir,
debu dan lempung yang sama.
Segitiga tekstur digunakan untuk menentukan nama tektur sesudah
persentase pasir, debu dan lempung ditentukan pada analisis laboratorium.
Karena klasifikasi tektur tanah yang termasuk didalamnya hanya partikel mineral
yang diameternya kurang dari 2 mm, dimana pasir, debu dan lempung
jumlahnya harus100% (tidak termasuk bahan organik). Bila persentase diantara
dua fraksi sudah diketahui maka secara otomatis salah satu fraksi tanah sudah
diketahui. Pembacaan segitiga tekstur, pada dua fraksi partikel akan
ditempatkan pada kelas tekstur di dua titik intersek.
6.2.3. Analisis Ukuran Partikel (Analisis Mekanik)
Prosedur yang digunakan untuk memisahkan berbagai kelompok
ukuran partikel tanah dari pasir kasar, debu, dan lempung disebut dengan
Analisis Ukuran Partikel (analisis mekanik). Untuk tujuan ini mineral yang
kurang daripada 2 mm diameternya dipisahkan dari partikel-partikel yang besar.
Semua batuan, kerikil, akar dan pengotor yang lain dipisahkan dengan skrin

71

yang berukuran 2 mm sebelum dianalisis. Humus dihilangkan dari sampel tanah


secara destruksi dengan oksidasi (menggunakan H 2O2) sebelum pemisahan
ukuran partikel dilakukan. Dasar pemisahan ukuran partikel menggunakan
HUKUM STOKES.

Catatan 2-1: Penentuan nama kelas tekstur


Masalah: Sampel A di saring dan ukuran partikel yang kurang dari 2 mm,
ditentukan dengan analisis ukuran partikel (analisis mekanik) dengan mengikuti
hasil sebagai berikut:
Kandungan pasir ( diameter 2 0,05 ) : 140 gram
Kandungan debu ( diameter 0,05 0,002 ) : 38 gram
Kandungan lempung ( diameter < 0,002 mm ) : 22 gram
Total berat kering tanah : 200 gram
Tentukan nama kelas tekstur
Penyelesaian: Nama tekstural yang termasuk hanya bagian yang kurang
daripada 2 mm.
140 gr/200 gr x 100 % = 70 % pasir
38 gr/200 gr x 100 % = 19 % debu
22 gr/200 gr x 100 % = 11 % lempung.
1. Penggunaan segitiga tekstur, tempatkan pada segitiga dengan 100 % pada
bagian atas dan baca secara menyilang yang aparalel pada garis dasar 11
% . Berikutnya ikuti garis segitiga pada debu 100% bagian atas baca secara

72

menyilang paralel ke garis dasar 19 %. Garis lempung 11 % dan debu 19 %


bertemu pada geluh pasiran (sandy loam)
2. Nama yang betul adalah geluh pasiran (sandy loam)
Catatan 2-2: Hukum Stokes Tentang Kecepatan Pengendapan
Pemisahan partikel atau pengukuran kerapatan (density) pada suatu
kedalaman suspensi tanah dalam air di sebut dengan pengetahuan tingkat
pengendapan Partikel Ukuran Berbeda Hukum Stokes secara sederhana
adalah keseimbangan tenaga penurunan ke bawah oleh gravitasi dengan
tenaga yang berlawanan Bouyancy (friksi permukaan pergerakan larutan) .
Hukum Stokes dianggap bulatan keras yang halus dalam pengendapan
tidak turbulen, kecepatan cairan disebut dengan densiti dan viskositi (ketahanan
terhadap gerakan). Persamaam Hukum Stokes adalah:
V = D2 (pp pw)/18n x g
Keterangan:
V

: kecepatan jatuh (cm/detik)

: kecepatan daya tarik bumi (cm/detik2)

: diameter patikel (cm) = D2 : 4r2

pp

: berat jenis partikel (gr/cm3)

pw

: berat jenis larutan (gr/cm3), air berat jenisnya 1gr/cm3

: kekentalan larutan (gr/cm-detik) kira-kira 0,010 poise pada 20 0 C dan

kurang lebih 0,008 poise pada 300 C ( 1 poise : 1 g/cm-detik).


