DISUSUN OLEH
NAMA :EVARIYANTI DAMANIK
NIM : 201207146
INTISARI
Menurut Word Health Organization (WHO), secara gobal pada tahun 2014 hanya 38%
bayi di dunia yang mendapatkan ASI eksklusif hingga 6 bulan pertama seperti yang
dianjurkan. Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1.667 bayi selama 12 bulan
mengatakan bahwa ASI eksklusif dapat menurunkan resiko kematian akibat infeksi
saluran nafas akut dan diare. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, cakupan
pemberian ASI di Indonesia hanya 30.2% Angka ini berada jauh dibawah target
kementrian kesehatan yaitu cakupan ASI eksklusif bagi bayi 0- 6 per 2014 sebesar 80%.
Salah satu kelainan atau keadaan abnormal payudara pada masa nifas adalah bendungan
ASI. Bendungan Air Susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri
disertai kenaikan suhu badan. Salah satu faktor penyebab bendungan ASI adalah
pengosongan mamae yang tidak sempurna, Bendungan ASI yang tidak disusukan secara
adekuat, akhirnya bias terjadi mastitis.
Tujuan dari penelitian ini diperolehnya pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan ASI. Metodelogi penelitian dilakukan secara
deskriptif. Subjek penelitian Ibu nifas yaitu Ny.E usia 30 tahun P2A0, objek penelitian
Bendungan ASI, tempat penelitian dilakukan di BPS Usmalana Sadam Amd.Keb,
kesimpulan hasil penelitian penulis dapat melakukan pengkajian data sampai dengan
evaluasi, tindakan yang telah diberikan terhadap Ny.E dengan Asuhan Bendungan ASI.
Penulis mengharapkan agar tenaga kesehatan mampu memberikan Asuhan kepada ibu
nifas dan mengajarkan cara perawatan payudara agar tidak terjadi bendungan ASI.
Kata kunci
Perpustakaan
iii
CURRICULUM VITAE
Nama
: Evariyanti Damanik
Nim
: 201207146
Tempat Lahir
: Masgar
Tanggal Lahir
: 14 Agustus 1991
Alamat
Agama
: Protestan
Biografi
:
1. TK Dharma wanita Kota agung Pesawaran 1996
2. SD N 3 Bumi Agung Pesawaran 1997- 2003
3. SMP N 1 Natar Lam- Sel 2003- 2006
4. SMA N 1 Natar Lam- Sel 2006- 2009
5. Akademi Kebidanan Adila B. Lampung 20122015
iv
Motto
-Evariyanti Damanik-
PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan YME yang selalu memberikan
kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. E Usia 30 Tahun P2A0 1
Minggu Post Partum Dengan Bendungan ASI Di BPS Usmalana Sadam
Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2015 .
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis tidak lepas dari kesalahan dan
kesulitan, namun berkat adanya bantuan, bimbingan, dukungan dan arahan dari
pembimbing dan pihak lain maka penulis dapat menyelesaikan. Karya Tulis
Ilmiah ini. Untuk itu ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya penulis
sampaikan kepada :
1. dr. Wazni Adila, MPH selaku direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung
2. Adhesty Novita Xanda S.ST. M.Kes dan Eka Ayu Septiana S.ST selaku
pembimbing I dan II Karya Tulis Ilmiah.
3. BPS Usmalana Sadam, Amd. Keb yang telah memberikan izin untuk
meneliti di tempat
4. Seluruh dosen dan staf Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
5. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penyusunan penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu melalui kesempatan ini pula penulis
mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini.
Bandar Lampung, Juni 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ .
ii
INTISARI ....................................................................................................
iii
iv
PERSEMBAHAN ..........................................................................................
vi
vii
viii
ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................
1.3 Tujuan ......................................................................................
1.4 Ruang Lingkup .........................................................................
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................
1.6 Metodelogi Dan Tehnik Memperoleh Data ..............................
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan Teori Medis ...............................................................
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan ...........................................
2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan ......................................
1
3
3
5
5
6
9
61
82
viii
84
92
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian................................................................................
4.2 Interpretasi Data Dasar .............................................................
4.3 Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial..................................
4.4 Tindakan Segera/ Kolaborasi ....................................................
4.5 Perencanaan .............................................................................
4.6 Pelaksanaan ..............................................................................
4.7 Evaluasi ...................................................................................
106
127
129
130
130
133
144
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..............................................................................
5.2 Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
148
149
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Program Masa NIfas ...................................................................... 13
Tabel 2.3 Involusi Uterus................................................................................ . 15
Tabel 3.1 Matriks. ......................................................................................... 92
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Bendungan ASI disebabkan oleh pengeluaran ASI yang tidak lancar, bayi
tidak cukup sering menyusui, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi
(bonding) kurang baik, dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu
menyusui (Prawiroharjo, 2010; h.652).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di BPS Usmalana Sadam Amd.Keb
Bandar Lampung pada Tanggal 08 April 2015 didapatkan ibu nifas yang
mengalami bendungan ASI. Karena itu penulis tertarik mengambil judul
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas pada Ny.E usia 30 tahun P2A0 1 minggu
Post Partum dengan Bendungan ASI untuk meminimalkan keluhan yang
dialami oleh ibu.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka diidentifikasikan rumusan studi kasus ini
adalah Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu nifas pada Ny.E usia 30
tahun P2A0 1 minggu Post Partum dengan Bendungan ASI di BPS Usmalana
Sadam Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015 ?
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Penulis mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada Ny.E usia 30 tahun P2 A0 1 minggu Post Partum dengan
Bendungan ASI di BPS Usmalana Sadam Amd.Keb Bandar Lampung
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
penulis
dapat
melakukan
evaluasi
asuhan
Lampung.
1.4.2 Tempat
Dalam Studi Kasus ini penulis mengambil kasus di BPS Usmalana
Sadam Amd.Keb Bandar Lampung.
1.4.3 Waktu
Pelaksanaan asuhan kebidanan dalam Studi Kasus dilaksanakan
daritanggal 08 April 2015- 15 April 2015.
1) Wawancara
Adalah
suatu
metode
yang
dipergunakan
untuk
yang
sama
dengan
pengkajian
fisik
mencari,
mengumpulkan,
dan
mempelajari
dengan
mempelajari
status
klien
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan Teori Medis
2.1.1 Pengertian
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil). Masa nifas berlansung selama kira-kira 6 minggu
(Sulistyawati, 2009; h.1).
Masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari hitungan awam
merupakan masa nifas. Masa ini penting sekali untuk terus dipantau.
Nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama halnya seperti masa
haid. Masa nifas (puerpurium) adalah masa setelah plasenta lahir dan
berkhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009; h.2).
Masa nifas (puerperium) dalam bahasa latin yaitu dari kata puer yang
artinya bayi dan parous berarti melahirkan. Jadi, puerperium berarti
masa setelah melahirkan bayi, atau masa pulih kembali mulai dari
persalinan selesai sampai alat- alat kandungan kembali seperti sebelum
hamil. Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama
postpartum sehingga pelayanan pascapersalinan yang berkualitas harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
(Dewi dan Sunarsih, 2012; h. 1).
