Anda di halaman 1dari 11

Rata Rata Kecepatan Angin Di Indonesia

Kumpulan Artikel - 103 - Energi Angin / Wind Turbine / Wind Mill

Rata-rata secara global kecepatan angin di darat adalah sekitar 30 - 40 km/jam. akan
tetapi kecepatan rata2 angin di daratan sangat tergantung pada dimana kita mengukur
kecepatan angin tersebut dan kapan kita melakukan pengukuran. sebagai contoh
wilayah Indonesia bagian Timur seperti NTT, NTB, Sulsel dan pantai selatan Jawa
mempunyai kecepatan angin rata-rata yang cukup tinggi yaitu 5 m/s, sementara di
indonesia bagian barat cenderung lebih rendah dari nilai tersebut.
Untuk pengukuran kecepatan angin yang lebih baik memang dilakukan pada ketinggian
10 m, dengan pertimbangan efek dari lapisan perbatas dan korelasi eddy sudah tidak
mempengaruhi kecepatan angin lagi. tapi rata2 stasiun cuaca, terutama di Indonesia
melakukan pengukuran pada 0,5 m hingga 2 m. Sebagian besar stasiun cuaca bahkan
mengambil nilai tengahnya dengan menempatkan anemometer dalam sangkar cuaca
yang berketinggian 1,2 m.

Kecepatan Angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)


Kumpulan Artikel - 103 - Energi Angin / Wind Turbine / Wind Mill

Pengertian Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara
yang rendah ke suhu udara yang tinggi.
Proses Terjadinya Angin
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu
daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima
oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih
besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih
rendah. Sehingga akan terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang
menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi
panas, akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.

Contoh contoh alat pengukur angin:


Meskipun pada kenyataan angin tidak dapat dilihat bagaimana wujudnya, namun masih dapat
diketahui keberadaannya melalui efek yang ditimbulkan pada benda benda yang mendapat
hembusan angin. Seperti ketika kita melihat dahan dahan pohon bergerak atau bendera yang
berkibar kita tahu bahwa ada angin yang berhembus. Dari mana angin bertiup dan berapa
kecepatannya dapat diketahui dengan menggunakan alat alat pengukur angin. Alatalat
pengukur angin tersebut adalah :
1.

Anemometer, yaitu alat yang mengukur kecepatan angin.

2.

ind vane, yaitu alat untuk mengetahui arah angin.

3.

Windsock, yaitu alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan
angin. Biasanya ditemukan di bandara bandara.

Selain dengan menggunakan alatalat pengukur angin, arah dan kecepatan angin juga dapat
diukur/diperkirakan dengan menggunakan tabel Skala Beaufort.
Skala
Beaufort
0

Satuan Satuan
Kategori

dalam

dalam

Keadaan di daratan

km/jam knots
Udara
Tenang

Asap bergerak secara


vertikal
Angin terasa di wajah; daun-

1~3

Angin lemah

19

10

daun berdesir; kincir angin


bergerak oleh angin

Keadaan di lautan

Angin
sedang

mengangkat debu dan


20~29

11~16

menerbangkan kertas;
cabang pohon kecil bergerak

Permukaan laut seperti kaca


riuk kecil terbentuk namun tidak pecah; permukaan
tetap seperti kaca
Ombak kecil mulai memanjang; garis-garis buih
sering terbentuk

pohon kecil berayun;


5

Angin segar

30~39

17~21

gelombang kecil terbentuk di Ombak ukuran sedang; buih berarak-arak


perairan di darat
cabang besar bergerak;

Angin kuat

40~ 50

22~ 27

siulan terdengar pada kabel Ombak besar mulai terbentuk, buih tipis melebar
telepon; payung sulit

dari puncaknya, kadang-kadang timbul percikan

digunakan
pohon-pohon bergerak;
7

Angin ribut

51~ 62

28 ~33 terasa sulit berjalan melawan


arah angin

Angin ribut
sedang

63~ 75

34~ 40

ranting-ranting patah;
semakin sulit bergerak maju
kerusakan bangunan mulai

Angin ribut
kuat

76~ 87

41~ 47

muncul; atap rumah lepas;


cabang yang lebih besar
patah

10

Badai

88~ 102

48~ 55 jarang terjadi di daratan;

Laut mulai bergolak, buih putih mulai terbawa angin


dan membentuk alur-alur sesuai arah angin
Gelombang agak tinggi dan lebih panjang; puncak
gelombang yang pecah mulai bergulung; buih yang
terbesar anginnya semakin jelas alur-alurnya
Gelombang tinggi terbentuk buih tebal berlajur-lajur;
puncak gelombang roboh bergulung-gulung; percikpercik air mulai mengganggu penglihatan
Gelombang sangat tinggi dengan puncak

pohon-pohon tercabut;
kerusakan bangunan yang
cukup parah

memayungi; buih yang ditimbulkan membentuk


tampal-tampal buih raksasa yang didorong angin,
seluruh permukaan laut memutih; gulungan ombak
menjadi dahsyat; penglihatan terganggu
Gelombang amat sangat tinggi (kapal-kapal kecil
dan sedang terganggu pandangan karenanaya),

