OLEH KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA :
1. Maria G. G. Gena
2. Romula A. Jemadi
3. Tom Imnick K. Suruk
4. Indah Sulistyani
5. Yakobus R. Ladju
6. Ledy C. Salestin
7. Bergitha Soge
8. Elmarlen I. N. P. Oematan
9. Yuni Ratiani Riwu
10.Christin Melkianus
11.Yunita Amelia Nope
12.Nina I. Welndy
13.Agnes Y. Taek
14.Lucyan M. A. Owa Milo
1309012013
1309012014
1309012015
1309012016
1309012017
1309012018
1309012019
1309012020
1309012022
1309012023
1309012024
1309012025
1309012027
1309012028
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER .......................................................................
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
.....................................................................
ii
...............................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .........................................................
1.2 TUJUAN ........................................................................
1
2
BAB II ISI
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ................................................................
11
12
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas berkat rahmat sertakasih-Nya sehingga kami dapat
ii
menyelesaikan
makalah
ini
dengan
judul
PENERAPAN
BIOSECURITY PADA TEMPAT BUDIDAYA IKAN.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas
kelompok sekaligus sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa
khususnya pada mata kuliah Biosecurity.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan rendah hati kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu selama pengerjaan makalah sampai selesai. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Biosecurity
yang telah memberikan tugas dengan penyusunan makalah ini
sebagai bahan pembelajaran dan sekaligus melengkapi nilai tugas
mata kuliah dimaksud.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan semoga Tuhan memberkati.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
iii
iv
TUJUAN
1. Untuk mengetahui penerapan biosekuriti di tempat budidaya
ikan
2. Mengetahui SOP yang dapat diterapkan di tempat budidaya
ikan agar mengurangi tingkat manifestasi dan infeksi penyakit
3. Untuk mendapatkan nilai tugas mata kuliah Biosecurity
BAB II
ISI
2.1
PENGERTIAN S.O.P
SOP (Standar Operasional Prosedur) adalah suatu set instruksi
(perintah kerja) terperinci dan tertulis yang harus diikuti demi
mencapai keseragaman dalam menjalankan suatu pekerjaan tertentu
(detailed, written instructions to achieve uniformity of the
performance of a specific function) dengan berpedoman pada tujuan
yang harus dicapai. SOP menjadi pedoman bagi para pelaksana
pekerjaan. SOP dibuat dengan tujuan untuk memberikan pelayanan
dan hasil yang maksimal untuk pihak-pihak yang dilayani.
vi
Pakaian khusus
3. Peralatan tidak steril tidak boleh berada di tambak
vii
viii
ix
Untuk
membatasi
masuknya
orang
yang
tidak
berkepentingan dan hewan yang berpotensi membawa organisme
pathogen dan pencemar kedalam unit pembenihan, maka harus
dilakukan pemagaran keliling pada bagian terluar dari batas lokasi
unit pembenihan tersebut. Demikian pula pemagaran atau
penyekatan antara area sub unit produksi yang satu dengan lainnya
mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang.
c) Penyimpanan
Penurunan mutu bahan biologi dan bahan kimia akibat
penyimpanan yang tidak baik dapat mengakibatkan proses
pembenihan yang dilakukan tidak efektif. Oleh karena itu pakan,
bahan kimia dan obat-obatan harus disimpan ditempat yang
terpisah dengan kondisi sesuai petunjuk teknis. Demikian pula
peralatan produksi harus disimpan dengan baik di tempat yang
terpisah, bersih dan siap pakai sesuai dengan peruntukannya.
2. Pengaturan akses masuk ke lokasi unit pembenihan,
Masuknya personil, kendaraan, bahan dan peralatan ke lokasi
unit pembenihan dapat menjadi sumber transmisi organisme
pathogen masuk ke unit pembenihan. Pengaturan akses masuk ke
lokasi unit pembenihan dapat dilakukan dengan membatasi akses
masuk hanya satu pintu dan menyediakan sarana sterilisasi.
Demikian pula untuk masing-masing sub unit produksi sebaiknya
melalui satu pintu dengan menyediakan sarana sterilisasi.
3. Sterilisasi wadah, peralatan dan ruangan
Selain melakukan pengaturan tata letak dan akses masuk
dari luar ke lokasi unit pembenihan, hal yang sangat penting dalam
penerapan biosecurity
adalah
dengan
melakukan
sterilisasi
lingkungan dalam unit pembenihan yang meliputi sterilisasi, wadah
pemeliharaan, peralatan kerja dan ruangan/bangsal tempat bekerja.