10
tubuh.
Bidan
mengajarkan
kepada
ibu
bagaimana
11
pengompresan
apabila
bengkak
dan
terjadi
bendungan ASI.
6. Konseling mengenai KB. Bidan memberikan konseling mengenai
KB, antara lain seperti:
a. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang- kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan
sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan
keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
b. Biasanya wanita akan menghasilkan ovulasi sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya setelah persalinan. Oleh karena itu,
penggunaan KB dibutuhkan sebelum haid pertama untuk
12
Puerperium dini
Pueperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu
tetap diperbolehkan berdiri dan berjalan- jalan. Dalam agam islam,
dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2)
Puerperium intermedial
Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh
alat- alat genetalia, yang lamanya sekitar 6- 8 minggu.
3)
Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna
dapat berlansung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan,
bahkan bertahun- tahun (Sulistyawati, 2009; h.5).
13
Waktu
6-
Tujuan
jam
1.
setelah
2.
persalinan
3.
4.
5.
6.
7.
6 hari
1.
setelah
persalinan
2.
3.
4.
5.
14
minggu
setelah
prsalinan
4
minggu
setelah
1.
2.
persalinan
15
reaksi
terhadap
penghentian
produksi
dan
mengatur
kontraksi
uterus,
16
membantu
mengurangi
suplai
darah
keuterus
Tinggi
Fundus
Berat
Keadaan Serviks
Uteri
Uterus (gr)
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000
Uri lahir
dibawah
750
Lembek
Pertengahan pusat
500
jari
pusat
Satu minggu
dan simpisis
Dua minggu
postpartum
350
dapat
dilalui 2 jari.
Akhir minggu pertama
simpisis
Enam minggu
Bertambah kecil
50-60
Delapan
Sebesar normal
30
minggu
2.
17
sedap
menandakan
adanya
infeksi.
Lochea
18
4) Lochea alba
Lochea alba adalah lochea yang terakhir. Lochea alba
mengandung terutama cairan serum, jaringan desidua,
leukosit, dan eritrosit. Dimulai dari hari ke- 14 sampai
satu atau dua minggu berikutnya. Bentuknya seperti
cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit
dan sel sel desidua (Saleha, 2009; h. 56).
5) Lochea Purulenta
19
20
21
22
mencegah
pendarahan.
Isapan
bayi
dapat
secara
bahwa
penuh
tingkat
belum
estrogen
dimengerti.
yang
tinggi
23
infeksi
pada
endometrium
(Ambarwati
dan
24
3) Tekanan darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinana
tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan
karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat
postpartum dapat menandakan terjadinya pre-eklamsi
postpartum (Dewi dan Sunarsih, 2011; h.60)
25
26
dkk,
2011; h. 71).
2.1.5.9 Perubahan Payudara
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi
secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme
fisiologi, yaitu produksi susu dan sekresi susu atau let down.
Selama Sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh
dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi
bayi baru lahir.Setelah melahirkan, ketika hormon yang
dihasilkan plasenta lalu mengeluarkan hormon prolaktin.
Sampai hari ketiga setelah melahirkan, efek prolaktin pada
payudara mulai bisa dirasakan.Pembuluh darah payudara
menjadi bengkak terisi darah, sehingga timbul rasa hangat,
bengkak, dan sakit. Sel- sel acini yang menghasilkan ASI juga
mulai berfungsi. Ketika bayi menghisap putting, refleks saraf
meransang untuk mengsekresi hormon oksitosin. Oksitosin
merangsang
reflek
let
down
(mengalirkan),
sehingga
27
28
d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya
40 hari pasca persalinan.
e) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat membetikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
2) Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat
mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat
tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.
Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum terlentang
ditempat tidurnya selama 7- 14 hari setelah melahirkan.Ibu
postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya dalam
24- 48 jam postpartum.
Keuntungan (early ambulation) adalah sebagai berikut:
a) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.
b) Faal usus dan kandung kemih lebih baik.
c) Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara
merawat anaknya selama ibu masih di rumah sakit. Misalnya
memandikan, mangganti pakaian dan memberi makan.
d) Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis).
Menurut penalitian- penelitian yang seksama, early ambulation
tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan
perdarahan yang abnormal, tidak memengaruhi penyembuhan
29
30
(2)
(3)
(4)
31
(5)
32
33
1. Fase taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung
pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan, pada sat
itu fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman
ibu selama proses persalinan berulang kali diceritakannya. Hal ini
34
kepercayaan
dirinya
sudah
meningkat.
Pendidikan
35
36
yang
disebabkan
oleh
penipisan
dan
37
38
mengandung
zat
yang
1. Refleks Prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan
untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas
dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen
dan progesteron yang masih tinggi. Hormon ini merangsang
39
dengan
pembentukan
prolaktin
oleh
40
aerola,
sehingga
refleks
ini
merangsang
41
kemungkinan
kanker
payudara
dan
ovarium
3) Manfaat bagi keluarga
(a) Mudah dalam proses pemberiannya
(b) Mengurangi biaya rumah tangga
(c) Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat
menghemat biaya untuk berobat
4) Manfaat bagi negara
(a) Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian
obat obatan
(b) Penghematan devisa dalam hal pembelian susu formula
dan perlengkapan menyusui
42
43
diperkirakan
juga
berfungsi
dalam
perkembangan
pembentukan enzim.
4) Mineral
ASI mengandung mineral lengkap. Total mineral selama
laktasi adalah konstan. Fa dan Ca paling stabil, tidak
terpengaruh diet ibu. Garam organic yang terdapat dalam ASI
terutama kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida dan
fosfat. ASI memiliki kalsium, fosfor, sodium potassium, dalam
tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi. Bayi
yang diberi ASI tidak akan menerima pemasukan suatu muatan
garam yang berlebihan sehingga tidak memerlukan air
tambahan di bawah kondisi- kondisi umum.
5) Air
Kira-kira 88% ASI terdiri atas air yang berguna melarutkan
zat-zat yang terdapat didalamnya sekaligus juga dapat
meredakan rangsangan haus dari bayi.
6) Vitamin
Kandungan vitamin dalam ASI adalah lengkap, vitamin A, D,
dan C cukup. Sementara itu, golongan vitamin B kecuali
riboflavin dan sam penthotenik lebih kurang.
44
a.
280
IU)
vitamin
dan
kolustrum
c.
d.
e.
f.
Kolostrum
45
ASI matur
ASI matur disekresi pada hari ke- 10 dan seterusnya.ASI
matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif
konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan. Air susu yang
mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut
foremilk.
Foremilk
lebih
encer,
serta
mempunyai
46
47
48
49
: 6-8 jam
b.
Di lemari es ( 40C )
: 24 jam
50
c.
: 6 bulan
(Saleha,2009; h.28)
Mencairkan ASI beku dapat dilakukan dengan cara sebagaiberikut:
a.
b.
