Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI AIR BAKU ALTERNATIF

UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH

BAB I PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG

1.1.1.

Gambaran Umum
Air dalam berbagai wujudnya adalah elemen alamiah yang paling melimpah di
planet ini. Permukaan bumi kita terkomposisi dari 70% air atau setara dengan 1,4
ribu juta kilometer kubik. Andaikan seluruh potensi air ini dituang merata di
permukaan bumi maka akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata-rata 3
kilometer. Namun ternyata hanya sebagian kecil saja dari jumlah itu yang benarbenar dimanfaatkan bagi kepentingan manusia penghuninya, yaitu hanya 0,003%.
Sebagian besar air, kira-kira 97%, ada dalam lautan yang kadar garamnya terlalu
tinggi untuk kebanyakan kebutuhan manusia. Dari 3% sisa yang ada, hampir 87%
nya tersimpan dalam lapisan kutub atau tersimpan sangat dalam di bawah
permukaan bumi.
Air yang ada bisa dimanfaatkan manusia seperti tersebut diatas, umumnya disebut
air bersih. Sedangkan air bersih yang akan dipakai sebagai air minum disebut
dengan air baku. Sumber air baku secara garis besar dapat digolongkan menjadi 4
(empat) bagian yaitu : air laut, air atmosfir atau air hujan, air permukaan dan air
tanah yang masing masing mempunyai karakteristik yang berbeda ditinjau dari
segi kualitas dan kuantitasnya. Air laut memiliki karakterisik asin, karena
mengandung garam NaCl. Karena itu air laut jarang digunakan sebagai air baku
untuk keperluan air minum. Air hujan dalam bentuk murni sesungguhnya sangat
bersih. Namun dalam perjalanannya di udara ia terkontaminasi debu dan partikel
lain. Air hujan bersifat korosif karena umumnya memiliki pH rendah. Air hujan
juga mempunyai sifat lunak (soft water) karena kurang mengandung larutan
garam dan zat mineral, sehingga akan terasa kurang segar jika diminum. Air
permukaan (yaitu air sungai dan air rawa/ danau) merupakan sumber air yang
relatif besar kuantitasnya. Namun karena mendapatkan pengotoran fisik, kimia
dan bakteriologi selama pengalirannya, maka jika dimanfaatkan sebagai air baku
dibutuhkan pengolahan. Air tanah (yang terdiri dari air tanah dangkal, air tanah
dalam, serta mata air) pada umumnya mempunyai kualitas yang cukup baik, dan
I-1
PT. GEO PLANO KONSULTAN

IDENTIFIKASI AIR BAKU ALTERNATIF


UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH

apabila dilakukan pengambilan yang baik dan bebas dari pengotoran maka ia
dapat dipergunakan langsung.
Saat ini ketersediaan air bersih di Indonesia mencapai 15.000 m3 per kapita per
tahun. Angka ini masih di atas rata-rata dunia yang hanya 8.000 m3 per kapita per
tahun. Namun jika ditinjau ketersediaannya per pulau akan sangat bervariasi.
Pulau Jawa yang luasnya mencapai 7 persen dari total daratan wilayah Indonesia,
hanya mempunyai 4,5 persen dari total potensi air tawar nasional, namun pulau ini
dihuni oleh sekitar 65 persen dari total penduduk Indonesia. Kondisi ini
menggambarkan potensi kelangkaan air di Pulau Jawa sangat besar. Jika dilihat
ketersediaan air per kapita per tahun, di Pulau Jawa hanya tersedia 1.750 m3 per
kapita per tahun, masih di bawah standar kecukupan yaitu 2.000 m3 per kapita per
tahun. Jumlah ini akan terus menurun sehingga pada tahun 2020 diperkirakan
hanya akan tersedia sebesar 1.200 m3 per kapita per tahun. Jumlah total
kebutuhan air di Indonesia yang tercatat pada tahun 2010 mencapai 175 juta m3
per tahun. Besaran itu terdiri atas kebutuhan domestik 6,4 juta m3 per tahun,
pertanian 141 juta m3 per tahun dan industri 27,7 juta m3 per tahun. Lebih dari
50% pemenuhan kebutuhan tersebut diambil dari air tanah. Tak dipungkiri,
apabila

