Anda di halaman 1dari 30

PENGOLAHAN

AIR SUNGAI WINONGO


Disusun oleh:
Kelompok 4 PAPLC-A
Amin Tri Handayani P07133114043
Damara Grani Arifa P07133114051
Dwi Winarni P07133114056
Ika Wulandari P07133114061
Muryanti P07133114066
Nurindra Harmaidika P07133114070
Puji Lestari P07133114072
Rurin Yultri Rahayu P07133114076
Tri Endarwati Arum S P07133114081
Hermanus Tapyor
P07133114082

PENDAHULUAN
geologi
Topografi
Ketersediaan
Air

Kebutuhan Pokok
Manusia

Kondisi Lahan
1.
2.
3.
4.
Masalah :
1. Kuantitas
2. Kualitas
3. Kontinuitas

Pertumbuhan penduduk
Peningkatan sarana-prasarana
Perkembangan Industri
Peningkatan status sosial
ekonomi

Permasalahan Kebutuhan Air

Sumber Air Baku

Lokasi sumber air

Upaya
Penyediaan Air
Kualitas Air Baku

Daerah pelayanan

Pengolahan Air

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kualitas Air
Kualitas air adalah kadar parameter air yang dianalisa
secara teliti sehingga menunjukkan mutu dan karakteristik
air
B. Standar Kualitas Air Minum
Mengacu pada Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
C. Dampak Penyimpangan Kualitas Air
Penyimpangan fisik, kimia, dan biologi dapat
menyebabkan gangguan kesehatan manusia

D. Metode dan Proses Pengolahan Air


1. Teknologi pengolahan berbeda-beda tergantung
pada sumber dan kualitas air baku yang digunakan
2. Metode pengolahan fisik : sedimentasi, flokulasi,
aerasi
3. Metode pengolahan kimia : koagulasi, desinfeksi,
presipitasi, pertukaran ion, adsorpsi, dan oksidasi
4. Pengolahan air sungai menggunakan pengolahan
lengkap yang meliputi : ekualisasi, sedimentasi
awal, koagulasi-flokulasi, sedimentasi akhir,
filtrasi dan desinfeksi.

a. Pra-Sedimentasi atau Sedimentasi Awal


merupakan proses pemisahan partikel kasar terutama lumpur
di dalam air akibat beratnya sendiri atau oleh pengaruh
gravitasi.
b. Koagulasi
Adalah proses penambahan koagulan untuk mengendapkan
partikel koloid dalam air baku
c. Flokulasi
Adalah proses pemisahan partikel koloid dari dalam air
dengan penambahan koagulan sebelum dilakukan
pengendapan akhir.
c. Sedimentasi Akhir
Untuk mengendapkan flok-flok yang terbentuk dari proses
koagulasi-flokulasi.

d. Filtrasi
Yaitu proses melewatkan air baku pada media filter
berupa butiran-butiran dengan diamater dan
ketebalan tertentu.
f. Desinfeksi
Merupakan proses penghancuran mikroorganisme
yang ada dalam air melalui cara fisik dan kimia.
Desinfeksi fisik dengan cara pemanasan dengan
sinar matahari dan penyinaran dengan sinar UV.
Sedangkan desinfeksi secara kimia dapat
menggunakan klorin, iodine, potasium permanganat,
dan ozon.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Persiapan Alat
B. Persiapan Bahan
C. Persiapan Media Filter berupa pasir, zeolit, dan
kerikil
D. Penyusunan Desain Instalasi Pengolahan Air
Sungai Winongo
E. Pengambilan Air Sungai Winongo di Daingan,
RT. 56, Gedongkiwo MJ I, Yogyakarta pada hari
Selasa, 8 Desember 2015 pukul 09.30 WIB

F. Pemeriksaan Kualitas Air Sungai Winongo


sebelum Pengolahan
G. Percobaan Jar Test dengan PAC 10 mg/ml
H. Pemeriksaan Daya Pengikatan Chlor (DPC)
I. Menghitung debit aliran air dari bak ekualisasi
dan waktu tinggal air baku pada instalasi
J. Perhitungan debit PAC 10 mg/ml dan Kaporit
0,1%
K. Proses pengolahan air Sungai Winongo
L. Pemeriksaan kualitas air di laboratorium