2.1.10
51
2.
susu
3.
4.
5.
52
53
2. Terlambat menyusui
3. Perlekatan kurang baik
4. Pembatasan waktu menyusui
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah payudara bengkak
adalah:
1) Menyusui segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan
yang benar.
2) Menyusui bayi tanpa jadwal (nir-jadwal dan on demand).
3) Keluarkan ASI dengan tangan/ pompa bila produksi
melebihi kebutuhan bayi.
4) Jangan memberikan minuman lain pada bayi
5) Lakukan perawatan payudara pasca persalinan
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
payudara bengkak adalah sebagai berikut:
1) Setiap 2 jam sekali sebelum menyusui kompreslah payudara
dengan lap bersih atau dengan daun pepaya basah.
2) Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara
lebih lembek sehingga lebih mudah memasukkannya
kedalam mulut bayi.
3) Bila bayi belum dapat menyusu, ASI keluarkan dengan
tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir/
sendok.
54
55
56
2.
3.
57
58
59
bendungan
kutang
air
untuk
susu
dilakukan
menyangga
dengan
payudara
dan
darah
vena
berkurang
disamping
untuk
60
sebelum
menyusui,
untuk
mengurangi
61
c.
d.
e.
f.
bengkak
untuk
melancarkan
ASI
dan
62
2.2
i.
j.
Pengertian
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, dan keterampilan dalam
63
atau
pengumpulan
data
dasar
adalah
keadaan
pasien.
Merupakan
langkah
64
dalam
tindakan
kebidanan
dan
untuk
dapat
memberikan
konseling
sesuai
dengan
pendidikannya.
(f) Pekerjaan
Dikaji untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi
pasien tersebut.
(g) Alamat
Untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
(Ambarwati dan Wulandari, 2008; hal. 131- 132).
2) Keluhan utama
Ditanyakan unutk menegtahui alasan pasien datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan (Sulistyawati , 2009; h.111).
65
3) Riwayat kesehatan
(a) Sekarang
Data-data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang di derita pada saat ini yang ada
hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.
(b) Yang Lalu
Data yang di perlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti: Jantung,
DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada
masa nifas ini.
(c) Keluarga
Data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan
pasien dan bayinya, yaitu bila ada penyakit keluarga yang
menyertainya.
4) Riwayat Perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah
syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas
akan
berkaitan
dengan
psikologisnya
sehingga
akan
66
67
68
proses
penyembuhan
ibu
dan
sangat
69
70
kriterianya
baik
atau
lemah.
Hasil
71
72
pengkajian
kepala
dilakukan
untuk
c. Mata
73
Pengkajian telinga
dan
pendengaran.
Pemeriksaan
mengetahui
fungsi telinga.
f. Mulut
Pemeriksaan
mulut
dilakukan
dengan
74
g. Leher
Tujuan
pengkajian
leher
adalah
untuk
75
Involusi
Bayi
Berat
Keadaan
Uterus (gr)
Serviks
Setinggi pusat
1000
750
Lembek
Satu
500
Beberapa hari
minggu
simpisis
lahir
Uri
lahir
setelah
postpartum
dapat dilalui 2
Dua
Tak
teraba
minggu
simpisis
Enam
Bertambah kecil
diatas
350
Akhir minggu
50-60
pertama dapat
dimasuki
minggu
Delapan
jari.
Sebesar normal
30
jari.
minggu
Punggung
Nyeri tekan, nyeri ketuk
j.
Genetalia
Mengkaji kebersihan, pengeluaran, massa, bau.
k.
Perinium
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi
kendur karena sebelumnya terenggang oleh
tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post
natal hari kelima, perineum sudah mendapatkan
76
daripada
keadaan
sebelum
hamil
l.
Pengeluaran Pervaginam
Lochea berbau amis atau anyir dengan volume
yang berbeda- beda pada setiap wanita. Lochea
yang berbau dan tidak sedap menandakan
adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan
warna dan volume karena adanya proses
involusi (Sulistyawati,2009; h. 76).
m. Ekstremitas
Untuk melihat
gangguan,
bentuk, oedem,
diagnosa
kebidanan
dan
masalah
diinterpretasikan
menjadi
diagnosa
membutuhkan
diselesaikan seperti
penanganan
yang
77
berkaitan
yang
78
oleh
bidan
atau
dokter
dan
atau
untuk
pasien
79
pembuluh
getah
bening
dalam
payudara
lakukan
80
81
82
2.
3.
4.
Bantu
dengan
memijat
payudara
untuk
permulaan menyusui
5.
Sangga payudara
6.
7.
8.
dingin
pada
payudara
untuk
83
84
Pengetahuan Dasar
Pengetahuan dasar pada kompetensi bidan point lima ini terdiri dari 13
point, dimana terdapat 3 point yang membahas mengenai menyusui
yakni point 3, 7, dan 9 seperti berikut yang menjelaskan bidan harus
memiliki pengetahuan dasar mengenai :
a)
85
b)
Bonding & attachment orang tua dan bayi baru lahir untuk
menciptakan hubungan yang positif.
c)
2)
Keterampilan dasar
Keterampilan dasar yang harus dimiliki Bidan pada standar
kompetensi kelima ini terdiri dari 15 point, dimana terdapat 2 point
yang terkait dengan menyusui yakni point ke 6 dan 14 seperti
berikut yang menjelaskan bidan harus memiliki keterampilan dasar
mengenai :
a.
b.
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Tanggal
: 8 April 2015
Jam
: 15.00 WIB
Tempat
NamaMahasiswa
: Evariyanti Damanik
Nim
: 201207146
A. Data subjektif
1. Identitas pasien
Istri
Suami
Nama
: Ny. E
Nama
: Tn. Y
Umur
: 30 tahun
Umur
: 35 Tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku/ bangsa
: Lampung
Pendidikan
: S1
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: PNS
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alama
: Jln. Bataranila
Alamat
: Jln. Bataranila
Gg Cempaka 288
Gg Cempaka 288
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatannya.
