PSAK 24 (Revisi 2010) adalah PSAK 24 versi terbaru (sampai saat ini berlaku)yang
berlaku efektif tanggal 1 Januari 2012, dimana PSAK ini adalah adopsi dari
International Accounting Standar Nomor 19 (IAS 19) Revisi tahun 2009.
IAS 19 terbaru telah dirilis pada tahun 2011 dan berlaku efektif setelah tanggal 1
Januari 2013, untuk menyesuaikannya, DSAK telah merilis pula PSAK 24 (Revisi
2013) dan akan berlaku setelah 1 Januari 2015.
Fakta#4: Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Imbalan Kerja berdasarkan PSAK-24
PSAK 24 (Revisi 2010) mengatur ruang lingkup dan jenis-jenis imbalan kerja yang
harus diungkapkan. Berdasarkan ketentuan atau peraturan, Imbalan Kerja yang
harus diungkapkan adalah
Imbalan yang diatur dalam program atau perjanjian formal, misalkan PP atau PKB.
Imbalan yang diatur dalam peraturan perundangan atau industri dan perusahaan
diwajibkan untuk memenuhi ketentuan di peraturan tersebut, misalkan UndangUndang Ketenagakerjaan, Undang-undang jaminan sosial dan lainnya.
Imbalan yang tidak diatur secara formal di perusahaan, tetapi bersifat konstruktif
(atau bersifat menjadi kebiasaan dan keharusan). Misalkan bonus apabila
perusahaan laba.
Jika dilihat dari jenis imbalan kerja yang termasuk kedalam definisi imbalan kerja di
PSAK-24 adalah
Imbalan Kerja Jangka Pendek, Imbalan Kerja yang jatuh tempo kurang dari 12
bulan. Misalkan Gaji, iurang jaminan sosial, cuti tahunan, cuti sakit, bagi laba dan
bonus, dan imbalan yang tidak berbentuk uang.
Imbalan Pasca Kerja, imbalan kerja yang diterima pekerja setelah pekerja sudah
tidak aktif lagi bekerja. Misalkan Imbalan Pensiun, Imbalan asuransi jiwa pasca
kerja, imbalan kesehatan pasca kerja.
Imbalan Kerja Jangka Panjang, Imbalan Kerja yang jatuh tempo kurang dari 12
bulan. Misalkan Cuti besar/cuti panjang, penghargaan masa kerja (jubilee) berupa
sejumlah uang atau berupa pin/cincin terbuat dari emas dan lain-lain.
Imbalan Pemutusan Kontrak Kerja (PKK), imbalan kerja yang diberika karena
perusahaan berkomitmen untuk:
Memberhentikan seorang atau lebih pekerja sebelum mencapai usia pensiun
normal, atau
Menawarkan pesangon PHK untuk pekerja yang menerima penawaran
pengunduran diri secara sukarela (golden shake hand).
Fakta#5: Keterkaitan Aktuaris dan Auditor dengan PSAK 24
Terdapat faktor ketidakpastian (uncertainty factor) dalam perhitungan PSAK 24 yang
disebabkan oleh:
Apakah semua karyawan di satu perusahaan akan tetap bekerja sampai dengan
usia pensiun?
No. 13 tahun 2003 tersebut, maka PSAK No. 24 mengharuskan perusahaan untuk
membukukan pencadangan atas kewajiban pembayaran pesangon/imbalan kerja
dalam laporan keuangannya. Pernyataan ini mengharuskan pemberi kerja (entitas)
untuk mengakui:
Liabilitas, jika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalah
kerja yang akan dibayarkan di masa depan; dan
Beban, jika entitas menikmati manfaat ekonomis yang dihasilkan dari jasa yang
diberikan oleh pekerja yang berhak memperoleh imbalan kerja.
Imbalan Kerja
Imbalan kerja (employee benefits) adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan
suatu entitas dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja atau untuk
pemutusan kontrak kerja.
Jika dilihat dari jenis imbalan kerja yang termasuk kedalam definisi imbalan kerja di
PSAK-24 adalah sebagai berikut:
Imbalan Kerja Jangka Pendek: Yaitu imbalan kerja yang jatuh temponya kurang dari
12 bulan. Contoh dari Imbalan Kerja Jangka Pendek ini adalah; Gaji, iuran Jaminan
Sosial, cuti tahunan, cuti sakit, bagi laba dan bonus (jika terutang dalam waktu 12
bulan pada periode akhir pelaporan), dan imbalan yang tidak berbentuk uang
(imbalan kesehatan, rumah, mobil, barang dan jasa yang diberikan secara cumacuma atau memalui subsidi).
