Disusun Oleh :
20080520034
2009/2010
BAB I
PENDAHULUAN
Awal mula terjadi nya kasus Bank Century adalah mengalami kalah kliring pada
tanggal 18 Nov 2008.kalah kliring adalah suatu terminologi yang di pahami oleh semua
masyarakat untuk menggambarkan adanya defisit suatu bank. Sementara kliring itu
sendiri adalah pertukaran data keuangan elektronik antar peserta kliring baik atas nama
kesepakatan tersebut.
Kliring sangat dibutuhkan sebab kecepatan dalam dunia perdagangan jauh lebih
cepat daripada waktu yang dibutuhkan guna melengkapi pelaksanaan aset transaksi.
kredit, guna memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan
penyelesaian kesepakatannya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani terkejut saat mengetahui rasio kecukupan modal
(CAR) Bank Century minus. Kekagetan ini terbaca dalam transkrip yang dalam rapat
Data CAR untuk FPJP itu data/lap rutin dalam kondisi Century beroperasi normal
(posisi 30/9/08 masih positif 2,3%). Menjadi minus karena setelah ditetapkan jadi bank
gagal diberlakukan kondisi yang sepenuhnya ikut aturan. Padahal CAR Century dalam
kondisi normal (sampai dengan terima FPJP) tidak memasukkan pencadangan aktiva
Sampai dengan saat dinyatakan sebagai bank gagal ternyata pemegang saham
LPS, "kebijakan" BI sejak awal merger tadi dikoreksi yang berakibat turun drastisnya
Masalah internal yang terjadi di Bank Century penipuan oleh manajemen bank,
Penyimpangan dana untuk peminjam $ 2,8 milyar (Rp 1,4 triliun Bank
Bank Century. Dan Uang para nasabah pun tidak bisa dicairkan Dan tidak ada uang
Pada tahun 2005, Bank Indonesia menunjuk Bank abad dan mengatakan
kepada mereka kepada Bapepam-LK. Tetapi itu tidak pernah di tindak lanjut oleh
Bapepam-LK. Kemudian pada tahun 2006, Bank Indonesia Bank sekali lagi ditolak
abad. Karena tidak lagi catatan penjualan transaksi reksa dana di Bank Century arus
kas, apa yang terjadi Namaun Bank Century terus penjualan reksa dana fiktif yang
Setelah November 13, 2008, Bank Century pelanggan dalam bentuk devisa
transksi berwenang tidak dapat diambil, kliring bahkan tidak dapat mentransfer juga
tidak mampu. Bank hanya dapat mentransfer uang ke tabungan. Jadi uang itu tidak bisa
keluar dari bank. Hal ini terjadi pada semua Bank Century pelanggan.
Nasabah bank yang merasa dikhianati dan dirugikan karena banyak menyimpan
Bapepam LK. Dan benar manajemen Bank Century tahu bahwa produk adalah
mempengaruhi bank lain, di mana orang tidak percaya bahwa mereka lebih terhadap
Indonesia, dunia.
BAB II
A. Marger Century
Kucuran dana talangan pemerintah kepada Bank Century telah menuai kritikan
berbagai pihak. Bahkan Dewan Perwakilan Rakyat akan menggunakan senjatanya, hak
angket, untuk menelisik aliran dana talangan yang membengkak dari dari Rp 630 miliar
awal kali merger Bank Pikko, Bank Danpac, dan Bank CIC menjadi Bank Century.