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan payudara bagian kanan terasa penuh, panas, berat dan
keras serta nyeri
84
85
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayathaid
Menarche
: 12 Tahun
Siklus
: 28 Hari
Teratur/ tidak
: Teratur
Lama
: 7 hari
Volume
Warna
: Merah segar
Dismenore
: Ada
Bau
: Khas
Flour albus
: 01 Juli 2014
TP
: 08 April 2015
Tanggal bersalin
: 01 April 2015
Frekuensi ANC
: 11 kali kunjungan
5. Riwayat kesehatan
a. Sekarang
Hipertensi
: Tidak ada
DM
: Tidak ada
Jantung
: Tidak ada
Asma
: Tidak ada
Ginjal
: Tidak ada
Hepatitis
: Tidak ada
TBC
: Tidak ada
b. Yang lalu
Hipertensi
: Tidak ada
DM
: Tidak ada
Jantung
: Tidak ada
Asma
: Tidak ada
86
Ginjal
: Tidak ada
Hepatitis
: Tidak ada
TBC
: Tidak ada
c. Keluarga
Hipertensi
: Tidak ada
DM
: Tidak ada
Jantung
: Tidak ada
Asma
: Tidak ada
Ginjal
: Tidak ada
Hepatitis
: Tidak ada
TBC
: Tidak ada
6. Riwayat KB
N
Jenis
kontrasep
Mulai memakai
Berhenti/ganticara
Tgl
Oleh
Tempat
Keluhan
Tgl
Oleh
Tempat
Alasan
Kb suntik
Tahun
bidan
Bps
Panas
Tahun
bidan
Bps
Panas
3 bulan
2012
dingin
2013
si
1
dingin
Selama Nifas
b. Pola Eliminasi
87
Selama Hamil
Selama Nifas
c. Pola Istirahat
Selama Hamil
Selama nifas
d. Personal hygiene
Selama hamil
Mandi
: 2x/ hari
Keramas
: 1x/ hari
Selama nifas
Mandi
: 2x/ hari
Keramas
: 1x/ hari
Ganti pembalut
: 3- 4x/ hari
e. Pola Seksual
Selama hamil
Selama nifas
8. Riwayat Psikososial
Status perkawinan
: Syah, 1 kali
Status emosional
: Stabil
9. Riwayat spiritual
a. Selama hamil
b. Selama nifas
88
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Keadaan emosional
: Stabil
TTV
:
TD
: 120/ 70 mmHg
Pernafasan
: 22 kali/ menit
Nadi
: 80 kali/ menit
Suhu
: 36.80C
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala:
Rambut
: Tidak rontok
Ketombe
Benjolan
: Tidak Ada
b. Wajah
Cloasma
: Tidak Ada
Edema
: Tidak Ada
c. Mata
Simetris
Kelopak mata
: Tidak cekung
Konjungtiva
Sklera
: Putih
d. Hidung
Simetris
Polip
Kebersihan
: Bersih
e. Mulut
Warna bibir
: Merah muda
Pecah- pecah
: Tidak Ada
89
Sariawan
: Tidak Ada
Gusi berdarah
: Tidak Ada
Gigi
f. Telinga
Simetris
Gangguan pendengaran
: Tidak ada
g. Leher
Simetris
: Tidak Ada
: Tidak Ada
h. Ketiak
Pembesaran kelenjar limfe
: Tidak Ada
i. Dada
Retraksi
: Tidak Ada
: Tidak Ada
j. Payudara
Simetris
Pembesaran
Putting susu
: Menonjol
: Tidak Ada
Konsisitensi
Pengeluaran
: Ada, ASI
Nyeri ketuk
: Tidak Ada
l. Abdomen
Pembesaran
: Tidak Ada
Konsistensi
: Keras
90
Kandung kemih
: Kosong
Uterus
TFU
Kandung kemih
: Kosong
Kontraksi
: Baik
m.
n.
Anogenital
Vulva
Perineum
Pengeluaran vaginam
: Lochea sanguilenta
Anus
Ekstermitas bawah
Oedema
: Tidak Ada
Kemerahan
: Tidak Ada
Varices
: Tidak Ada
Reflek patella
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboraturium
: Tidak dilakukan
4. Data Penunjang
a. Riwayat persalinan sekarang
1. IBU
Tempat melahirkan
Penolong
: Bidan
Jenis persalinan
: Spontan
Lama persalinan
: 8 jam
Catatanwaktu
Kala I
: 5 jam 30 menit
Kala II
: 0 jam 20 menit
Kala III
: 0 jam 10 menit
Kala IV
: 2 jam
Lama
: 8 jam
Ketuban pecah
: Spontan
91
Plasenta
Lahir secara
: Normal
Diameter
: 18 cm
Berat
: 500 gram
: 49 cm
Perineum
2. Bayi
Lahir tanggal/ pukul : 01 April 2015/ 22.30 WIB
Berat badan
: 3300 gram
Panjang badan
: 50 cm
Nilai apgar
:8/9
Jenis kelamin
: Perempuan
Cacat bawaan
: Tidak Ada
Masa gestasi
: 39 minggu 1 hari
92
TABEL 3.1
MATRIKS
Tgl/
Jam
08-042015/
15:00
WIB
Pengkajian
Ds :
1. Ibu mengatakan
payudara bagian
kanan terasa
penuh , panas,
berat , dan keras
serta nyeri.
DO :
Keadaan umum
: baik.
Kesadaran :
compos mentis.
TTV, TD :
120/80 mmHg.
S: 36,8OC,
N:80x/i,
RR:22X/i,
Payudara bagian
kanan teraba
keras , terdapat
nyeri tekan dan
teraba panas.
Pengeluaran
pervaginam
lochea
sanguilenta.
Interpretasi Data
(diagnosa , masalah
dan kebutuhan)
Dx :
Dx potensial
/Masalah
potensial
Payudara
bengkak.
Antisipasi/
Tindakan
segera
-Perawatan
payudara
Do :
Keadaan umum :
baik.
Kesadaran :
compos mentis.
TTV, TD :
120/80 mmHg.
S: 36,8OC,
N:80x/i,
RR:22X/i,
Payudara bagian
kanan teraba keras ,
terdapat nyeri tekan
dan teraba panas.
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
1. Beritahu kondisi
ibu saat ini
1. Ibu mengetahui
tentang kondisinya saat
ini.
2. Cari penyebab
terjadinya bendungan
ASI pada ibu.
2. Mencari penyebab
terjadinya bendungan ASI
pada ibu yaitu karena
pengosongan payudara yang
tidak sempurna, faktor
hisapan bayi tidak aktif
faktor menyusui yang tidak
benar.
2. Ibu mengetahui
penyebab bendungan
ASI
3. Lakukan dan
ajarkan tentang
perawatan payudara.
3. Melakukan penanganan
bendungan asi dengan
melakukan perawatan
payudara dan mengajari ibu
cara melakukan perawatan
payudara .
Alat yang disiapkan yaitu :
a. Kapas
b. Dua waskom berisi air
hangat dan dingin
c. Baby oil
d. Baju ganti satu set
e. Washlap dua buah
f. Handuk besar dua
buah
g. Bengkok satu buah
Langkahnya yaitu :
Pengeluaran
pervaginam lochea
92
93
TFU
pertengahan
pusat- simpisis.
sanguilenta.
TFU pertengahan
pusat- simpisis
a. Cuci tangan
b. Persilahkan ibu untuk
duduk dengan tenang
c. Masase payudara dan
ASI diperas dengan
tangan sebelum
meyusui
d. Kompres payudara
dengan air hangat dan
dingin secara
bergantian (hangat 2
menit, dingin 1menit)
e. Keringkan payudara
dengan handuk
f. Bantu ibu
menggunakan pakaian
Masalah: Nyeri
payudara bagian
kanan
Kebutuhan :
perawatan payudara.
4. Lakukan tehnik
pengeluaran asi.
