Anda di halaman 1dari 6

10.

Perencanaan Keperawatan
No.
Tujuan
Intervensi
Rasional
dx
1. Setelah dilakukan
1.
Kaji
1. Hypertermi
tindakan
penyebab
merupakan salah
keperawata...x 24
hypertermi
satu gejala/
jam di harapkan
(misalnya adanya
kompensasi tubuh
KH:
infeksi pada
terhadap adanya
1. Suhu kembali
saluran
infeksi baik secara
normal
36pencernaan
local maupun
37C,dan
seperti GEA atau
secara sistemik.
peningkatan
infeksi saluran
suhu
tubuh
pernapasan
dapat terkontrol
seperti
selama proses
bronchitis)
2. Pada pasien
infeksi
2.
Observasi
dengan hipertermi
berlangsung.
tanda-tanda vital
terjadi kenaikan
(TD,N, S, dan P)
tanda vital
terutama suhu,
nadi, pernapasan,
hal ini disebabkan
karena
metabolisme
tubuh meningkat.
3. Daerah dahi dan
3.
Beri kompres
aksila merupakan
hangat pada
jaringan tipis dan
daerah dahi dan
terdapat pembuluh
aksila.
darah sehingga
proses
perpindahan panas
lebih cepat.
4. Untuk mengganti
4.
Beri minim
cairan yang hilang
sedikit-sedikit
dan
tapi sering (6-8
mempertahankan
gelas/hari(1500keseimbangan
2000cc).
cairan didalam
tubuh.
5. Pakaian yang tipis
5.
Anjurkan
dan yang dapat
untuk memakai
menyerap keringat

pakaian tipis dan


yang dapat
menyerap
keringat

2.

setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama.x24 jam
diharapkan kh :
1. Kejang tidak
ada dan cedera
tidak terjadi

6.

Pertahankan
cairan parenteral
yaitu cairan infus

7.

Kolaborasi
dengan dokter
dalam hal
pemberian obat
antipiretik.

dapat
mempercepat
evaporasi.
6. Pemberian cairan
parenteral sangat
efektif untuk
memenuhi
kebutuhab cairan
tubuh dan
mengganti cairan
tubuh yang hilang.
7. Obat antipiretik
bekerja sebagai
pengatur kembali
pusat pengatur
panas terutama
bagian
hipotalamus
posterior sebagai
penyimpan panas.

1. Adanya tandatanda kejang


menunjukkan
adanya gangguan
pada sistem saraf
pusat.

1. Kaji adanya
tanda-tanda
kejang (seperti
badan kaku, gigi
terkatup, badan
tampak gemetar,
badan tampak
2. Penjelasan yang
sianosis).
baik dan tepat
2. Jelaskan kepada
pada keluarga
keluarga akibatsangat penting
akibat yang
untuk
terjadi saat kejang
meningkatkan
berulang (seperti
pengetahuan
lidah tergigit).
dalam mengatasi
kejang.

3. Untuk mencegah
aspirasi pada
3. Beri posisi miring
lambung.
kiri/kanan saat
4. Obat
kejang
antikonvulsan
4. Kolaborasi
sebagai pengatur
dengan dokter
gerakan motorik
dalam hal
dalam dalam hal
pemberian obat
ini obat
antikonvulsan.
antikonvulsan
menghentika
gerakan motorik
yang berlebihan.

5. Menyiapkan pola
diet dengan
memasukkan
kalori adekuat
untuk
meningkatkan
atau
mempertahankan
berat badan yang
tepat sesuai
dengan umur.
6. Monitor intake
dan output
pasien.

7. Anjurkan untuk
memberi makan
sedikit-sedikit
tapi sering (3-5
kali sehari (1800
kkal/hari)).

5. Adanya perubahan
pola makan seperti
nafsu makan
menurun atau
pemasangan NGT
akan
memperburuk
status klien.

6. Untuk mengetahui
intake dan output
yang dikaitkan
dengan kebutuhan
makan pasien.
7. Makanan sedikitsedikit tapi sering
dapat membantu
mengurangi
distensi
lambung/kerja
usus sehingga
mengurangi
rangsangan mual
dan muntah.
8. Makanan yang

3.

setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama x24 jam
diharapkan KH:
1. Kebutuhan
nutrisi pasien
terpenuhi.