Imbalan Pasca Kerja: Yaitu imbalan kerja yang diterima pekerja setelah pekerja
sudah tidak aktif lagi bekerja. Contoh dari Imbalan Pasca Kerja ini adalah : Imbalan
Pensiun, Imbalan asuransi jiwa pasca kerja, imbalan kesehatan pasca kerja. Jika
dikaitkan dengan penjelasan diawal tulisan ini, imbalan pasca kerja yang tercantum
di perundangan ketenagakerjaan adalah; Imbalan Pensiun, Meninggal Dunia,
Disability/cacat/medical unfit dan mengundurkan diri.
Imbalan Kerja Jangka Panjang: Yaitu imbalan kerja yang jatuh temponya lebih dari
12 bulan. Contoh dari Imbalan Jangka Panjang ini adalah: Cuti besar/cuti panjang,
penghargaan masa kerja (jubilee) berupa sejumlah uang atau berupa pin/cincin
terbuat dari emas dan lain-lain.
Imbalan Pemutusan Kontrak Kerja (PKK): Yaitu imbalan kerja yang diberikan karena
perusahan berkomitmen untuk: (1) Memberhentikan seorang atau lebih pekerja
sebelum mencapai usia pensiun normal, atau (2) Menawarkan pesangon PHK untuk
pekerja yang menerima penawaran pengunduran diri secara sukarela (golden shake
hand). Imbalan ini dimasukan kedalam pernyataan PSAK-24, jika dan hanya jika
perusahaan sudah memiliki rencana secara jelas dan detail untuk melakukan PKK
dan kecil kemungkinan untuk membatalkannya.
Salah satu ketentuan di UUK adalah mengenai imbalan pasca kerja, yaitu imbalan
yang harus diberikan perusahaan kepada karyawan ketika karyawan sudah berhenti
bekerja (pasca kerja=setelah kerja).
Imbalan-imbalan Pasca Kerja tersebut secara akuntansi harus di cadangkan dari
saat ini, karena imbalan-imbalan pasca kerja tersebut termasuk ke dalam salah satu
konsep akutansi yaitu accrual basis. Ada 4 (empat) imbalan pasca kerja yang
dihitung untuk di cadangkan dalam PSAK-24, yaitu:
Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Pensiun;
Neraca
Laporan arus kas
Liabilitis:
Liabilitis jangka panjang
Liabilitis jangka pendek
Berdasar PSAK:
Aset:
Aset Lancar
Aset tidak Lancar
Liabilitis:
Liabilitis jangka pendek
Liabilitis Jangka panjang
Ekuitas:
Hak non-pengendali
Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk
3Istilah Minority InterestIstilah minority interest (hak minoritas) diganti menjadi non
controlling interet (hak non pengendali) dan disajikan dalam Laporan perubahan
ekuitas.Menggunakan istilah hak minoritas4Pos luar biasa (extraordinary item)Tidak
mengenal istilah pos luar biasa (extraordinary item)Masih memakai istilah pos luar
biasa ( extraordinary item)5Penyajian liabilitas jangka panjang yang akan dibiayai
kembaliLiabilitas jangka panjang disajikan sebagai disajikan sebagai liabilitas jangka
pendek jika akan jatuh tempo dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan
kembali sudah selesai setelah periode pelaporan dan sebelum penerbitan laporan
keuanganTetap disajikan sebagai liabitas jangka panjang
Persamaan PSAK dan IFRS
Item luar biasa: Tidak menggunakan istilah tetapi membutuhkan pengungkapan
yang terpisah untuk menjelaskan kinerja dari suatu entitas.
Daftar Pustaka
http://keuanganlsm.com/perbedaan-cash-basis-dan-accrual-basis/
http://shintaardilawati.blogspot.com/2014/06/perbandingan-antara-ifrs-danpsak.html
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/2014/11/06/psak-24-imbalan-kerja-revisi-2013/
http://keuanganlsm.com/psak-24-mengenai-imbalan-kerja/
https://vahmy76.wordpress.com/2012/11/26/persamaanperbedaan-ifrs-dan-psak/
Apa sih cakupan dari PSAK 24?
Secara umum PSAK 24 adalah mengatur pernyataan akuntansi tentang imbalan
kerja di perusahaan.