4 .Melakukan teknik
pengeluaran ASI dengan
cara pengeluaran asi dengan
reflex oksitosin dan
pengeluaran asi dengan
tangan yaitu :
a. Pengeluaran asi dengan
reflex oksitosin yaitu:
1. Pakaian bagian atas
ibu dibuka
2. Ibu membungkuk ke
depan, serta duduk dan
bersandar pada meja
dengan lengan terlipat
dan kepala diletakkan di
atas tangannya. Payudara
dibiarkan mengantung
dan terlepas dari kain
penutupnya.
3. beri tekanan memutar
dengan ibu jari mengarah
94
kebagian bawah
sepanjang tulang
belakang yang dimulai
5 . Ajarkan pada ibu
teknik menyusui yang
benar
5. Ibu mengetahui
tentang tehnik menyusui
yang benar dan bisa
mempraktekannya.
95
- Bayi menempel pada ibu,
kepala bayi menghadap
payudara (tidak hanya
membelokkan kepala bayi.
Telinga dan lengan bayi
terletak pada satu garis
lurus
- Payudara dipegang dengan
ibu jari diatas dan jari yang
lain menopang dibawah,
jangan menekan putting
susu dan areolanya saja.
-Bayi diberi rangsangan
untuk membuka mulut
(rooting reflek) dengan
cara menyentuh pipi bayi
dengan putting susu atau
menyentuh sisi mulut bayi.
- Usahakan sebagian besar
areola dapat masuk
kedalam mulut bayi,
sehingga putting susu
berada dibawah langitlangit dan lidah bayi akan
menekan ASI keluar dari
tempat penampungan ASI
yang terletak dibawah
areola
96
untuk mencegah
terjadinya bendungan
Asi.
7. Pastikan involusi
uterus ibu berjalan
lancar
8. Beritahu ibu
tentang kebutuhan
nutrisi.
7. Involusi uterus
berjalan normal. Tfu
pertengahan pusat dan
simpisis, konsistensi
keras, pengeluaran lokea
sanguilenta.
8. Ibu bersedia untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisinya.
7. Memastikan involusi
uterus berjalan normal
dengan meraba uterus serta
melihat pengeluaran lokea.
9. Beritahu ibu
kebutuhan istirahat
yang cukup
97
98
12-042015/
15:00
WIB
Ds:
1. Ibu mengatakan
Masih merasakan
nyeri pada payudara
bagian kanan dan
ASI keluar sedikit.
DO:
Keadaan umum:
Baik
Kesadaran:
Compos mentis
TTV:
TD:120/70 mmhg,
T:36,6OC, N:80x/i,
RR:22X/i,
Payudara bagian
kanan teraba sedikit
Dx:
Ny. E 30 tahun P2A0
11 hari post partum
dengan bendungan
ASI
Ds:
1. Ibu mengatakan
Masih merasakan
nyeri pada payudara
bagian kanan dan
ASI keluar sedikit.
DO:
Keadaan umum:
Baik
Kesadaran:
Compos mentis
Payudara
bengkak
1. Perawatan
payudara.
1. Beritahu tentang
kondisi ibu saat ini.
melebihi 38OC.
-Perdarahan vagina yang
luar biasa atau tiba-tiba
bertambah lebih banyak dari
perdarahan haid biasa atau
bila memerlukan
penggantian pembalut 2 kali
dalam setengah jam
-Nyeri perut hebat di bagian
abdomen .
-Sakit kepala dan
pandangan kabur.
-Rasa sakit , merah atau
bengkak dibagian betis atau
kaki.
-Puting payudara berdarah
12. Memberitahu ibu jadwal
kunjungan kembali yaitu 1
minggu yang akan datang
atau jika ibu ada keluhan.
1. Memberitahu kondisi ibu
saat ini dengan hasil
pemeriksaan payudara
masih mengalami
bendungan asi karena
pengosongan payudara
yang tidak sempurna ,
faktor hisapan bayi tidak
aktif faktor menyusui
yang tidak benar.
2. Mengkaji tentang
perawatan payudara
kepada ibu yaitu alat
yang disiapkan yaitu :
-Kapas
-Dua waskom berisi air
hangat dan dingin
99
nyeri dan keras
Pengeluaran
pervaginam Lochea
serosa
TFU : tidak teraba
diatas simpisis
TTV:
TD:120/70 mmhg,
T:36,6OC, N:80x/i,
RR:22X/i,
Payudara bagian
kanan teraba nyeri
dan keras
-Baby oil
-Baju ganti satu set
-Washlap dua buah
-Handuk besar dua
buah
-Bengkok satu buah
Langkahnya yaitu :
a. Cuci tangan
b. Persilahkan ibu untuk
duduk dengan tenang
c. Masase payudara dan
ASI diperas dengan
tangan sebelum
meyusui
d. Kompres payudara
dengan air hangat dan
dingin secara
bergantian (hangat 2
menit, dingin 1menit)
e. Keringkan payudara
dengan handuk
f. Bantu ibu
menggunakan pakaian
Pengeluaran
pervaginam Lochea
serosa
TFU : tidak teraba
diatas simpisis
Masalah:
Nyeri payudara
bagian kanan
Kebutuhan:
Perawatan payudara
100
tangannya. Payudara
dibiarkan mengantung dan
terlepas dari kain
penutupnya.
3. beri tekanan memutar
dengan ibu jari mengarah
kebagian bawah sepanjang
tulang belakang yang
dimulai dari leher dan
4. Kaji ulang teknik
menyusui ibu yang
benar
101
lengan. Kepala bayi tidak
boleh
bokong
tertengadah
bayi
dan
ditahan
102
5. Pastikan ibu
menyusui ASI pada
bayinya sesering
mungkin dan tanpa
jadwal.
- Sendawakan bayi dengan
cara disandarkan di pundak
ibu kemudian tepuk secara
lembut pada punggung
bayi.
7. Tanyakan tentang
kebutuhan nutrisi.
6. Memastikan kembali
involusi uterus berjalan
normal dengan meraba
uterus serta melihat
pengeluaran lokea.
6. Pastikan kembali
involusi uterus ibu
berjalan lancar
103
6. Involusi uterus
berjalan normal. Tfu 3
jari diatas simpisis,
konsistensi keras,
pengeluaran lokea
serosa.
7. Ibu telah
mengkonsumsi makanan
yang mengandung
nutrisi.
8. Ibu mengatakan
selama dia mempunyai
bayi ibu tidur jarang
karna terbangun jika bayi
nya ingin menyusui
setiap 2- 3 jam sekali dan
ibu istirahat pada siang
hari 2- 3 jam
9. Ibu mengerti cara
perawatan bayi.
104
Ds:
1. Ibu mengatakan
nyeri
payudaranya
sudah berkurang
dan ASI sudah
lancar.
DO:
Keadaan
umum:Baik
Kesadaran:
Compos mentis
TTV:
TD:120/70 mmhg,
T:36,6OC, N:80x/i,
RR:22X/i,
Payudara teraba
lembek
setelah ibu
menyusui bayinya
Pengeluaran
pervaginam Lochea
serosa
TFU : Tak teraba
Dx:
Ny. E 30 tahun P2A0
2 minggu post
partum
Ds:
1. Ibu mengatakan
nyeri
payudaranya
sudah berkurang
dan ASI sudah
lancar.