Berat jenis, gaya tarik bumi dan kekentalan dapat diekspresikan dengan
konstanta (k) sebagai berikut:

73

V = k D2 : 8711 D2
Kecepatan partikel jatuh merupakan perbandingan segiempar diameternya.
Beberapa perhitungan yang digunakan oleh hukum ini kebenarannya hanya
perkiraan untuk tanah, sebab partikel tidak bulat dan tidak licin dan berbagai
berat jenisnya.
Contoh Perhirungan:
Penggunaan nilai 8711 D2 untuk kecepatan jatuh mineral dalam air pada suhu
air 200 C, mengikuti tingkat kecepatan jatuh dimana perhitungan sebagai berikut:
Pasir medium (diameter 0,5 mm : 0,05 cm) : V = 8711 x 0,05 2 : 21,8 cm/dt
Pasir halus (diameter 0,20 mm) : 3,5 cm/dt
Debu sedang (diameter 0,01 mm) : 0.0087 cm/dt
Lempung kasar (diameter 0,002 mm) : 0.00035/ detik : 0.021/menit : 0,30
cm/hari
Lempung halus (diameter 0,0002 mm) : 0.0000035 cm/dt : 0.30 cm/hari
6.3. Fragmen Batuan
Partikel-partikel mineral dalam tanah sebagian besar adalah pasir
sangat kasar (diameter lebih besar dari 2,0 mn) atau biasa disebut dengan
pragmen batuan. Klasifikasi bentuk dan ukuran ke dalam bulat, atau lempeng.
Kerikil yang bentuknya bulat (terbagi 3 ukuran) yaitu: kerakal (cobbles), batu
(stones) dan bongkah (boulders) sedang yang lempeng terdiri atas : channel
(smallest), flogstone, stone dan boulder.
Tabel 2-2: Istilah untuk menggambarkan fragmen batuan dalam tanah
No Bentuk dan ukuran
Nama

74

Membulat, agak membulat, anguler


dan tak beraturan (diameter cm)
1 0,2-7,6
2 0,2-0,5
3 0,5-2
4 2-7,6
5 7,6-25
6 25-60
> 60
Flat (panjang cm)
1 0,2-15
2 15-38
3 38-60
4 > 60

Kerikil (gravel)
kerikil halus(Fine gravel)
Kerikil sedang (medium gravel)
Kerikil kasar (coarse gravel)
Krakal (cabble)
Batu (stone)
Bongkah (boulder)
Channer
Flagstone
Stone
boulder

Deskripsi sifat-sifat fragmen batuan dalam tanah digunakan sebagai


bagian pertama pada pemberian nama kelas tekstur, bila dibawah
kondisi/keadaan:
1. < 15 % /volume, tidak menyebutkan nama fragmen batuan yang digunakan.
2. 15% - 30%/volume, nama fragmen batuan dominan harus digunakan
(contoh: geluh berbatu)
3. 35% - 60% /volume, penambahan kata sangat mendahului nama fragmen
batuan yang dominan (contoh : geluh pasiran sangat berkerakal).
4. > 60%/volume, penambahan kata luar biasa (extremely) di depan nama
fragmen (contoh: geluh luar biasa berkerikil).
Pada 12.620 nama seri tanah digambarkan pada tahun 1984 di Uneted
State Amerika (diluar Alaska) 17 % adalah dalam group tanah (famili)
mengandung 35% atau lebih fragmen batuan/volume. Walaupun demikian

75

batuan dihindari untuk kegiatan pertanian tanah berbatu ( < 90% fragmen
batuan) sering produktif untuk pertumbuhan rumput.
6.4. Struktur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif pasir, debu dan lempung,
bagaimana partikel menjadi kelompok dalam kesatuan stabil membentuk
agregat yang disebut dengan struktur tanah. Agregat adalah satuan kelompok
sekunder atau granuler yang disusun oleh banyak partikel tanah diantaranya
adalah: bahan organik, oksida besi, karbonat, lempung dan atau silika. Pada
beberapa penyusun agregat di sementasi oleh : oksida besi, karbonat, atau
silika. Agregat yang yang terjadi secara alami disebut dengan ped yang
mempunyai berbagai stabilitas dalam air, kata klod digunakan untuk yang
berkaitan dengan massa pecahan tanah pada berbagai ukuran oleh alat-alat
artifisial seperti oleh pengolahan tanah.
Dua istilah yang sering digunakan untuk ped. Pertama adalah fragmen
yang terdiri dari potongan-potongan ped yang pecah. Kedua adalah konkresi
atau nodule yaitu yang berkaitan dengan massa yang terbentuk pada tanah oleh
pengendapan unsur-unsur kimia terlarut pada proses perkolasi air. Konkresi
adalah kecil seperti peluru berburu burung dan kadang-kadang disebut sebagai
shot tembakan.
6.4.1. Kelas Struktur Tanah