Bahkan BI tidak menerapkan aturan merger sebagaimana yang diatur dalam SK Direksi
BI Nomor 32/52/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 tentang Tata Cara Merger, Konsolidasi,
November 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif yang menyebabkan rasio kecukupan
modal (CAR) Century negatif. BI juga juga tidak tegas pada Peraturan BI Nomor
1. 27 November 2001
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia menyetujui prinsip akuisisi Bank Pikko,
2. 5 Juli 2002
3. 2001-2004
Bank CIC melakukan transaksi surat-surat berharga (SSB) fiktif senilai US$ 25
juta yang melibatkan Chinkara. Selain itu terdapat pula SSB berisiko tinggi sehingga
berakibat CAR Bank CIC menjadi negatif. Kondisi ini membuat penarikan dana pihak
4. 6 Desember 2004
BI memberikan persetujuan merger atas Bank Pikko, Bank Danpac, dan Bank
Bank Indonesia mempermudah merger. Kemudahan itu surat berharga Bank CIC
kemudian dinilai lancar (semula dinilai macet) dan akhirnya CAR seolah-oleh memenuhi
persyaratan merger. Selain itu kemudahan lain, hasil fit and proper test sementara atas
6. 31 Oktober 2005
Laporan hasil pemeriksaan Bank Indonesia posisi CAR Century per 28 Februari
2005 atau dua bulan setelah merger, adalah negatif 132,5 persen. Dalam kondisi ini,
7. 2005-2007
kegiatan Century. Namun Bank Indonesia tidak mengambil tindakan tegas. Bahkan
miliar.
8. 2008-2009
saham, pengurus bank, dan pihak-pihak terkait Century yang mengakibatkan kerugian
bank itu.
b. Merger Bank Century Libatkan Petinggi BI
Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Rochadi mengatakan pada saat proses
merger Bank Century, yang terdiri dari Bank CIC, Danpac, dan Pikko memang
melibatkan Anwar Nasution, Miranda S Goeltom, dan Aulia Pohan. Hal itu dikarenakan
Dalam struktur BI, ada Deputi Gubernur yang membawahi pemeriksaan dan
pengawasan bank, koordinator bank secara keseluruhan. Pada saat itu yang menjadi
Deputi Gubernur BI Aulia Pohan menjadi Deputi di bidang pemeriksaan, dan Anwar
Nasution menjabat Deputi Gubernur Senior BI, sementara untuk Bu Miranda yang
Sementara Siti Fadjriah pada saat itu menjabat sebagai Direktur Direktorat
Perijinan dan Informasi Perbankan BI, atau di bawah Aulia Pohan. Dia membantah
pemberian izin merger Bank Century itu karena kedekatan Robert Tantular dengan
pejabat BI.
Rapat Dewan Gubernur. Sementara ketika ditanya bagaimana pendapatnya jika Ketua
BPK Anwar Nasution ikut diperiksa, Budi mengatakan Anwar pada saat itu ikut terlibat
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merilis hasil audit tentang kelanjutan kasus
kepada Bank Century, sudah tersirat rencana agar dana pinjaman dapat diloloskan.
Dewan Gubernur ketika itu menugaskan Dewan Direktorat Penelitian dan
tentang FPJP bagi bank umum. Peraturan itu berlaku efektif per 14 November 2008.
Miranda Swaray Goeltom (Deputi Gubernur Senior BI saat itu) menanyakan tentang
Hal itu ditanggapi Halim Alamsyah, yang ketika itu menjabat Direktur Direktorat
simulasi dari beberapa bank yang diperkirakan akan kesulitan. Itu (DPIP) masih bisa
Terkait ketercukupan modal (CAR) Bank Century yang tidak memenuhi kriteria,
SCF (Siti Ch. Fadjrijah, Deputi Gubernur) menyarankan agar status CAR Bank Century
disebut positif saja, tanpa perlu menyebutkan nominalnya. Pertama CAR-nya positif,
gitu bilangnya ya? Enggak usah sebutin berapa. Kalau terjadi sesuatu, setahu saya
kasus Tripanca itu juga ada bank yang kena, jatuh turun banyak CAR-nya.
Dalam rapat Dewan Gubernur 14 November 2008 yang dimulai jam 8.00 WIB,
perekonomian.