8. Beri atau
hidangkan
makanan yang
bervariasi yang
sesuai dengan
makanan
kesukaan klien
(seperti biskuit)
1. Kaji tingkat
dehidrasi yang
dialami oleh
pasien (dehidrasi
ringan,sedang
atau berat).
2. catat masukan
(cairan infus
,makanan dan
cairan) dan
pengeluaran
cairan (urine,
muntahan,
keringat atau
BAB).
3. Monitor tandatanda dehidrasi
( seperti adanya
haus,turgor kulit
tidak elastis, mata
cekung dan lainlain).
4. Beri minum
sedikit tapi sering
sesuai kebutuhan
klien (6-8
gelas/hari).
5. Hindari makanan
yang dapat
merangsang
pencernaan

bervariasi dapat
menambah nafsu
makan pasien.

1. Untuk mengetahui
pasien berada
ditingkat dehidrasi
yang mana.

2. Untuk mengetahui
keseimbangan
cairan dan sebagai
indikasi untuk
intervensi
selanjutnya.

3. Adanya penurunan
kesadaran,selaput
mukosa kering
merupakan tanda
dehidresi.

4. Dengan minum
sedikit tapi sering
dapat mengganti
cairan yang
hilang.
5. Makanan yang
dapat merangsang
pencernaan dapat
meningkatkan
kerja usus.

4.

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama x24 jam
diharapkan KH :
1. Mempertahankan volume
cairan yang
adekuat dengan
keseimbangan
masukan dan
pengeluaran
sehingga tidak
terjadi kekurangan
volume cairan
tubuh.

(pedas,asam atau
makanan yang
berbumbu).
6. Kolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
cairan parenteral

6. Pemberian cairan
parenteral sangat
efektif untuk
memenuhi
kebutuhan cairan
tubuh.

11. Discharge Planning


Adapun Discharge Planning yang dapat diberikan pada pasien atau
keluarga pasien, yaitu :
a. Hindari mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat
lebih-lebih pada anak yang demam karena dapat meningkatkan
kebutuhan metabolisme tubuh.
b. Apabila selama perawatan di rumah keadaan anak semakin memburuk
seperti demam tidak turun atau kejang terus menerus, maka dianjurkan
untuk membawa segera ke dokter atau petugas kesehatan.
c. Apabila mendapat obat antibiotik, usahakan agar obat yang diperoleh
tersebut diberikan dengan benar selama 5-7 hari penuh.

d. Apabila anak mendapatkan obat antibiotik, usahakan agar setelah 2


hari anak di bawa kembali ke petugas kesehatan untuk pemeriksaan
ulang.
e. Anjurkan orang tua untuk tidak panic, berfikirlah dengan jernih apabila
pasien kejang, ini dapat membantu orang tua mengatasi kecemasan
yang berlebihan.
f. Anjurkan untuk kompres hangat bila anak demam pada dahi dan leher.
Basahi kulit bagian tubuh lainnya dengan spons. Jangan gosok dengan
alkohol.
g. Berikan paracetamol dengan dosis 10-15 mg/kg jika diperlukan,
jangan berikan aspirin atau apapun yang mengandung salisilat kepada
anak berusia dibawah 19 tahun karena dapat menimbulkan komplikasi
serius jika pasien demam.
h. Pada saat kejang anjurkan agar anak dihindarkan dari benda-benda
tajam karena ini dapat melukai pasien, tidak memegangi pasien saat
kejang, longgarkan pakaian anak pada daerah leher, jangan berikan
makanan dan minuman dan jangan berikan obat apapun, selain itu
lindungi kepala anak dari trauma serta letakkan anak pada posis tidur
menyamping sehingga jika terdapat cairan atau benda asing pada
mulut dapat keluar dan tidak menyumbat saluran pernapasan. (sujono
Riyadi & sukarmin, 2009).

Anda mungkin juga menyukai