DO:
Keadaan umum:Baik
Kesadaran:
Compos mentis
TTV:
TD:120/70 mmhg,
T:36,6OC, N:80x/i,
RR:22X/i,
Payudara teraba
lembek setelah ibu
menyusui bayinya
Pengeluaran
pervaginam Lochea
serosa
Tidak ada
Tidak ada
1. Beritahu tentang
kondisi ibu saat ini
2. Lakukan evaluasi
kepada ibu tentang
perawatan payudara
2.Mengevaluasi tentang
perawatan payudara.
3. Lakukan evaluasi
tentang tehnik
pengeluaran asi.
3. Mengevaluasi tentang
tehnik pengeluaran asi.
3. Ibu mengatakan
mengatakan mengerti
penjelasan yang telah di
berikan dan mampu
mempraktikanya sesuai
yang telah diajarkan
4. lakukan evaluasi
tentang tehnik
menyusui yang benar
4.Mengevaluasi tentang
tehnik menyusui yang
benar.
5. Pastikan ibu
105
diatas simpisis
jadwal.
6. Pastikan involusi
uterus ibu berjalan
lancar
6. Memastikan involusi
uterus berjalan normal
dengan meraba uterus serta
melihat pengeluaran lokea.
6. Involusi uterus
berjalan normal. Tfu
tidak teraba diatas
simpisis, konsistensi
keras, pengeluaran lokea
serosa.
7. Lakukan evaluasi
ibu untuk tetap
mengkonsumsi
makanan yang
bernutrisi
8. Evaluasi ibu
tentang kebutuhan
istirahat yang cukup
9. Evaluasi ibu
tentang cara
106
perawatan bayi
sehari- hari
106
BAB IV
PEMBAHASAN
106
107
2) Umur
a. Tinjauan teori
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental
psikisnya belum siap, sedangkan umur lebih dari 35 tahun
rentan sekali untuk terjadi perdarahan masa nifas (Ambarwati
dan Wulandari, 2008, hal :131).
b. Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny E berusia 30 tahun.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus ini tidak terjadi
kesenjangan pada usia ibu. Karena usia 30 tahun sudah dianggap
matang baik organ reproduksi ibu maupun dari psikis ibu.
3) Suku
a. Tinjauan teori
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
(Ambarwati dan Wulandari, 2008, hal :132).
b. Tinjauan kasus
Ibu bersuku Lampung dan selama ini ibu tidak memiliki
kebiasaan- kebiasaan yang berpengaruh masa nifas terutama
yang berpengaruh pada proses menyusui.
108
c. Pembahasan
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan karena ibu tidak
memiliki kebiasaan adat istiadat yang berpengaruh terhadap
masa nifas terutama yang berpengaruh pada proses menyusui.
4) Pendidikan
a. Tinjauan teori
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan
konseling
sesuai
dengan
pendidikannya
109
b. Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny E bekerja sebagai PNS dan suaminya
bekerja wiraswasta
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena Ny E dan suaminya dengan pekerjaan yang
tetap dapat memenuhi nutrisinya.
6) Alamat
a. Tinjauan teori
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan (Ambarwati dan Wulandari, 2008, hal :132).
b. Tinjauan kasus
Alamat rumah Ny E adalah Jl. Bataranila Gg. Cempaka No. 288
Raja Basa.
c. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny E
memiliki alamat rumah yang lengkap.
7) Keluhan
a. Tinjauan teori
Tanda dan gejala bendungan ASI antara lain dengan ditandainya
dengan mamae panas serta keras pada perabaan dan nyeri,
putting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusui,
pengeluaran susu kadang terhalang oleh duktus laktiferi yang
110
111
1) Tinjauan teori
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : jantung, DM,
hipertensi, asma, yang dapat mempengaruhi pada masa nifas
ini (Ambarwati dan Wulandari, 2008, hal :133).
2) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami
riwayat penyakit akut, kronis seperti: jantung, DM,
hipertensi, dan asma.
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus karena Ny E memang sebelumnya tidak ada riwayat
penyakit menular dan menurun.
c. Riwayat kesehatan keluarga
1) Tinjauan teori
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan
pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga
yang menyertainya (Ambarwati dan Wulandari, 2008, h:
133).
2) Tinjauan kasus
112
113
a. Tinjauan teori
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas
ini dan beralih kekontrasepsi apa (Ambarwati dan Wulandari,
2008, hal :134).
b. Tinjauan kasus
Ibu mengatakan sebelumnya sudah pernah KB suntik 3 bulan
selama 1 tahun
c. Pembahasan
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus
dikarenakan Ny E sudah pernah memakai KB suntik 3 bulan
selama 1 tahun.
11) Pola kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
1) Tinjauan teori
Ibu yang menyusui harus memenuhi akan kebutuhan gizi
sebagai berikut:
f)
114
i)
j)
2) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan selama masa nifas ini makan 3x/ hari
dengan menu nasi, lauk (tahu, telur, tempe), sayur (bayam,
kangkung, katuk), minum air putih 8 gelas setiap harinya
dan tidak ada pantangan dalam makanan.
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus karena Ny E telah makan dengan porsi yang cukup
dan
teratur
serta
mengkonsumsi
makanan
yang
115
istirahat
yang
cukup
dapat
mempecepat
116
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus karena dalam kasus ini ibu telah tidur siang 1 jam
disaat anaknya tidur dan tidur malam 7- 8 jam bila bayinya
malam terbangun dijaga oleh suaminya.
d. Pola seksual
1) Tinjauan teori
Dinding vagina kembali pada keadaan sebelum hamil dalam
waktu 6- 8 minggu. Secara fisik aman untuk memulai
hubungan suami istri begitu darah merah berhenti, dan ibu
dapat memasukkan 1 atau 2 jari kedalam vagina tanpa rasa
nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasakan
ketidaknyamanan, maka aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap (Vivian, 2011, h:
77).
2) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan saat ini belum melakukan hubungan
seksual.
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus karena Ny E 1 minggu postpartum belum melakukan
hubungan seksual.
117
Data Objektif
1. Tanda-tanda vital
a. Tinjauan teori
1) Tekanan darah
Tekanan darah normalnya adalah sistolik 90 120 dan
diastolnya 60 80 mmHg. Tekanan darah menjadi lebih
rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan.
Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum merupakan
tanda pre eklampsia post partum. (Rukiyah, 2011; h. 69).
2) Nadi
Nadi berkisar antara 60-80x/menit. Denyut nadi diatas
100x/menit pada masa nifas adalah mengidentifikasikan
adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa diakibatkan
oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah
yang berlebihan (Ambarwati dan Wulandari, 2008; h.138).