sesuai ketentuan bersifat umum yang berlaku bagi seluruh bank, untuk menghindari
pemberian kewenangan terlalu besar dan bersifat diskresi yang dapat ditafsirkan
tanggal 30 Oktober 2008 tentang FPJP bagi bank umum yakni mengubah ketentuan
dalam pasal 2 ayat (2) menjadi ‘Bank yang dapat mengajukan permohonan FPJP
Berdampak Sistemik pada 20 November 2008 jam 8 malam oleh Dewan Gubernur
(KSSK) di mana Menteri Keuangan sebagai ketuanya, yang langsung menggelar rapat
pada hari yang sama jam 11 malam sampai jam 5 pagi. Rapat itulah yang lalu
menutup -selain dampak sistemik- adalah karena biayanya yang jauh lebih murah:
Rp 632 miliar dibanding Rp 5,6 triliun. Suntikan Rp 632 miliar oleh LPS akan
menaikkan Rasio Kecukupan Modal/CAR Bank Century dari negatif 3,53 persen
menjadi 8 persen (syarat minimum bank sehat). Angka CAR negatif 3,53 persen itu
adalah perhitungan CAR per 31 Oktober 2008 yang hasilnya konon baru diketahui
paling aktual (November) yang perhitungannya katanya baru keluar 20-25 hari
setelah akhir bulan. Ini mirip pengucuran Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
November 2008. Padahal, selisihnya sudah jauh. CAR Bank Century per 30
September masih positif 2,35 persen. Sehingga dengan mengubah aturan tentang
FPJP dari positif 8 persen menjadi positif saja, Bank Century bisa mendapat
kucuran dana FPJP Rp 689 miliar. Padahal, pada saat periode pengucuran itu, CAR
Bank Century sudah jatuh ke level negatif 3,53 persen (perhitungan 31 Oktober
yang dikatakan baru keluar 20 November). Tentu saja bila angka ini yang menjadi
acuan, Bank Century tetap tak layak ditolong dengan FPJP, meski standar
aturannya sudah diturunkan sedemikian rupa (dari minimal CAR 8 persen menjadi
minimal 0 persen).
Nah, ketika Bank Indonesia "meyakinkan" KSSK dan LPS bahwa Bank
Century layak diselamatkan karena biayanya lebih murah, data yang digunakan lagi-
lagi data CAR 31 Oktober 2008. Padahal para pejabat peserta rapat ini tahu belaka,
bahwa ongkos penyelamatan yang katanya lebih murah daripada ongkos menutup
itu, didasarkan pada data yang seharusnya sudah di-update agar lebih aktual.
Terkesan lah bahwa keputusan ini diambil dari informasi-informasi yang sepatutnya
sudah basi.
mengeluarkan perhitungan CAR terbaru. Tidak ada keterangan dalam laporan BPK
seberapa anjlok CAR Bank Century yang data terbarunya baru dikeluarkan BI
setelah keputusan bailout "berbiaya lebih murah" itu diambil. Yang jelas, tiga hari
kemudian: Senin, 24 November 2008, LPS mulai mengucurkan dana dalam bentuk
mencapai Rp 2,7 triliun hanya dalam tempo 6 hari (sampai 1 Desember 2008).
Meski begitu, dana yang mendadak bengkak (dari semula Rp 632 miliar) itu
ternyata belum juga mampu mendongkrak CAR Bank Century ke level 8 persen.
kucuran Rp 2,2 triliun! Sehingga hanya dalam tempo 39 hari (21 November saat
diputuskan hingga 30 Desember 2008), bank ini sudah menelan dana Rp 4,9 triliun.
diambil alih lembaganya, CAR Bank Century negatif 153,66 persen. Jadi, bila titik
pengambilalihan Bank Century itu tanggal 21 November dini hari -dan Bank
Indonesia menyodorkan angka CAR "basi" pada malam harinya- maka bisa
dikatakan, bahwa dari sisi informasi yang dijadikan rujukan dalam proses
pengambilan keputusan, hanya dalam beberapa jam saja, CAR Bank Century sudah
Tentang CAR Bank Century saat diambil alih memang ada beberapa versi
informasi. Menurut Bank Indonesia seperti dikutip laporan BPK disebutkan, bahwa
saat keputusan diambil, 20-21 November 2008, CAR Bank Century masih
menggunakan perhitungan CAR 31 Oktober, yakni negatif 3,53 persen. Angka CAR
bulan November menurut BI baru keluar tanggal 23 November 2008 yang angkanya
(tidak sefantastis klaim LPS), hanya negatif 35,9 persen alias anjlok 30 basis poin
lebih. Jadi patokan CAR yang paling anyar, baru keluar perhitungannya tanggal 23
Kita semua pasti penasaran apakah perhitungan CAR oleh Bank Sentral
memang lazim dibuat di hari libur, mengingat tanggal 23 November 2008 adalah
hari Minggu. Tapi jangan heran juga, sebab keesokan harinya (24/11), perhitungan
CAR inilah yang langsung dijadikan acuan untuk pengucuran tahap pertama
Bercermin dari anjloknya CAR yang signifikan sejak keputusan FPJP beberapa hari
sebelumnya -yang terbukti tak mampu menyehatkan bank tersebut meski diguyur
uang Rp 689 miliar- bagaimana mungkin opsi bailout diyakini masih lebih murah dari
opsi menutup bank tersebut? Di benak saya yang awam: bila disuntik Rp 689 miliar
saja tidak manjur, mengapa KSSK berpikir Bank Century akan sehat bila disuntik Rp
632 miliar? Apalagi perhitungan CAR-nya tidak aktual dan jauh panggang dari api.