fenomena

ini

terus

berlanjut

maka

akan

terjadi

keterbatasan

pengembangan dan pelaksanaan pembangunan karena daya dukung sumberdaya


air yang telah terlampaui.
Terkait permasalahan air minum ini, RPJMN 2015-2019 mentargetkan di akhir
tahun 2019 cakupan pelayanan air minum harus mencapai 100%. Padahal hingga
akhir tahun 2013 cakupan pelayanan air minum sudah mencapai 61,83%, dan
sesuai perencanaan dan program pada tahun anggaran 2014, di akhir tahun 2014
diharapkan mencapai angka sebesar 65,61%. Kenaikan sebesar 3% tersebut
sebenarnya sudah sangat baik. Namun untuk mencapai target RPJMN diatas
diharapkan pada tahun 2015 peningkatan cakupan pelayanan air minum bisa
mencapai 5% atau lebih. Artinya, jika di akhir tahun 2015 harus dicapai cakupan
pelayanan air minum sekitar 70%, maka hingga tahun 2019 peningkatan capaian
angka cakupan pelayanan air minum rata-rata per tahun harus 7% - 8%.

I-2
PT. GEO PLANO KONSULTAN

IDENTIFIKASI AIR BAKU ALTERNATIF


UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH

Kondisi cakupan pelayanan air minum di Jawa Timur sendiri menunjukkan


peningkatan yang bervariasi. Pada tahun 2009 tercapai 50,30%, 2010 tercapai
52,67%, 2011 tercapai 58,08%, 2012 tercapai 59,32% dan tahun 2013 cakupan
pelayanan air minum mencapai 60,96%. Jika dirata-rata selama 5 tahun tersebut
peningkatan cakupan layanannya mencapai 2,67% per tahun. Padahal untuk
memenuhi target RPJMN 2015 2019 di tahun 2015 harus tercapai peningkatan
cakupan hingga 5% atau lebih. Bahkan hingga tahun 2019 harus ada peningkatan
7% - 8% per tahun.
Secara resmi penyediaan air minum perpipaan di Jawa Timur dikelola oleh
perusahaan milik daerah yang dikenal dengan nama Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Sumber air baku yang digunakan umumnya berupa air
permukaan khususnya sungai dan mata air. Selain pengelolaan oleh PDAM,
terdapat pula pengelolaan air bersih oleh masyarakat yang tergabung dalam
kelompok Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM). Pada umumnya
sarana penyediaan
air minumnya dibangun oleh Pemerintah yang kemudian pengelolaannya
diserahkan kepada masyarakat. Di luar pengelolaan oleh PDAM dan HIPPAM,
masih banyak pula pengelolaan air minum secara mandiri oleh masyarakat.
Melihat kenyataan bahwa jumlah penduduk Jawa Timur yang semakin hari
semakin besar disertai berbagai aktifitasnya, pada gilirannya membawa
konsekuensi meningkatnya kebutuhan air bersih. Namun ikhtiar untuk memenuhi
kebutuhan itu masih terkendala ketersediaan sumber air baku yang semakin lama
semakin terbatas baik dari segi kuantitas, kualitas dan kontinyuitasnya. Sumber
air, terutama sungai, cenderung makin tercemar, baik karena limbah rumah
tangga, limbah industri, atau pun oleh penggunaan pestisida dan insektisida. Tentu
hal ini sangat mempengaruhi kualitas air baku yang akan diolah menjadi air
minum. Sumber daya air walaupun merupakan benda yang dapat diperbaharui,
tetapi ketersediaannya dibatasi oleh kondisi geografis dan musim. Pada titik inilah
dibutuhkan identifikasi potensi air baku alternatif untuk peningkatan pelayanan air
bersih yang akan memberikan gambaran mengenai kualitas, kuantitas serta
kontinyuitasnya.
I-3
PT. GEO PLANO KONSULTAN

IDENTIFIKASI AIR BAKU ALTERNATIF


UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH

1.1.2.

Dasar Hukum
Peraturan terkait kegiatan Identifikasi Air Baku Alternatif Untuk Peningkatan
Pelayanan Air Bersih antara lain:
- Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
- Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490).
- Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858).
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2009 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Bukan
Jaringan Perpipaan.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2010 tentang Pedoman
Kerjasama Pengusahaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
- Permen

PU

Nomor

18

Tahun

2012

tentang

Pedoman

Pembinaan

Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.


1.2.

APRESIASI PEKERJAAN

1.2.1.

Nama Pekerjaan
Nama Pekerjaan adalah Identifikasi Air Baku Alternatif Untuk Peningkatan
Pelayanan Air Bersih.

1.2.2.

Pengguna Jasa
Pengguna Jasa Pekerjaan Identifikasi Air Baku Alternatif Untuk Peningkatan
Pelayanan Air Bersih adalah Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata
Ruang Provinsi Jawa Timur.