76

Satuan struktur tanah (ped) adalah gambaran dari 3 karakteristik yaitu:


tipe (shape: bentuk), klas (size: ukuran), dan grade (kekuatan kohesi. Tipe
struktur adalah gambaran bentuk ped dengan nama: anguler blok, subanguler
blok, columnar, granular, lempeng, prismatik. Klas struktur adalah ukuran ped
diantaranya: sangat halus, halus, menengah, kasar, sangat kasar
Grade (kekuatan kohesi) terbagi atas: rapuh, stabil, kuat.
1. Tidak berstruktur : tanah tidak kelihatan pednya. Massa tidak terkonsolidasi
seperti tidak ada saling keterikatan yang biasa disebut berbutir tunggal atau
massanya kohesif seperti terjadi pada tanah-tanah debuan atau lempungan
yang disebut dengan massive.
2. Berstruktur : berdasarkan kekuatan kohesif (grades) struktur dibagi atas 3:
a. Lemah (weak): perbedaan ped sangat kecil dalam keadaan tanah basah
dan hanya beberapa ped yang berbeda yang dapat dipisahkan dari massa
tanah.
b. Sedang (moderate): ped nampak ditempat, banyak yang dapat dipegang
tanpa mengalami pemecahan.
c. Kuat (strong) : biasanya ped massa tanah nampak sebagai ped, dapat
dengan mudah dipegang tanpa mengalami pecahan.
Struktur tanah terbentuk dalam berbagai struktur tanah yang sebagian
besar dalam bentuk peds seperti prisma, atau blok, yang mungkin selanjutnya
masuk ke dalam blok kecil-kecil atau ped yang kecil-kecil.
Struktur tanah mempengaruhi sifat-sifat penting tanah, seperti tingkat
infiltrasi air. Struktur granuler (spheroidal) dan butir tunggal (tidak berstruktur)
tanah mempunyai tingkat kecepatan infiltrasi yang cepat, blok (blocklike) dan

77

prismatik mempunyai tingkat infiltrasi yang sedang dan struktur lempung atau
masif mempunyai tingkat infiltrasi lambat.
6.4.2. Genesis Struktur Tanah
Pembentukan struktur peds disebabkan karena adanya kombinasi
antara kembang-kerut (swelling-shrinking) dan sifat adesif dari unsur penyusun
tanah (substances). Massa tanah mengembang (keadaan lembab atau
pembekuan) dan kemudian mengkerut (kondisi kering) akan terbentuk garis
pecahan pada bagian yang ikatannya lemah. Massa tanah antara retakanretakan dikelilingi oleh bahan organik, oksida besi, lempung, karbonat dan
bahkan silika yang kohesif. Biasanya retakan adalah kecil, tetapi ditentukan oleh
tekanan pengerutan yang membentuk 5 6 bagian. Karena kembang-kerut
vertikal tidak menentukan retakan yang terjadi (permukaan tanah lubang ke
bawah pada pengerutan) struktur prismatik terbentuk pada tahap awal.
Perkembangan berikutnya, khususnya pada tanah lempungan retakan secara
horisontal akan terbentuk ped blok. Biasanya tidak berkembang bentuk prisma
dan ped blok yang kecil-kecil (struktur campuran). Dimana biasanya terjadi pada
bagian bawah permukaan ped. Struktur lempeng (platty) menerima tenaga
terpisah pada lapisan horison tanah. Pembekuan yang sering terjadi, fluktuasi
muka air tanah, pemadatan (dari peralatan atau binatang) dan lapisan tipis yang
berbeda teksturnya dan material aluvial atau lakustrin yang dapat membentuk
lempeng.
Granuler dan coumb ped adalah agregat mineral glued/perekat yang
biasanya oleh bahan organik, tetapi juga dipengaruhi oleh rodent (hewan

78

pengerat), cacing tanah, kegiatan pembekuan, dan pengelolaan yang membuat


ukuran ped-ped material menjadi lebih kecil.
Ion-ion yang biasanya mempercepat perusakan struktur adalah
sodiun/natrium (Na+). Na tidak efektif menetralkan muatan negatif pada partikel
tanah. Mengakibatkan terjadi pemisahan permukaan partikel tanah sebab
muatannya sama dan merusak struktur ped atau dispersi terjadi. Lempung yang
terdispersi dan bahan organik akan terbawa oleh air, kemudian tinggal dan
menutupi pori tanah. Tanah yang banyak mengandung Na biasanya menjadi
impermeabel (tidak bisa meloloskan air dan menjadi keras bila kering.
6.5. Berat Jenis Partikel dan Kerapatan Lindak
Berat jenis adalah massa suatu objek per satuan volume. Penentuan
berat jenis semua bahan adalah dalam satuan gram per cm 3 (poun per kaki3 ).
Contoh berat jenis partikel (partikel density) dan kerapatan lindak (bulk density):
Nama
- Air
- Woll halus
- Pasir lepas
- Mineral kuarsa
- Baja
- Logam tima
- Logam nerkuri

gr/cm3
1,0
0,7
1,6
2,6
7,7
11,3
13,5

db/ft3
62,4
44
100
162
480
706
845

Kg/m3
1,000
700
1.600
2.600
7,700
11.300
13.500

Air digunakan sebagai dasar untuk mengukur berat jenis bahan yang lain
dengan membandingkan berat jenis air. Dalam sistim metrik berat air pada gram
per kubik centimeter dijadikan sebagai dasar satuan. Berat jenis mineral tanah