Tujuan sterilisasi ini adalah untuk mengeliminasi semua organisme
pathogen yang berpotensi menyebabkan penyakit yang dapat
merugikan usaha pembenihan.
a. Desinfeksi wadah pemeliharaan
Pemakaian wadah pemeliharaan yang terus menerus tanpa
perlakuan desinfeksi akan menjadi sumber penyakit yang dapat
berkembang dari siklus pemeliharaan yang satu ke siklus
pemeliharaan berikutnya. Pencucian wadah pemeliharaan dengan
desinfektan harus dilakukan setelah digunakan dan setiap memulai
pemeliharaan baru untuk memastikan bahwa sumber penyakit tidak
berkembang dari siklus pemeliharaan sebelumnya. Jenis desinfektan
xi
xii
xiii
b. Desinfeksi wadah/bak/akuarium
- Untuk menghindari kemungkinan timbulnya organisme
pathogen pada wadah/bak/akuarium;
- Desinfeksi wadah/bak/akuarium dilakukan sebelum dan
sesudah digunakan.
c. Sekat/jarak pemisah
- Jika memungkinkan setiap tahapan proses produksi dibuat
ruangan terpisah;
- Sekat pemisah antar ruangan dibuat dari bahan yang tidak
berbahaya dan mampu memisahkan/membatasi kemungkinan
kontaminasi.
d. Penomoran (identitas) bak/wadah
Penomoran/pemberian identitas wadah bertujuan
memudahkan pencatatan dan ketertelusuran data;
Setiap wadah/bak/akuarium wajib diberi penomoran.
untuk
e. Rambu/marka
- Rambu/marka dibuat sebagai petunjuk untuk dipatuhi oleh
seluruh karyawan atau tamu;
- Rambu/marka ditempatkan pada lokasi yang mudah dilihat dan
jelas terbaca;
- Rambu/marka dapat berupa tanda dilarang masuk, dilarang
makan, area karantina, dan tanda lain dengan tulisan berwarna
hitam dan berwarna latar kuning.
2. Personil
a. Perlengkapan kerja personil
- Merupakan perlengkapan yang khusus digunakan oleh personil
di UUPI;
- Sekurang-kurangnya berupa sepatu boot, dan dapat dilengkapi
dengan pakaian kerja (wearpack), sarung tangan karet, masker,
dan kelengakapan lain;Tersedia dalam jumlah yang cukup sesuai
dengan jumlah personil.
b. Sarana desinfeksi tangan
- Merupakan sarana untuk desinfeksi tangan personil yang akan
masuk dan keluar unit produksi;
- Berupa tempat pencuci tangan/wastafel yang dilengkapi dengan
sabun antiseptik dan tissue atau hand sanityzer yang
ditempatkan di depan pintu masuk dan keluarnya unit produksi.
xiv
xv
c.
-
4. Lingkungan
a. Lingkungan Internal
1) Pengelolaan air
- Dilakukan pencucian dan desinfeksi secara berkala terhadap
sistem resirkulasi dan filterisasi;
- Jika
memungkinkan
pada
setiap
jalur/baris
pada
bak/wadah/akuarium memiliki sistem resirkulasi dan filterisasi
air masing-masing;
- Konstruksi sistem resirkulasi dan filterisasi harus tertutup
dan/atau berada di dalm ruangan yang tertutup dengan
senantiasa menjaga kualitas airnya;
- Untuk
menjaga
kestabilan
parameter
kualitas
air,
masingmasing
wadah/bak/akuarium
dilengkapi
dengan
peralatan penjaga kestabilan kualitas air (misalnya heater,
chiller); dan,
- Memiliki alur suplai air/distirbusi air baku yang tertutup.
2) Pengaturan jarak wadah/akuarium
- Jarak antar jalur wadah/bak/akuarium diatur sedemikian rupa
- sehingga tidak terjadi kontaminasi silang akibat percikan air;
xvi
xvii
1. Supplier
Ikan berasal dari supplier yang dipercaya oleh perusahaan, dan
telah memenuhi standar yang dipersyaratkan oleh perusahaan, yaitu
ikan harus berasal dari daerah bebas wabah penyakit HPIK/HPI
tertentu, bukan berasal dari area yang dilindungi serta dilengkapi
dengan sertifikat karantina ikan atau surat keterangan sehat.
2. Pemasukan ikan
xviii
xix
BAB III
PENUTUP
3.1 SARAN
a. Setiap pelaku usaha perikanan budidaya perlu ditingkatkan
pemahaman dan keterampilannya mengenai biosecurity dalam
pengendalian penyakit ikan dan penurunan mutu lingkungan
budidaya.
b. Untuk efektivitas pengendalian penyakit ikan dan penurunan mutu
lingkungan budidaya maka penegakan aturan terkait kesehatan
ikan dan lingkungan sesuai dengan standart operasional prosedur
dengan menerapkan biosecurity perlu ditingkatkan dan diikuti
dengan sosialisasi dan pembinaan yang memadai kepada seluruh
stakeholders
xx
DAFTAR PUSTAKA
xxi