Latar belakang Penerapan PSAK 24 tentang Imbalan Kerja adalah: Undang-Undang
Ketenagakerjaan (UUK) Nomor 13 Tahun 2003 mengatur secara umum mengenai
tatacara pemberian imbalan-imbalan di perusahaan, mulai dari imbalan istirahat
panjang sampai dengan imbalan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Imbalan-imbalan di UUK tersebut dapat diatur lebih lanjut di Peraturan Perusaaan
(PP) atau di Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Perusahaan dan Serikat Pekerja
dan tentu saja merujuk kepada ketentuan di UUK.
Salah satu ketentuan di UUK adalah mengenai imbalan pasca kerja, yaitu imbalan
yang harus diberikan perusahaan kepada karyawan ketika karyawan sudah berhenti
bekerja (pasca kerja=setelah kerja).
Imbalan-imbalan Pasca Kerja tersebut secara akuntansi harus di cadangkan dari
saat ini, karena imbalan-imbalan pasca kerja tersebut termasuk ke dalam salah satu
konsep akutansi yaitu accrual basis. Ada 4 (empat) imbalan pasca kerja yang
dihitung untuk di cadangkan dalam PSAK-24, yaitu:
1.Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Pensiun;
2.Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Sakit Berkepanjangan/Cacat;
3.Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Meninggal Dunia;
4.Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Mengundurkan Diri.
Keempat imbalan kerja di atas harus dihitung oleh perusahaan, karena ke-empat
imbalan kerja tersebut termasuk dalam prinsip akutansi imbalan kerja yaitu on
going concern (berkelanjutan). Alasan kenapa perusahaan harus menerapkan PSAK24 adalah:
1.Adanya prinsip akutansi accrual basis. Penerapan PSAK-24 pada perusahaan
adalah sesuai prinsip akutansi accrual basis, yaitu perusahaan harus
mempersiapkan (mencadangkan/mengakui) utang (liability), untuk imbalan yang
akan jatuh tempo nanti.
2.Tidak ada kewajiban yang tersembunyi. Artinya jika didalam laporan keuangan
tidak ada account untuk imbalan pasca kerja (melalui PSAK 24), maka secara tidak
langsung perusahaan sebenarnya menyembunyikan kewajiban untuk imbalan
pasca kerja.
3.Berkaitan dengan arus kas, jika ada karyawan yang keluar karena pensiun dan
perusahaan memberikan manfaat pesangon pensiun kepada karyawan tersebut,
maka pada periode berjalan perusahaan harus mengeluarkan sejumlah uang yang
mengurangi laba perusahaan. Jika dari awal perusahaan sudah mencadangkan
imbalan pensiun ini (imbalan pasca kerja), maka imbalan pensiun yang dibayarkan
tersebut tidak akan secara langsung mengurangi laba, akan tetapi akan
mengurangi pencadangan/accrual/kewajiban atas imbalan pasca kerja yang telah di
catatkan perusahaan di laporan keuangan.
Apa Keterkaitan Profesi Auditor (Kantor Akuntan Publik) dengan PSAK 24?
Pihak yang terkait dalam proses perhitungan beban imbalan kerja PSAK 24 adalah
auditor, biasanya eksternal auditor (Kantor Akuntan Publik-KAP). Seperti yang telah
diketahui setiap perusahaan akan menyusun laporan keuangan di akhir tahun buku,
maka pihak KAP akan melakukan audit diperusahaan. Pada proses audit tersebut lah
hasil laporan PSAK 24 yang telah dihitung akan di cek validasi nya. Apakah sudah
sesuai dengan PSAK 24 yang di keluarkan oleh DSAK-IAI atau belum. Kadang kala
mereka juga melakukan cross check terhadap hasil perhitungan dengan meminta
contoh perhitungan.
Oleh karena itu penerapan PSAK 24 dianjurkan kepada perusahaan, Kalau tidak
menerapkan PSAK ini, maka auditor akan memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian PSAK 24. Artinya, semua akun di laporan keuangan adalah wajar,
bebas dari salah saji material, kecuali salah satu akun sehubungan dengan PSAK 24,
karena perusahaan tidak mengikuti Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku
di Indonesia. Apa yang dilakukan auditor sudah sesuai dengan Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP).
Selengkapnya PSAK 24 tentang Imbalan Kerja dapat di download di halaman Unduh
kategori Standar dan Peraturan, bisa dilihat disini.
- See more at: http://keuanganlsm.com/psak-24-mengenai-imbalankerja/#sthash.QXf7hjef.dpuf