79

lebih berat daripada berat jenis air, berat jenis bahan organik lebih kecil daripada
berat jenis air.
Pengukuran berat jenis ada 2 macam:
1. Berat jenis partikel
2. Berat jenis kerapatan lindak (bulk density)
Yang umum digunakan untuk tanah
Berat jenis partikel: adalah berat jenis hanya partikel padat tanah, dalam
pengukuran tidak termasuk berat air dan udara dalam pori. Mineral-mineral
tanah yang dominan adalah : kuarsa, feldspar, mika dan mineral lempung yang
diperkiran rata-rata berat jenisnya adalah 2650 kg/m 3, atau (2,65 gr/cm3) adalah
nilai standar yang digunakan apabila berat jenis partikel tidak diukur. Mineralmineral tunggal mempunyai berat jenis dari 2000 kg/m 3 untuk bauxit (biji
aluminium), 5300 kg/m3 untuk hematit (besi), dan 7600 kg/m 3 untuk galena (biji
logam berat).
Kerapatan lindak (bulk density) adalah berat tanah yang terjadi secara
alami termasuk didalamnya pori udara dan bahan organik yang ada dalam
volume tanah. Karena kerapatan lindak dihitung pada berat kering maka
kandungan air tidak termasuk pada berat sampel. Kerapatan lindak
diasumsukan tidak berubah oleh pengeringan, hanya air yang menempati pori
keluar, menyebabkan lubang pori kosong. Hal ini tidak benar untuk tanah-tanah
yang mengandung lempung tinggi yang dapat mengalami pengembangan dan
pengkerutan.
Pelepasan bahan-bahan halus tanah akan menambah total lubang pori
tanah sehingga mempunyai berat per satuan volume lebih kecil daripada tanah
setelah dipadatkan. Dengan demikian kerapatan lindak dapat digunakan untuk

80

memperkirakan pemadatan yang diberikan kepada tanah seperti tanah yang


setelah diolah dengan alat berat pada tanah lempung berat.
Perlu diperhatikan sebab variasi tekstur dan kandungan bahan
organik/humus, sehingga kerapatan lindak tidak menunjukkan kesesuaian tanah
untuk pertumbuhan tanaman. Perbedaan kerapatan lindak disebabkan oleh
perbedaan tekstur yang mungkin cukup baik untuk pertumbuhan tanaman. Tabel
2-4 menggambarkan

beberapa variasi kerapatan lindak dari pemadatan,

vegetasi dan penggunaan lahan. Gambar 2-5 memperlihatkan perbedaan


pertumbuhan vinus pada tiga perbedaan kerapatan lindak akibat pemadatan
yang diberikan. Rata-rata kerapatan lindak pada tanah lempungan yang diolah
untuk pertanian diperkirakan adalah: 1.100 1.400 kg/m 3 (68,8 87,4 lb/ft). Un
tuk pertumbuhan tanaman yang baik kerapan lindak berkisar antara 1.400 kg/m 3
untuk lempung dan 1600 kg/m 3 untuk pasir. Untuk campuran pot pada rumah
kaca, gambut lunak yang tinggi, vermikulit atau perlit dapat digunakan untuk
menghasilkan kerapatan lindak yang rendah, sampai 100 400 kg/m 3. Perlu
diingat kembali semua kerapatan lindak didasarkan pada berat kering tanah.
Kerapatan lindak digunakan untuk menghitung total kapasitas menyimpan air
per volume tanah dan untuk mengevaluasi lapisan tanah untuk menentukan jika
mengalami pemadatan untuk penetrasi akar atau cukup untuk aerasi.
Kerapatan lindak diukur dengan mengambil blok tanah yang utuh/tidak
rusak, kemudian ditentukan volumenya dan beratnya dalam keadaan kering.
Bongkahan tanah dapt diselimuti dengan parapin atau plastik cair dan kemudian
di benamkan dalam air, kemudian diukur berapa air yang di pindahkan dan
setelah itu dihitung volumenya. Pada saat sampel tanah di ambil dengan tabung
selinder, volume diukur sesungguhnya adalah mengukur volume selinder.