Desain Instalasi Pengolahan Air Sungai Winongo

Bak Ekualisasi

Bak Sedimentasi Awal

Bak Koagulasi-Flokulasi

Bak Sedimentasi Akhir

Bak Filtrasi

Bak Reservoar

Bak Kaporit

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pengukuran debit
Pengukuran ke-

Debit (ml/menit)

270

260

250

245

248

Rerata

254,6

2. Dimensi masing-masing bak pengolahan


No

Nama Bak

Ukuran (cm)
Panjang

Lebar

Tinggi

Volume
(liter)

Sedimentasi

22

22

50

76,00

Pra-sedimentasi

39

19

14

10,374

KoagulasiFlokulasi

Sedimentasi akhir
a. Bentuk persegi

19

19

14

5,054

b. Limas segiempat

19

19

11

0,993

Filtrasi

24

14

3,024

Reservoar

18

16

10

2,880

Jumlah Volume

22,325

3. Jar Test dan Penentuan Debit PAC 10 mg/ml


Tabung
ke-

Penambahan PAC
mg/ml
(ml)

pH

Kekeruhan
(NTU)

0,0

7,0

1,34

7,0

0,55

7,0

0,00

Dosis
optimum
PAC 10 mg/ml
: 4 ml 0,00
4
6
7,0
Debit : Debit aliran x Dosis Optimum PAC
: 0,0042 ml/s x 4 ml/s
: 0,0168 ml/s
: 1,008 ml/menit

4. Penentuan Kadar Klor Aktif, Dosis dan Debit


Kaporit 0,1 %
a. Kadar Klor Aktif
: 74,31%
b. Dosis Kaporit 0,1% : 3,1346 ml/l
c. Debit Kaporit 0,1% : 0,0132 ml/s
: 0,792 ml/menit

10. Kadar Klorida


pengolahan

sebelum

Grafik Klorida

Klorida (mg/l)

dan

sesudah

11. Zat Organik


pengolahan

sebelum

dan

Grafik Zat Organik sebagai KMnO4

Zat Organik (mg/l)

sesudah

12. TDS sebelum dan sesudah pengolahan


Grafik TDS (Total Dissolved Solid)

Nilai TDS (mg/l)

13. MPN Eschericia coli


Grafik MPN E. coli
MPN E.coli (Koloni/100 ml)

14. Sisa Klor


Untuk pemeriksaan sisa klor, hanya dilakukan
pada air setelah pengolahan. Pemeriksaan ini
dimaksudknn untuk mengetahui kadar sisa
klor pada proses desinfeksi air hasil
pengolahan. Sisa klor air hasil pengolahan
adalah 0,1 mg/l. Kadar ini masih tergolong
aman, artinya masih ada sisa klor aktif yang
berada dalam air hasil pengolahan.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Dalam pengolahan air sungai, diperlukan instalasi yang terdiri
dari bak ekualisasi, pra-sedimentasi, koagulasi-flokulasi,
sedimentasi akhir, filtrasi, desinfeksi dan reservoar.
2. Untuk menghilangkan kekeruhan dan kandungan zat organik
dalam air sungai, diperlukan penambahan koagulan yang dapat
berupa tawas maupun PAC.
3. Dosis penambahan koagulan ditentukan melalui Jar Test
4. Untuk menghilangkan kuman-kuman pada hasil pengolahan air
sungai, diperlukan kaporit sebagai desinfektan
5. Penentuan dosis desinfektan ditentukan melalui penentuan
kadar klor aktif, DPC, dan perhitungan dosis kaporit

B. Saran
1. Sebelum melakukan pengolahan air sungai, perlu
diketahui kualitas air bakunya.
2. Pencucian media harus benar-benar bersih sampai air
cuciannya bening.
3. Pengeringan media dapat menggunakan sinar
matahai ataupun oven
4. Ujung penetes larutan kaporit dicelupkan ke dalam
air hasil olahan untuk mencegah endapan CaCO3.
5. Air hasil pengolahan dibiarkan mengalir dahulu 1030 menit baru kemudian dapat diambil sampel untuk
pemeriksaan di laboratorium

Terimakasih................

Anda mungkin juga menyukai