mendapat kucuran dana lagi dari LPS sebesar Rp 1,15 triliun. Kucuran baru
berhenti pada 24 Juli 2009 dengan suntikan terakhir Rp 630 miliar. Jadi total
jenderal, Bank Century memang mendapat kucuran dana Rp 6,7 triliun selama
periode 8 bulan (November 2008 - Juli 2009). Setelah kucuran terakhir itu, LPS
barulah menyatakan bahwa CAR Bank Century sudah positif 9,28 persen.
Atas fakta adanya angka yang bengkak mendadak ini, dalam laporannya
berapa risiko penurunan CAR. Informasi yang tidak diberikan tersebut adalah
informasi penurunan kualitas aset yang seharusnya diketahui oleh BI, yaitu antara
lain dugaan rekayasa akuntansi yang selama ini dilakukan Bank Century dengan
dugaan Letter of Credit (LC) dan kredit fiktif, serta penyimpangan lainnya yang
Bola liar kasus Century belum berakhir meski pemerintahan baru telah terbentuk.
Komisi III dan XI DPR mengusulkan dibentuknya Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket
untuk menyibak kemelut bank tersebut. Rencana Hak Angket sendiri sudah digulirkan
Hak Angket DPR merupakan salah satu cara yang terbaik. Pansus Bank Century
perlu segera dibentuk untuk memperkuat dukungan penuntasan kasus tersebut,” terang
anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo dalam Rapat Gabungan Komisi III dan XI di
Pansus Bank Century ini bersifat mendesak. Karenanya Komisi III dan Komisi XI
akan berkonsolidasi untuk tindakan yang lebih konkret. ”Diharapkan dengan adanya
konsolidasi dua komisi ini akan melahirkan kesepakatan di tingkat fraksi untuk
Maruarar Sirait, anggota Komisi XI, menekankan, kasus Century harus benar-
benar ditangani secara profesional. Tekad serupa dikemukakan oleh Fraksi Hanura.
usulan sebagian anggota DPR yang akan menggunakan Hak Angket DPR.
Maruarar menambahkan DPR belum bisa mengambil langkah lebih lanjut untuk
membentuk Pansus Hak Angket Century karena sampai saat ini Badan Pemeriksa
diwarnai perdebatan. Sebelum Ketua DPR, Marzuki Alie mengetukkan palu sebagai
Sebagian besar anggota dewan dari Fraksi Partai Indonesia Perjuangan (PDIP)
meminta agar sebelum disetujui dibacakan terlebih dahulu point tujuan dari
pembentukan angket tersebut. Tetapi, sebaliknya sebagian besar anggota dewan dari
"Apakah dapat disetujui pembentukan Panitian Khusus (Pansus) Bank Century ini," ujar
Marzuki dan langsung dijawab setuju oleh peserta sidang paripurna yang sebagian
B. Hasil Pansus
Setelah beberapa bulan bekerja dan menghabiskan banyak dana dalam proses
pasus akhirnya Rabu (24/02/10) dini hari Pansus mulai menguak Skandal Century dan
hal tersebut terlihat ketika pembacaan kesimpulan Pansus Century oleh masing-masing
praksi yang ada di DPR yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi swasta.