81

Formula untuk mengukur kerapatan lindak adalah:


Kerapatan lindak= massa tanah kering oven/volume tanah
Beberapa contoh penting hubungan antara kerapatan lindak dengan
pertumbuhan tanaman (catatan 2-4).
Rata-rata berat tanah untuk 1 ha per satuan kedalaman adalah dihitung
dengan mengalikan volume tanah dengan kerapatan lindak. Satu hektar dengan
kedalaman 15 cm atau satu irisan melintang dengan ukuran satu hektar
beratnya dapat diestimasi dengan kerapatan lindak kurang lebih 1300 kg/m 3 ,
beratnya diperkirakan 2.000.000 kg, pada saat kering oven. Hal ini dapat
dihitung sebagai berikut:
- 1 kektar : 10.000 m2
- 1 hektar pada kedalaman 15 cm: (10.000 m 2) x 0,15 m = 1500 m3
- 1 hektar pada kedalaman 15 cm dengan kerapatan lindak 1300 kg/m 3:
beratnya adalah = 1.950.000 kg atau di bulatkan 2.000.000 kg.
Catatan 2-3. Perhitungan Berat Volume Tanah
Masalah: Sebuah selinder logan dimasukkan ke dalam tanah geluhan untuk
mengambil tanah dilapangan dan tanah yang diambil dikeringkan dalam oven.
Data yang diperoleh dari pengukuran adalah:
a. tinggi selinder : 5,0 cm
b. diameter bagian dalam : 4,4 cm
c. berat tanah kering oven : 87,5 gr
Hitung kerapan lindak tanahnya:
Penyelesaian:

82

1. Volume tanah di hitung dengan menggunakan persamaan untuk menghitung


volume selinder. Volume selinder dihitung dengan phi (

: 3,14) dikalikan

dengan kuadrat jari-jari dan dikalikan dengan tinggi selinder (V : x r 2 x h)


Volume = (diameter/2)2 x h
= 3,14 (4,4 cm/2)2 x 5 cm = 76,0 cm3
Kerapatan lindak dihitung dengan membagi berat tanah kering dengan volume
tanah.
6.6. Porositas dan Permiabilitas Tanah
Ruang pori (voids) di dalam tanah merupakan bagian dari volume
tanah, tidak termasuk bahan padat, mineral dan bahan organik. Pori dalam
tanah merupakan hasil dari bentuk tak teraturnya partikel-partikel primer dan
agregasinya, tenaga penetrasi oleh akar, cacing dan insekta dan ekspansi gasgas. Di bawah kondisi lapangan ruang pori setiap saat ditempati oleh air dan
udara. Jalur yang berbelit-belit merupakan gambaran yang baik untuk pori tanah,
partikel tanah mempunyai bentuk yang tidak teratur dan dengan demikian pori
terjadi atau antara pori sangat tidak teratur ukuran, bentuk dan arah. Pasir
mempunyai pori yang berhubungan secara kontinya. Yang kontras adalah
lempung, walaupun mengandung total luas ruang pori total lebih besar, tetapi
karena ukuran dari masing-masing partikel sangat kecil, sehingga porinya
sangat kecil yang menyebabkan pergerakan air sangat lambat. Pertukaran
udara tidak cukup untuk pertumbuhan akar tanaman pada beberapa tanah
lempung. Pergerakan udara dan air cepat pada pasir dan tanah yang
mempunyai aggregat yang kuat.

83

Pori digambarkan menurut rata-rata diameter dalam milimeter seperti berikut:


a. sangat halus

< 0,5 mm

b. halus

0,5 2 mm

c. sedang

2 5 mm

d. kasar

> 5 mm

Air hujan yang bergerak oleh tenaga gravitasi pada pori lebih besar dari 30 60
mikron (0,0012-0,0024 in). Sebagai perbandingan rambut akar tanaman yang
paling kecil antara 8 dan 12 mikron (0,00032 0,00048 in), tenaga daya tarik
menyimpan air pada pori halus yang dapat mengakibatkan tanah tergenang dan
aerasi buruk. Dengan demikian untuk pertumbuhan tanaman ukuran pori lebih
penting dari pada total ruang pori. Keseimbangan daya menahan air yang baik
(pori yang lebih kecil) di tambah dengan udara dan air yang bergerak (pori
besar) terjadi dalam tekstur sedang seperti geluhan. Pembentukan agregat
dapat modifikasi keseimbangannya antara pori besar dan kecil yang dapat
dilakukan pada tekstur tanah. Bikarbonat terlarut, silikat dan besi selama periode
basah akan bergerak di dalam tanah dan mengendap ketika terjadi pengeringan.
Dalam beberapa dekade dan abab pori menjadi terisi oleh pengendapan dan
sering menjadi sementasi di dalam lapisan yang keras.
Jumlah relatif udara dan air di dalam ruang pori secara terus menerus
mengalami fluktuasi selama terjadi hujan yang bergerak dalam pori tetapi ada
yang tidak tertahan melalui perkolasi, evaporasi dan transpirasi (evaporasi dari
daun tanaman yang terbuka), kemudian udara secara perlahan-lahan keluar dari
ruang pori tanah.
Persentase ruang pori tanah dapat dihitung dengan formula:
Ep= %pori= 100% - %bahan padat