3) Pernafasan
Normal frekuensi pernapasan pada orang dewasa adalah 16
24 kali permenit, pada ibu post partum umumnya pernapasan
lambat atau normal karna dalam keadaan pemulihan atau
dalam kondisi istirahat. Bila pernapasan pada masa post
partum lebih cepat kemungkinan adanya tanda tanda syok
(Rukiyah, 2011; h. 69).
118
4) Suhu
Dalam satu hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik
sedikit (37,50C- 380C) sebagai akibat kerja keras sewaktu
melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan. Apabila
keadaan normal, suhu badan menjadi biasa. Biasanya, pada
hari ke-3 suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan
Asi. Payudara menjadi bengkak dan berwarna merah karena
banyaknya Asi. Bila suhu tidak turun, kemingkinan adanya
infeksi pada endometrium (Ambarwati dan Wulandari, 2008;
h.138 ).
b. Tinjauan kasus
Berdasarkan tinjauan kasus, hasil pemeriksaan yang dilakukan
didapatkan hasil :
Tekanan darah
: 120/70 mmhg
nadi
: 80x/ menit
Suhu
: 36,8C
c. Pembahasan
Berdasarkan data diatas, tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan kasus. Tekanan darah ibu normal 120/70 mmhg, suhu ibu
normal 36,8C karena suhu ibu tidak mencapai >38C yang
mengarah ketanda-tanda infeksi, nafas dan nadi ibu juga dalam
batas normal.
119
2.
Pemeriksaan fisik
a. kepala
1) Tinjauan teori
Tujuan pengkajian kepala dilakukan untuk mengetahui
keadaan rambut, massa, pembengkakan, nyeri tekan, dan
kulit kepala (Tambunan, 2011, h: 67).
2) Tinjauan kasus
Berdasarkan
tinjauan
kasus,
hasil
pemeriksaan
yang
120
2) Tinjauan kasus
Berdasarkan
tinjauan
kasus,
hasil
pemeriksaan
yang
121
d. Hidung
1) Tinjauan teori
Hidung dikaji untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung
apakah dalam keadaan normal (simetris kanan dan kiri, tidak
ada pembesaran polip). Dimulai dari bagian luar hidung,
bagian dalam, lalu sinus-sinus (Tambunan, 2011, h: 79).
2) Tinjauan kasus
Berdasarkan
tinjauan
kasus,
hasil
pemeriksaan
yang
tidak ada
pembengkakan polip.
e. Mulut
1) Tinjauan teori
Pemeriksaan mulut dilakukan dengan pencahayaan yang baik
sehingga dapat melihat semua bagian dalam mulut. Tujuan
dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui bentuk dan
kelainan pada mulut yang dapat diketahui inspeksi yaitu
mengkaji bagian bibir, gigi, gusi, dan lidah (Tambunan, 2011,
h: 81).
122
2) Tinjauan kasus
Berdasarkan
tinjauan
kasus,
hasil
pemeriksaan
yang
Pengkajian
keadaan
telinga
telinga
luar
bertujuan
dan
untuk
pendengaran.
mengetahui
tinjauan
kasus,
hasil
pemeriksaan
yang
123
3) Pembahasan
Berdasarkan data diatas tidak ditemukan kesenjangan antara
tinjauan teori dan kasus. Karena keadaan telinga simetris
kanan dan kiri dan tidak ada gangguan pendengaran.
g) Leher
1) Tinjauan teori
Tujuan pengkajian leher adalah untuk mengetahui bentuk
leher, pemeriksaan palpasi ditujukan untuk melihat apakah
ada masa yang teraba pada kelenjar limfe dan kelenjar tiroid
(Tambunan, 2011, h: 83).
2) Tinjauan kasus
Berdasarkan
tinjauan
kasus,
hasil
pemeriksaan
yang
kasus
karena
leher
leher
simetris,
tidak
ada
124
h) Payudara
1) Tinjauan teori
Menjelaskan pemeriksaan fisik keadaan buah dada dan
putting susu.
a. Simetris/ tidak
b. Konsistensi, ada pembengkakan/ tidak
c. Putting menonjol/ lecet/ tidak
d. Pengeluaran ada/ tidak (Ambarwati dan Wulandari, 2008,
hal :139).
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke- 2 atau ke-3
ketika payudara telah memproduksi asi susu. Bendungan
disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar,
karena bayi tidak cukup untuk menyusui, produksi meningkat,
terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi (bounding)
kurang baik, dan dapat pula karena adanya pembantasan
waktu menyusu. (Prawirohardjo, 2010; h. 652)
2) Tinjauan kasus
Pada hari ketujuh:
Payudara tidak simetris kanan dan kiri, ada pembesaran pada
bagian kanan payudara, putting susu menonjol, tidak ada
benjolan, konsistensi keras dan teraba panas pada bagian
kanan, pengeluaran ASI hanya sedikit.
125
3) Pembahasan
Dalam hal ini ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
karena menurut tinjauan teori bendungan ASI terdapat pada
hari ke 2- 3 dan pada tinjauan kasus payudara tidak simetris
kanan dan kiri, ada pembesaran pada bagian kanan payudara,
konsistensi keras dan teraba panas pada bagian kanan,
pengeluaran ASI hanya sedikit sampai pada hari ke 7.
i) Abdomen
1) Tinjauan teori
Involusi uteri dari luar dapat diamati yaitu dengan memeriksa
fundus uteri dengan cara:
3. Segera setelah persalinan, tinggi fundus uteri 2 cm
dibawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm diatas
pusat dan menurun kira- kira 1 cm setiap hari.
4. Pada hari kedua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1
cm dibawah pusat. Pada hari ketiga sampai hari keempat
tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari kelima
sampai hari ketujuh tinggi fundus uteri pertengahan antara
pusat dan simpisis. Pada hari kesepuluh tinggi fundus uteri
tidak teraba (Ambarwati dan Wulandari dan Wulandari,
2008; h.77).
126
2) Tinjauan kasus
Tidak ada pembesaran, konsistensi keras pada fundus lunak
pada bagian lain, kandung kemih kosong, pertengahan pusat
dan simpisis dan kontraksinya baik.
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus. TFU ibu sesuai dengan teori involusi uterus yaitu
pertengahan pusat dan simpisis.
j) Anogenital
1) Tinjauan teori
Lochea mempunyai perubahan warna dan volume karena
adanya proses involusi. Lochea sanguilenta berwarna merah
kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung, dari hari keempat
dan hari ketujuh post partum (Sulistyawati, 2009; h. 76).
2) Tinjauan kasus
Pengeluaran pervaginam lochea sanguilenta
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus karena ibu dalam 1 minggu postpartum dan lokhea ibu
lokhea sanguilenta berwarna merah kecokelatan dan berlendir.
127
j. Ekstremitas
1) Tinjauan teori
Untuk melihat gangguan, bentuk, oedem, verices pada
ekstremitas bagian atas dan bawah (Sulistyawati, 2009; h. 124)
2) Tinjauan medis
Pada ekstremitas tidak terdapat oedem, tidak ada varices dan
reflek patella positif kanan dan kiri.