Yang kemudian dilanjutkan dengan pandangan dan kesimpulan dari 9 fraksi di
DPR tentang Kasus Bank Century yang selama ini cukup menyita waktu dan biaya,
sebagaimana
c. Fraksi Partai Golkar juga menilai ada penyimpangan aliran dana Bank
aliran dana FPJP dan PMS yaitu Bank Century melakukan Pembayaran
Dana Pihak Ketiga Terkait Bank Selama Bank Century Berstatus Sebagai
f. Fraksi Partai Hanura dalam pandangan akhir fraksinya terkait Kasus Bank
dan solvabilitas
h. Meski tak menyebut nama, salah satu butir pandangan akhir Fraksi Partai
Century.
i. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai, penanganan Bank
Dari hanya melihat laporan kesimpulan dan pandangan yang disampaikan oleh
para anggota pasus jelas terlihat bahwa perpecahan antar partai koalisi. Diluar partai
PKB yang memiliki pandangan yang sama dan PDIP, HANURA, GERINDRA selaku
Hal ini membuat banyak pihak berfikir bahwa koalisi SBY tinggal menunggu
waktu lagi, tinggal menanti adanya anggapan Reshuffle cabinet Indonesia Bersatu Jilid
II. Dengan tidak akurnya parlemen mustahil koalisi akan terus berjalan dan
Namun kita masih harus melihat hasil Final dari penyelidikan yang dilakukan oleh
Pasus Century yang akan dilakukan sidang paripurna DPR 2 Maret 2010 mendatang.
dalam siding Paripurna lalu, yaitu upaya untuk menindaklanjuti temuan dari pansus
Century maka melalui sebuah voting terbuka yang di hadiri berbagai fraksi dari partai-
partai di Indonesia.
Berikut ini adalah hasil voting yang dilakukan dalam siding tersebut, dimana
sebanyak 315 anggota siding memilih opsi C, yang dimotori partai Golkar. Dan 212
pemberian FPJP dan PMS kepada Bank Century serta pelaksanaannya bermasalah
sebanyak 325 suara. Sementara yang kontra, yakni yang menganggap kebijakan
pemberian FPJP dan PMS kepada Bank Century serta pelaksanaannya sudah tepat
Hasil ini tidak jauh beda dengan pandangan akhir fraksi di awal paripurna. Pada
saat itu 5 fraksi yakni FPG, FPDIP, FPKS, F-Gerindra, dan F-Hanura secara tegas
menyebut memilih opsi C. FPD dan FKB memilih opsi A, sedangkan FPAN dan FPPP
Opsi A (Bailout FPJP dan PMS tidak bermasalah) Fraksi PD 148 suara, Fraksi PAN 39
suara, Fraksi PKB 25 suara. Total anggota DPR yang memilih opsi A sebanyak 212
suara.
Sedangkan opsi C (Bailout FPJP dan PMS bermasalah); Fraksi PG 104 suara, Fraksi
PDIP 90 suara, Fraksi PKS 56 suara, Fraksi PPP 32 suara, Fraksi PKB 1 suara, Fraksi
Partai Gerindra 25 suara dan Fraksi Partai Hanura sebanyak 17 suara. Jumlah total
diketahui, dana talangan Rp 6,7 triliun itu dikucurkan oleh Lembaga Penjamin
Dana itu tak semuanya berupa dana segar, sebagian berupa surat
berharga yang baru dapat menjadi uang atau dana segar jika surat-surat itu laku
dijual. Kalau kita batasi posisi hingga akhir 2008 sebagai masa transisi bank ini
dari manajemen lama ke yang baru, berdasarkan data yang tercantum dalam
laporan keuangan per akhir Desember 2008 yang telah diaudit oleh Kantor
0.4 triliun berupa Surat Utang Negara (SUN) dan Rp 4,5 triliun dana segar.
tambahan pada laporan tahunan 2008, sampai 27 Februari 2009, dana talangan
yang telah disetor Rp 6,1 triliun, di antaranya ditransfer berupa dana segar
sebanyak Rp 4.7 triliun dan sisanya Rp 1,4 triliun dalam bentuk SUN. Dengan
demikian, jika dana talangan itu kini berjumlah Rp 6,7 triliun, berarti tambahan
dimasukkan dan tercatat pada giro Century di Bank Indonesia. Adapun yang
1. Aliran Dana
sulit dilakukan. Semua penggunaan dana sejak dana talangan diterima, ada
catatannya di bank. Ambil saja neraca bank saat dana diterima (neraca per 20
November 2008) dan bandingkan dengan posisi neraca akhir Desember 2008.