84

Ep= %ruang pori = 100% - (kerapatan lindak/berat jenis partikel)x100


Atau Ep= 100-(B/ p)x100
B= kerapatan lindak
p=berat jenis partikel
Pengusaha bunga pada rumah kaca sangat perhatian pada masalah
ruang pori, infiltrasi air, daya menahan air dan drainase. Faktor-faktor tersebut
ditambah dengan biaya transportasi untuk mengangkut dengan menggunakan
kontainer, bahan untuk pertumbuhan tanaman dengan menggunakan campuran
tanah vermikulit/lempung, gambut, perlit dengan sedikit tanah dan pasir.
Kerapatan lindak (bulk density) campuran bukan tanah kira-kira berkisar antara
150 450 kg/m3 atau kisaran 300 kg/m3 ke bawah. Bahan-bahan tersebut akan
menahan kurang lebih 15-25 persen setelah didrainase.
Catatan 2-5: Perhitungan Persen Ruang Pori Tanah
Sampel tanah diambil dengan menggunakan ring sampel. Untuk ditentukan
berat volumenya. Hasil pengukuran sebagai berikut:
a. volume selinder : 73,6 cm3
b. berat tanah kering : 87,8 gr
c. standar berat jenis : 2650 kg/m3
Hitung persentase ruang pori:
1. Kerapatan lindak : berat tanah/volume tanah = 87,8 gr/73,6 cm x 1 kg/1000
gr x 1.000.000 cm3/1 m3 =1.290 kg/m3 = 1,19 gr/cm3 .
2. % ruang pori = 100 % - (kerapatan lindak/berat jenis) x 100
= 100 % - (1,19/2,65) x 100 = 55,1 % (persen ruang pori.)
Tanah ini termasuk geluh lempung atau tanah lempungan. Tanah pasiran
mempunyai kerapatan lindak antara 1400 1500 kg/m 3

85

Beberapa contoh tekstur tanah, kerapatan lindak dan persen ruang pori yang
ditunjukkan dalam tanbel di bawah ini:
Tekstur tanah
- pasir keriki

Kerapatan lindak (kg/m3)


1870

Ruang pori (%)


29,4

- pasir geluh kasar

1680

36,6

- geluh pasiran

1510

43,0

- geluh

1340

49,4

- geluh lempung

1260

52,5

- lempung

1180

55,5

6.7. Udara Tanah


Untuk mempertahankan hidup, semua mahkluk hidup membutuhkan
perukaran gas-gas. Didalam tanah penting untuk respirasi oleh akar tanaman
dan untuk dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme. Keadaan ni akan
terjadi bila aerasi tanah baik, yaitu pertukaran oksigen antara udara tanah dan
udara diatmosfer berlangsung dengan cepat. Faktor-faktor yang berpengaruh
pada tingkat pertukaran gas-gas adalah ukuran pori dan kontinuitas, temperatur,
kedalaman tanah, pembahasan dan pengeringan tanah, penutup tanah/mulsa
pada permukaan tanah.
6.7.1. Komposisi Udara Tanah
Komposisi udara tanah hampir sama dengan komposisi udara gas-gas
penting didalam tanah:
a. Nitrogen (N2): 79%
b. Oksigen (O2): 20,9%

86

c. Carbon dioksida (CO2): 0,03%


d. Uap air (kelembaban relatif : 20 90 %
Yang terpenting untuk pertumbuhan tanaman adalah kandungan oksigen,
Oksigen diperoleh dari respirasi dan oksidasi bahan organik (dekomposisi). Hal
ini yang menyebabkan udara tanah berbeda dengan udara atmosfer.
Perbedaan

Tanah permukaan (%)

