Intoksikasi Anestesia Lokal
Intoksikasi Anestesia Lokal
Gumarbio S.Z
Farmakokinetik
Absorpsi
Lokasi injeksi(proporsional dengan vaskularisasi lokasi
injeksi ): intravena > trakeal > intercostal > caudal >
paraservikal > epidural > pleksus brakhialis > ischiadikus
> subkutaneus
Adanya vasokonstriksi (epinefrin/fenilefrin)
Agen anestesi lokal
Distribusi
Perfusi jaringan-organ
(otak, paru, hepar, ginjal, dan jantung-fase ), (otot dan saluran
cerna-fase )
Komplikasi
Lokal
Hematom
Abses
Nekrosis
Sistemik
Neurologis
Kardiovaskular
Respirasi
Imunologi alergi
Muskuloskeletal
Hematologi
Lipid
Lipid sink
Penelitian: perbedaan kadar LA plasma pre dan post
pemberian lipid
Intralipid 20% 1,5 mL/kg over 1 min (100cc for average
patient)
Pemberiannya :
infus 0,25 mL/kgBB/menit
Ulangi dosis bolus tiap 3-5 min s.d 3 mL/kg sampai
sirkulasi kembali
Naikan dosis infus 0,5 mL/kg Jika TD turun
Rekomendasi dosis maksimum 8 mL/kg
ClinOleic (80% olive oil and 20% soybean oil) and Ivelip (soybean oil)
Reaksi alergi
Lebih sering terjadi pada golongan
ester (terkait PABA)
Terberat syok anafilaksis
Terapi tidak berbeda dengan alergi
pada umumnya
Suportif
STOP obat
Antihistamin, steroid, epinefrin
Methemoglobinemia
Metabolisme prilocaine di hepar
menghasilkan orthotoluidine, dapat
mengubah hemoglobin
methemoglobin
Tatalaksana
intravena methylene blue (1
mg/kgBB)
Algoritme Tatalaksana
Intoksikasi
Pencegahan
Persiapan diri, kewaspadaan penuh
Monitor lengkap EKG, saturasi O2,
NIBP
Komunikasi dengan pasien
Penggunaan dosis individual (geriatri,
fungsi jantung lemah, konsentrasi
protein plasma yg rendah)
Aspirasi setiap 3-5 mL
Incrementasi dosis, injeksi perlahan
Pencegahan
Penggunaan epinefrin bila tidak ada
KI
Penggunaan test dose
(pharmacologic marker)
Penggunaan US guided
Monitor terus menerus
Ketersediaan emulsi lipid
Pemberian lipid awal
Daftar Pustaka
TERIMAKASI
H