Dengan melakukan analisis neraca yang paling sederhana saja, sangat mudah
Mari kita cermati perubahan sisi pasiva neracanya saja (di luar ekuitas)
dengan mengabaikan dulu perubahan pada pos aktiva dengan asumsi Century
2008. Menurut teori akuntansi, penurunan posisi pos pasiva dalam neraca
outflow). Sementara itu, sebaliknya, jika terjadi kenaikan pada pos pasiva,
Posisi pasiva neraca Bank Century pada 20 November 2008 yang pernah
menunjukkan terjadi penurunan pos-pos pasiva dari Rp 13,7 triliun pada posisi
20 November 2008 menjadi Rp 7,1 triliun pada akhir Desember 2008. Berarti ada
penurunan dana neto Rp 6,6 triliun. Suatu jumlah yang tidak sedikit yang terjadi
hanya dalam waktu sekitar 30 hari kerja di bank sekecil itu. Berarti praktis semua
dana talangan dari LPS yang sampai akhir Desember 2008 baru dikucurkan Rp
4,9 triliun di tambah dengan dana fasilitas pinjaman jangka pendek (FPJP) dari
pembayaran tersebut.
rekening tabungan. Dalam hal pencairan deposito ini mungkin saja termasuk
Siapa saja dari para deposan atau penabung yang menarik dananya,
tentunya juga tidak sulit diketahui karena semua ada rinciannya di Century.
Apakah yang menyimpan dana dan kemudian menariknya itu ada orang-orang
parpol atau perusahaan milik orang parpol, mungkin saja. Namun, itu tentunya
dalam konteks nasabah atau deposan normal sehingga transaksi yang dilakukan
adalah bersifat normal, yaitu untuk menyelamatkan uangnya dari kondisi yang
dari dananya yang ditarik dari Century dan dipindahkan ke bank lain) tidak
relevan untuk dipersoalkan karena itu bagian dari transaksi bisnis yang normal,
apalagi sudah diluar tanggung jawab Century. Karena itu, kalau Pansus minta
terkait dengan nasabah bank, semua pihak harus hati-hati karena salah-salah
bisa dituduh melanggar UU tentang rahasia bank. Karena itu, saya cukup
memahami sikap yang diambil pejabat PPATK atau LPS dan lainnya dalam
masyarakat dalam menyimpan dana pada bank swasta nasional, khawatir kasus
seperti Century terjadi lagi pada kemudian hari. Urusannya bisa ke mana-mana,
tergolong signifikan adalah untuk membayar utang akseptasi, yaitu utang kepada
bank luar negeri akibat dari pembukaan L/C yang dilakukan oleh nasabahnya.
Jumlahnya sampai akhir 2008 mencapai Rp 1,3 triliun. Ini yang perlu ditelusuri,
dilakukan oleh siapa saja, nasabah umum atau grup, apakah proses pembukaan
L/C ini melalui prosedur wajar atau asal-asalan. Karena transaksi ini berpotensi
menjadi kredit, yang juga perlu diteliti adalah kaitan dengan ketentuan batas
balik transaksi itu ada perbuatan melawan hukum, BI dan PPATK adalah
Choel diantar dengan mobil bernomor polisi B 8751 HK. “Transaksi dilakukan ini
Selain dari Amirudin, Ferdi mengatakan, Choel juga mendapat aliran dana
dari Hartati Murdaya sebesar Rp 3 Miliar, Senin 16 Februari 2009. Transaksi itu
Murdaya sendiri, lanjut Ferdi, menerima aliran dana Century sebanyak dua kali.