Tanah
bawah
permukaan
3 10
18 7
98 99,5

- Kandungan CO2 tinggi


0,5 6
- Kandungan
oksigen
20,6 14
rendah
95 - 99
- Kelembaban
relatif
tinggi
Akar tanaman dan mikroba menggunakan oksigen dan memberikan CO 2 ke
dalam tanah.
6.7.2. Tingkat Pertukaran Oksigen
Tingkat pertukaran oksigen dalam tanah dengan oksigen di atmosfer
disebut dengan Tingkat Difusi Oksigen (oksigen diffusion rate : ODR). Pori-pori
besar yang banyak dalam tanah mempercepat tingkat difusi. Pori kecil dengan
bentuk seperti leher botol bagian akan terisi dengan air yang dapat mengurangi
tingkat pertukaran. Pada kedalaman 1 meter dalam tanah hanya berkurang
tingkat pertukarannya satu setengah satu seperempat pada beberapa cm dari
atas. Tingkat pertukaran sekitar 40 x 10-4 g/m3 per menit, udara sudah cukup
untuk pertumbuhan akar tanaman dan mikroba. Tingkat pertumbuhan beberapa
tanaman akan berhenti ketika tingkat pertukaran udara yang tersedia hanya
setengah yang dibutuhkan.

87

Dari data yang mudah ditampakkan pada pertumbuhan akar yang


tereduksi menurut kedalaman bagian bawah yang teksturnya lempungan. Poripori yang kecil mempunyai ODR yang lambat. Ketika mengalami pembasahan
bagian air yang mengisi pori akan menghalangi difusi oksigen. Hal ini
menyebabkan masalah pada beberapa tanah lempungan berpengaruh pada
tanah damgkal berhubungan pertumbuhan tanaman.
6.7.3. Potensial Oksidasi Reduksi (Eh atau Redoks Potensial)
Dalam tanah pertumbuhan tanaman baik bila tanah dalam keadaan
teroksidasi (kecuali pada tumbuhan rawa). Sebagian besar membutuhkan
oksigen. Oksigen adalah penerima elektron utama yang berkaitan dengan
oksidasi karbon dalam bahan organik. Jika konsentrasi oksigen rendah, unsur
besi menjadi penerima dan menjadi tereduksi. Unsur-unsur utama yang
termasuk dalam proses ini dapat dilihat pada tabel 2.5. Keadaan ini biasanya
terjadi pada ODR rendah, sehingga nilai redoks menurun, asam-asam organik
menjadi racun, nitrat mengalami denitrifikasi dan oksigen lepas ke atmosfer,
sulfat yang tersedia tereduksi menjadi sulfidah dan akar tanaman tidak dapat
mengalami respirasi. Dengan demikian, pertumbuhan akar tanaman lambat atau
berhenti.
6.7.4. Aerasi dan Pertumbuhan Tanaman
Semua tanaman butuh oksigen untuk respirasi (pernafasan). Respirasi
dibutuhkan untuk hidup dan tumbuh. Semua tanaman butuh oksigen yang ada
dalam pori tanah dimana akar tumbuh. Meskipun beberapa tanaman seperti padi
dapat mengambil oksigen secara internal dari atas (atmosfer secara langsung)

88

dan dari akarnya. Aliran udara melalui pori pada diameter internal yang besar.
Dengan demikian mampu mensuplai oksigen ketika pertumbuhan tetap dalam
air.
Keadaan aerasi tereduksi menyebabkan defisiensi konsentrasi oksigen
yang disebabkan oleh berbagai faktor : 1) Penggenangan/tumpat air
(waterlogging /pounding), 2) Pemadatan tanah pada debu dan lempung, 3)
Kandungan lempung sangat tinggi yang mengembang ketika basa sehingga pori
tertutup, 4) Dekomposisis bahan organik oleh mikroorganisme tanah yang
mengganggu oksigen di dalam tanah menyebabkan ODR rendah.
Beberapa kegiatan yang menyebabkan semakin dalamnya aliran air,
dan bersama-sama menghilangkan sisa bahan organik yang membantu aerasi
tanah. Ketidak cukpan aerasi di sebabkan oleh beberapa kondisi:
1. Drainase tanah yang buruk
2. Tanah yang kandungan lempung tinggi, sesaat setelah hujan atau di irigasi.
3. Tanah-tanah lempungan yang mempunyai tanah bawah permukaan yang
dalam, khusunya ketika basah.
4. Tanah-tanah bertekstur halus yang mengalami kompaksi yang tinggi.
5. Bagian-bagian tanah lempung dalam tidak mempunyai struktur atau massif.
6.8. Kekuatan Tanah/Konsistensi Tanah
Kekuatan tanah/konsistensi tanah adalah tingkat resistensi/ketahanan
massa tanah pada remukan atau pecahan ketika diberikan suatu tenaga.
Massa tanah yang tidak tersementasi ditentukan pada dua kondisi yaitu pada
kondisi kering udara dan kapasitas kelembaban lapangan. Apabila massa tanah
tersementasi kekuatan tanah ditentukan pada saat kering udara dan sesudah