11

Badai kuat

103 ~117

permukaan laut tertutup penuh tampal -tampal putih

56~ 63
sangat jarang terjadikerusakan yang menyebar
luas

12+

Topan

118

64

buih karena seluruh puncak gelombang


menghamburkan buih yang terdorong angin;
penglihatan terganggu
Udara tertutup penuh oleh buih dan percik air;
permukaan laut memutuh penuh oleh percik-percik
air yang terhanyut angin; penglihatan amat sangat
terganggu

Jenis-jenis Angin
Secara umum angin dapat dibagi menjadi angin lokal dan angin musim. Angin lokal terdapat 3
macam yaitu :
1. Angin darat dan angin laut.
Angin darat dan angin laut terjadi akibat adanya perbedaan sifat antara daratan dan lautan
dalam menyerap dan melepaskan energi panas matahari. Daratan menyerap dan melepas
energi panas lebih cepat daripada lautan.
Angin darat terjadi ketika pada malam hari energi panas yang diserap permukaan bumi
sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara dingin). Sementara itu di lautan
energi panas sedang dalam proses dilepaskan ke udara. Gerakan konvektif tersebut
menyebabkan udara dingin dari daratan bergerak menggantikan udara yang naik di lautan
sehingga terjadi aliran udara dari darat ke laut. Angin darat terjadi pada tengah malam dan dini
hari.
Sedangkan angin laut terjadi ketika pada pagi hingga menjelang sore hari, daratan menyerap
energi panas lebih cepat dari lautan sehingga suhu udara di darat lebih panas daripada di laut.
Akibatnya udara panas di daratan akan naik dan digantikan udara dingin dari lautan. Maka
terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Angin laut terjadi pada sore dan malam hari.
Contoh: angin darat dan angin laut :

2. Angin gunung dan angin lembah

Angin lembah terjadi ketika matahari terbit, puncak gunung adalah daerah yang pertama kali
mendapat panas dan sepanjang hari selama proses tersebut, lereng gunung mendapat energi
panas lebih banyak daripada lembah. Sehingga menyebabkan perbedaan suhu antara
keduanya. Udara panas dari lereng gunung naik dan digantikan dengan udara dingin dari
lembah. Akibatnya terjadi aliran udara dari lembah menuju gunung.
Sedangkan pada sore hari lembah akan melepaskan energi panas dan puncak gunung yang
telah mendingin akan mengalirkan udara ke lembah. Aliran udara tersebut dinamakan angin
gunung.
Angin Puting Beliung
3. Angin Ribut/Puyuh
Biasa juga dikenal dengan puting beliung, yaitu angin kencang yang datang secara tiba tiba,
mempunyai pusat, bergerak melingkar seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan
punah dalam waktu singkat (3 5 menit). Kecepatan angin rata ratanya berkisar antara 30
40 knots. Angin ini berasal dari awan Cumulonimbus (Cb) yaitu awan yang bergumpal berwarna
abu abu gelap dan menjulang tinggi. Namun, tidak semua awan Cumulonimbus menimbulkan
puting beliung.
Puting beliung dapat terjadi dimana saja, di darat maupun di laut dan jika terjadi di laut
durasinya lebih lama daripada di darat. Angin ini lebih sering terjadi pada siang atau sore hari,
terkadang pada malam hari dan lebih sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba). Luas
daerah yang terkena dampaknya sekitar 5 10 km, karena itu bersifat sangat lokal.
Angin Periodik adalah :
Jenis angin yang berhembus secara periodik.
Angin monsun adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara
periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan. Angin monsun di Indonesia ada
2 macam yaitu:
1. Angin Monsun Asia
Angin ini berhubungan dengan angin baratan yaitu angin yang berasal dari daratan Asia menuju
wilayah Indonesia, dengan membawa uap air lebih banyak dari biasanya, sehingga sebagian
wilayah Indonesia bagian Selatan Katulistiwa sering banyak hujan atau bertepatan dengan
musim hujan di Indonesia.
Ketika matahari berada di sebelah Utara Katulistiwa, maka daerah di Belahan Bumi Utara
mempunyai suhu udara yang panas dengan tekanan udara cenderung rendah. Sehingga arah

pergerakan angin dari Belahan Bumi Utara (daratan Asia) menuju Belahan Bumi Selatan
(daratan Australia) dan angin tersebut biasanya berasal dari arah barat menuju timur. Kondisi ini
biasa dikenal orang sebagai angin barat.
2. Angin Monsun Australia.
Angin ini berhubungan dengan angin timur yaitu angin yang berasal dari daratan Australia.
Ketika matahari berada di Belahan Bumi Selatan, maka Belahan Bumi Selatan mempunyai
suhu yang panas dan tekanan udara yang tinggi maka pergerakan angin dari Belahan Bumi
Selatan (daratan Australia) menuju Belahan Bumi Utara (daratan Asia).
Dampak-dampak yang ditimbulkan angin kencang Gambar Dampak-dampak yang ditimbulkan
angin puting beliung:
Selain bermanfaat bagi masyarakat, angin juga dapat menimbulkan masalah. Angin yang sering
menimbulkan kerusakan menurut kriteria kecepatan antara lain :
Angin Puting Beliung
Adalah angin yang berputar dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3 sampai 5 menit, sering
terjadi di darat dengan radius sekitar 5 10 km.
Angin puting beliung dapat membuat atap atap rumah semi permanen berterbangan dan
dapat membuat pohon tumbang. Agar terhindar dari terjangan angin puting beliung perlu di
ambil langkah antisipatif berikut:

Menebang dahan dahan dari pohon yang rimbun dan tinggi untuk mengurangi beban
berat pada pohon tersebut.