Transaksi itu, menurut Ferdi terjadi di sekitar Lapangan Banteng dan diantar
miliar. “Terakhir adalah Budi Sampoerna. Dia meneruskan aliran dana dari bank
tidak hanya menanam modal di kelompok media Jurnal Nasional, tapi juga di
simpulsimpul kampanye Partai Demokrat yang lain, yang juga disalurkan lewat
Century Tbk Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal ‐Tanggal 30 Juni 2009
dan 2008 menunjukkan bahwa ada penarikan simpanan fihak ketiga sebesar Rp
5,7 trilyun.
Selain itu, Ringkasan Eksekutif Laporan Hasil Investigasi BPK atas Kasus
Sampoerna yang dipinjamkan atau digelapkan oleh Robert Tantular dan Dewi
Tantular sebesar US$ 18 juta (sekitar Rp 150 milyar) dengan dana yang berasal
dari Penempatan Modal Sementara LPS. Antara lain yang berjumlah Rp. 40,6
Penutup
Skandal Century belum berakhir sampai disini saja tinggal bagaimana pihak-
pihak terkait bekerja sama untuk membuka kasus ini seluas-luasnya (SBY). Dari hasil
pansus Century dan Hasil Audit Investigasi BPK yang secara terang benderang telah
menunjukkan indikasi perbuatan melawan hukum dan jelas unsur pidananya. Apakah
bisa institusi penegak hukum meneruskan kasus ini ke meja pengadilan? Harapannya
ada pada KPK, ada dalam pundak KPK. Semoga saja KPK segera sadar bahwa
mereka lah lembaga yang memegang harapan besar dari masyarakat untuk
mengungkap kasus Century ini. Dan tentunya semoga tidak ada kepentingan kelompok
tertentu atau bahkan kepentingan politik yang bertujuan untuk menutup rapat-rapat
kembali kasus tersebut, dan melindungi para penjahat dari jeratan hukum.
2. Pengawasan atas bank hasil merger tak maksimal dan Bank Indonesia
mestinya sudah memasukkan bank ini dalam kategori Bank Dalam Pengawasan
3. Aturan minimum Rasio Kecukupan Modal (CAR) yang diubah dari 8 persen
689 miliar.
4. Bank Century di-bail out dengan biaya Rp 6,7 triliun dengan alasan bisa
tersebut.
modal awal LPS dari APBN (Rp 4 triliun) dan LPS bukanlah asuransi perbankan
dan LPS bisa meminta tambahan dana ke APBN bila ternyata ia kekurangan
Rp 6,7 triliun adalah tindakan yang penuh risiko sebab modal LPS hanya Rp 18
menyelamatkan sebuah bank, sementara kondisi bank lain juga sedang dalam
6. Informasi tentang kondisi CAR Bank Century tidak aktual sehingga keputusan
out Bank Century. Di satu sisi ada Perppu tentang Jaringan Pengaman Sektor
Keuangan yang menjadi dasar menolong Bank Century, tapi Perppu ini tak
disahkan DPR sebagai undang-undang (sementara kucuran dana terlanjur
terjadi dan masih terjadi hingga Perppu "ditolak"). Di sisi lain Pemerintah
Simpanan. Jadi ada atau tidak ada Perppu, ditolak atau diterima, Bank Century
Bank Indonesia kepada Bank Century sebesar Rp 689 miliar (di luar skema Rp
6,7 triliun) sarat masalah, mulai dari: (8.1) penyerahan dokumen jaminan yang
dilakukan setelah dana dikucurkan, (8.2) jumlah jaminan berupa Aset Kredit
yang diserahkan di bawah 150 persen, hingga (3) kualitas Aset Kredit yang
negara bila Bank Century akhirnya berstatus Bank Gagal (karena deposito yang
totalnya Rp 689 miliar, digunakan oleh pemilik Bank Century untuk menutup
dilakukan?
10. Terjadi penarikan dana oleh pihak-pihak yang mestinya masuk dalam daftar
negatif Bank Indonesia pasca-bail out. Dengan demikian berarti dana tersebut
disedot dari Penyertaan Modal Sementara LPS yang akhirnya membengkak dari