KAJIAN PUSTAKA
10
11
Sedangkan Asas BLU diatur menurut Pasal 3 PP No. 23 Tahun 2005, yaitu:
1)
2)
3)
4)
Rencana kerja, anggaran dan laporan BLU dan instansi induk tidak
terpisah;
5)
12
7) Pegawai dapat terdiri dan pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri
sipil;
8) BLU bukan subyek pajak.
Selain itu, sekalipun BLU dikelola secara otonom dengan pninsip
efisiensi dan produktivitas ala korporasi, namun terdapat beberapa karakteristik
Iainnya yang membedakan pengelolaan keuangan BLU dengan BUMN/BUMD,
yaitu:
1) BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa;
2) Kekayaan BLU merupakan bagian dan kekayaan negara/daerah yang tidak
dipisahkan
serta
dikelola
dan
dimanfaatkan
sepenuhnya
untuk
13
memenuhi persyaratan
14
dan
sebagaimana
ditingkatkan
pencapaiannya
direkomendasikan
oleh
melalui
BLU
menteri/pimpinan
15
1.
2.
3.
Persyaratan substantif :
Penyelenggaraan layanan
umum;
Persyaratan teknis: kinerja;
Persyaratan administratif:
dokumen-dokumen
Standar layanan
Tarif layanan
Pengelolaan keuangan
Gambar 2.1
Syarat-Syarat BLU
minimum
yang
lembaga/gubernur/bupati/walikota
ditetapkan
sesuai
dengan
oleh
menteri/pimpinan
kewenangannya,
harus
16
(3) Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang dapat dihitung tingkat
pencapaiannya, rasional sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya;
(4) Relevan dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan
dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLU/BLUD;
(5) Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang
telah ditetapkan.
Puskesmas yang telah menjadi BLU/BLUD dapat memungut biaya kepada
masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas
barang/jasa layanan yang diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang
disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana.
Tarif layanan diusulkan oleh puskesmas kepada menteri keuangan/menteri
kesehatan/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya, dan kemudian ditetapkan
oleh
menteri
keuangan/kepala
daerah
dengan
peraturan
menteri
2) Pengelolaan Keuangan
Adanya desentralisasi dan otonomi daerah dengan berlakunya UU tentang
Pemerintahan Daerah (UU No. 32 Tahun 2004, terakhir diubah dengan UU No. 12
Tahun 2008), UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
17
perubahan
menjadi
BLU.
Perubahan
mi
berimbas
pada
18
pemerintahan yang bersifat nirlaba. Sesuai dengan Pasal 26 ayat (2) pp No. 23
Tahun 2005 yang menyebutkan bahwa Akuntansi dan laporan keuangan BLU
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh
asosiasi profesi akuntansi Indonesia. Ketentuan ini menimbulkan inkonsistensi,
karena BLU merupakan badan/unit atau organisasi pemerintahan yang seharusnya
menggunakan PSAP atau Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana diatur
menurut PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, namun
dalam PP No. 23 Tahun
2005 menggunakan PSAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang berasal dan
IAI. Sebagai organisasi kepemenintahan yang bersifat nirlaba, maka rumah sakit
pemermntah daerah semestinya juga menggunakan SAP bukan SAK.
Laporan keuangan puskesmas merupakan laporan yang disusun oleh pihak
manajemen sebagai bentuk penyampaian laporan keuangan suatu entitas. Laporan
keuangari tersebut merupakan penyampaian informasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap entitas tersebut, sehingga isi pelaporan keuangan rumah
sakit pemerintah daerah harus mengikuti ketentuan untuk pelaporan keuangan
sebagaimana diatur menurut SAK, yaitu sebagal organisasi nirlaba (PSAK No.
45) dan menyanggupi untuk laporan keuangannya tersebut diaudit oleh auditor
independen. Laporan keuangan rumah sakit yang harus diaudit oleh auditor
independen.
Adapun Laporan Keuangan puskesmas daerah sebagai BLU yang disusun
harus menyediakan informasi untuk:
(1) mengukur jasa atau manfaat bagi entitas yang bersangkutan;
19
20
buku
pedoman
kerja
Puskesmas,
Dinas
Kesehatan
menganalisis
data
harian
setiap
kegiatan
program.
Perubahan
21
dampak (impact) program kesehatan adalah IMR, MMR dan BR (Infant Mortality
Rate, Maternal Mortality Rate, Birth Rate). Untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, empat program pokok perlu lebih diprioritaskan oleh
Puskesmas yaitu KIA, KB, P2M, dan Gizi. Keempat program pokok tersebut juga
dilaksanakan secara terpadu di luar gedung Puskesmas melalui Pos kesehatan di
tingkat dusun atau Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu (Posyandu). Sejak tahun
1992/1993, pemerintah juga telah menempatkan bidan di desa. Bidan yang
bertugas di desa, mengelola pondok bersalin desa (Polindes) (Depkes, 2004).
Menurut Anwar, pengembangan pelayanan Puskesmas di era desentralisasi
sepenuhnya menjadi wewenang dan tanggung jawab Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan masalah kesehatan yang potensial berkembang di masingmasing wilayah kerja Puskesmas Konsep Puskesmas era desentralisasi yang
disusun oleh Depkes Pusat dapat digunakan oleh Dinkes Kabupaten/Kota sebagai
pedoman kerja pelaksanaan pengembangan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
melalui Puskesmas (Anwar,1996).
2.3 Manajemen Strategis
Perusahaan-perusahaan yang berada di dalam era persaingan yang semakin
lama semakin sengit dewasa ini, memerlukan fungsi manajemen strategis untuk
mengarahkan gerak perusahaan. Mengacu pada tugas pokok manajemen strategis
menurut Pearce dan Robinson (2008), didefinisikan bahwa manajemen strategis
sebagai satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan.
Manajemen strategis terdiri atas sembilan tugas penting yaitu:
22
23
rencana mereka yang berskala besar dan berorientasi pada masa depan untuk
berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai tujuan perusahaan.
Bila dikaitkan dengan perusahaan, strategi adalah rencana suatu perusahaan,
meskipun rencana ini tidak secara persis merinci semua pemanfaatan SDM,
keuangan, dan bahan dimasa depan. Strategi memberi kerangka untuk keputusankeputusan manajerial.
2.4 Visi dan Misi Perusahaan
Hal pertama yang menjadi perhatian dalam proses manajemen strategis
adalah visi dan misi perusahaan. Suyanto (2007) menyatakan bahwa visi adalah
tujuan unik perusahaan yang membedakan perusahaan tersebut dengan
perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasikan cakupan umum yang luas
dan bersifat tahan lama tentang keinginan atau tujuan perusahaan. Pearce dan
Robinson (2008) akan mengidentifikasi lingkup operasi perusahaan dalam hal
produk, pasar serta teknologinya. Dalam pernyataan misi setidaknya mencakup
komponen-komponen sebagai berikut :
1) Komponen Pokok, meliputi :
(1) Spesifikasi kebutuhan konsumen yang hendak dipuaskan oleh
perusahaan dalam bentuk riilnya berupa barang dan jasa yang
dihasilkan perusahaan
(2) Spesifikasi segmen pasar yang dituju sebagai kelompok sasaran dan
wilayah pemasaran yang hendak dijangkau
(3) Spesifikasi teknologi dan fungsi manajerial yang dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen
24
Lingkungan Eksternal
Faktor eksternal akan mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu
25
1) Lingkungan jauh
Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar dan
tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu seperti
ekonomi, sosial budaya, politik, teknologi dan hukum. Perubahan yang sering
terjadi pada lingkungan akan akan menimbulkan peluang dan ancaman.
(1) Faktor Ekonomi.
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat
suatu perusahaan beroperasi baik ekonomi nasional maupun internasional.
Perencanaan
strategi
setiap
perusahaan
harus
mempertimbangkan
parameter-parameter
dan
pengaturan
perusahaan
26
menghindari
keusangan
dan
meningkatkan
inovasi,
suatu
27
menurut perkiraan calon pendatang baru. Jika hambatan masuk tinggi dan
calon pendatang baru memperkirakan akan menghadapi perlawanan keras
dari peserta persaingan yang sudah ada, pendatang baru ini jelas tidak
merupakan ancaman yang serius.
(2) Kekuatan tawar menawar pemasok.
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap para peserta
industri dalam mengancam akan menaikkan harga atau menukarkan mutu
produk atau jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat dapat menekan
kemampulabaan industri yang tidak mampu mengimbangi kenaikan
harganya.
(3) Persaingan diantara industri yang ada.
Persaingan di kalangan anggota industri terjadi bila mereka berebut posisi
dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, pengenalan produk,
dan perang iklan. Adanya persaingan yang sengit bisa menyebabkan turunnya
profitabilitas organisasi. Schafer et al. (2005) menemukan bahwa persaingan
berkorelasi negatif dengan profitabilitas. Metts (2007) juga mengemukakan
hal yang kurang lebih sama yaitu ketatnya persaingan dalam lingkungan
industri akan berpengaruh negatif terhadap kinerja organisasi.
(4) Kekuatan tawar menawar pembeli.
Pembeli menekan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar menawar
untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik serta berperan
sebagai pesaing satu sama lain, dengan mengorbankan kemampulabaan
industri. Kekuatan dari tiap-tiap kelompok pembeli tergantung pada situasi
28
Ancaman Masuknya
Pendatang Baru
Pesaing Industri
Kekuatan Tawar
Menawar Pemasok
Kekuatan Tawar
Persaingan diantara
perusahaan yang ada
Ancaman Produk
Pengganti
Gambar 2.2
Kekuatan Persaingan Porter
Sumber : Pearce dan Robinson (2008)
Menawar Pembeli
29
30
31
32
33
34
tingkatan strategi (korporat, unit bisnis dan fungsional) merupakan satu kesatuan
strategi yang saling mendukung dan terkait.
Penyusun strategi di tingkat korporat biasanya terdiri atas dewan direksi
dan eksekutif kepala, Mereka bertanggung jawab atas kinerja keuangan
perusahaan dan atas pencapaian tujuan-tujuan bukan keuangan, seperti
memperkuat citra perusahaan dan memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan.
2) Strategi di Tingkat Unit Bisnis (Business Strategy)
Strategi pada tingkat ini lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan
operasi unit bisnis tertentu. Pada dasarnya strategi pada tingkat ini berupaya untuk
menentukan pendekatan yang digunakan oleh suatu unit bisnis terhadap pasarnya
dan bagaimana melaksanakan pendekatan tersebut dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada. Intinya adalah bagaimana unit bisnis perusahaan bersaing dalam
pasarnya, produk atau jasa apa yang ditawarkan, konsumen mana yang dilayani
dan bagaimana mendistribusikan sumber daya dalam unit bisnis tersebut.
Pada tingkat unit bisnis, penyusun strateginya biasanya terdiri dari manajer
unit bisnis dan korporat. Para manajer harus menerjemahkan rumusan arah dan
keinginan yang dihasilkan di tingkat korporat ke dalam sasaran dan strategi yang
kongkrit untuk masing-masing divisi usaha. Para manajer akan menentukan
bagaimana perusahaan akan bersaing dalam pasar tertentu. Mereka berusaha
untuk mengidentifikasi dan mengamankan segmen-segmen pasar yang paling
prospektif dalam pasar tersebut.
35
dan
hubungan
karyawan.
Tanggung
jawab
mereka
dalah
36
TAHAP 1
PENGUMPULAN DATA
TAHAP 2
ANALISIS
TAHAP 3
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
37
Kekuatan (Strengths) adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan keunggulan relatif lainnya dibanding pesaing. Kekuatan merupakan
kompentensi khusus (distinctive competence) yang memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam
sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, dan lainnya
b)
38
c)
perusahaan.
Perubahan
teknologi,
berubahnya
persepsi
ancaman yang dihadapi perusahaan dalam suatu industri dan juga untuk menilai
seberapa besar faktor kekuatan atau kelemahan bisnis yang dimiliki perusahaan.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun matrik Internal Eksternal.
1) MelakukanEvaluasi Faktor Eksternal (Bxternal Factor Evaluation /EFE)
Metode
EFE
digunakan
untuk
mengevaluasi
faktor-faktor
eksternal
39
industri dimana perusahaan berada pada data eksternal relevan lainnya. Hal ini
penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung terhadap perusahaan. Berikut disajikan contoh table variable dami EFAS
dan IFAS
Tabel 2.1
Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)
Faktor faktor Strategi Eksternal
Peluang
Ancaman
Total
Sumber : Rangkuti (2008)
2) Melakukan Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation /IFE)
Metode IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan
yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan
informasi perusahaan dapat digali dan beberapa fungsional perusahaan, misalnya
dan aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem infomasi dan
produksi.
