Pengaruh Pemberian Modul Matematika Dasar Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Sma Negeri 4 Singaraja
Pengaruh Pemberian Modul Matematika Dasar Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Sma Negeri 4 Singaraja
58
59
60
group and the low ability group. The achievement of the students in the
high ability group was higher than those of the low ones. The findings can
be explained as follows. (1) the senior high school students learning
achievement in chemistry was not only determined by their ability in
mathematics, but also contributed by their capacity in understanding the
chemistry concepts, rules and other factors which were not taken into
account in this study, like study habits, IQ, motivation, all of which should
be taken into consideration. (2) The scope of the experiment need to be
extended by involving other factors considered having important effect on
the students learning achievement in chemistry.
Key words : basic matematics modul, learning achievement.
1. Pendahuluan
Di lapangan masih ditemukan bahwa, Ilmu Kimia dianggap sebagai
pelajaran yang sulit dan menjadi momok bagi peserta didik. Banyak faktor
yang sering disebut sebagai penyebab belum optimalnya kemampuan siswa
dalam pembelajaran Kimia. Hal ini terkait dengan ciri-ciri Ilmu Kimia itu
sendiri. Mempelajari Ilmu Kimia tidak hanya bertujuan untuk menemukan
zat-zat Kimia yang langsung bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia
belaka. Akan tetapi juga memenuhi keinginan seseorang untuk memahami
berbagai peristiwa alam yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
mengetahui hakikat materi dan perubahannya, mempelajari struktur,
susunan, sifat, serta energi yang menyertai perubahan materi. Sebagian
Ilmu Kimia bersifat kasat mata (visible), artinya dapat dilihat dari fakta
konkretnya dan sebagian aspek yang lain bersifat abstrak atau tidak kasat
mata (invisible), artinya tidak dapat dilihat fakta konkretnya. Fakta dalam
Ilmu Kimia sangat banyak. Oleh karena itu, diperlukan aturan-aturan Kimia
yakni generalisasi yang meringkas perilaku yang dapat diramalkan dari zat____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
61
zat yang berlainan. Aspek Kimia yang tidak dapat dilihat fakta konkretnya
harus bersifat kasat logika, artinya kebenarannya dapat dibuktikan
dengan
logika
Matematika
sehingga
rasionalisasinya
dapat
dirumuskan/diformulasikan. Selain itu, mempelajari Ilmu Kimia juga tidak
terlepas dengan mempelajari gagasan-gagasan yang dikaitkan dengan katakata konsep Kimia.
BerDasarkan fakta tersebut di atas, Kean dan Middlecamp (1985:58) memberikan ciri-ciri Ilmu Kimia berikut. (1) Sebagian besar Ilmu Kimia
bersifat abstrak yang menuntut siswa membayangkan keberadaan materi
tersebut tanpa mengalaminya secara langsung. (2) Ilmu Kimia merupakan
penyederhanaan dari yang sebenarnya. Agar segala sesuatunya mudah
dipelajari, pelajaran Kimia dimulai dari gambaran yang disederhanakan.
Tetapi, perilaku sistem-sistem sederhana ini sering kali sangat berlainan
dari perilaku sistem-sistem yang lebih rumit yang terdapat di alam. (3)
Materi Kimia sifatnya berurutan dan berkembang dengan cepat. (4) Ilmu
Kimia tidak hanya sekadar memecahkan soal-soal. Memecahkan soal-soal
yang terdiri dari angka-angka (soal numerik) sering kali bergantung kepada
pengetahuan siswa tentang deskripsi fakta Kimia, aturan-aturan Kimia,
peristilahan Kimia, dan lain-lain. (5) Bahan/materi yang dipelajari dalam
Ilmu Kimia sangat banyak.
Pada saat ini pengetahuan Dasar Matematika dan keterampilan
menggunakannya merupakan kebutuhan penting bagi setiap orang.
Membilang, menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, menimbang,
mengukur, menjual, membeli adalah proses-proses Matematika sederhana
yang menunjukkan dengan jelas besarnya nilai praktis Matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Matematika juga dapat memberi bantuan yang amat
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
62
63
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
64
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan satu kelompok sebagai kelompok yang
diajar dengan pembelajaran Kimia berbantuan modul Matematika Dasar
dan satu kelompok tanpa bantuan modul Matematika Dasar. Kedua
kelompok hanya diberi tes akhir setelah diberi perlakuan, tanpa didahului
dengan tes untuk menyamakan sampel
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 4
Singaraja tahun ajaran 2004/2005. Banyaknya kelas adalah dua kelas yang
masing-masing dijadikan kelompok A1 sebagai kelompok yang diajar
dengan pembelajaran Kimia berbantuan modul Matematika Dasar dan
kelompok A2 sebagai kelompok yang diajar tanpa bantuan modul
Matematika Dasar. Penentuan kelompok dilakukan dengan teknik undian.
Jumlah siswa pada masing masing kelas sama, yakni 44 orang. Masingmasing kelas dipilah menjadi dua kelompok yang terdiri dari 33% (15
orang) yang memiliki kemampuan Matematika tinggi dan 33 % (15 orang)
yang memiliki kemampuan Matematika rendah yang digunakan sebagai
anggota kelompok.
Data yang diperlukan adalah data kemampuan Matematika siswa
yang diperoleh melalui studi dokumentasi dari hasil ujian akhir semester 2
kelas 1 tahun pelajaran 2003/2004 dan hasil belajar Kimia yang diperoleh
melalui tes setelah dilakukan perlakuan.
Penelitian ini melibatkan beberapa variabel yang dapat
dikelompokkan seperti berikut. (1) Variabel bebas adalah pembelajaran
Kimia dengan menggunakan modul Matematika Dasar. (2) Variabel
moderator adalah kemampuan Matematika yag dibagi menjadi dua
tingkatan faktor, yaitu (a) kemampuan Matematika tinggi, dan (b)
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
65
Klp. A2
66
H1 : 1 2
Kriteria Pengujian: Tolak H0 jika FA > Ftabel(dbA: dbD: 0,05), dalam hal lain
terima H0
b. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa
yang memiliki kemampuan Matematika tinggi dan siswa yang memiliki
kemampuan Matematika rendah digunakan rumus,
MSB
F(B) = ---------MSdalam
Hipotesis statistik : H0 : 1 = 2
H1 : 1 2
Kriteria Pengujian: Tolak H0 jika FB > Ftabel(dbA: dbD: 0,05), dalam hal lain
terima H0
c. Untuk mengetahui apakah kemampuan Matematika berinteraksi dengan
metode mengajar ( berbantuan modul Matematika) digunakan rumus,
MSAxB
F(AB) = ---------MSdalam
Hipotesis statistik : H0 : 1 = 2
H1 : 1 2
Kriteria Pengujian: Tolak H0 jika FAB > Ftabel(dbA: dbD: 0,05), dalam hal lain
terima H0
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
67
YA1
1000,1
887,9
1888
YA2
973,2
867,4
1840,6
XA1.A2
1973,3
1755,3
3728,6
B1
B2
A1
A1B1
Y = 1000,1
Y2= 69132,95
SS = 2452,95
n = 15
A1B2
Y = 887,9
Y2= 54180,33
SS = 1622,57
n = 15
YA1 = 1888,0
Y2A1=
123313,28
SSA1= 4075,52
n
= 30
A2
A2B1
Y = 973,2
Y2= 66025,42
SS = 2884,204
n = 15
A2B2
Y = 867,4
Y2= 52487,42
SS = 2328,57
n = 15
YA2 = 1840,6
Y2A2= 118512,84
SSA2= 5212,774
n
= 30
B
YB1 = 1973,3
Y2B1= 135158,37
SSB1= 5337,154
n
= 30
YB2 = 1755,3
Y2B2= 106667,75
SSB2= 3951,14
n
= 30
YT = 3728,6
Y2T = 241826,12
SSdlm = 9288,29
n
= 60
68
SS
db
37,445
792,069
0,686
9288,294
1
1
1
56
10118,494
59
MS
37,445
796,069
0,686
165,86
Fh
0,226
4,7996
0,004
FT
= 0,05
0,252
4,02
0,252
Dari data tersebut diperoleh, bahwa (1) FA < Ft, karena itu H0 diterima,
dalam arti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
siswa yang diajar dengan bantuan modul Matematika Dasar dan tanpa
bantuan modul Matematika Dasar, (2) FB>FT, karena itu H0 ditolak, dalam
arti terdapat perbedaan hasil belajar Kimia antara siswa yang memiliki
kemampuan Matematika tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan
Matematika rendah. (3) FAxB < FT, karena itu H0 diterima, dalam arti tidak
terdapat interaksi yang signifikan antara kemampuan Matematika dengan
metode pembelajaran.