Memperkuat atap rumah yang sudah rapuh

Cepat berlindung atau menjauh dari tempat kejadian, bila menetahui adanya indikasi
akan terjadi puting beliung.
Angin Topan (Badai Tropis)
Angin Topan adalah angin yang berputar dengan skala yang lebih lama sekitar 3 7 hari, selalu
terjadi di laut dengan daya rusak mencapai ribuan km, Indonesia termasuk negara yang tidak
akan pernah dilintasi angin tersebut, namun demikian untuk wilayah yang dekat dengan angin
topan akan merasakan dampak tidak langsungnya, antara lain:

Peningkatan kecepatan angin > 20 knots atau 37 km/jam

Gelombang tinggi > 2.5 m

Hujan lebat dan angin kencang pada radius 1000 km dari pusat badai

Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia


By nugrohoadi

Categories: Offshore Technology, Renewable Energy and Sustainable Energy Management

Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin
mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau
kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin,
diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan
menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum
dapat dimanfaatkan. Secara sederhana sketsa kincir angin adalah sebagai berikut :

sumber : http://www.kincirangin.info/plta-gbr.php

Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai
terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan
pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh
pemerintah. Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai
pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan
membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1
pemanasan global.
Syarat syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat
dilihat pada tabel berikut.

Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin
yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang paling berkembang
saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy Association), sampai dengan tahun
2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts,
menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China
merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun
2010total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai 170 GigaWatt.

Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas terpasang
dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima
unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun.
Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masingmasing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta
Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka
pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun
2025.

sumber :
http://renewableenergyindonesia.wordpress.com/
http://www.kincirangin.info

Indrawan said, April 7, 2008 @ 4:13 am PLTB (pembangkit listrik tenaga bayu) saat ini cukup
menjadi primadona di dunia barat dikarenakan potensi angin yang mereka miliki (daerah sub
tropis) sangat besar. Berangsur-angsur tapi pasti, PLTN mulai diganti dengan penggunaan
PLTB ataupun pembangkit renewable lainnya. Perlu diingat di lokasi-lokasi tersebut size
kapasitas PLTB mereka sudah besar besar (Min 1 MW). PLTB ukuran kecil seperti di Nusa
penida dengan kapasitas 80 kW sangat teramat jarang sekarang ini. Untuk di Indonesia,
dengan iklim tropisnya mungkin akan cukup sulit untuk menemukan daerah dengan potensi
angin (distribusi anginnya)yang konstan/baik. Ada beberapa daerah di Indonesia yang katanya
memiliki kecepatan angin cukup tinggi (gust wind) berdasarkan survei yang dilakukan selama 3
bulan, tapi hal ini tidak berguna bagi PLTB bila kecepatan angin itu hanya cuma bertahan
beberapa menit/detik saja dan kemudian hilang. Perlu adanya survei/studi berkesinambungan
yang memerlukan data selama minimal satu tahun untuk mevalidasi potensi angin didaerah
tersebut. Rata-rata PLTB yang dijual di pasaran untuk kapasitas kecil (kurang dari 100 kW), cut
in dan cut out mereka adalah 3 dan 25 m/s dengan kecepatan optimumnya adalah 12 m/s.
Didunia saat ini banyak ditemukan PLTB stand alone yang beredar dipasaran (utk ukuran 10
kW). Penggunanya adalah daerah-daerah terpencil yang tidak tersentuh oleh ataupun terlalu

mahal untuk dihubungkan oleh grid. Kebanyakan dari mereka tidak pure hanya menggunakan
PLTB tapi juga menggunakan PV. Selain karena disebabkan kebutuhan listrik yang cukup besar
juga disertai dengan diversikasi energi apabila tiba-tiba tidak terdapat angin yang cukup. Untuk
memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia saat ini untuk daerah-daerah terpecil seperti di
kepulauan-kepulauan, diperlukan hybrid system antara potensi renewable energy yang ada
dilokasi (seperti PLTB-PV-baterai, PV-PLTMH-Fuel Cell, dll). Akan tetapi perlu menjadi catatan,
semua teknologi untuk penggunaan energi-energi tersebut masih cukup mahal bila dilihat dari
kelayakan ekonominya terutama FC dan PV. Sekedar untuk info apabila ada yang tertarik untuk
mengembangkan potensi renewable energy didaerahnya, anda bisa menggunakan standar IEC
62257 sebagai guidelines anda. Semoga info ini dapat membantu pengembangan renewable
energy di Indonesia. Apabila ada kata-kata yang salah, saya mohon maaf dan tolong dikoreksi.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai