TERTUTUP
DITO HAMDI
1102009090
DEFINISI
Fraktur : Terputusnya kontuinitas
tulang dan atau tulang rawan baik
komplit ataupun inkomplit
Fraktur Tertutup (closed fractured)
Fraktur dimana tidak terdapat
hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar
ETIOLOGI
KLASIFIKASI FRAKTUR
KLASIFIKASI RADIOLOGIS
KLASIFIKASI
Hubungan dengan segmen lain
fraktur undisplace
dimana garis patah komplit namun kedua
fragmen tidak bergeser.
fraktur displace
terjadi pergeseran fragmen-fragmen
fraktur yang juga disebut sebagai
dislokasi fragmen
KLASIFIKASI TSCHERNE
Pada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang
berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma,
yaitu:
Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa
cedera jaringan lunak sekitarnya.
Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar
kulit dan jaringan subkutan.
Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio
jaringan lunak bagian dalam danpembengkakan.
Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan
lunak yang nyata dan ancaman sindroma
kompartement
DIAGNOSIS
Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk
itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan
terhadap jalan napas (airway), proses pernapasan
(breathing), dan sirkulasi (circulation), apakah
terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak
ada masalah lagi, baru dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik secara terperinci. Waktu
terjadinya kecelakaan penting ditanyakan untuk
mengetahui berapa lama sampai di RS, mengingat
golden period 1-6 jam. Bila lebih dari 6 jam,
komplikasi infeksi semakin besar.
Anamnesis
Riwayat penyebab, seperti menanyakan
bagaimana kejadiannya sehingga mengalami
keluhan utama
Sejak kapan terjadinya
Dimana letak traumanya
Gerakan apa saja yang tidak dapat dilakukan
setelah kejadian terjadi
Apakah ada tempat lain yang mengalami nyeri
Bagaimana kesadarannya ketika kejadian sedang
terjadi
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi (look)
Bandingkan dengan bagian yang sehat
Perhatikan posisi anggota gerak
Keadaan umum penderita secara
keseluruhan
Ekspresi wajah karena nyeri
Adanya tanda-tanda anemia karena
perdarahan
Palpasi (feel)
Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena
penderita biasanya mengeluh sangat nyeri. Hal-hal
yang perlu diperhatikan
Temperatur setempat yang meningkat atau menurun
Krepitasi, dapat diketahui dengan perabaan dan
harus dilakukan secara hati-hati
Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma.
Refilling (pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada
bagian distal daerah trauma, temperature kulit
Pengukuran tungkai terutama pada tungkai bawah
untuk mengetahui adanya perbedaan panjangtungkai
Pergerakan (Move)
Pergerakan dengan mengajak penderita untuk
menggerakkan secara aktif dan pasif sendi
proksimal dan distal dari daerah yang
mengalami trauma. Pada penderita dengan
fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri
hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh
dilakukan secara kasar, disamping itu juga
dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan
lunak seperti pembuluh darah dan saraf
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Tujuan
Untuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi
Untuk konfirmasi adanya fraktur
Untuk melihat sejauh mana pergerakan dan konfigurasi
fragmen serta pergerakannya
Untuk menentukan teknik pengobatan
Untuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidak
Untuk menetukan apakah fraktur intra-artikuler atau
ekstra-artikuler
Untuk melihat adanya keadaan patologis lain pada
tulang
Untuk melihat adanya benda asing, misalnya peluru
PENATALAKSANAAN
Ada empat konsep dasar dalam
menangani fraktur
Rekognisi
Reduksi
Retensi
Rehabilitasi
Terapi konservatif
Proteksi
Imobilisasi saja tanpa reposisi
Reposisi tertutup dan fiksasi
dengan gips
Traksi
Terapi operatif
Reposisi terbuka dan fiksasi interna
(open reduction and internal fixation / ORIF)
Reposisi tertutup dan fiksasi eksterna
(open reduction and eksternal fixation / OREF)
Reposisi tertutup dengan kontrol radiologis
diikut fiksasi interna
Excisional arthroplasty
Eksisi fragmen dan pemasangan endoprostesis
ORIF
OREF
Konsolidasi
Terjadi pada minggu ke 3-10 setelah
kecelakaan.
Remodelling
Terjadi beberapa bulan sampai beberapa
tahun
KOMPLIKASI
Dini
Sindrom kompartemen (Volkmann
iskemia), trauma vaskuler
lesi medula spinalis atau saraf perifer
Emboli lemak
KOMPLIKASI
Penyembuhan fraktur
Mal union
Fraktur sembuh dengan deformitas (angulasi,
perpendekan, atau rotasi)
Delayed Union
Fraktur sembuh dalam jangka waktu yang
lebih dari normal
Ununion
Fraktur yang tidak menyambung yang juga
disebut sebagai psuedartrosis. Disebut
nonunion bila tidak menyambung dalam waktu
20 minggu
Lanjut
Kekakuan sendi / kontraktur
Difuse atrofi otot-otot
Malunion
Nonunion / infected nonunion
Gangguan pertumbuhan (fraktur
epifisis)
Osteoporosis post trauma
Osteomielitis
DAFTAR PUSTAKA