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus karena bentuk ekstremitas ibu normal, tidak terdapat
oedem, tidak ada verices, reflek patela positif kanan dan kiri.
II.
Tinjauan teori
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Abortus,
anak hidup, umur ibu, dan keadaan nifas.
3. Data subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah
abortus
atau tidak,
keterangan
ibu
tentang
umur,
tentang
pengeluaran
pervaginam,
hasil
128
Tinjauan kasus
Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah Ny. E 30 tahun
P2A0 1 minggu post partum dengan bendungan asi. Data dasar
dari diagnosa kebidanan tersebut antara lain Ny. E umur 30
tahun, ibu melahirkan pada tanggal 01 april 2015, sudah
pernah melahirkan dua kali dan belum pernah keguguran.
Dan ibu mengatakan payudara bagian kanan terasa penuh,
berat, panas dan keras.
Sedangkan data objektif yang didapatkan dari Ny. E yaitu :
Pada pemeriksaan payudara.
Simetris
Pembesaran
Puting susu
: Menonjol
Konsistensi
Pengeluaran
: Ada, ASI
c. Pembahasan
Pada kasus ini, tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori
karena diagnosa yang ditegakkan pada Ny. E dilakukan
berdasarkan pengkajian dari data dasar berupa data Subjektif
dan Objektif.
129
III.
apabila
hal
tersebut
benar-benar
terjadi.
130
IV.
V.
Perencanaan
1) Tinjauan teori
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah
yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman
antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang terjadi berikutnya
(Ambarwati dan Wulandari dan Wulandari, 2008; h. 143).
131
fundus
dibawah
umbilicus,
tidak
ada
ibu
menyusui
dengan
baik
dan
tidak
b)
c)
f)
132
i)
j)
k)
l)
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix.
x.
xi.
133
c)
f)
j)
Pelaksanaan
1) Tinjauan teori
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan
pada klien ini dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan
rencana asuhan secara efisien dan aman (Ambarwati dan
Wulandari dan wulandari, 2008, hal :145).
134
2) Tinjauan Kasus
Pada tanggal 8 april 2015
a) Memberitahu kondisi ibu saat ini berdasarkan hasil
pemeriksaan ibu mengalami bendungan asi.
b) Mencari penyebab terjadinya bendungan ASI pada ibu yaitu
karena pengosongan payudara yang tidak sempurna, faktor
hisapan bayi tidak aktif faktor menyusui yang tidak benar.
c)
j.
Baby oil
135
j.
136
137
138
masih
mengalami
bendungan
asi
karena
139
2.
yaitu
140
141
142
143
atau
perdarahan
abnormal,
memastikan
ibu
144
3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus,
penulis melakukan tindakan sesuai dengan rencana asuhan yang
telah diberikan terhadap Ny. E.
VII.
Evaluasi
1) Tinjauan teori
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi
kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek
asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati dan
Wulandari dan Wulandari 2008; hal. 147).
2) Tinjauan kasus
Dalam kasus ini hasil evaluasi yang telah dilakukan adalah:
Pada tanggal 08 april 2015
a. Ibu mengetahui tentang kondisinya saat ini.
b. Ibu mengetahui penyebab bendungan ASI
c. Ibu telah dilakukan perawatan payudara dan ibu mengerti
cara melakukan perawatan payudara
d. Ibu telah melakukan tehnik pengeluaran asi.
e. Ibu mengetahui tentang tehnik menyusui yang benar dan bisa
mempraktekannya.
f. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering mungkin
145
Pada bayinya
146
Pada bayinya
147
148
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny.E umur 30 tahun
P2A0 1 minggu postpartum dengan Bendungan ASI di BPS Usmalanah
Sadam Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2015 Maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Penulis telah mampu melakukan pengumpulan data dasar terhadap Ny
E umur 30 tahun P2A0 1 minggu postpartum dengan Bendungan ASI
di BPS Usmalanah Sadam, Amd.Keb Bandar Lampung. Pengkajian
data dilakukan menggunakan manajemen varney dengan data
subjektif Ibu mengatakan payudara bagian kanan terasa penuh , panas,
berat , dan keras serta nyeri. dan data obyektif payudara bagian kanan
teraba keras, terdapat nyeri tekan dan teraba panas.
5.1.2 Penulis telah melakukan interpretasi data dengan menentukan
diagnosa kebidanan, yaitu asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. E
umur 30 tahun P2 A0 1 minggu post partum dengan Bendungan ASI di
BPS Usmalanah Sadam, Amd.Keb tahun 2015.
5.1.3 Dalam kasus ini penulis menegakkan diagnose potensial yaitu
terjadinya payudara bengkak.
5.1.4 Dalam kasus ini penulis telah melakukan tindakan segera dengan
melakukan perawatan payudara.
148
149
5.1.5 Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan secara
menyeluruh pada Ny.E umur 30 tahun P2A0 1 minggu post partum
dengan Bendungan ASI yaitu: Perencanaan Asuhan Kebidanan ibu
nifas dengan Bendungan ASI seperti tindakan perawatan payudara,
mengajarkan penanganan bendungan ASI jika masalah belum teratasi,
teknik menyusui, teknik pengeluaran ASI, serta perencanaan asuhan
kebidanan ibu nifas 6 hari post partum.
5.1.6 Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan sesuai
yang telah direncanakan yaitu melakukan tindakan perawatan
payudara mengajarkan pada Ny.E bagaimana cara melakukan
perawatan payudara serta mengajarkan penanganan bendungan ASI
jika masalah belum teratasi.
5.1.7 Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan evaluasi pada kasus Ny.
E 2 minggu post partum dengan Bendungan ASI, didapat hasil bahwa
ASI ibu sudah lancar dan ibu dapat melakukan tindakan perawatan
payudara sendiri.
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan saran
sebagai berikut :
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dengan telah disusunnya Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat
meningkatkan keefektifan dalam belajar, pengetahuan, kemampuan
dan keterampilan mahasiswa dalam mengaplikasikan study yang telah
didapatkan, serta untuk melengkapi sumber-sumber buku kepustakaan
150
151
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati Retna Eny dan Wulandari Diah. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :
Nuha Medika
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC
Jannah,Nurul.2011.Konsep Kebidanan.Bandar Lampung: AR-RUZZ MEDIA
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas ( Puerpurium ). Jakarta : CV.
Trans Info Media
Nanny, Lia Dewi Vivian dan Sunarsih Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta :
Salamba Medika
Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Rukiyah Aiyeyeh, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan III Nifas. Jakarta : Trans Info Media
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta :Salemba Medika
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Prawirohardjo, Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan .2010. Jakarta: PT.Bina Pustaka
Tambunan, S. Eviana dan Kasim Derwani. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi
Mahasiswa Keperawatan . Jakarta : Salemba Medika
Yanti, Damai dan Dian Sundawati, 2011.Asuhan kebidanan Masa Nifas. Bandung: Refika
Aditama
Biro Hukum dan Organisasi Depkes RI, http://www.hukor.depkes.go.id/, Diakses tanggal 28
April 2015