I-4
PT. GEO PLANO KONSULTAN

IDENTIFIKASI AIR BAKU ALTERNATIF


UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH

1.2.3.

Penyedia Jasa
Penyedia Jasa Pekerjaan Identifikasi Air Baku Alternatif Untuk Peningkatan
Pelayanan Air Bersih adalah PT. Geo Plano Konsultan.

1.2.4.

Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan Identifikasi Air Baku Alternatif Untuk Peningkatan
Pelayanan Air Bersih berada dalam wilayah Kabupaten Situbondo, Provinsi
Jawa Timur.

1.2.5.

Sumber Pendanaan
APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2015.

1.2.6.

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Identifikasi Air Baku Alternatif Untuk
Peningkatan Pelayanan Air Bersih selama 90 (Sembilan Puluh) hari kalender
bulan sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

1.3.

MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN


Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan identifikasi potensi air baku
alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Tujuannya adalah menyediakan data penunjang untuk penyusunan perencanaan
SPAM meliputi data inventarisasi air baku baik air permukaan maupun air tanah
yang potensial untuk dimanfaatkan untuk penyelenggaraan SPAM.
Sasaran yang akan dituju yaitu tersedianya data potensi air baku alternatif yang
dapat dimanfaatkan untuk air bersih di Kabupaten Situbondo baik berupa air
permukaan maupun air tanah.

1.4.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Secara umum, ruang lingkup kegiatan pada studi ini meliputi identifikasi potensi
air baku alternatif di Kabupaten Situbondo sebagai penunjang Perencanaan SPAM
:
a.

Inventarisasi pelayanan air bersih dan air baku yang digunakan (data
sekunder sekabupaten) selanjutnya ditetapkan minimal 5 Kecamatan yang
pelayanan air bersihnya paling rendah untuk dilakukan survey data primer.
I-5
PT. GEO PLANO KONSULTAN

IDENTIFIKASI AIR BAKU ALTERNATIF


UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH

b.

Inventarisasi dan identifikasi potensi (debit) air baku meliputi mata air, air
permukaan dan air bawah tanah.

c.

Menyusun Pradesign terhadap 10 Desa prioritas di 5 Kecamatan tersebut.

d.

Terhadap 10 Desa prioritas tersebut harus dilakukan uji kualitas air baku
(apabila menggunakan mata air atau air permukaan) atau uji geolistrik
(apabila menggunakan air bawah tanah).

1.5.

KELUARAN
Hasil yang diharapkan dari Pekerjaan Identifikasi Air Baku Alternatif Untuk
Peningkatan Pelayanan Air Bersih adalah berupa dokumen identifikasi potensi
air baku di Kabupaten Situbondo khususnya 10 Desa dari 5 Kecamatan.

1.6.

PELAPORAN
1.

Laporan Pendahuluan
Memuat sekurang-kurangnya:
a. Rencana Kerja
b. Mobilisasi tenaga ahli dan pendukungnya
c. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
d. Jadwal kegiatan
Laporan diserahkan selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan, sebanyak 5 (lima) eksemplar.

2.

Laporan Antara
Memuat hasil akhir pekerjaan, dengan sistematika penulisan sekurangkurangnya :
a. Pendahuluan
b. Tinjauan Pustaka
c. Gambaran Umum Wilayah
d. Data dan Analisa
Laporan diserahkan selambat-lambatnya 60 (enampuluh) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan, sebanyak 5 (lima) eksemplar.

I-6
PT. GEO PLANO KONSULTAN

IDENTIFIKASI AIR BAKU ALTERNATIF


UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH

3.

Laporan Akhir
Memuat hasil akhir pekerjaan, dengan sistematika penulisan sekurangkurangnya :
a.

Pendahuluan

b.

Tinjauan Pustaka

c.

Gambaran Umum Wilayah

d.

Data dan Analisa

e.

Pemetaan Air Baku

f.

Rekomendasi

g.

Lampiran berisi peta-peta tematik beserta kelengkapan lainnya

Laporan diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilanpuluh) hari kalender


sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan CD berisi
seluruh laporan sebanyak 10 (sepuluh) keping.

1.7.

DISKUSI DAN PRESENTASI


Diskusi dan presentasi dilakukan dengan pembagian sebagai berikut :
1.

Diskusi Pembahasan Rencana Awal Pekerjaan

2.

Diskusi dan Presentasi Laporan Pendahuluan

3.

Diskusi dan Presentasi Laporan Antara

4.

Diskusi dan Presentasi Laporan Akhir

I-7
PT. GEO PLANO KONSULTAN

Anda mungkin juga menyukai