Tabel 2.2
Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
Faktor-faktor Strategi Internal
Kekuatan
Kelemahan
Total
Sumber : Rangkuti (2008)
40
Kuat
4
Kuat
Lemah
2
1
Pertumbuhan
Konsentrasi melalui
Integrasi vertikal
2
Pertumbuhan
Konsentrasi melalui
Integrasi Horizontal
3
Penciutan
Turn Around
4
Stabilitas
Hati-Hati
5
Pertumbuhan
Konsentrasi melalui
Integrasi Horizontal
Stabilitas, Hati-Hati
6
Penciutan
Divestasi
8
Pertumbuhan
Diversifikasi
Konglomerat
9
Likuidasi
Bangkrut atau
Likuidasi
Sedang
Lemah
7
Pertumbuhan
Diversifikasi
Konsentrik
.
Gambar 2.4
Matrik Internal Eksternal
Sumber : Rangkuti (2008:42)
41
Atau
melakukan
pengembangan
pasar
dalam
pengertian
42
sumber
dayanya
sendiri
atau
secara
eksternal
dengan
43
44
yang tidak begitu kuat dan nilai daya tarik industri sangat rendah. Kedua
faktor tersebut memaksa perusahaan melakukan usahanya ke dalam
perusahaan lain. Tetapi pada saat pemisahan tersebut mencapai tahap
matang, perusahaan yang hanya memiliki posisi kompetitif rata-rata
cenderung akan menurun kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi
konglomerat sangat diperlukan.
2.11 Gambaran Umum Badan Layanan Umum Puskesmas
Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah diIndonesia yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa
mengutamakan
mencari keuntungan,
dan
dalam
melakukan
kegiatannya
45
Minimum adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang
diberikan oleh BLU kepada masyarakat.
Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU
disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja
dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja kementerian Negara /lembaga
/SKPD/ pemerintah daerah.
Suatu satuan kerja instansi pemerintah dapat diizinkan mengelola
keuangan dengan PPK-BLU apabila memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan
administratif.
Persyaratan substantif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang
bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan dengan:
1) Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum
2) Pengelolaan
wilayah/kawasan
tertentu
untuk
tujuan
meningkatkan
menteri/pimpinan
lembaga/kepala
SKPD
sesuai
dengan
kewenangannya; dan
2) kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat
sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU.
46
keuangan
BLU
sebagaimana
dimaksud
berfungsi
sebagai
47
48
49
BLU diharapkan
untuk menyuburkan
50
Kecamatan
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Sukawati
85.794
2
3
Payangan
Ubud
40.663
61.748
Tegalalang
47.379
Tampak Siring
44.347
Blahbatuh
62.165
Gianyar
82.622
TOTAL
Puskesmas
Sukawati I
Sukawati II
Payangan
Ubud I
Ubud II
Tegalalang I
Tegalalang II
Tampak Siring I
Tampak Siring II
Blahbatuh I
Blahbatuh II
Gianyar I
Gianyar II
424.718
51
Dari Tabel 2.3 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Gianyar
pada tahun 2008 sebanyak 424.718 jiwa. Sukawati adalah kecamatan yang
mempunyai penduduk terbanyak dibandingkan kecamatan lainnya di Gianyar
yaitu sebesar 85.794 jiwa. Banyaknya jumlah penduduk tentunya membutuhkan
pelayanan kesehatan yang maksimal sehingga puskesmas sebagai salah satu
lembaga pelayanan kesehatan masyarakat harus dapat memenuhinya.
2.13 Program Pokok Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar
Setiap Puskesmas mempunyai pelayanan didalam gedung atau diluar
gedung, menurut jumlah sasaran dan wilayah kerjanya. Sesuai status puskesmas,
perawatan atau non perawatan, bisa melaksanakan kegiatan pokok, maupun
pengembangan, tergantung kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya
material. Berikut Program Pokok yang dijalankan masing- masing Puskesmas ada
18 program yang sudah dijalan di 13 puskesmas di kabupaten Gianyar adalah
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, dan jejaring dan
penunjang .
1) Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib memiliki 6 (enam) upaya pelayanan yaitu :
(1) Promosi Kesehatan, dengan sub upaya meliputi :
a) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
b) JPKM / JKBM
c) UKBM dan PSM.
d) Desa Siaga.
(2) Kesehatan Lingkungan, dengan sub upaya meliputi :
52
ISPA,
53
54