3.2 Pembahasan.
Dari hasil analisis ditemukan, bahwa (1) Modul Matematika
Dasar yang diberikan kepada siswa belum memberikan konstribusi yang
berarti terhadap hasil belajar Kimia siswa. Ini bisa terjadi karena beberapa
hal berikut ini. (a) Efektivitas pemantapan Matematika. Karena
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
69
70
Matematika dapat memberi bantuan yang amat besar kepada siswa dalam
mempelajari Ilmu pengetahuan lain termasuk Kimia. Artinya, siswa yang
memiliki kemampuan Matematika tinggi akan lebih mudah mempelajari
Ilmu Kimia dan sebaliknya, siswa yang memiliki kemapuan Matematika
rendah akan lebih sulit untuk mempelajari Ilmu Kimia.
4. Penutup
BerDasarkan hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan akhirnya
dapat disimpulkan, bahwa (1) tidak terdapat perbedaan hasil belajar
Kimia yang signifikan antara siswa yang diberi modul Matematika Dasar
dengan siswa tanpa diberi modul Matematika Dasar pada taraf signifikansi
5%. Hal ini berarti, bahwa modul Matematika Dasar yang diberikan kepada
siswa belum memberikan efek yang signifikan terhadap hasil belajar Kimia.
Ini bisa terjadi karena pemahaman siswa tentang konsep dan aturan Kimia
masih kurang dan faktor faktor lain yang tidak dipertimbangkan dalam
penelitian ini, misalnya kebiasaan belajar, IQ, motivasi, yang perlu diteliti
secara intensif, (2) Terdapat perbedaan hasil belajar Kimia yang signifikan
antara siswa yang memiliki kemapuan metematika tinggi dan siswa yang
memilki kemampuan Matematika rendah pada taraf signifikansi 5%. Hasil
ini menunjukkan adanya hubungan antara hasil belajar Kimia dengan hasil
belajar Matematika.
Dari hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan yang sudah
diuraikan di atas, dapat diberikan beberapa saran seperti berikut. (1) Bagi
guru pengajar Kimia disarankan, apabila menggunakan modul Matematika
Dasar sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas
lpembelajaran Kimia terutama materi yang erat hubungannya dengan
Matematika, upaya tersebut harus didukung dengan meningkatkan
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
71
DAFTAR PUSTAKA
Anang, Wahid MD. 2001. Kondisi Pembelajaran Ilmu Kimia Dan
Prospeknya Pada Era Industrialisasi. Dalam Media Komunikasi
Kimia. Jurnal Ilmu Kimia dan Pembelajarannya No. 2, Tahun 5.
(hlm. 13-22)
Brady, J.E dan Gerard E.H. 1990. General Chemistry Principle & Strkture.
5th.ed. Singapore: John Willy & Sons.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kurikulum Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta.
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
72
73
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007