89

direndam dalam air selama 1 jam. Deskripsi yang berkaitan dengan kekuatan
tanah dapat dilihat pada tabel 2.6.
6.9. Warna Tanah
Pada abad sekarang orang telah mengakui bahwa pakaian warnah
putih pada iklim yang lebih dingin daripada pakaian warna gelap karena
menyerap panas lebih banyak. Biasanya tanah-tanah berwarna gelap
mengabsorpsi panas lebih tinggi. Limbah pertambangan batu bara dan sisa oli
yang berwarna gelap dapat mencapai temperatur 65,5 70 0C yang dapat
mematikan banyak tanaman yang tumbuh pada tanah. Walaupun tanah-tanah
hitam kandungan bahan organik tinggi menyerap lebih banyak panas daripada
warna tanah yang terang, biasanya airnya lebih dingin. Air menerima jumlah
panas relatif lebih besar daripada tanah minaral untuk meningkatkan
temperatur/suhu, air biasanya menerima panas untuk evaporasi. Hasilnya
banyak tanah hitam tidal lebih hangat daripada tanah yang berwarna hitam
karena temperatur di rubah menjadi efek pada kelembaban tanah, mungkin lebih
dingin kecuali beberapa cm pada permukaan tanah yang kering.
Warnah tanah menunjukkan banyak tanah dipermukaan. Perubahan
warna tanah pada perbatasan tanah menunjukkan perbedaan mineral asli tanah
(bahan induk) atau dalam perkembangan tanah. Warna putih umumnya adalah
deposit garam atau karbonat yang exis dalam tanah. Spot adalah perbedaan
warna (mottles) biasanya adalah warna karatan yang menunjukkan tanah dalam
periode tertentu tidak cukup aerasi setiap tahun. Warnah tanah bawah
permukaan kebiru-biruan, keabu-abuan, kehijau-hijauan yang dengan atau
tanpa motling menunjukkan dalam periode yang panjang masing-masing tahun

90

terjadi kondisi tumpat air dan tidak cukup aerasi. Biasanya horison tanah dengan
kroma kurang atau sama dengan 2 menandakan aerasi pada tingkat yang
rendah.
Dalam wilayah geogafis, warna gelap menunjukkan kandungan bahan
organik tinggi. Akan tetapi antara kondisi iklim kontras warna tidak baik dijadikan
sebagai indikator untuk kandungan bahan organik. Tanah dengan kandungan
mineral berwarna hitam banyak warna tanahnya akan berwarna gelap. Sebagian
humus berwarna gelap pada beberapa lingkungan daripada yang lain.
Standarisasi

penentuan

warna

tanah

ditentukan

dengan

membandingkan warna tanah dengan warna pada Munsell Color Charts. Petapeta warna tanah yang dibuku adalah sejumlah warna cat dengan berbagai
gradasi perbedaan kelompok warna. Notasi warna tanah di bagi dalam tiga
bagian:
1. Hue: adalah warna spektral yang dominan atau warna pelangi (merah,
kuning, biru dan hijau).
2. Value: warna relatif hitam dan putih yang direfleksikan pada warna.
3. Croma: keaslian warna (jumlah croma bertambah, keabu-abuan berkurang).

Kesimpulan
Sifat fisik tanah terdiri dari: tekstur, struktur, berat jenis, porositas,
kandungan air, daya lekat (strenght)/konsistensi, temperatur dan warna, sifat
fisik merupakan faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap penggunaan
tanah. Sifat-sifat fisik tanah sangat menentukan ketersediaan oksigen dalam
tanah, pergerakan air dalam tanah, dan kemudahan penetrasi akar tanaman.

91

Soal-Soal
1. Jelaskan pengertian tekstur tanah?
2. Jelaskan cara menentukan tektur tanah?
3. Jelaskan pengertian struktur tanah?
4. Jelaskan cara menentukan struktur tanah?
5. Jelaskan pengertian dan cara menentukan konsistensi tanah?
6. Jelaskan proses terjadinya struktur tanah?
7. Jelaskan pengaruh tektur dan struktur tanah terhadap ketersediaan udara
dan air dalam tanah?
8. jelaskan pengaruh bahan organik terhadap warna tanah?

Daftar Pustaka
A. Darmawijaya, Isa. 1992. Klasifikasi Tanah : Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah
dan Pelaksana Pertanian di Indonesia. Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press

92

B. Harjowigeno, Sarwono. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis,


Akademika Pressindo
C. Harjowigeno, Sarwono. 1995. Ilmu Tanah. Jakarta, Akademika Pressindo
D. Jenny, H. 1980. The Soil Resource. New York, Springer-Verlag
E. Paton, T. R. 1978. The Formation of Soil Material. London, George Allen &
Unwin

93

Anda mungkin juga menyukai