Anda di halaman 1dari 2

Cara menyusun ransum bahan

pakan ternak
Bahan pakan ternak harus menjadi perhatian utama bagi setiap peternak yang ingin mendapatkan
laba dari peternakan mereka. Pakan merupakan salah satu faktor produksi utama dalam usaha
peternakan, hampir 60% lebih biaya yang dikeluarkan adalah biaya untuk menyediakan pakan ternak
ini. Untuk itu membuat ransum ternak haruslah seteliti dan seefisien mungkin. Pada bahasan kali ini
akan digambarkan secara sederhana bagaimana pengaruh biaya pakan terhadap keuntungan yang
dapat diperoleh oleh seorang peternak kecil, baik peternak sapi, kambing, domba, ayam, dan itik.
Sering sekali kita melihat seorang peternak sapai memiliki sapi yang gemuk namun setelah dilakukan
penjualan ternyata peternak sapi tersebut tidak memperoleh keuntungan secara nyata. Kita
contohkan Si A memelihara sapi potong mualai dari umur 9 bulan (masa sapih yang baik), misalnya
dia membeli sapi simmental dengan harga anak 8 juta rupiah. Si A ini memelihara sapi tersebut
selama 1 tahun jadi dai menjual sapi tersebut pada umur 1 tahun 9 bulan dengan harga 13 juta
rupiah. Mari kita membuat kalkulasi keuntungan 1 tahun = 12 bulan. Harga jual sapi 12 juta dikurangi
dengan harga beli anak sapi Rp 8.000.000, berarti didapatlah selisih Rp 4.000.000. Bagi 5 juta ini
menjadi 12 maka akan didapat Rp. 333.333,-/ bulan. Berarti secara kotor si A hanya memperoleh Rp.
10.000 / hari.
Kalaulah 10.000 itu adalah keuntungan bersih maka bisa dikatakan si A mendapatkan keuntungan,
namun bila kita hitung biaya pakan sapi, berapa lama waktu yang kita luangkan untuk memotong
pakan sapi tersebut, berapa banyak habis bensin untuk transportasi mendapatkan pakan sapi
tersebut, dan berapa biaya kesehatan yang sudah kita keluarkan untuk membesarkan sapi tersebut?
Kalau itu ditambahkan maka saya yakin Si A sebenarnya tidak mendapatkan keuntungan apapun,
selain berolah raga mengangkat karung pakan sapi. Sebagai seorang pengusaha kita harus
mengkonversi semua kegiatan dan waktu yang terbuang ke dalam rupiah.
Begitu juga dengan peternak ayam kampung, dimana mereka harus memelihara ayam kampung
selama kurang lebih 5 bulan. Masa yang terbuang harus kita perhitungkan agar tidak terjadi kerugian
dalam memelihara ternak. Terutama masalah pakan, pakan ternak haruslah dapat ditekan seminimal
mungkin tanpa mengurangi kandungan gizi yang harus didapatkan ternak setiap harinya.
Pada conversi pakan ternak sering disebut dengan FCR, kepanjangan dari FCR ini adalah Feed
Convertion Ratio. Dapat diartiakn dalam bahasa indonesia adalah perbandingan pakan yang
dikeluarkan dengan bobot daging yang dihasilkan. FCR ini berlaku terutam untuk ayam ras (broiler).
FCR yang paling baik adalh dengan nilai 1 dimana 1 Kg pakan akan menghasilkan 1 Kg ayam hidup,
namun tidak akan pernah didapatkan FCR dengan nilai 1 ini, sebab setiap pakan ternak pasti
mengandung zat sisa yang akan dibuang oleh ternak sebagai kotoran. FCR ayam broiler dapat
dikatakan jelek adalah diatas 1,7 dibawahnya dapat dikatakan peternak itu memperoleh keuntungan.
Berikut ini susunan sederhana pakan ternak untuk sapi, kerbau, kabing dan domba:

1.

Hijauan makanan ternak. Hijauam makanan ternak atau sering disingkat dengan HMT ini
setiap ekor sapi harus memperoleh minimal 10 % dari berat badan per hari, cara menghitung
atau menaksir berat badan akan dibahas di artike yang lain

2.

Polong-polongan atau atau pahasa latinnya leguminase, tanaman kacang-kacanagn yang


dimaksud disini adalah daun dari tanaman kacang-kacangan tersebut misalnya; daun lamtoro,
daun kacang panjang, daun kacang tanah dan sebagainya, jumlah yang harus dikonsumsi
ternak ruminansia per hari adalah 1 % dari berat badan.

3.

Konsentrat, jenis konsentrat untuk pakan sapi dan ruminansi lainnya sangat banyak salah satu
yang paling mudah didapatkan adalah dedak atau bekatul. Sebenarnya dedak dengan kualitas
bagus sudah dapat menjadi konsentrat secara utuh, namun dedak ini sering juga ditambahkan
dengan bungkil kelapa dan sedikit tetes tebu atau molases. Banyak alternatif selain dedak,
misalnya ampas tahu, dedak penggilingan jagung, sampah kulit kopi dan sebagain.

Efisiensi pakan ternak yang tepat adalah efisiensi dengan memanfaatkan hasil-hasil limbah pertanian
yang ada di daerah tersebut, kalau di daerah anda tidak ada tanaman padi maka sebaiknya jangan
terlalu mengharapkan dedak sebagai konsetrat untuk pakan sapi anda. Kaluu di daerah anda yang

banyak adalah jagung maka manfaatkan tongkol jagung untuk menjadi konsentrar dan pakan ternak
ruminansia anda.

Anda mungkin juga menyukai